SATU LAGI FF DARI SAYA ^^. YANG KEMARIN KEHILANGAN SEMANGAT BUAT NERUSIN -_-
INI JUGA IDE YANG MUNCUL TIBA-TIBA. KALO RESPONNYA BAGUS YA DILANJUT KALO GA YA GATAU DEH MAU DIAPAIN -_-
BANYAK TYPO. DLDR.
REVIEW PLEASE.
HAPPY READING ^^
"Kau ke kantin tidak?" tanya namja berkulit tan, teman sebangku Sehun, satu dari dua orang yang dipercaya Sehun, orang yang menganggap Sehun sahabatnya, Kai.
"Tidak" jawab Sehun singkat.
"Yakin tak akan lapar?" tanya Kai lagi.
"Kuharap tidak" tetap singkat jawaban Sehun.
"Aku tidak tanggung ya kalau nanti berakhir Luhan hyung akan kesini dan mengomeli mu mengenai pentingnya makan dan pentingnya membebaskanmu dari kekurangan berat badan" balas Kai panjang lebar.
"Terima kasih. Aku tidak apa-apa" kali ini jawaban Sehun agak panjang.
Menghela napas panjang, Kai beranjak meninggalkan Sehun sambil berpamitan.
Oh Sehun, remaja 17 tahun. Putra tunggal keluarga Oh. Ayahnya seorang penulis lagu terkenal, Oh Jaejoong, dan ibunya seorang fotografer majalah wanita ternama di Korea (bahkan Asia), Oh Miyoung. Sehun duduk di bangku kelas 2 senior high school terkemuka di Korea, SOPA. Seorang remaja yang sangat pendiam. Tidak banyak memiliki teman (salah satunya namja bernama Kai tadi). Tertutup namun sangat cerdas.
Bagi Sehun saat ini, keluarga hanya sebatas 'aku memiliki ayah dan ibu'. Ketika Sehun kecil, ia masih sering berkumpul bersama ayah ibunya. Saat itu Jaejoong masih penulis lagu amatir dan Iyoung hanya seorang fotografer di studio kecil-kecilan. Jaejoong dan Miyouung merupakan teman semasa kuliah. Pernikahan mereka merupakan perjodohan, namun sebuah fakta dari mereka adalah JAEJOONG DAN MIYOUNG SALING MENCINTAI.
Seperti yang dikatakan tadi, Sehun kecil memiliki banyak waktu bersama ayah-ibunya. Setidaknya pagi hari saat sarapan dan ketika makan malam mereka selalu bersama-sama. Siang hari Sehun bersama dengan Bibi Li Yin (seseorang yang membantu mengurus rumah keluarga Oh, seumuran dengan Miyoung). Ketika itu Sehun merasa bahwa ia memiliki keluarga yang ideal, sempurna di mata anak usia 10 tahun.
Namun kesempurnaan yang ada di mata Sehun hancur 8 tahun yang lalu. Entah mukjizat apa yang diberikan Tuhan di usia Sehun yang ke-11. Karir Jaejoong dan Miyoung menanjak di saat yang bersamaan. Dan di saat yang bersamaan itu pulalah mereka meninggalkan Sehun.
Mereka jarang (sangat) menghabiskan waktu bersama Sehun seperti dulu. Awalnya Sehun masih menerima keadaan itu, ia masih mau menghabiskan waktunya bersama Bibi Li Yin. Namun lama kelamaan Sehun jengah juga. Di usia nya yang ke-13, Sehun masuk junior haigh school, dan saat itu pulalah hilang senyuman dari bibir Oh Sehun. Tidak ada lagi Oh Sehun yang ceria yang selalu menampilkan eye-smile nya ketika ia tersenyum maupun tertawa. Yang ada sekarang hanyalah Oh Sehun yang dingin yang seolah mempunyai dunianya sendiri.
Jaejoong dan Miyoung sadar akan hal ini, namun rasa tidak puas akan kesuksesan mereka seolah lebih mendominasi ketimbang rasa ingin bersama-sama lagi dengan Sehun seperti dulu. Bibi Li Yin mencoba untuk mengembalikan senyum Oh Sehun meningat dia sudah menganggap Sehun seperti anaknya sendiri, namun hati Sehun sudah tertutup. Dinding tebal sudah dibangun di hatinya.
Hingga dua tahun yang lalu, seorang namja tan yang menjadi teman sebangkunya ketika memasuki SMA dengan seenak jidat mendeklarasikan bahwa Sehun adalah sahabatnya. Sehun tidak ambil pusing, dia tidak peduli dengan apa yang akan Kai lakukan. Kai mengajak Sehun kemanapun ia pergi. Bahkan dengan seenak jidat lagi, Kai mendaftarkan Sehun dan dirinya ke klub sepak bola, di mana di klub itu ada kakak tiri Kai, Luhan (orang kedua dari dua orang yang dipercaya Sehun). Semenjak adanya Kai dan Luhan, dunia Sehun mulai berubah. Setidaknya hanya untuk dua orang tersebut. Entah aura apa yang dimiliki mereka berdua, yang jelas kehadiran mereka membuat Sehun terbiasa. Walau tetap saja ia masih Sehun yang dingin, bagi orang lain dan bagi orang tuanya.
Dan semenjak Sehun masuk senior high school pulalah, ada seseorang yang selalu memperhatikan Sehun namun sama sekali belum ingin mendekatinya. Sosok itu pulalah yang akan merubah Sehun sepenuhnya.
Kelas Sehun mulai sepi. Sehun memutuskan untuk pergi ke toilet. Sejujurnya ia merasa kurang sehat karena itulah ia menolak ajakan Kai. Mungkin mencuci muka bisa sedikit menyegarkannya di kamar mandi siapa sangka ia merasa semakin pusing. Mencoba menenangkan pikirannya, Sehun berpegangan pada pinggiran wastafel. Sehun merasa dirinya akan pingsan, dan saat itu juga ia mendengar samar-samar suara memanggil namanya
"Kau baik-baik saja, Sehun-ssi?"
TBC
