[Chaptered]
Title : N A R U
Chapter : 1 / 3
By : Gatsuaki Yuuji
Main Cast : Itachi with ChibiSasuke and ChibiNaruto
Disclaimer : All Chara punya Papi Kishi. FYI, Papi Kishi itu
Papiku.
Genre : Horror, Family
BGM : Lead - Thanks for...


Terinspirasi dari sebuah film horror, menurut aku nih film best bingitz. Bisa tebak, film apakah itu?

Walaupun ff ini bertema horror, tapi gak sehorror di film kok, maklum main castnya chibiNaru, chibiSasu, sama om Itachi. Masak kecebadai gitu dijadikan hantu #plak

Lansung aja deh mulai.


Terdengar suara tangis balita dari sebuah rumah kecil di ujung blok.
"Bisa diam tidak!", bentak seorang wanita berumur 25 tahun sambil melayangkan sapu ke pantat seorang balita laki-laki yang tidak henti-hentinya menangis.

Bukannya diam, balita itu malah semakin menangis kencang.
"Mama...hiks...hiks...",
"Diam!",
"Mama...hiks...hiks...Sasu...",

Balita yang belum genap berumur 5 tahun itu bernama Sasuke. Sambil berjalan pincang mendekati sang mama, dia ingin memeluk mamanya itu.
"Menjauh dariku, anak sialan!", sang mama malah menendang Sasuke hingga jatuh menabrak tembok.

"Mama...Sasu...a-aa...hiks...hiks...", Sasuke terus menangis sambil memegang perutnya yang baru saja ditendang sang mama.

Awalnya Sasuke memberi isyarat pada sang mama bahwa perutnya sakit, tapi sang mama tidak peduli. Sang mama terus memaksa Sasuke untuk menghabiskan makan malamnya, tapi itu membuat Sasuke muntah. Melihat Sasuke muntah, sang mama marah lalu menampar pipi gempal Sasuke, memarahi bocah itu hingga menangis. Pusing mendengar suara tangisan Sasuke, sang mama langsung mengambil sapu dan melayangkannya ke pantat Sasuke berkali-kali.

Sang mama menjambak rambut Sasuke dan menyeretnya ke kamar mandi. Mengurung Sasuke di kamar mandi yang gelap, menulikan pendengarannya dari tangisan Sasuke di dalam sana.

"Huf~ Mengapa aku bisa melahirkan anak sial itu?", keluh sang mama.

Sang mama mengambil beberapa botol alkohol dari dapur. Menyamankan diri di kursi sambil meneguk alkohol. Sang mama teringat dengan masa lalunya. Betapa sakitnya dia semasa mengandung dan melahirkan Sasuke, tidak ada sanak keluarga yang mendukungnya, semuanya menutup mata. Sang calon suami pergi meninggalkannya setelah menghamilinya dan enggan menikahinya, pria itu pergi dan hilang tanpa kabar. Hamil di luar nikah adalah aib bagi keluarga.

Di tengah sulitnya hidup dan himpitan ekonomi, membuat wanita ini depresi, ditambah lagi dengan sang anak yang masih balita, rewel dan ingin dimanja. Dia hanyalah seorang wanita, dia masih muda dan belum pandai mengurus anak, dia tidak sanggup menghadapi semuanya sendiri, dia butuh seseorang untuk menolongnya. Setidaknya biarkan sang suami pulang dan membantunya mencari nafkah.

"Mama...hiks...hiks...", panggil Sasuke sambil menggedor-gedor pintu kamar mandi.

Sang mama melempar botol kosong ke arah pintu, berteriak agar Sasuke diam.

"Seharusnya kau mati saja! Kau membuatku bertambah gila!", teriak sang mama frustasi akibat pengaruh alkohol.


Di dalam kamar mandi yang gelap.

Sasuke tengah terbaring di lantai kamar mandi yang dingin dan lembab. Tangan mungilnya mencengkram perutnya yang sakit. Sejak awal, perutnya sudah tidak beres.

"Mama...Sasu aaa...", rintihnya.

Sesosok cahaya tiba-tiba muncul di samping Sasuke, sosok anak laki-laki berusia 7 tahun dengan cahaya kuning mengitari tubuhnya.

Sosok itu menyentuh perut Sasuke.
"Naru di sini", ucap sosok kuning itu.
"Naru?", Sasuke menyentuh tangan sosok kuning yang bernama Naru, lebih tepatnya Naruto, dia tidak takut pada Naruto, bisa dibilang mereka berteman, meskipun Sasuke tidak tahu makhluk apakah Naruto itu?

Tangan Naruto begitu hangat di perutnya. Naruto ikut berbaring dan memeluk Sasuke agar tetap hangat. Perlahan Sasuke tertidur tanpa merasakan sakit di perutnya lagi.

"Naru benci orang dewasa!", desis Naruto, memperlihatkan sepasang bola mata semerah darah, mengandung kemarahan kebencian yang sangat besar.


Keesokan harinya, sang mama ditemukan tewas tergantung di langit-langit kamar. Polisi menganggap kejadian ini murni bunuh diri karena depresi.

"Mama?", tanya Sasuke polos ketika melihat jasad sang mama diangkut ke dalam mobil ambulance. Sasuke belum tahu bahwa sang mama telah meninggal. Dia hanya ingat, seorang polisi membangunkannya, lalu menggendongnya keluar dari kamar mandi.

"Mamamu sudah meninggal", jawab seorang polisi muda berbadan tegap dan tinggi, rambut panjang sepunggung terikat rapi agar tidak tertiup angin, polisi inilah yang telah membawanya keluar. Polisi berparas tampan itu bernama Uchiha Itachi.

Sasuke tidak paham dengan jawaban Itachi.
"Mama! Mama!", teriak Sasuke hendak mengejar mobil ambulance yang baru saja berangkat.
"Mama! Sasu! Mama!", Sasuke menggeliat dari gendongan Itachi, tangan mungilnya menggapai-gapai mobil ambulance yang mulai menjauh.

"Mama! Sasu! Aaaa! Aaaa!", Sasuke menepuk-nepuk pundak Itachi, bermaksud menyuruh Itachi untuk mengejar mobil ambulance itu.

Itachi baru menyadari bahwa anak yang digendongnya ini, belum pandai berbicara.


Di rumah sakit.

Setelah suster mengobati luka-luka di tubuh Sasuke, tak lama kemudian Sasuke tertidur karena kelelahan menangis seharian.

Itachi mengamati wajah polos Sasuke yang tertidur.
"Dia begitu imut", Itachi tersenyum sambil menoel-noel pipi gempal Sasuke. Jika Sasuke bangun nanti, dia akan mencubit-cubit pipi itu dengan gemas.
"Berhenti mengusiknya, kau akan membuatnya terbangun!", ucap seorang wanita berambut merah dengan kacamata berbingkai merah.
"Tidakkah kau merasa bahwa dia super imut, Karin?",

Wanita berambut merah yang bernama Karin mengelus pipi Sasuke, tatapannya mengiba melihat Sasuke.
"Dia imut, sangat imut, tapi mengapa ada yang tega menyiksa anak seimut ini?",
"Aku akan mengadopsinya",
"Hn! Ide bagus!", angguk Karin tanpa sadar.

TiK
Tak
Tik
Tak

"Hah!? Apa maksud perkataanmu barusan, Itachi?", teriak Karin baru sadar.
"Sttsss...", Itachi menyuruh Karin untuk mengecilkan volume suaranya.
"Ehem...Tolong diulang?", tanya Karin dengan pelan dan hati-hati.
"Aku akan mengadopsinya", ulang Itachi, "Tidak ada sanak keluarga yang mau mengurusnya, aku tidak mungkin memasukkan anak seimut dia di panti asuhan",

Karin meraih kedua tangan Itachi, menatapnya dengan terkagum-kagum.
"Aku mendukungmu, Itachi. Tugasmu sungguh mulia", Karin terharu dengan mata berkaca-kaca.
"Hahaha... Kau terlalu berlebihan", tawa Itachi.


Terputus


Segitu dulu deh.
Singkat sih, maklum aja ya, ak ngetiknya di henpun.
Gak bisa banyak word, takut heng trus mati mendadak.
Pusing pala berbi, kalo hasil ketikannya hilang smua.

Udh ada bayangankah, ff ini terinspirasi dari film apa?