Belah Duren/?
Disclaimer : Kuroko no Basket © Tadatoshi Fujimaki
Belah Duren © IchiIchiKawaii
Warnings: Pendek, alay as usual, humu, humor maksa, OoC, typo(s), nganu(?), dan kejelekan tak terhingga lainnya.
Midorima's PoV
Aku benar-benar tak habis pikir. Kepalaku sampai sakit rasanya, nanodayo. Sejak tadi mereka berteriak-teriak dengan kalimat yang tidak aku pahami.
"Belah duren, Shin-chan. Asoy, belah duren!"
Mereka mulai lagi.
"Pfft— Oi, Midorima. Dari pada belah duren, mending kusarankan belah nanas saja deh. Kulit luarnya memang tak setajam duren, tapi dalamnya lebih gregettt. HAHAHAHA"—itu suara Miyaji-Senpai.
"Sialan! Kau sialan, Midorima! Harusnya aku duluan yang belah duren!"—Ootsubo-Senpai meratap tanpa motif yang jelas.
"HAHAHA. Durennya saja kau belum punya, Sen—ITTE! ITTE! ITTE! JANGAN TARIK RAMBUTKU, SENPAI! AMPUN!"
Aku men-dribble bola basketku tiga kali sebelum melakukan tembakan jarak jauh seperti biasa. Persetan dengan ucapan mereka.
Shot! Tembakan pertama.
"Midorima, beri tahu kami rahasianya mengapa kau bisa dapat durian montong seperti itu"
Tap. Tap. Tap.
Shot! Tembakan Kedua. Aku masih mengabaikan mereka.
"Tapi kalau kupikir-pikir milik Midorima bukan durian montong, tapi durian bokor"
Tap.
"Lebih kuning, lebih gurih-gurih nyoooy"
Tap. Tap. Shot! Tembakan ketiga.
"Bukannya semua durian memang kuning, senpai?"
"Tapi rasanya berbeda-beda, bodoh!"
Tap. Dribble-ku melambat. Mau tak mau aku mendengarkan mereka.
"Tapi menurutku montong lebih manis dan lebih 'berisi' "
Shoot! Tembakan keempat. Membicarakan buah-buahan ya?
"Lebih menggambarkan Momoi-san!"
MOMOI?! Jangan-jangan.. mereka..
Tap. Tap. Tap. Tap. Tap.
SHOOT!
DUAKH!
"O-oi, Takao!"
Tembakan kelima, mendarat mulus di ubun-ubun Bakao.
"ITTAI SHIN-CHAAAN!"
Aku menatap seram ke arah mereka, terlebih si Bakao. "Aku tidak mengerti makna belah duren, durian montong, durian bocor atau lain-lainnya, nanodayo"
"BOKOR, SHIN-CHAN!"
"DIAMLAH, BAKAO!"
Kulihat Takao membungkam mulutnya, sambil sebelah tangannya mengusap-usap pucuk kepalanya yang terkena tembakan tiga poinku. "Tapi ketika kalian menyebut nama gadis itu dan menganalogikannya sebagai makanan dengan suara menjijikan seperti itu, firasatku jadi tak enak, nanodayo" Aku menarik napas singkat, lalu membenarkan letak kaca mataku. "Jelaskan padaku apa yang kalian bicarakan tadi!"
Singkat cerita~
DUAKH! PLAK! BLAM! DUK! BUAKH!
"PENGINTIP! HENTAI! KALIAN SEMUA SALAH PAHAM! AKU DAN MOMOI TIDAK PERNAH MEMPUNYAI HUBUNGAN YANG SEPERTI ITU! MOMOI ITU HANYA KESELO. K-E-S-E-L-E-O, NANODAYO!"
"Midorima! Jangan lempar botol minumku!"
"Oi-oi! Ponselku!"
"Nanasku!"
"Shin-chan! Itu celana dalamku!"
"MIDORIMA, CUKUP! RING BASKET ITU BUKAN PUNYA BAPAKMU, TAHU!"
Lemparanku berhenti. Benar juga. Aku tidak punya uang untuk ganti rugi ring basket.
Aku memalingkan wajahku sambil membenarkan letak kaca mataku. "Aku bukan tipe laki-laki seperti itu, dan lagi.. ka-kalau pun aku harus belah duren.. A-A-AKU HANYA MAU MELAKUKANNYA DENGANMU, BAKAO!"
.
.
Eh?
"NANI THE FAKHH, MIDORIMA?!"
Tamat Dengan Alay
INI FF APHAA PLIS ICHI AGGY STRESS BERADDD! /cri
