TWO SIDES OF MIRROR
[Pretty Rhythm Rainbow Live] © Deko Akao-san, the writer of its anime series.
Characters [June, Rinne]
[Warning!] Gaya bahasa aneh, terlalu singkat, feel hilang, dsb.
Ia tahu, seseorang telah datang dari Dunia Prisma secara tak sengaja untuk menggantikannya.
Gadis yang muncul tak diundang itu tak mengubah penampilannya. Rambutnya biru pendek, matanya sewarna langit, namun ada satu hal yang salah dari dirinya, ia lupa segalanya. Tinggal di Prism Stone dan bertemu teman-teman baru membuat ia belajar, dan mungkin, memperoleh kembali sedikit demi sedikit ingatannya.
Ketika mereka bertemu, iris merah dan biru itu, keduanya merasakan koneksi; keduanya tahu, ada hal yang sama dalam diri mereka. Dan sebuah komunikasi tanpa suara pun terjalin, meski pada akhirnya, pemilik manik crimson itu lebih banyak bicara—bertanya—dibandingkan dengan gadis baru yang amnesia.
Komunikasi tanpa suara itu bukanlah telepati—ia suatu citra non-verbal melalui tatapan mata yang menusuk, tanpa isyarat, dan mereka dapat langsung melihat ke dalam pikiran satu sama lain, Aku menantangmu. Hanya dengan komunikasi semacam itu pula, mereka bisa mengetahui semangat sang partner— tidak, sang lawan. Dan dengan komunikasi itu pula,
mereka saling mengerti.
Bahwa kedua Utusan Prisma itu merupakan bentuk nyata dari dua sisi cermin yang berlainan.
Sisi gelap yang bernama June,
dan sisi terang yang bernama Rinne.
Kedua sisi yang saling membelakangi; menempuh jalan masing-masing dengan cara tersendiri, namun tak dapat dipisahkan.
.
Dan kini, mereka telah hidup di dunia berbeda. Kedua sisi cermin itu berpisah.
Saat sang azure pulang, ikatan itu terlepas.
Saat sang crimson menetap, hubungan itu terputus.
Dan cermin itu pun terbelah dua, memisahkan kedua bagiannya sehingga tak menjadi cermin sempurna, namun dalam keadaan utuh, tanpa suatu cacat, tanpa cela.
.
Mungkin sudah waktunya bagi kedua sisi cermin untuk berpisah dan berubah. Bermetamorfosis menjadi cermin-cermin sempurna yang baru.
A/N: Geografi, Fisika, dan pikiran yang kacau. Maka lahirlah fic yang jujur saja, saya bacanya dapat kesan gaje.
