"Pada zaman dahulu di kerajaan yang terselimuti lapisan es berkilauan. Hiduplah seorang peri berhati semurni mawar putih yang kuat lagi berani. Pada suatu hari, Pangeran dari kerajaan es itu tertarik pada seorang penari dari kalangan rakyat jelata. Sang pangeran meninggalkan tahtanya hingga sang raja marah. Namun tanpa di duga serangan musuh datang kala itu juga. Para prajurit dikerahkan menuju medan perang, sang peri yang kuat ikut turun tangan dalam pertemburan atas perintah raja. Dengan cepat musuh dihabisi olehnya, namun sayang tanpa ia sadari sebuah panah mengarah padanya dengan cepat.." Viktor yang asik mendongeng untuk Yurio anaknya berhenti sejenak mengambil nafas.
"Heh, dasar peri ceroboh. Bisa-bisanya ia mati karena kecerobohan. Padahal dia kan kuat." Kata yurio sarkas sambil memeluk boneka singanya, ucapan sama perbuatan kadang memang tidak sinkron. Mulutnya pedas tapi kelakuan kok manis sangat.
"Haha.. begitukah? Percayalah akan keajaiban sayang. Ayah lanjutkan ceritanya ya." Viktor mengelus puncak kepala putranya lalu melanjutkan dongeng. "Namun dengan tangkasnya seorang prajurit menangkis panah itu dengan pedangnya, julukan prajurit itu adalah Pahlawan dari Kerajaan es. karena ia berhasil memenangkan tiap pertempuran yang ia hadapi. Dan dengan itu perang usai dengan kemenangan di pihaknya. Sang pahlawan mengajak sang peri untuk menjadi temannya, dan peri itu dengan senang hati menerima sang pahlawan menjadi temannya. Sejak saat itu mereka menjadi teman baik dan.."
"Sampai kapan kau akan terus bercerita Viktor? Ini sudah larut. Waktunya tidur." Ucapan Viktor terputus oleh Yuri, istrinya.
"Ah, baiklah. Akan papa lanjutkan besok, selamat tidur sayang." Kata Viktor, Yuri juga segera menarik selimut untuk menutupi tubuh Yurio dan mengecup keningnya.
"Selamat tidur, peri kecil ku. Mimpi yang indah." Dengan itu Yurio tertidur dengan lelap.
Dan dasar Papa Viktor kena penyakit pikun. Bukannya melanjutkan cerita, besoknya malah ganti cerita lain. Akhirnya cerita karangan sang papa tentang peri dan pahlawan itu masih menjadi sebuah mystery bila bertanya bagaimana endingnya.
Menantu?
Yurio dianggap teman saja sudah bahagia luar biasa, dasar suci kau nak. Tapi apa yang terjadi bila Otabek berniat menjadikan Yurio teman hidup juga? Oh ayolah mama yuuri dan papa viktor, restuilah anakmu bersama pemuda pendiam namun peka dan perhatian ini.
Kisah perjuangan Otabek Altin dimulai
"Yurio, apa yang kau lakukan pagi-pagi begini di dapur?." Tanya sang Mama, Yuri. Pada putra semata wayangnya yang sejak tadi sibuk bergelut di dapur. Yap, kini Yurio sudah besar. Peri kecilnya sudah tumbuh menjadi pemuda rupawan yang membuat para wanita fangirlingan. Mungkin pesonanya ini diturunkan dari sang Papa.
"Aku membuat Pirozkhis isi katsudon. Nanti temanku kemari, aku ingin ia mencicipi masakan buatanku." Wow, jarang-jarang melihat anaknya tersenyum saat melakukan sesuatu demi orang lain. Mau tak mau Yuri penasaran dibuatnya.
"Wah, tampaknya kalian sangat dekat. Yurio mau mengenalkannya pada kami kan?." Tanya Viktor yang langsung memeluk putranya dari belakang. Syukurlah yurio sudah selesai memasak, kalau tidak mungkin Pirozkhis buatannya akan tercecer kemana-mana karena ulang sang papa.
"Ck, iya. Dia teman baik ku, kalian boleh berkenalan dengannya!" Jawabnya dengan kesal. Dengan bersungut-sungut ia melepas apron merahnya lalu segera naik ke kamarnya. "Aku mau mandi dan bersiap-siap dulu. Jika nanti ia tiba lebih awal silahkan berkenalan dengannya."
"Ok!." Jawab kedua orang tuanya kompak. Woah, anak mereka punya teman!. Siapa sangka dengan sifatnya yang pemarah dan mudah kesal itu ada teman yang ia akui. Semoga saja temannya adalah orang baik-baik yang siap menjaga Yurio apapun yang terjadi.
"Vkusno! Masakannya enak." Puji Viktor kala mencicipi Pirozhis isi katsudon buatan Yurio.
"Viktor, jangan makan banyak-banyak! Yang lain belum sarapan. Apalagi nanti temannya Yurio kan kesini." Yuri mengingatkan suaminya dengan lembut.
"Ok, tapi tahu tidak. Di dalam masakan ini aku merasakan perasaan yang sama dengan perasaanku padamu." Kata Viktor serius, Yuri jadi panik.
"Eh, apa itu Viktor?"
"Perasaan cinta!" Eaa~ ternyata kemesraan keduanya tetap langgeng sampai sekarang. Kini pipi Yuri sudah semerah tomat, sementara Viktor masih betah memeluknya dengan sayang.
"Kira-kira orangnya seperti apa yha?." Tanya Yuri penasaran.
"Apakah dia juga pemuda tampan sepertiku?." Kata Viktor Narsis
"Kuharap dia ramah dan baik hati." timpal Yuri berharap. Siapa tahu bisa menjadi calon menantu idaman.
"Brum!." Suara berisik dari mesin motor memenuhi pekarangan rumah sampai terdengar jelas dari ruang tengah. Yuri jantungan dibuatnya, Viktor memasang wajah innocent tidak tahu apa yang terjadi. Nampaknya motor itu terparkit di depan rumah mereka.
"Ting tong!" setelah itu dengan tiba-tiba bel rumah berbunyi. Dengan didampingi suaminya, Yuri berjalan ke depan untuk membukakan pintu. Mungkinkah itu teman Yurio?
" Selamat datang, kau temannya Yurio ya?" Tanya Yuri ramah kala membuka pintu. Namun bukan pemuda ramah berlabel menantu idaman yang dihadapannya. Melainkan seorang pria tinggi berperawakan tegap dan gagah, berpakaian serba hitam bahkan memakai kacamata hitam, dan berwajah kaku seolah jarang berekspresi apalagi tersenyum.
"Ya, saya Otabek Altin. Yurionya ada?."
Yuri jantungan dua kali, yakin ini temannya Yurio? Kenapa gahar sekali?
TBC
LOLOLOLOLOLOL... apalah-apalah... gemes deh sama pasangan yang satu ini. Seneng juga kalau mereka jadi satu kluarga. XD apapun itu trimakasih sudah membaca dan menjadi penumpang di kedua kapal kesayangan kita ini
