Boxing Club
Genre: Romance
Rate: T
Disclaimer: Masashi Kishimoto
Warning: Gaje, abal, lebay, slight GaaTen , very OOC,crossed gender Naruto.
Author Note: Miku here :D ini fict ke3. Sebelumnya, Miku mau ngucapin terima kasih sebanyak-banyaknya bagi readers yang mau baca fict dan review fict ini! Terima kasih juga atas saran-saran yang readers berikan di fict sebelumnya ^ ^
Di fict ini, Miku udah berusaha memperbaiki kesalahan-kesalahan Miku sebisa mungkin. Jaa, happy reading!
.. A NejiTen fict..
Keterangan:
ooOOOoo - pergantian tempat
Tenten pov
"Hari ini kau telat, ketua!" seru gadis berambut pink dengan tatapan kesal.
"Iya, iya! Yang penting aku sudah ada disini, 'kan?" jawabku sambil melempar tasku.
Oh ya, sebelumnya perkenalkan! Aku Tenten dari SMA Konoha Gakuen. Aku adalah ketua klub boxing. Memang anggota club ini hanya 2 orang ditambah klub ini tidak semewah klub lain. Ruangannya pun di ruang gymnasium pinjaman. Bahkan untuk mendapatkan pinjaman gymnasium ini aku rela untuk menangis dan tersungkur didepan kepala sekolahku yang galak (sebenarnya itu tangisan buaya). Di Konoha Gakuen ini aku memiliki reputasi "Bad Girl". Aku pernah menonjok sekumpulan cowok yang mengejekku sampai hidung mereka berdarah dan trauma melihatku! Sejak itu mereka tidak berani untuk mengangguku lagi. Ingin macam-macam denganku? Dengan kepalan tanganku kau bisa kubuatku babak belur.. heheh!
"Dasar Tenten! Kamu tomboy banget sih! Kapan bisa disukain cowok kalo kayak gini terus?" ceramah gadis berambut pink itu yang tak lain Haruno Sakura, wakil klub boxing.
"Cih! Siapa yang butuh cowok? Lagian aku juga nggak bakal jatuh cinta. Boys are useless.."
"Oh ya? Kalau sampai kau jatuh cinta bagaimana?" ancamnya.
"Haha! Aku taruhan! Kalau sampai jatuh cinta aku bakal kesekolah pakai bikini. Puas?"
Ujarku sambil menatap Sakura tajam. Gadis itu hanya cengegesan.
Krieett..
Pintu gymnasium dibuka perlahan. 2 orang pemuda masuk dengan jaket hitam bermotif awan merah. Mau apa mereka?
"Klub yang sepi, un" komentar salah 1 pemuda dengan rambut pirang.
"Maaf menganggu. Aku Sasori mewakilkan seluruh klub Akatsuki tapi sepertinya klub ini harus ditutup karena kekurangan anggota." jelasnya.
Takkan kubiarkan! Pengorbananku selama ini mempertahankan klub ini akan kandas dalam detik ini.
"Jangan! Tolong jangan ditutup!" belaku, tersungkur dan menatapnya dengan muka ingin menangis berharap mereka akan mengasihaniku.
"gimana nih, Dei?" bisik Sasori pada Deidara.
"kasihan un, beri waktu aja."
Sasori menarik nafas panjang, "Baiklah. Akan kuberi kalian waktu 1 minggu untuk mencari anggota, bila lewat dari itu klub ini akan resmi ditutup. Terima kasih." sasori pergi diikuti Deidara.
"haduh, bagaimana nih, Tenten?" tanya Sakura putus asa.
"Jangan khawatir! Aku pasti akan mencari anggota!" ujarku sambil mengepalkan tanganku.
ooOOOoo
Ukh. Aku membuka mataku dengan malas. Hari ini aku tidak minat sekolah. Kutatapi apartemenku yang sepi sejak kepergian orangtuaku 2 tahun lalu. Mereka mengalami kecelakaan membuatku harus berjuang menghidupi diriku sendiri. Apartemen ini tergolong kecil dan sempit. Ya, sepertinya memang cocok dihuni sendirian. Saat masuk, disebelah kanan adalah lemari sedangkan sebelah kiri adalah kamar mandi. Dari pintu masuk saja sudah terlihat tempat tidur lalu balkon. Hmph.. dengan terpaksa aku turun dari kasurku, mandi, sarapan kemudian pergi kesekolah. Semoga hari ini hari keberuntunganku. Aku mengharapkan dapat anggota hari ini. Habis.. klub boxing hanya ada aku dan Sakura sih. Itu saja Sakura kupaksa masuk. Aku mengayuh sepedaku sekencang mungkin membuat angin pagi yang sejuk meniup rambut coklatku. Jujur, kalau aku akui sebenarnya aku ini cantik tapi tomboy. Hanya saja aku terlalu malu memperlihatkan sifat asliku yang manis dan pemalu. Habis teman-teman suka mengejekku terlalu cewek waktu TK. Sejak itu aku menjadi seperti sekarang.
DEG
Ditrotoar didepanku terlihat sosok cowok berambut merah agak sedikit kecoklatan. Ya, dia adalah Gaara. Seorang anak orang kaya dan bintang sekolah sekaligus pujaan hatiku. Aku sudah sekelas dengannya dari kelas 5 SD sampai SMA kelas 3 sekarang, namun aku belum pernah mendekatinya sama sekali. Setiap kali melihatnya jantungku berdebar tidak karuan. Namun setelah kupikir, mana mungkin dia mau sama aku? Aku tidak sebanding dengannya yang serba high-class.
Melihat sekolah Konoha seakan membuyarkan lamunanku. Aku memarkir sepedaku lalu berjalan masuk.
"Tenten, aku dengar klubmu mau ditutup ya?" tanya gadis berambut pirang diikat dua sambil menatapku kasihan.
"iya"
"Eh? Sayang sekali. Padahal.. kau sudah susah payah menjaga klub tersebut." Gerutu gadis itu, Uzumaki Naruto.
"Naruto! Tolong aku! Carikan aku anggota! Please!" ujarku sambil menatap Naruto dengan memelas.
"Baiklah! Aku ke kelas dulu ya, sampai nanti!" jawabnya berlari menuju kelas sambil melambaikan tangannya padaku.
Krieeeeett…
Pintu kelas dibuka dan munculah sang guru seksi yaitu Tsunade.
"Selamat pagi, anak-anak!" sapa Tsunade.
"Pagi.." jawab anak-anak lemas.
"Hari ini kita kedatangan murid baru! Silahkan masuk!" kata Tsunade sambil menatap pintu kelas. Sesosok cowok berambut panjang dengan mata lavender masuk. Ukh siapa dia? Penampilannya… keren..
"Aku Neji Hyuuga pindahan dari sekolah Kirigakure. Salam kenal semuanya." Ucapnya lembut membuat cewek-cewek dikelas histeris kecuali aku yang masih memasang wajah tomboyku. Kalau aku ikut-ikut seperti mereka bisa-bisa rusak reputasiku! Aku membelalakkan mataku saat Tsunade mempersilahkan Neji duduk dikursi kosong dibelakangku. Serentak cewek-cewek menatapku dengan –jangan-berani-sentuh-Neji! Yah ampun, lebay banget sih mereka!
Neji yang duduk dibelakangku membuatku tidak bisa berkonsentrasi selama pelajaran Tsunade. Entah apa yang merasukiku namun dari tadi aku memikirkannya. Bukannya pelajaran matematika dari Tsunade yang kupikirkan tetapi Neji. Perasaan apa ini? Seolah bayangannya yang lembut terus melekat dikepalaku. Memikirkannya membuatku menoleh kebelakang, penasaran apa yang dia lakukan.
"Ada apa?" tanya Neji.
"Ng.. nggak papa!" semburku. Aku sempat menatap wajahnya itu. Hal itu membuat kakiku bergetar hebat dan jantungku berdegup kencang. Aku kenapa sih?
ooOOOoo
"Tenten, daritadi kok bengong sih?" tanya Sakura sambil menyapu gymnasium.
"nggak papa.." jawabku.
"Hmm.. aneh! Nggak biasanya kamu bengong. Jangan-jangan lagi…"
"Huuuhh! Ngomong apa sih kamu, Sakura? Sudah kubilang kan? Aku tidak akan jatuh cinta!"
"Iya, iya. Pake marah segala lagi biasa aja kali."
TOK TOK
"Masuk!" teriakku. Ah, jangan-jangan Akatsuki lagi? Dugaanku ternyata salah. Bukan Akatsuki melainkan Neji. Ia melangkahkan kakinya perlahan. Mata Lavendernya berusaha menjelajahi seisi gymnasium ini.
"Apa benar ini klub tinju?" Tanyanya sambil mengeluarkan kertas pendaftaran klub.
"I.. Iya! Ada yang bisa kubantu?" tanyaku. Seluruh tubuhku serasa membeku melihatnya disini. Tidak percaya bahwa Neji akan menginjakkan kakinya di klub yang bahkan tidak akan ada bila aku tidak merenggut paksa Sakura.
"Aku ingin bergabung." Ujarnya sambil tersenyum.
"APA?" jeritku dan Sakura kaget.
To Be Continued..
Author note: gimana readers? Haruskah Miku lanjutkan fict ini? Miku minta maaf kalau ada kekuarangan dalam fict ini jadi mohon reviewnya ya! *membungkuk*
