Jongdae tersenyum manis –entah senyum tulus atau mungkin senyum menahan perih. Dihadapannya seorang gadis bernama Baekhyun tengah menggigit bibir bawahnya yang kemudian menampakkan bibir merah merekah. Jongdae masih tersenyum.
"Kamu beneran gak kenapa-kenapa nungguin aku terus?"
Dengan entengnya Jongdae mengangguk. Sementara Baekhyun hanya bisa tersenyum kecil. Kejadian ini sudah beberapa kali terjadi sih pada Jongdae dan Baekhyun. Lalu apa yang kalian pikirkan tentang menunggu nya Jongdae? Bukan Baekhyun yang meminta Jongdae untuk menunggunya selesai pelajaran tambahan, bukan –bukan yang seperti itu.
Ini masalah cinta. Jongdae memang bukan almighty dalam cinta. Bahkan ia tidak ada usaha tampil lebih oke untuk menggaet hati Sang Byun. Ia lebih fokus untuk usaha lebih dekat dengan Baekhyun. Dan positifnya, Jongdae berhasil dekat dengan Baekhyun dan menjadi sahabat terbaik gadis manis itu tapi sialnya, ia justru ragu-ragu untuk mengambil langkah lanjut karena sifat playgirl Baekhyun yang suka bergonta-ganti pasangan tiap minggunya –hampir seantero sekolah dipacarinya.
"Aku tahu ini sulit, tapi minggu ini Chanyeol." Baekhyun berucap dalam wajah prihatinnya.
Chanyeol? Park Chanyeol, anak basket dengan tinggi diluar batas kesadaran dan deretan gigi putih disaat ia tersenyum lebar. Jika dibandingkan dengan Jongdae, maka Jongdae pasti –kalah segalanya.
"Oh, kalian balikan. Yaudah, longlast aja buat kalian." Baekhyun terkekeh pelan. Jongdae bilang apa tadi? Longlast buat Chanyeol dan dia yang baru balikkan? Bukannya Jongdae harus pasang wajah sedih agar Baekhyun mengasihaninya agar ia cepat berpacaran dengan nona Byun satu ini.
"Hh, longlast katamu?" Baekhyun menghirup oksigen sedikit demi sedikit. "Memang kamu mau aku serius sama Chanyeol?"
Jongdae hanya bisa tersenyum getir. Ia sadar bahwa gadis dihadapannya diam-diam berteriak meminta respons Jongdae yang lain, bukan yang itu. "Rekor pacaran terlamamu bersama Chanyeol, yaitu satu bulan."
"Dan aku perlu cinta yang tulu dari kamu, bukan kasihan karena ngeliat aku."
"Aku butuh kamu sadar, bukan kasihan sama aku."
"Aku ingin kamu melek dan ngeliat aku, bukan merem dengan mimpi-mimpi indahmu bersama cowok-cowok keren disana."
Jongdae menghela napas panjang. Itu pertama kalinya dia berani menegaskan kepada Baekhyun. Baekhyun sendiri melongo pasrah dengan kalimat Jongdae yang serasa menusuk ulu hatinya itu.
Jongdae mulai berbalik dan melangkah pergi. Tangan Baekhyun terasa pendek untuk menggapai tubuh Jongdae yang kian menjauh. Sakit. Apa begini? Apa begini sakitnya yang Jongdae rasakan setiap detik, setiap waktu. Bulir kristal asin menetes membasahi pipi chubbynya.
"Maaf … Kim Jongdae, aku belum terbangun.
