The Dark Spring

Chapter 1

Musim semi, seperti yang kita ketahui, merupakan musim yang indah. Musim yang diwarnai dengan tumbuhnya bunga bunga yang indah dan daun daun yang menghiasi ranting pohon. Musim dimana binatang mengawalinya dengan bahagia, seperti burung yang berkicauan dan binatang binatang lain yang berkeliaran ke sana sini. Semua orang sangat bergembira menyambut musim semi setelah musim dingin yang tentu saja sangat dingin dan tidak berwarna karena semuanya tertutup oleh putihnya salju. Pada saat ini semua orang berada di luar rumah, pergi piknik atau hanya menikmati suasana di sekitar. Ya, semua orang… kecuali Hinata.

Ini sudah tahun keempat dan perasaan yang sama masih menghantui Hinata. Dia begitu cemas dan takut sehingga dia selalu mengurung dirinya di kamar menghindari semua hal yang berkaitan dengan aktivitas luar. Entah kenapa dia tetap saja ingin bertemu dengannya…menunggu kedatangannya…si Mata Sharingan…Itachi Uchiha. Empat tahun yang lalu, Itachi datang ke kamarnya Hinata pada malam hari dan dia mengatakan "Aku akan kembali padamu, Hinata, suatu hari, suatu musim semi nanti." Lalu dia menghilang begitu saja. Esok harinya tersiar kabar bahwa klan Uchiha telah dibantai habis dan yang tersisa hanya Sasuke yang dalam keadaan pingsan dan shock berat, pelakunya adalah Itachi sendiri. Sejak saat itu, Hinata merasa bahwa ini semua mimpi buruk baginya, si genius, si pembantai entah apa sebutan orang telah membuatnya begitu takut dan merinding mendengar namanya.

Sejak saat itu, Hinata selalu berkata "Musim Semi Yang Kelam" dan teringat kembali akan kata katanya. Perasaan ini begitu melekat sehingga dia mulai merasakan beberapa bulan ini…perasaan yang tidak bisa di tolak…dia jatuh cinta pada Itachi. Mungkinkah ini karena, dia suka Naruto tapi Naruto tidak mennyadarinya hingga dia berpaling pada Itachi? Dia sendiri pun tidak pasti. Keluarga Hinata begitu cemas dengannya tapi mereka tidak bisa berbuat apa apa. Hinata tidak ingin memberitahu siapa siapa biarlah itu jadi rahasianya.

Perasaan itu kemudian memudar menjelang pergantian musim tapi sayangnya perasaan yang sama kembali lagi setiap musim semi.

Suatu hari, Hinata tetap berada di kamarnya, membaca buku yang ada di meja lampu. Kemudian Ten Ten dan Sakura datang, mereka ingin mengajaknya pergi piknik.

"Kita akan pergi piknik sekarang, apa kamu mau ikut?" Ten Ten terlihat begitu gembira.

"Ti..dak...terima...kasih" Hinata agak sedikit gugup.

"Ayolah, Hinata, ini akan menyenangkan. Kami tidak melihatmu keluar rumah mulai permulaan musim ini." Sakura mendesaknya dan dia sama sekali bingung dengan apa yang terjadi pada Hinata.

"Semuanya ikut dan sedang menunggu di luar, Naruto begitu bersemangat sekali"

"Naa...ruto?" Mendengar namanya telah membuat pipi Hinata memerah.

Apa yang mereka berdua pikirkan kenapa mereka menyebut namanya. Apakah mereka telah mengetahuinya? Tapi...tapi perasaannya pada Itachi sekarang telah mendominasi perasaannya pada Naruto. Tidak, mereka tidak bisa memaksaku.

"Maaf...tapi aku tidak bisa...maafkan aku"

"Apa kamu yakin? Kita belum tentu bisa berkumpul lagi karena semuanya akan pergi pada misi masing masing."Ten Ten terlihat tidak senang.

Mungkinkah aku harus ikut juga? Tidak, tidak, aku tidak akan pergi bagaimanapun juga. Aku tidak ingin berada luar dan aku merasa Itachi mulai mendekati Konoha.

"Maafkan...aku semuanya. Aku...hanya...ingin dikamar...un...untuk beberapa waktu."

"Baiklah kalau itu maumu. Kami tidak memaksa kamu. Aku akan bilang pada yang lainnya dan Neji." Sakura dengan nada yang kecewa.

"Se...semoga piknik kalian menyenangkan."

Lalu Ten Ten dan Sakura keluar kamar Hinata dan pergi.

Aku menjadi agak bersalah dengan mereka. Tapi mereka tidak akan mengerti perasaan ini kan? Memanglah sangat susah. Tiba tiba Hinata merasa mengantuk dan dia pun berbaring di tempat tidurnya.

"Hinata, aku telah datang. Aku telah tepati janjiku. Apa kau merindukanku?" Itachi berkata seraya memandang Hinata dengan mata Sharingannya.

Hinata hanya duduk terpaku pada lantai. Matanya yang menyala membuatnya tidak berdaya bahkan untuk mengaktifkan Byakugannya.

"Aku...tidak...tidak merindukanmu! Kau orang...yang berdarah dingin!" Hinata coba menyembunyikan rasa takutnya.

"Kau jangan berbohong padaku, Hinata. Kua akan tahu akibatnya jika berbohong."

Hinata terbangun dari tidurnya... hanya mimpi. Tapi terlihat begitu nyata hingga dia merasa tidak tidur sama sekali.

"Kau bermimpi buruk?" dia terkejut melihat Neji berada di hadapannya, lalu dia duduk di dekat Hinata.

"Ya, sepertinya...Kau sudah pulang lagi?"

"Kami mendapat informasi kalau Akatsuki berada di dekat dekat Konoha. Maka pikniknya dibatalkan."

"Oh? Si..siapa saja Akatsukinya?"
"Belum tahu dengan pasti tapi salah satunya Itachi Uchiha"

Ternyata benar, dia akan datang kemari. Ketakutannya semakin menjadi jadi, wajahnya menjadi sangat pucat.

"Hinata, kamu tidak apa apa? Kamu menjadi pucat."

"Aku,,,aku me...rasa kurang sehat. Aku...aku ingin istirahat..."

Hinata kembali berbaring dan Neji menyelimutinya.

"Kalau kamu perlu apa apa, panggil aku saja." Neji berjalan keluar dan menutup pintu.

Apa yang harus aku lakukan? Ternyata perasaanku benar, Kenapa dia harus kembali lagi? Atau dia ada hal lain? Aku tidak mungkin keluar kamar dan kabur tapi aku juga tidak bisa terus di kamar ini.