Halo semua!

Ini adalah fanfic pertamaku, jadi kuharap kalian bisa memaklumi kalau ternyata hasilnya dibawah rata-rata ^^"

Kali ini, aku mau Kazuha menjadi tokoh utamanya. Kuharap kalian bisa menikmatinya!


"Hei, cepatlah!" aku dapat mendengar teriakannya dengan jelas. Padahal kalian tahu? Aku berada dilantai dua, dikamarku, dan dengan pintu yang tertutup. Ya ampun.. Sekeras apa sih kau harus berteriak?

"Sebentar! Aku belum menemukan dasiku!" aku balas berteriak sambil masih mengobok-obok lemari pakaianku itu. Aduuh.. Kenapa aku bisa sampai lupa menaruh dasi sekolahku dimana! Tanpa kusadari aku malah mengutuk diriku sendiri. Dan, aha! Aku menemukannya -di bawah bantal!

"Cepatlah! Atau kita bisa terlambat!" teriaknya lagi.

"Tak bisakah kau sedikit bersabar, Tuan Detektif?" aku sedikit mencemoohnya. Tiba-tiba, pintu kamarku terbuka. Dan aku melihat pemuda berkulit gelap itu menatapku tajam. "Kau tahu privasi?!" aku membentaknya sambil mendorong tubuhnya keluar dari kamarku. "Tak sopan masuk ke kamar seorang gadis tanpa izin. Untung saja aku sudah selesai berpakaian!" mau tak mau wajahku sedikit memerah. Tak bisa kubayangkan jika dia menerobos masuk saat aku masih berganti baju.

"Oke oke Nona Lambat." rutuknya sambil kembali menutup pintu kamarku. "Jika kau tak turun dalam waktu 5 menit, aku pergi sendiri! Mulai dari sekarang!" Apa?! Dasar!

Tak lama kemudian, aku sudah berlari menuruni tangga.

"15 detik lagiiii!"

"Kamu gila!" aku memakinya.

"12 detik lagiii!"

"Hei, aku belum pakai sepatu!"

"9 detik lagiii!"

"Heiji?!"

"7 detik lagiii!"

"Ya ampun, mana tasku?!"

"4 detik lagi!"

"Awas kau!"

"2 detik lagi!"

"Aku datang aku datang!"

"Nah, tepat waktu." Heiji tersenyum puas melihatku yang sekarang berdiri di depannya dengan nafas tersengal-sengal dan rambut yang sedikit beratakan.

"Kau jahat!" aku berteriak dengan sebal. Tapi Heiji hanya memasang cengirannya!

"Ayo." dia melemparkan helm kepadaku, lantas menaiku motornya. "Cepat naik."

"Huh!" tak banyak yang bisa aku perbuat, selain menurutinya. Maka, setalah memakai helm aku duduk dibonceng Heiji oleh sepeda motornya. "Awas kalau kau mau ngebut seperti kemarin." ancamku.

"Sayangnya iya. Karena kita kehabisan banyak waktu karena kau yang lama."

"Ap-" sebelum aku sempat membalas ucapan Heiji, dia sudah menancap gas dengan ngebut. "Whooaa!"

Dengan kecepatan penuh, Heiji menusuri jalan menuju ke sekolah kami. Dengan gesit dia menghindari kendaraan-kendaraan lain. Dengan keisengannya, dia sengaja menambah kecepatannya lagi -dari yang sudah cepat- semakin cepat hanya untuk bisa mendengar aku berteriak lebih keras sebelum saat turun nanti ia akan berkata 'berisik sekali' kepadaku.

Yap.

Dia adalah si Detektif dari barat, Heiji Hattori si baka.

oOoOo

"Oi Kazuha, kita sudah sampai!" perlahan aku membuka mataku. Kecepatan tadi membuatku bahkan sampai tak bisa membuka mata saking ngerinya. Bagaimana tidak?! Seorang anak SMU memboncengku dengan motornya yang ia pacu dengan kecepatan penuh. Uuuh.. Heiji baka!

Aku meloncat dengan sebal. Lantas, melemparkan helm pada Heiji yang masih memarkir motornya.

"Oi, jangan marah Kazuha." lagi-lagi Heiji nyengir.

"Berhenti memasang wajah seperti itu! Kau seperti orang bodoh!" aku sedikit menunjuk dahinya.

"Haaaah?!" nampak tatapan tak terima dari Heiji. "Berhentilah marah-marah Kazuha! Ayo, kita harus segera ke kelas." karena merasa tak ada lagi yang bisa diperdebatkan, aku hanya mengangguk setuju.

Begitu sampai kelas, aku lantas duduk dikursiku, yang berada disebelah kiri kursi Heiji. Kursi dikelas kami memang dirancang untuk seorang-seorang.

"Wah wah Hattori.." goda salah seorang teman sekelas kami yang biasa kupanggil Honekawa-kun.

"Apa?!" sembur Heiji ketus.

"Khehehe.." Honekawa-kun terkikik sendiri. "Jangan marah begitu dong. Pagi ini juga nampaknya kau bertengkar dengan pacarmu ya?"

"Ap,APA?! Siapa?!" mata Heiji membulat.

"Toyama." tiba-tiba aku merasa wajahku ikut memanas.

"Kenapa aku dibawa-bawa?!" tanpa bisa kutahan aku berdiri -dari posisiku yang asalnya duduk- sambil berteriak kearah Honekawa-kun dan Heiji. "Siapa juga yang mau dengan cowok hitam begitu!"

"Apa katamu?! Memangnya siapa yang mau dengan wanita bawel sepertimu itu!" Heiji membalas perkataanku itu dengan tampang menyebalkanya.

"Hah?! Maaf saja ya, aku memang bawel. Tapi setidaknya aku bukan anak yang maniak misteri sepertimu sampai rela pergi ke Tokyo hanya untuk menantang Kudou-kun!" aku dapat melihat wajah Heiji sedikit memerah. Wajar saja, dia bahkan tidak pamit kepada ibunya saat 'kabur' ke Tokyo hanya untuk menantang Detektif dari timur itu. Dan hasilnya, Heiji Hattori, kalah.

"Tarik kata-katamu itu!" bentak Heiji.

Sebelum aku bisa membuka mulut lagi, tiba-tiba aku merasa diperhatikan. Aku memutar kepalaku ke sekeliling kelas, dan benar saja. Teman-teman sekelas kami sedang memperhatikan kami sampai cekikikan dan berbisik-bisik sendiri.

"Apa yang kalian lihat?" aku berkata dengan wajah yang memerah.

"Oh Kazuha-chan, aku iri loh melihat kemesraan kalian berdua." Hina-chan, salah seorang teman sekelasku berkata sambil menggodaku.

"Siapa yang mesra dengan dia?!" kami -aku dan Heiji- tanpa disangka-sangka berteriak dengan kompak.

"Kami tidak kompak!" dan, demi Tuhan. Kenapa kami bisa berkata dengan bersamaan lagi?!

"Berhenti mengikuti omonganku!" Heiji berkata kepadaku.

"Siapa yang mengikuti omonganmu?!" aku membela diriku.

"Oh ya ampun.. Kena kutuk apa aku semalam..." Heiji memukul wajahnya sendiri dengan tangannya. "Sudahlah. Aku malas melanjutkan perdebatan konyol ini!"

"Sadar juga kau.." aku mendelik kepadanya.

Tiba-tiba, seseorang memukul meja diantara aku dan Heiji...


Waduh, pembukaan yang jelek ya? =="

Mohon maaf ya, mungkin alur ceritanya cepat, kurang jelas, ngaco, asal-asalan..

Mohon review nyaa!