Disclaimer : Atlus… (--'')
Ken's Property
Ken Amada selalu berusaha menjaga barang-barang miliknya dengan baik. Barang-barang yang berhubungan dengan Phoenix Ranger Featherman disembunyikannya dalam kamarnya yang tertata dengan rapi agar penghuni asrama lainnya tidak mengetahui kalau dia masih menyukai mainan anak kecil seperti itu. Ia juga menjaga tombak dan perlengkapan lain yang dipergunakannya untuk melawan Shadow dengan hati-hati. Ia lebih memilih menggunakan tongkat pel milik asrama daripada tombak aslinya karena takut tombak itu akan rusak bila digunakan untuk berlatih rahasia dalam kamarnya yang sempit. Begitu pula jika ia baru membeli pudding kesukaannya dari minimarket, ia akan berusaha menyembunyikannya dalam kulkas agar tidak terlihat dan berakhir di mulut Junpei.
Sudah beberapa bulan berlalu sejak kepindahannya ke asrama itu. Ia mulai terbiasa dengan anggota asrama lainnya. Mereka memperlakukan dirinya dengan baik, sehingga tidak susah baginya untuk segera menganggap mereka sebagai anggota keluarganya yang baru. Ia menemukan figur ibu pada Fuuka yang memang memiliki rasa keibuan. Mitsuru, di luar dari penampilannya sebagai wanita yang menurut Junpei…ehm.. hot, Ken menganggapnya sebagai ayah dalam keluarga. Mungkin ini karena jiwa pemimpinnya yang kuat. Ia membayangkan ketua Shuji Ikutsuki yang berjasa dalam membantu kepindahannya ke tempat itu sebagai kakek yang tidak memiliki rasa humor yang bagus, dan Junpei sebagai kakak laki-lakinya yang mewarisi sedikit gen dari kakek mereka.
Yukari dan Aegis mengambil peran sebagai kakak perempuan yang selalu sangat perhatian terhadapnya. Kemudian Akihiko sebagai kakak laki-laki yang sangat dikaguminya, menjadi teladan yang tidak pernah salah, dan orang yang diinginkan Ken untuk mengakui kemampuan dirinya. Dan Koromaru…
Lalu Minato Arisato.
Ken menemukan keberadaan Minato sedikit berbeda daripada yang lainnya. Awalnya, Ken tidak begitu menyadari kehadirannya. Orang itu selalu tenang, baru mengeluarkan suara kalau ada yang mengajaknya bicara. Ken tidak bisa menebak jalan pikirannya. Saat ia resmi menjadi anggota S. E. E. S, ia terkejut begitu mengetahui Minato-lah ketua timnya, bukan Akihiko seperti yang diperkirakannya. Namun perlahan-lahan ia mulai memaklumi alasannya.
Orang itu menguasai berbagai senjata yang berbeda jenisnya, termasuk tombak yang menjadi satu-satunya andalan Ken untuk menutupi perbedaan tingginya. Belum lagi kemampuannya untuk memanggil macam-macam persona membuat Ken sedikit iri sekaligus takjub. Namun ketenangannyalah yang membuat orang lain begitu mengandalkan dirinya, Bahkan dalam keadaan terdesak apapun, dia akan mengambil alih dan membuat orang lain di sekitarnya tertular ketenangannya.
Dalam sekejap Ken sadar, Minato tidak kalah dari Akihiko yang menjadi panutannya. Bahkan Akihiko mengakui kemampuannya dan benar-benar percaya terhadapnya. Sejak saat itu ia mulai mengamati gerak-gerik Minato lebih banyak, berharap akan menemukan rahasia dari kemampuan dan ketenangan dirinya. Ken menganggapnya sebagai rival.
Oleh karena itu, Ken berusaha lebih menjaga sikap daripada yang biasanya di hadapan orang itu.
Namun itu semua berubah ketika suatu hari Minato menanyakannya tentang figur Phoenix Ranger Featherman R yang sedang dicarinya. Semula Ken mengira Minato hanya sedang menggodanya, tapi ternyata tidak. Ketika Ken memberikan salah satu koleksi Phoenix Ranger yang selama ini tidak pernah ditunjukkan kepada orang lain, raut wajah Minato berubah cerah. Dan kemudian, sebuah pikiran hinggap di kepalanya. Mungkin kalau dengan orang ini, ia bisa menonton acara kesukaannya itu tanpa harus merasa malu.
Dan ternyata ia benar. Ketika acara favoritnya yang diputar setiap hari minggu tiba, Minato duduk di sampingnya dan menatap televisi dengan serius tanpa mempedulikan tatapan heran dari Junpei atau Yukari. Sesekali wajahnya menegang, kemudian mengendur, lalu sudut bibirnya terangkat naik. Tanpa disadari, Ken sudah menikmati film kesukaannya bersama Minato sampai habis.
Untuk pertama kali sejak kematian Ibunya, ia dapat berlaku seperti anak kecil lainnya tanpa beban.
Dengan Minato rasanya melegakan. Ia tidak harus bersikap layaknya orang dewasa untuk mendapatkan perlakuan yang seimbang darinya. Kalau ia bertingkah seperti anak kecil di hadapan yang lainnya, maka biasanya ia akan diperlakukan dan dimanjakan sebagai anak kecil. Dan ia membenci itu. Tapi dengan Minato tidak. Ia memperlakukannya sama seperti ketika ia menghadapi Junpei dan teman-teman sebayanya yang lain.
Ken dapat dengan lega mengungkapkan sisi keegoisannya sebagai anak kecil kepadanya, yang dulunya hanya berani ia tunjukkan kepada Ibunya yang sudah meninggal. Berbeda halnya dengan Akihiko. Ia menghormati dan mengagumi Akihiko sebagai seniornya yang tangguh, namun di hadapannya, Ken merasa adanya keharusan untuk menjaga sikap. Oleh karena itu kehadiran Minato sangat berarti untuknya.
Dan oleh karena itu, Ken terkejut ketika sepulang sekolah sore itu mendapati Minato duduk bersama seorang gadis kecil yang hampir sebaya dengannya, menikmati takoyaki panas dekat daerah Iwatodai. Mereka berdua tampak asyik dalam percakapan satu sama lain. Ken tidak tahu Minato mengenal anak kecil selain dirinya, kalau dirinya masih termasuk anak kecil.
Yang jelas, Ken tidak begitu menyukai hal itu. Ya, dan dia akan pastikan tidak ada anak kecil lain -termasuk cewek berkepang itu- yang akan merebut Minato darinya. Bukankah seorang Amada selalu menjaga kepunyaannya dengan baik?
Kali ini juga akan begitu.
To be continued
Thanx for reading this fics --
Plis jangan lupa nulis komen yah…..
