Pemuda itu tampak mematut diri di depan cermin. Dengan jari, ia menyisir rambutnya yang ia kira belum pas tatanannya. Setelahnya ia menepuk-nepuk ringan beberapa bagian gakurannya untuk menipisan lipatan-lipatan lusuh yang terlihat. Ia memperhatikan sisi-sisi wajahnya sebelum menyelesaikan acara mematut-diri-di-depan-cerminnya.

"Yosh! Hari ini terakhir kalinya aku memakai seragam ini," ujarnya katanya pada bayangannya sendiri. Ia lalu mengambil tasnya, berniat keluar dari dalam kamarnya sebelum sebuah pertanyaan terbesit dalam benaknya.

'Hey, apa ini berarti terakhir kalinya juga kami bertemu?'

"Uug.. lupakan.. lupakan.. aku dan dia sama-sama lelaki, tidak mungkin kuungkapkan perasaan bodoh ini," ia menggeleng-gelengkan kepalanya. "Ayo berangkat.. berangkat..." dan kaki-kaki jenjang itu mulai melangkah keluar dari rumahnya. Ia buang jauh-jauh sosok pemuda bertubuh besar dengan surai raven yang sempat menganggu pikirannya.

.

Disclaimer :

黒子のバスケ©藤巻忠俊

このフィクション©ウェンです(^^)

Warning :

Shonen-ai, AU, OOC, mistypo, de el el.

Pair : Miyaji Kiyoshi x Ootubou Taisuke

卒業 ~Kelulusan~

For Event Challenge KnB FFN group on Facebook

~Minor Character Appreciation Challenge~

.

Sebuah kertas bertuliskan "Peringatan ke-14. Upacara kelulusan SMA Shuutoku" yang berdiri di depan pintu gerbang, menyambut para siswanya yang datang ke sekolahnya. Begitu pula para wali murid yang datang untuk menghadiri acara wisuda anak-anaknya.

Seorang lelaki bersurai pirang melangkah ringan melewati gerbang sekolah itu. Tangannya menenteng sebuah tas hitam yang ia sampirkan di pundaknya. Lelaki itu langsung menuju ke kelasnya setelah mengganti sepatunya di ruang loker.

"Miyaji kun, ini silahkan," seorang gadis teman sekelasnya menyerahkan sebuah pin berbentuk bunga dengan pita yang menggantung. Pemuda bermarga Miyaji itu menerimanya lalu melangkah menuju bangkunya.

Diperhatikannya pin itu baik-baik. Warna pink memenuhi rangkaian bunga kertas itu, dan warna yang sama juga dipilih sebagai pitanya. Ia membolak-balik benda itu sebelum memasangnya di dada kirinya.

"Seluruh siswa kelas tiga, diharapkan segera menuju ke aula. Upacara kelulusan akan segera dimulai," suara dari ruang siaran menggema ke seluruh gedung sekolah. Semua siswa kelas tiga yang berada di kelasnya segera beranjak, bergegas menuju aula yang berada di sebelah utara gedung sekolah.

Mereka segera berbaris menjadi dua banjar sesuai kelasnya di depan aula. Alunan himne Shuutoku Koukou yang dimainkan di dalam aula terdengar hingga telinga siswa kelas tiga yang siap meninggalkan jenjang sekolahnya.

"Siswa kelas tiga, dipersilahkan memasuki aula."

Tepuk tangan memenuhi ruangan luas itu ketika berpasang-pasang kaki mulai melangkah masuk. Melewati jalan di antara kursi-kursi yang ditata rapi, para murid senior itu melangkah dengan penuh percaya diri, hingga akhirnya dua banjar barisan itu saling berpisah ke kiri dan ke kanan, menuju podium di sisi kanan kiri panggung yang saling berhadapan.

Setelahnya, upacara kelulusan pun dimulai. Berbagai sambutan dari kepala sekolah, staf pengajar, dan murid junior maupun senior terdengar. Isak tangis terdengar saat kata-kata penuh terimakasih dan salam perpisahan terdengar. Lalu terakhir, himne kelulusan yang dinyanyikan serempak oleh para siswa kelas tiga mengakhiri upacara perpisahan tersebut.

.

Seorang pemuda terlihat keluar dari aula yang memang semenjak tadi ramai. Acara pelepasan siswa kelas 3 selesai beberapa saat lalu, tapi pemuda dengan surai sewarna nanas kesukaannya itu memilih untuk keluar terakhir. Toh, tak ada bedanya ia keluar awal atau akhir. Ia yakin di luar aula sana tidak ada kouhai yang akan menyambutnya, atau menangis karena kelulusannya.

Langkahnya santai saat melewati kerumunan yang tersebar di sekitar gedung besar itu. Di tangan kanannya ada sebuah benda silinder berwarna hitam dengan sebuah pita berwarna orange melilit salah satu ujungnya. Ijazah miliknya.

Diangkatnya silinder hitam itu dan ia sampirkan di pundak kanannya ketika langkahnya terus berlanjut, semakin menjauh dari aula. Hujan kelopak sakura yang sedari tadi menimpanya tak ia pedulikan. Ia hanya ingin segera kembali ke kelas, mengambil tasnya lalu pulang.

"Senpai, aku menyukaimu..."

Sebuah suara yang terdengar dari belakang jajaran loker kelasnya membuat dia mematung sbeberapa saat. Tidak... ia tidak bermaksud menguping acara pernyataan cinta di balik lokernya itu, hanya saja ia teringat sesuatu...

"Perasaan ini..." gumamnya pelan sebelum ia menggelengkan kepalanya, membuyarkan pikirannya tentang lelaki yang dikaguminya-disukainya-seperti tadi pagi. Ia lekas menaruh sepatunya di dalam loker dan memakai sepatu indoor yang sudah lebih dulu diambilnya. Ia langsung berjalan meninggalkan ruang loker, menuju kelas yang selama 1 tahun ini ia tempati, mengambil tasnya, lalu segera keluar lagi.

Perjalanannya meninggalkan sekolah harus terhenti ketika didengarnya seseorang memanggil namanya. Ia berbalik dan mendapati dua adik kelasnya yang sesama anggota tim basket berjalan ke arahnya.

"Ada apa?" tanyanya malas.

"Kami ingin merayakan kelulusan senpai tachi.." jawab si kouhai bersurai raven.

"Tapi bukan berarti kami benar-benar ingin merayakannya nodayo," kata juniornya yang satu lagi.

"Kalau begitu, aku lebih memilih pulang," kata Miyaji santai. Ia bersiap berbalik tapi tangan si raven sigap menghentikannya.

"Yaaa.. tunggu senpai... tunggu..." katanya. "Shin chan tidak bermaksud begitu.. kami benar-benar ingin merayakan kelulusan kalian.. Ootsubou senpai dan yang lainnya sudah menunggu di depan gerbang."

DEG!

Ucapan terakhir Takao sukses membuat Miyaji bergeming dan itu membuat Takao dengan mudah menarik senpainya untuk berkumpul dengan anggota klub basket string 1 yang lain.

.

"Selamat atas kelulusannya, senpai... saa, minna, kanpaaiii!"

"Kanpai!"

Suara dentingan gelas berisi oolong tea yang saling ditubrukkan di udara terdengar dari salah satu meja di kedai okonomiyaki itu. Para pelakunya tidak lain dan tidak bukan adalah anak-anak anggota klub basket string satu Shuutoku Koukou. Mereka memutuskan kedai okonomiyaki itu sebagai tempat untuk pesta perpisahan dengan para siswa kelas tiga sejak mereka merencanakan pesta perpisahan itu, jadi di hari kelulusan, di sinilah mereka, memberi ucapan selamat kepada para murid senior yang telah lulus, berdoa untuk keberhasilan mereka, yang lalu dilanjut dengan perbincangan ringan dan canda tawa tanpa arti. Hingga waktu terasa berlalu begitu cepat, lalu mereka diharuskan kembali ke rumah.

"Maa, sebelum kita pulang, kita minta Otsubou senpai menyampaikan kata-kata terakhirnya," Takao berucap dengan ceria.

"Kata-kata terakhir? Kau seakan bilang aku akan segera mati, Takao," balas sang mantan kapten yang disambut gelak tawa oleh semuanya. "Hmm, yah... tiga tahun di klub basket bersama kalian menyenangkan. Apalagi kita masih bisa menpertahankan gelar raja yang selama ini kita sandang. Tapi, jangan sombong dan jangan pernah memandang rendah musuh. Setelah kami pergi pun, aku harap kalian akan tetap berusaha menjaga nama baik Shuutoku Koukou dan gelar raja timur kita."

"Aaaa!"

"Dan satu lagi... hal lain yang yang membuat aku senang di klub basket selama ini, karena... Miyaji." Pemuda yang namanya disebut pun menoleh kaget. Ia menatap sang mantan kapten dengan jantung yang berdetak lebih cepat dari biasanya. "Karena ada kau di tim basket.."

Suasana menghening. Tidak ada suara, bahkan hembusan napas pun seakan terdengar nyaring saking heningnya keadaan di meja yang semenjak tadi ramai itu. Sampai kemudian suara tepukan tangan diiringi "yeeeeiiii" dan siulan memhana.

"Akhirnya kau ungkapkan juga perasaanmu, kapten."

"Waaaah, Ootsubo senpai kereeeenn."

"Selamat kalian berduaaa..."

Dan kalimat-kalimat lain terlontar dari mereka yang mendengar pernyataan cinta dari sang mantan kapten pada sang kepala nanas. Yang mendapat pernyataan, seakan bangun dari rasa shocknya, masih bergeming. Wajahnya memerah, dan hal itu berhasil membuat yang lain memeriahkan suasana dengan siulan yang makin keras.

"Ke-kenapa.." Miyaji berusaha berbicara diantara keramaian itu dan keramaian jantungnya yang berdetak cepat.

"Kenapa? Karena aku menyukaimu, tentu saja."

"Cieeeeee... Ootsubo senpai, so sweeeettt..."

"Maksudku, kenapa kau mengungkapkannya di depan semua orang, dasar bodooooohh!" lalu sebuah nanas terlempar tepat ke arah si pria berbadan besar hingga ia roboh. Dan acara perpisahan sekaligus ajang menayatakan cinta Ootsubo berakhir dengan Miyaji yang harus,bertanggung jawab membawa pria besar itu pulang ke rumahnya.

.

.

終わる


Doumo ssu...

wen balik dengan fic baru.. hehe

o ya minna, mungkin setelah ini wen bakal hiatus dari fandom KnB.. m( _ _ )m

alasannya, yaaah.. fic wen di fandom lain masih terbengkalai.. #plak wen udah punya draft buat fic baru KagaKuro sama AoKise, tapi mungkin bakal wen publish kalo fic wen yang lain udah kelar..

doakan cepet kelar ya... hehe..

yosh, kore dake de.. makasih yang sudah baca... yang sudah mau ngeriview, ngefave, nge-alert, dll... minna kanshashiterussu yo.. ^0^

jaa minna, ribiyu choudai?

tsugi no fiku de, mata ne~

^wen_desu^