HunterxHunter belongs to Yoshihiro Togashi
She's Absolutely Mine © Takamura Akashi
Romance/Family/with little bit humor
Warnings : AU, OOC, Typo(s), Anything at this fict is fiction, And all warnings not I'm write
Words : 1.524
KuraNeon
.
.
Don't Like, Don't Read
She's Absolutely Mine
.
.
Right, i'm so over protective to you.
That is because you're my mine!
.
.
Di rumah
Pagi yang cerah kali ini menyambut sebuah keluarga kecil yang tengah melewati paginya dengan damai. Dan tampaklah seorang wanita cantik bersurai azure yang tengah sibuk memasak. Tapi jika diperhatikan lebih detail, oh tidak perlu terlalu detail pun sudah terlihat dapur yang terlihat seperti kapal pecah. Bisa ditebak bahwa wanita itu sama sekali belum pernah memasak. Bulir-bulir keringat pun membanjiri pelipisnya membuat wanita itu terus saja mengelap pelipisnya itu dengan lengan bajunya.
Dan beberapa menit kemudian terdengar teriakan dari arah dapur. Sudah jelas yang berteriak adalah wanita bersurai azure itu. Dia berteriak karena kompor yang tiba-tiba meleduk menyebabkan dinding dapur dan wajah cantiknya tertutupi oleh noda hitam. Sungguh itu sangat menggelikan, dan berhasil membuat seorang lelaki yang tadinya sedang mandi sampai lari terbirit-birit menuju dapur.
"Ada apa? Huh? Ada apa Neon?" lelaki itu terlihat sangat panik, terlihat dengan dia yang hanya memakai sebuah handuk untuk menutupi bagian bawahnya. Wanita itu yang melihat hal tersebut hanya ber-blushing ria tanpa menjawab pertanyaan pertanyaan dari suaminya itu.
"Ya ampun Neon! Ada apa dengan mu?! Lihat kau jadi... hitam begini?!" lelaki itu langsung saja menghampiri wanita itu setelah melihat keadaan istrinya yang menyedihkan.
"Go-gomen Kurapika-kun aku hanya ingin memasak untukmu, tapi... jadinya begini," dalam pelupuk netra wanita itu sudah berlinang air mata yang siap tumpah kapan saja. Melihat hal itu lelaki tersebut langsung menenangkan wanitanya dengan memeluk wanita itu erat.
"Tenanglah tak apa, lain kali jika kau ingin memasak kau harus bersama diriku. Mengerti?" lelaki itu kemudian mengusap lembut wajah sang istri menggunakan handuk yang ia bawa. Dan setelah terlihat cukup bersih ia menyudahi acara membersihkan wajah sang istri.
"Iya Kurapika-kun. Aku mungkin memang istri yang tidak bergu... huweeee!" tiba-tiba saja wanita itu menangis sembari menutupi wajahnya dengan telapak tangannya. Sontak saja lelaki itu panik dan bingung dengan yang apa yang dilakukan oleh istri tercintanya.
"H-hei, sudahlah Neon kau bukanlah istri yang tidak berguna. Kau selalu berguna untukku kok, percayalah." lelaki itu kembali mencoba untuk merengkuh tubuh mungil istrinya, tapi ternyata kali ini ada penolakan dari istri tercintanya itu.
"Me-menjauhlah Kurapika-kun! Hiks hiks," wanita itu mengusir suaminya dengan isakan yang masih jelas terdengar.
"Apa salahku Neon? Katakan?" lelaki itu mengernyitkan alisnya bingung, dia cukup khawatir kalau-kalau tadi ia melakukan hal yang salah pada istrinya. Namun yang terjadi setelahnya membuyarkan segala rasa khawatir berlebihannya tadi.
"Kau... hiks tidak pakai baju Kurapika-kun hiks, kau porno!" setelah wanita itu berseru demikian, langsung saja wanita itu berlari menuju kamar mandi. Mungkin ia ingin membersihkan dirinya atau apa? Entahlah.
"Astaga!" lelaki itu baru tersadar jika ternyata, handuk yang ia pakai untuk membersihkan istrinya tadi adalah handuk yang ia gunakan untuk menutupi bagian bawah tubuhnya. Kali ini dia merutuki kebodohan dirinya, dengan menepuk jidatnya dan meraih handuk yang tadi sempat sengaja dijatuhkan.
Dengan rasa malu ia kembali ke kamar untuk memakai baju. Oh, Kurapika untung wanita itu istrimu. Kalau tidak bisa gawat dirimu itu ckckck.
Xxx She's Absolutely Mine xxX
Di Kantor
"Neon!" seorang lelaki bersurai blonde meneriaki sebuah nama dari seberang jalan. Dan yang merasa dipanggil namanya menoleh menuju asal suara itu. Wanita bernama Neon itu kemudian tersenyum. Lelaki itu kemudian melambaikan tangannya ke arah wanita itu sambil menyebrangi jalan di zebra cross.
Tapi siapa disangka ternyata wanita itu tadi bukan tersenyum untuk dirinya tapi untuk seorang lelaki yang ia pun tidak mengenalinya. Lelaki blonde itu baru menyadarihal tersebut saat ia sudah sampai di seberang, dan dengan tiba-tiba seorang lelaki menghampiri wanitanya itu. Perempatan siku-siku mulai tampak di pelipisnya dan ia mengepalkan tangannya erat. Ia cemburu.
"Neon!" lelaki itu sedikit berteriak kesal saat memanggil nama wanitanya lagi. Dan kali ini wanita itu benar-benar menatap dirinya dan kemudian tersenyum sumringah.
"Hisoka, perkenalkan itu suamiku hehe," wanita itu sedikit tertawa malu-malu saat memperkenalkan suaminya kepada lelaki lain, yang barusan ia sebut namanya sebagai Hisoka.
"Kurapika-kun kenalkan ia temanku. Dia—" belum selesai wanita itu melanjutkan perkataanya, ia sudah diseret dengan sangat tidak elit oleh suaminya itu.
"Kita pergi." lelaki itu mengatakannya dengan sangat ketus, seperti ia benar-benar sangat cemburu kali ini dengan istrinya yang kelewat polos.
"Ah Hisoka kami pergi dulu ya, sumimasen!" dan wanita masih saja sempat-sempatnya pamit kepada lelaki yang katanya temannya itu. Dan yang dipamiti hanya senyum-senyum tidak jelas.
"Dia cemburu," gumam lelaki bernama Hisoka itu setelah kemudian berlalu begitu saja.
Kembali dengan pasangan suami istri yang ini yang masih terlibat seret-menyeret. Dan sang wanitanya tetap saja bertanya namun tidak digubris oleh suaminya itu, sampai akhirnya suaminya itu menjawab. Mungkin ia lelah mendengar suara Neon yang sepanjang perjalanan terus saja bertanya dan bertanya kepada dirinya.
"Kurapika-kun! Kau dengar aku tidak sih?! Bukannya waktu istirahat sudah mau selesai? Kita harus kembali bekerja Kurapika-kun!" seru wanita itu dengan kesal karena sedari tadi tidak didengarkan oleh suaminya itu.
"Ya ya aku dengar! Kita kembali nanti saja, toh pekerjaan kita sedang tidak banyak." akhirnya lelaki itu menjawab wanitanya itu juga. Ia cukup jengah mendengar pertanyaan yang terus menerus keluar dari istrinya itu.
"Ukh, baiklah. Tapi bisakah kau melepaskan tanganku? Dan hei kau menyeretku Kurapika-kun! Aku tidak bisa mengimbangi langkahmu!" wanitanya itu sedikit berontak, tetapi lelaki itu malah semakin mengeratkan pegangan tangannya pada pergelangan tangan wanita itu.
"Tidak. Dan ikuti aku saja. Aku sedang kesal denganmu. Lebih tepatnya aku... cemburu." lelaki itu mengatakannya dengan sedikit semburat merah di wajahnya yang jelas tidak bisa dilihat oleh wanitanya tersebut. Dan wanitanya itu hanya terbelalak kaget mendengar pengakuan dari suamniya tersebut. Ternyata yang membuatnya menjadi seperti singa mengamuk ini adalah karena ia cemburu.
Lelaki itu tidak melihat istrinya saat ini. Sebenarnya itu sayang sekali karena sekarang istrinya itu, sedang tersenyum manis setelah mendengar pernyataan suaminya barusan. Sepertinya wanita itu mengerti perasaan suaminya itu. Mereka terlihat manis, seperti pasangan yang masih pacaran saja.
Xxx She's Absolutely Mine xxX
Di rumah sakit
"Selamat anda akan mempunyai seorang anak nyonya, tuan." dokter perempuan tampak tersnyum saat mengabarkan kabar bahagia bagi pasangan suami istri yang sebentar lagi akan dapat tambahan anggota keluarga baru.
Setelah mereka mengucapkan terima kasih pada dokter itu dan setelahnya membayar administrasi, mereka berjalan melewati lorong rumah sakit menuju ke parkiran untuk mengambil mobil dan kemudian pulang kerumah.
"Kurapika-kun! Aku sangat senang sekali kita akan mempunyai anak hehe," wanita itu terlihat sangat antusias dan senang sampai-sampai ia tidak melihat jika ada lantai yang sedikit terangkat dan mengakibatkan dirinya tersandung. Untung beribu untung, suaminya itu dengan cepat menangkap tubuh mungil istrinya yang sedang mengandung anak mereka.
Lelaki itu terlihat sangat pucat sekali, ia sangat khawatir jika terjadi apa-apa dengan istri dan anaknya barusan.
"Aduh, go-gomenasai Kurapika-kun. A-aku tadi terlalu senang," wanita itu terlihat sedih saat mengetahui wajah suaminya yang terlihat pucat dan panik. Seketika ita merutuki kebodohan dirinya yang sangat cerobih dan membahayakan keselamat bayi yang ada di kandungannya.
"Lain kali kau harus berhati-hati Neon." Lelaki itu berkata dengan nada sarkastik, membuat wanitanya semakin merasa bersalah dan berhasil dibuatnya menangis.
"Hiks hiks gomenasai Kurapika-kun, lain kali aku akan hiks a-aku akan—" dia tidak bisa membendung isak tangisnya yang kian membuncah. Dan itu mau tak mau kembali meluluhkan suamniya yang sesaat lalu terlihat cukup menyeramkan. Lelaki itu kemudian merengkuh tubuh mungil istrinya itu.
"Sudahlah, ayo kita pulang." lelaki itu kemudian tersenyum lembut kepada istrinya, ia sebenarnya tidak marah kepada istrinya itu. Hanya saja tadi ia sangat panik jadi mungkin terlihat seperti sedang marah, tapi tidak dipungkiri tadi ia juga merasa kesal karena kecerobohan wanitanya itu.
"Tapi tadi Kurapika-kun marah padaku hiks," wanitanya itu kemudian menengadahkan wajahnya dan menatap langsung wajah suaminya yang lebih tinggi dari dirinya itu.
"Ya, tadi aku memang sedikit marah padamu karena kau ceroboh. Tapi aku tidak sepenuhnya marah Neon," lelaki itu kemudian kembali tersenyum mecoba menenangkan istrinya itu.
"Tuh, kan. Kau tadi marah padaku hiks aku memang bodoh hiks," wanita itu kembali menenggelamkan wajahnya ke dada bidang suaminya itu dan menangis terisak lagi. Untung saja lorong itu sangat sepi jadi tidak ada yang memperhatikan mereka berdua saat ini. Jadi, lelaki itu tidak perlu takut jika orang-orang berpikiran buruk padanya yang menyangka telah berbuat sesuatu sehingga wanita itu menangis.
"Sstt... sudahlah kau tidak bodoh. Maafkan aku juga yang terlalu over protective padamu, sehingga aku menjadi panik saat kau akan terjatuh tadi." lelaki itu menatap wanitanya dalam. Dan perkataanya barusan berhasil membuat isak tangis wanitanya itu terhenti.
"Benarkah?" wanita itu bertanya kembali dengan wajah polos yang mungkin terlihat sangat imut sekarang ini.
"Iya, itu benar. Karena kau itu mutlak milikku Neon." lelaki itu kemudian menyeringai kepada wanitanya itu dan istrinya tersebut hanya mengerucutkan bibirnya yang membuatnya semakin terlihat imut.
"Kau terlalu memonopoli diriku Kurapika-kun!" wanita itu menjulurkan lidahnya tanda ia meledek suamnya tersebut. Sungguh sekarang mereka terlihat sangat kekanakan sekali.
"Biarkan. Dan hentikan sikapmu yang akhir-akhir ini menjadi sangat melankolis Neon," niatnya lelaki itu hanya ingin menggoda istrinya itu, tetapi akhirnya malah membuat sebuah kesalahan dimata istrinya itu,
"Jadi kau tidak menyukai aku yang cengeng begini huh? Huwee! Kau jahat Kurapika-kun! Kalau kau tidak suka, kau harusnya bilang sejak dulu huwee!" wanita itu kembali menangis sembari memukul-mukul dada bidang suaminya itu. Dan yang dipukul hanya bisa meringis, mengingat bahwa ia tadi sepertinya salah bicara.
Sepertinya wanitanya yang sedang PMS jauh lebih baik dibandingkan wanitanya yang sedang hamil. Ia menjadi sangat melankolis dan super sensitif, dan mungkin sekarang lelaki itu akan sangat kewalahan untuk beberapa bulan kedepan.
Malangnya nasibmu Kurapika...
.
.
OWARI
Jiahaha fict apa ini? Kenapa mereka jadi seperti itu? O.o Ah sudahlah mungkin karena aku juga lagi eror xD
Kalau begitu Taka minta kritik dan sarannya saja ya! Kalau mau flame silahkan angkat kaki sana huss!
Sign,
Takamura Akashi
.
.
.
Thanks to Kuro-kun and Baka 3
