{•BANANACHERRYTOMATO•}

~ Tsukiuta Dorm ~

" Hajime - chan ... ".

" Haji - chan marah ? ".

" Sayang ".

" Baby, Honey bod-... ".

BUGHH

Sebuah bantal ukuran besar mendarat tepat di wajah Shun. Membuat beberapa orang yang menyaksikan terkejut sekaligus heran. Bertanya - tanya, apa yang terjadi ?

Sedangkan sang pelaku hanya cuek dan berlalu meninggalkan area dapur menuju kamarnya di lantai dua. Meninggalkan semua orang yang cengo karena tindakannya barusan.

Saat ini hanya ada Haru , Kai , Yoru dan Shun di dapur. Sedangkan lainnya sibuk dengan kegiatan masing-masing.

Shun yang menyaksikan pujaan hatinya pergi, hanya menyungging senyum penuh misteri di bibirnya.

" Aaiisshh ... Haji-chan jika sedang marah, manis sekali ". Katanya sambil mendudukkan dirinya di kursi makan.

" Sebenarnya apa yang sudah kau lakukan padanya, Shun ?. Sebelumnya aku tidak pernah melihatnya semarah itu ".

Kai meletakkan secangkir teh di depan Shun.

" Terima kasih, Kai ". Meminum teh-nya beberapa teguk, Shun kini menatap cangkir setengah kosong di tangannya dalam diam.

Tiba - tiba senyum penuh kemisteriusan tercipta di antara sudut bibirnya.

" Berhentilah tersenyum seperti itu, kau membuatku merinding ".

Kai memeluk dirinya sendiri sambil berjalan menjauhi Shun yang memancarkan aura - aura aneh di sekelilingnya. Haru dan Yoru melakukan hal yang sama .

" Sebenarnya ... ".

• Flashback •

" Haji-chan ... ".

" Kita mau makan apa sayang ? ". Tanya Shun saat melihat Hajime yang sedang asyik memainkan ponselnya. Cuek .

Shun cemberut . Bagaimana tidak ?

Ini kencan pertama mereka setelah lekukan demi lekukan hidup mereka lalui sebagai sepasang kekasih.

Bukan perkara mudah bagi Shun untuk meluluhkan hati Sang Kuro-sama , dia harus rela pagi pagi sekali menyelipkan berbagai

Tangkai Bunga mawar dan berbagai surat cinta di depan pintu Hajime hanya untuk menunjukkan ketulusannya.

Namun , bukan Hajime namanya jika luluh begitu saja.

Hari pertama , Hajime dengan santainya membuang bunga pemberian Shun ke tong sampah .

Hari kedua , Semua surat cinta yang ditulis Shun dengan segenap hati. Justru berakhir dengan keadaan mengenaskan , yaitu dibakar di ruang tamu dan beberapa ada yang menjadi pesawat terbang.

Hari ketiga , ini mungkin adalah hari tersial untuk Shun.

Karena apa, saat itu bertepatan dengan ulang tahun Hajime.

Shun berinisiatif membuatkan kue ulang tahun untuk Hajime, harus rela bersabar karena secara tidak sengaja ( mungkin sengaja ) Hajime bersin tepat di wajahnya saat meniup lilin.

Alhasil , Shun terserang Flu selama berhari hari.

Tapi bukan Shun namanya jika menyerah begitu saja. Hari demi hari , bulan demi bulan Shun lalui dengan tekatnya yang tak pernah padam.

Tak perduli seberapa keras kepalanya Hajime , Shun tetap akan memperjuangkan cintanya.

Toh , pada akhirnya Hajime luluh juga padanya.

Tapi kadang kadang Shun gemas juga dengan tingkah Hajime yang Tsundere. Untung cinta , jika tidak sudah Shun tendang Hajime ke Antartika.

Buktinya sekarang , Shun sudah susah susah meminta izin ke Kanade dan Dai untuk mengajak Hajime jalan jalan di tengah kota sambil menikmati pemandangan kota Tokyo.

Eh , sekarang malah dia di duakan sama Handphone.

" Hajime, kau tidak lapar ? ".

" Hn ". Balas Hajime tanpa mengalihkan perhatiannya dari layar ponselnya.

' Teganya kau menduakanku hanya demi sebuah Handpone '. Batin Shun mewek

Hening

Sekarang mereka berdua sedang berjalan di atas troutoar kota Tokyo.

Shun tampak jengah melihat Hajime yang masih anteng pada layar Handphone.

Iris Green-Lime miliknya melihat lihat sekitarnya, dan pandangannya jatuh pada sebuah Kios Starbucks .

Tanpa basa basi , Shun langsung mencengkram pergelangan tangan Hajime dan menyeretnya kedekat kios.

" H..Hoii, apa yang kau lakukan ? ". Geram Hajime tidak terima dirinya ditarik ( seret ) secara paksa.

Shun cuek saja sambil terus berjalan ke arah kios.

Sampainya disana, Hajime segera menyentak tangan Shun. Minta dilepaskan .

Shun hanya tersenyum kecil.

" Maaf baby , habis kau selalu asyik dengan ponselmu sampai sampai kau lupa aku ada di dekatmu ... ". Shun WATADOS.

Hajime menatap wajah kekasihnya dengan tajam .

Menghela nafas , Hajime segera memasukkan ponselnya ke saku mantel.

" Apa maumu , Shun ".

Shun langsung sumringah

Tanpa bertanya terlebih dahulu , Shun langsung menggandeng tangan Hajime dan memintanya duduk di bangku dekat Kios .

" Kau duduklah. Akan kupesankan minuman ... ".

Hajime mengangguk dan mendudukkan dirinya dibangku kosong.

Shun berjalan dan berhenti tepat depan penjual Starbucks.

" Tolong , Caramel macchitoa 2 ".

" Siap, akan jadi dalam waktu 3 menit ". Ucap si penjual.

" 3 menit itu terlalu lama , bisa dipercepat lagi ? ". Tawar Shun.

" Heh, anda terburu buru sekali ? ".

" Kau lihat orang yang duduk di bangku itu ? ". Shun menunjuk Hajime yang duduk sendirian tak jauh darinya.

Si penjual mengangguk.

" Dia itu isrtiku , dan sekarang dia sedang mengandung anak kami . Dia menyuruhku membelikan minuman untuknya dan anak dikandungannya ". Ucap Shun ngasal

Si penjual tercengang.

" T- tapi , bukankah dia seorang pria ? ".

" Benarkah ? ". Bukannya menjawab , Shun malah balik bertanya.

Si penjual sweatdrop

Tak berapa lama kemudian, pesanan Shun selesai.

" Berapa ? ". Tanya Shun sambil membuka dompetnya yang penuh dengan foto Hajime.

" Tidak usah, ini gratis. Anggap saja sebagai ucapan selamat atas momongannya ".

Ternyata si penjual itu termakan omongan Shun yang melebihi batas kewajaran.

" Terima kasih ".

Setelah mengucapkannya , Shun berjalan mendekati Hajime dengan 2 gelas Caramel Macchitoa di masing masing tangannya.

" Ini , Baby ... ".

" Terima kasih ". Hajime tersenyum tipis

Hening

Shun sedang asyik memandangi Hajime yang sibuk ( lagi ) dengan ponselnya . Shun cemberut .

Sebenarnya apa sih , yang mampu membuat Hajime mengacuhkan keberadaannya ?

Bahkan minumannya belum tersentuh .

Mungkinkah Hajime sedang berselingkuh di belakangnya ?

Tidak , tidak . itu tidak mungkin terjadi . kalau pun itu memang terjadi , akan Shun kirim orang itu ke dimensi lain.

Lalu , apa ?

Shun tiba tiba pusing jika memikirkannya.

" Baby , bisa tidak kau tinggalkan dulu ponselmu . Dan perhatikan aku sebentar ". Shun mulai melakukan aksi manjanya.

Tidak ada jawaban dari Hajime.

Shun makin cemberut.

Tiba tiba , sebuah ide jahil terlintas di benaknya. Shun meminum minumannya dan menampungnya di mulutnya. Tangan kanannya dengan cepat mengambil ponsel Hajime .

Hajime yang awalnya terkejut , mengeram marah dan dengan cepat menoleh ke arah Shun di samping kirinya. Hampir saja lontaran kata kata pedas keluar dari bibir sewarna peach , jika saja bibir hangat Shun yang segera membukamnya dengan ciuman.

Hajime terbelalak.

Apa lagi saat lidahnya mengecap rasa manis Caramel yang mengalir dari mulut Shun ke kerongkongannya.

Shun sendiri menikmatinya , dia berani bersumpah atas nama Kai jika sekarang Hajime pasti sedang menyumpah separahi dirinya.

Bahkan beberapa orang yang tidak sengaja melihat aksi Shun hanya diam terpaku dan berteriak kegirangan .

Ada yang belongo dengan wajah ' apa yang terjadi ? '. Ada yang cuek , ilfiel dan ada juga yang mengabadikan momen langka itu.

Penjual Starbucks yang melihat dari awal hanya bisa menyungging senyum tipis. " Dasar anak muda ... ". Ucapnya sambil menggelengkan kepalanya.

Shun melepaskan ciumannya setelah Hajime menelan habis Caramel di mulutnya , tak lupa Shun memberikan lumatan kecil sebagai penutupnya.

Shun menjilati bibir bawahnya sambil menatap lurus Hajime yang diam membeku ditempat , tak lupa dengan rona blush on tipis di pipi nya.

" Sudah ku duga Haji - chan jauh lebih manis daripada Caramel ini ". Ucap Shun WATADOS.

Hajime memerah , tapi bukan karena malu melainkan karena menahan amarah.

" SHUN !!!! ".

• End flashback •

" KAU MENCIUMNYA DI DEPAN UMUM...". Ucap Haru dan Kai berbarengan.

Shun mengangguk.

Kai hanya menghela nafas pasrah karena kelakuan partner nya. Haru sendiri hanya tersenyum tipis sambil membanyangkan betapa malunya Hajime saat .

" Kau memang gila , Shun ". Ucap Kai

" Khahahaa... , kuanggap itu sebuah pujian Kai ". Shun tertawa pelan sambil menikmati tehnya yang tinggal seteguk.

" Aku tidak akan membantumu jika Kanade memarahimu, Shun ". Kai menyandarkan tubuhnya di sofa .

" Hai , Hai ... ".

shun menjilati bibir bawahnya dengan seksual.

" Tapi, Dia benar benar manis saat itu ".

Shun melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 7 malam.

" Heee... Sudah malam. Waktu berjalan cepat ya? ".

Shun berdiri dan beranjak meninggalkan area dapur.

" Hoi , kau mau kemana Shun ? . aku sudah menyiapkan makanan untuk mu ". Ucap Kai.

Shun menoleh dan tersenyum tipis. " Tentu saja menemui Hajime . memang mau apa lagi ? ".

" Wahh , kebetulan sekali. Bisa kau antarkan makanannya juga ? ". Haru menyondorkan nampan berisi makanan untuknya dan Hajime.

" Tentu ".

Tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu , Shun segera membuka pintu yang ternyata tidak di kunci.

Shun bisa melihat , Hajime yang sedang tiduran di kasur dengan tangannya yang asyik mengetuk ngetuk layar ponselnya.

Shun menghela nafas panjang dan berjalan mendekat. Tak lupa juga menutup pintunya.

Shun menaruh nampan berisi makanan di atas meja dan mendudukkan dirinya di samping Hajime yang cuek padanya.

" Kau masih marah ? ". Tanya Shun pelan sambil membelai surai hitam Hajime.

Tak ada jawaban dari Hajime .

Hajime hanya meliriknya sekilas dan kembali menatap ponselnya. Shun merasa bersalah sekarang...

" Baby, kumohon maafkan aku. Aku janji tidak akan mengulanginya lagi di depan umum ". Shun memohon

" Aku akan mengabulkan apa saja keinginanmu , tapi kumohon jangan marah lagi ". Sambungnya dengan puppy eyes

Hening

5 detik tidak ada jawaban , Shun gugup.

10 detik , Shun masih memohon.

20 detik , Shun Pasrah jika tidak akan dapat jatah lagi.

Rasanya , Shun ingin menangis sekarang ...

" Apapun keinginanku ? ". Hajime mulai buka suara juga akhirnya.

" Y - yya ... Tentu saja ". Shun berbinar.

Hmm...

" Aku ingin ... ".

Keesokan harinya, semua penghuni asrama Tsukita minus Shun dan Hajime di buat sweatdrop karena melihat Leader dari Procellarum , yang bagaimana mengatakannya ya ?.

Manis , mungkin ?

Bagaimana tidak , Shun yang terkenal dengan pesonanya dalam menaklukkan wanita walau masih di bawah Hajime tentunya. Sedang memakai pakaian maid dengan stocking yang melekat di kakinya, oh jangan lupakan sebuah bando pita yang menghiasi surai putihnya yang sekarang panjangnya mencapai Pinggangnya.

Penampilannya sekarang benar benar mirip dengan Tsubaki . bedanya Shun jauh lebih tinggi.

" Shun , apa yang terjadi padamu ? ". Tanya Kai sweatdrop.

" Yare - Yare ... ". Haru tertawa pelan.

" Shun-san ... ".

" Shun cantik juga y ? ". Bisik You di samping Arata.

" Iya , tidak kusangka ". Balas Arata sambil menusukkan sedotan di susu strowberry .

" Whhaattttss Vapenn ??? ". Teriak Koi kencang .

" Yang benar , ' What Happen ' . Koi ". Ralat Aoi.

" I am so sorry, hehehe ... Ekhemmm. WHAT HAPPEEENN ???? Apa yang terjadi ? Shun-san ternyata selama ini kau wanita ?? ".

Ucap Koi ngelantur Gaje yang langsung ditimpuk Kakeru pakai Buku.

" Mana mungkin ". Sangkal Kakeru.

Dan terjadilah kericuhan tiada akhir yang hanya di sebabkan oleh seorang Shun.

Shun sendiri yang menjadi topik persoalan hanya bisa tersenyum hampa . matanya secara tidak sengaja melihat kearah pintu dan menemukan Hajime yang bersandar di pintu sambil melihatnya dengan geli.

Shun kesal juga melihatnya.

Tibaba tiba terlintas pikiran jahat di kepalanya.

Smile

' Sekarang memang aku yang mendapat hukuman darimu , Hajime sayang. Tapi kita lihat saja , apakah kau masih bisa tersenyum seperti itu nanti malam '.

Shun menyeringai dengan pandangan yang lurus ke arah Hajime.

Glup

Hajime menelan ludah saat melihat seringai Shun yang mengarah padanya.

' Ya Tuhan , tolong selamatkan aku dari Iblis itu '. Doanya

.

Tbc?