Happy Birthday Ritsu Part 1
Perkenalkan namaku Hitomi Koyanagi,,, bisa di panggil Hitomi,,, aku baru sign up beberapa hari yang lalu,,, dan ini adalah cerita pertama yang aku publish plus cerita pertama di fanfic sekaiichi hatsukoi,,, jadi maaf kalau ada kata-kata yang ga dimengerti,,,, soo jadi silahkan dibaca
Sekaiichi Hatsukoi bukan punya aku, tapi Nakamura-sensei #banzaiiii, Mii hanya buat fanficnya aja(Udah tau)
Genre : Romance(Maybe)
Warning mungkin chara bakal OOC, cerita bakal aneh, jadi maafkan daku
Sinopsis : Intinya Onodera ultah, dan Takano-san mau buat kejutan buat Onodera dan menyuruhnya untuk datang ke apartemennya dan pas Onodera sampe di apartemen Takano-san, ada suatu hal yang buat Onodera jadi jauhin Takano-san, udah gitu aja.
Ps : tanda " bicara biasa
tanda ' bicara dalam hati
Happy Reading!
(Onodera POV)
Onodera panik, karena naskah yang harus diberikannya bulan ini yaitu pengarang Kisa-san, tapi setiap Onodera menanyakannya kepada Kisa-san, Kisa-san selalu saja bertanya balik kepadanya.
"Kisa-san sudah kuberitahu berapa kali kalau sekarang itu naskah pengarangmu itu."
"Hee,,,, benarkah? Aku tidak ingat." Haaaa,,, Kisa-san membuatku kesal.
"Ayolah Kisa-san cepat hubungi pengarangmu dan kerjakan sekarang juga,,,, naskah itu harus sudah ku serahkan seminggu lagi."
"Gila kau Ricchan,, bagaimana mungkin pengarangku mau melakukan hal itu? membuat naskah dalam waktu 1 minggu, seharusnya kau memberitahuku jauh-jauh hari."
"Kisa-san! Sebulan yang lalu aku sudah memberitahumu!"
"Aku tidak tahu,,," Ucapnya dan tidak memperdulikanku.
'Haaaa,,,, apa yang harus kulakukan, apa yang harus kulakukan, jika seperti ini terus, para pihak percetakan pasti akan memarahiku lagi,,,, AKU INGIN KELUAR DARI PEKERJAAN INI!" gerutu.
Aku menghela napas dan kembali duduk di kursiku, saat itu aku melihat Takano-san mulai berdiri dari tempat duduknya dan tampaknya dia ingin menghampiriku. Ahh tidak, tidak, tidak aku tidak boleh berpikiran seperti itu, mungkin Takano-san ingin menemui Kisa-san yang duduk disebelahku. Dan tebakan itupun meleset, Takano-san menghampiriku. Dia membungkukkan badannya hingga sejajar denganku.
"Aku mau saja menyuruh pengarangku untuk membuat naskah dalam seminggu, tapi kau harus mau pulang bersamaku."Bisiknya di telingaku. Blushhh,,, dan benar saja wajahku memerah, dan saat aku akan menjawab, dia sudah kembali ketempat duduknya,,, sungguh menyebalkan.
'Bodoh,,, kenapa dia bilang hal seperti itu di depan semuanya, bagaimana jika ada yang mendengar? Ya walaupun dia berbisik, tapikan bisa saja mereka melihat kelakuan Takano-san itu.'
Beberapa jam kemudian, ntah kenapa aku masih terduduk di kursiku, walaupun tugasku sudah selesai, dan yang lebih parah lagi,, sekarang tinggal kami berdua! Aku dan Takano-san!
'Sebaiknya aku pulang saja daripada suatu hal terjadi'
Saat aku akan berdiri, tiba-tiba saja Takano-san berbicara.
"Tunggu sebentar lagi,, tugasku sedikit lagi. Jika kau mau menungguku dan pulang bersamaku, aku akan menyuruh pengarangku membuat naskah." Ucap Takano-san tetapi matanya masih tertuju kepada laptopnya itu.
Ntah kenapa aku kembali duduk.
"Lagipula, ada sesuatu yang ingin kubicarakan padamu." Sambungnya lagi.
"Ke,, kenapa tidak dibicarakan sekarang saja?"Tanyaku, aku tidak tau kenapa, wajahku serasa panas.
"Nanti saja di apartemenku."Jawabnya.
"A,, apa? Untuk apa di apartemenmu?
Takano-san tidak menjawab pertanyaanku dan sibuk mengerjakan tugasnya itu. Setelah 30 menit, akhirnya Takano-san menyelesaikan tugasnya, dan menyuruhku mengikutinya. Aku terdiam mengikuti Takano-san masuk kedalam lift, didalam lift aku melihat jam tanganku. ASTAGA... sudah pukul 11 malam,,, seharusnya kereta terakhir sudah berangkat.
Takano-san yang melihatku panik, mulai membuka percakapan.
"Tenang saja, aku membawa mobilku."
Aku menghela napas lega,,,, eh tidak tidak,,, kenapa aku menghela napas lega? Jika naik mobil Takano-san, pasti hanya akan ada kami berdua saja,,, aku tidak ingin berduaan dengan Takano-san. Tapi bagaimana lagi, nasi sudah menjadi bubur. Dan sejak kapan kami sudah didalam mobil? Aku terdiam dan Takano-sanpun terdiam,,, ahhh aku benci situasi seperti ini, sungguh aneh,,
Kami tidak berbicara sama sekali,,, situasi begitu hening hingga sampai ditempat parkir.
"Ta,,Takano-san,, sepertinya aku tidak bisa ke apartemenmu."
"Kenapa?"
'Kenapa kau bilang!' "Tidak apa-apa,,, hanya saja ini sudah tengah malam. Dan terimakasih sudah memperbolehkanku menumpang" Ucapku dan masuk kedalam lift, Takano-sanpun masuk kedalam lift.
Setelah berada dilantai apartemenku(dan juga Takano-san) aku keluar dari lift dengan terburu-buru, namun saat aku akan memasukkan mengambil kunci, tiba-tiba saja Takano-san menarikku kedalam apartemennya.
"Ap,, apa yang kau lakukan?"
"Sudah kubilang, ada hal ingin kubicarakan, hanya sebentar."
"Kenapa tidak besok saja,, sekarang sudah malam."Ucapku dan mencoba membuka pintu,dan pintu terbuka sedikit namun Takano-san menutupnya kembali dan mengunciku di antara kedua tangannya.
"Hanya sebentar saja,,,"Ucapnya dan membalikkan tubuhku yang awalnya menghadap pintu menjadi menghadapnya
"Baiklah,,,, sekarang cepat katakan apa yang ingin kau bicarakan"
"Kau taukan sekarang tanggal 25 Maret? Dan lusa adalah ultahmu,, apa kau menginginkan sesuatu?"
BLUSHHH "A,,, apa,,, Takano-san hanya ingin bicara seperti itu" 'Aduh kenapa wajahku menjadi panas dan jantungku berdebar-debar' "Untuk apa Takano-san menanyakan itu?"
"Hmm,,, aku hanya ingin di ultahmu itu, menjadi ultah terbaik untukmu."
"Ka,, kalau Ta,, Takano-san ingin itu menjadi ultah terbaikku, se,, seharusnya pikirkan saja sendiri" Ucapku tergagap dan melihat Takano-san merenggangkan kuncian tangannya,, aku langsung pergi membuka pintu apartemen Takano-san dan masuk apartemenku.
'Akhirnya aku berada di apartemenku, aku mengantuk, aku ingin tidur'
Keesokan harinya aku menanyakan lagi hal kemarin kepada Kisa-san.
"Kisa-san bagaimana naskahnya?"
"Ricchan,,,, pengarangku itu susah di atur, jadi tidak mungkin menyuruhnya melakukan hal itu,,, sungguh mustahil,,, lebih baik kau cari saja penggantinya."
Aku menghela napas, dan ternyata pilihan terakhirku adalah Takano-san, aku berjalan kearahnya.
"Takano-san aku ingin pengarangmu menggantikan pengarangnya Kisa-san."
"Hah? Kenapa bisa begitu?"
"Bukankah kemarin Takano-san yang bilang sendiri kalau Takano-san bisa menyuruh pengarangmu untuk membuat naskah selama seminggu?"
"Benarkah aku pernah berkata seperti itu? Aku tidak ingat." Ucapnya lagi dan kembali fokus kepada kerjaannya.
'ARGHHHHHH,,,, WHAT SHOULD I DO WHAT SHOULD I DO,,,, SEKARANG JUGA AKU BERHENTI DARI PEKERJAAAAN INIII!'
TBC
Maaf-maaf,, aku tau cerita ini aneh,, karena aku juga ga ahli bikin cerita,, apalagi bahasanya,,, jadi maaf kalau aneh,,, boleh ko kasih saran atau komentar,, tapi jangan pedes-pedes yaaa
