~ Desclaimer : ~
Masashi Kishimoto
~ Warning : ~
Don't Like Don't Read
~ Story : ~
Mine
~ Title : ~
Aku Yang Palsu
Hi, maaph ya, kali ini Fuun nggak buat cerita Humor…
mau coba, bikin Fic lain selain bergenre Humor.. hehe..
jadi maklum ya kalo nanti hasilnya kurang memuaskan…
tapi Fuun pasti buat yg humor lagi nanti, hehe, tergantung suasana Hati… xD
-START-
Normal POV
Sekarang hari minggu, di pagi seperti ini udara berhembus dengan segarnya. Tenten, seorang cewek yang akan menjadi tokoh utama kali ini berlarian dijalan komplek Tsuki blok 2, tepatnya hari ini ia akan pergi kerumah teman dekatnya Neji. Sesampainya disana, Sebuah bel disamping gerbang rumah ditekan oleh Tenten, dan sebelum seseorang membukakan pintu gerbang tersebut, Tenten langsung melompati gerbang itu…
'HUP'
Ia berhasil melewatinya tanpa harus mengenai ujung atas gerbang yang runcing.
"Neji! Aku datang nih..!" teriak Tenten yang samasekali nggak manis sambil menggedor – gedor pintu rumah. Meskipun perawakannya lumayan imut, tapi sifat Tenten sangat kecowok – cowokan alias Tomboy..
Neji POV
'Tenten datang kemari? Kenapa tiba – tiba?' Batinku agak kaget. Aku takut, Tenten akan tau kebiasaanku yang memalukan… secepat mungkin, kubereskan hal yang kumaksud memalukan itu, dan segera kubuka pintu rumahku.
"Hh… kau melompati pagar lagi? Hari ini aku sibuk, tak ada waktu untuk bermain denganmu tahu…" ocehku panjang yang saat itu juga membuat Tenten terlihat agak kesal
"Huh… masa bodo dengan kesibukkanmu.. hari ini aku bosan, makanya aku kesini sambil membawa DVD Film Horor favoritku… hehe… nonton bareng yaa…" ucap Tenten begitu saja. Aku menyanggupinya, meskipun sebenarnya aku nggak suka nonton film horor. Saat Tenten mulai menyetel film tersebut, aku mulai panik… kucoba mencari majalah, dan pura – pura membacanya
"Huh.. Neji! Nonton donk! Lagi seru – serunya niih! Sebentar lagi setannya keluar!"
"Nng… malas ah, ga seru" ucapku sambil berpura – pura membaca majalah.
SRET
"Sini-in majalahnya!" ucap Tenten menarik paksa Majalahku.
Padahal benda tersebut kugunakan untuk menutupi wajahku dari film Sialan itu…! aku terpaksa menontonnya, tapi lama – kelamaan aku mulai keringetan. Bulu kudukku mulai naik, sesaat aku dapat ide untuk menghindari film Horor ini
"Aku buatkan minum ya…"
"Huuh… ya aku haus"
"Oke…" kataku kemudian berjalan kearah dapur
Tenten POV
'Pada akhirnya, aku nonton film ini sendirian. Segitu ga bagusnya kah film ini sampe – sampe Neji kebosenan? Kapan – kapan aku belikan film horor yang paling mutakhir ah…' ucap batin ku sambil memainkan remot DVD milik Neji. 'Rasanya jadi nggak seru kalau nonton film horor sendirian… Main PS aja deh…' akhirnya kuputuskan mengganti film horor tersebut dengan bermain game. Aku sangat suka bermain game sepak bola. Tidak ada yang lebih seru dari itu. sambil bermain, aku menunggu Neji yang sedang membuat minuman.
"Ooi! Kau lama sekali sih? Aku haus nih!" teriakku yang sepertinya agak kasar. Karena sudah terlalu akrab sampai rasanya tidak ada yang perlu kukhawatirkan. Berteriak sekasar apapun, Neji selalu membalasku dengan senyuman. Dan secara tidak sadar, aku malah menyukainya
"Nih… jangan teriak – teriak lagi… berisik ah…" ucap Neji datar seperti biasa, sambil meletakkan 2 gelas minuman di atas meja ruang tamu. Aku agak blushing melihat wajahnya saat itu, sesegera mungkin kusembunyikan wajahku yang memerah ini.
"I..iya.." jawabku berpura – pura menatap layar TV sambil memainkan stik PS, membiarkan wajah merahku menghilang sedikit demi sedikit
"Ayo diminum! Tadi teriak – teriak minta cepet, sekarang sudah kusiapkan malah main aja.. dasar kau ini… nggak baik tau punya sikap jelek kayak gitu" Neji menasihatiku seperti biasa, aku merasa dia takkan pernah melihatku sebagai seorang cewek manis. 'sigh' akhirnya kuminum juga minuman yang dibuat Neji…
"Mmm… jus Jeruk kesukaanku… makasih ya.. kapan – kapan buatnya lebih banyak oke? Hehe" Ucapku begitu agar Neji tidak curiga dengan wajah blushing-ku. Meskipun menyukainya, entah kenapa aku belum mau ia tahu tentang perasaanku ini.
Neji POV
'dasar Tenten… tapi syukurlah, film horornya dimatiin fuuh…' aku menghela nafasku. Sekejap Tenten memandangku dengan hening tadi. 'Semoga aja, dia nggak berfikiran kalau aku nggak suka film horor'
Tenten POV
'celaka! Tadi Neji membalas tatapanku saat aku memandangnya secara tak sadarr! Semoga aja dia nggak beranggapan bahwa aku menyukainya… Ukh…'
Normal POV
Tak terasa waktu menunjukkan pukul 10.00 pm
"Kapan kau bakal pulang sih?" teriak Neji yang sepertinya agak risih dengan kehadiran Tenten sejak jam 7 pagi.
"Jadi kau nggak suka aku main ke sini?" Tenten berwajah sedikit kecewa
"Ha? Bukan begitu.. aku cuman sedang capek aja hari ini. Lagi malas main tau… kamu kan enak tinggal sama orangtuamu, sedangkan aku, tinggal sendirian dan harus mengurus rumah setiap harinya"
"Memangnya orangtua mu kemana?"
"Mereka berdua sibuk bekerja… sudahlah, jangan bicarakan masalah keluargaku" Tenten hanya terdiam saat Neji berbicara tadi. Kemudian, ia melangkah kelantai 2
"Mau ngapain keatas?" tanya Neji agak panik, saat melihat Tenten berjalan kearah tangga
"Mau main dikamarmu…" ucap Tenten datar, "Sekalian….. lihat – lihat… siapa tau kau mempunyai mainan bagus dikamar…" ucapan Tenten kali ini membuat angka ketakutan Neji menaik tajam..
"Tunggu!" ucap Neji menarik tangan kanan Tenten, "Mau jalan – jalan keluar?"
Tenten POV
'Haaaaaa? Ne..Neji ngajak jalan? Huaaaa! Mau…! Mau!' batinku teriak histeris. Ini pertamakalinya Neji mengajakku jalan. Biasanya selalu saja aku yang mengajaknya pergi.
"O..oke… tumben nih, ada apa?" tanyaku dengan nada yang kubuat sedatar mungkin. 'aku nggak mau terlihat histeris didepannya. nanti dia ke ge-er an lagi… huh…'
Neji POV
'Ugh… kenapa Tenten nanya kayak gini ya? Jangan – jangan… dia sadar kalo aku menyembunyikan sesuatu dikamarku… Argh! Semoga aja nggak?'
"Ha? Tadi katanya bosan… mau nggak nih?" tanyaku meyakinkannya
"Yaaa…. Boleh deh.."
Dan hari ini, kami pun pergi keluar bersama… apa boleh buat, aku nggak tahan membuatnya lebih lama lagi dirumahku. 'fuh… syukurlah…'
Normal POV
Mereka menyusuri banyak tempat – tempat. Dimulai dari sekedar duduk ditaman, berkunjung ke toko barang antik bertembok oranye, sampai melihat pantai yang saat ini cukup banyak peminatnya.
"Pantainya lagi rame, gimana kalau kita main ketempat lain?" tanya Tenten sambil menjilati es krim cokelat kesukaannya
"Hm… terserah kau saja, tapi sebaiknya kita cari restoran dulu. Sudah waktunya makan siang"
"Boleh.. aku yang ngerekomendasiin ya? Hehe…"
"Hm.." ucap Neji yang berarti setuju.
Nggak lama berjalan, akhirnya mereka sampai disebuah toko bertembok Pink dengan palang restoran bertuliskan 'Restoran Ai' dan berlambang Hati yang berwarna perpaduan merah delima dan Pink-putih. Restoran tersebut juga memiliki pelayan yang menggunakan bando bertelinga kelinci dengan kostum Maid yang roknya selutut, berenda – renda. Serta ada pita besar dibelakang pinggang sang pelayan wanita sedangkan pelayan pria menggunakan tuxedo hitam dan dasi kupu – kupu. Dengan penampilan tubuh yang dibuat seformal dan segagah mungkin. Selain itu, ruangan didalam restoran tersebut pun dibuat dengan nuansa pink sepanjang mata memandang. Bisa dibilang, restoran ini didedikasikan kepada pasangan remaja yang sedang kasmaran…
"Yaaah… meskipun dekorasi di restoran ini aneh banget, tau kan? Aku paling nggak suka warna - warna pink apalagi yang mencolok kayak gini. tapi meskipun begitu, makanan disini enak – enak lho…" ucap Tenten tersenyum lebar
"Ooh.." balas Neji dengan suara datarnya
Neji POV
'Tenten membawaku kerestoran kayak gini? Ya ampun…. Dekorasi secantik ini dibilang aneh? Warna pinknya padahal sangat bagus dan membuat fisik Restoran ini terlihat sangat manis…' aku tertegun dengan hiasan dan dekorasi didalam restoran tersebut. Sementara Tenten sibuk menarik tanganku menuju ketempat duduk yang sepertinya sudah menjadi tempat yang biasa diduduki olehnya.
"Neji kenapa bengong? Kau mau pesan apa?"
"Ah.. Hmm… teh hijau hangat sama Hmm… Salad satu" ucapku kemudian mengembalikan buku menunya kepada pelayan.
"Uuh… seleramu aneh.. kau nggak suka daging ya? Mm.. kalo aku pesen yang seperti biasa ya!" ucap Tenten kepada salah seorang pegawai di resto Ai tersebut.
"Aye aye Tenten-chii..!" ucap pria berwajah norak itu sambil mengacungkan jempolnya. Sama sekali nggak keren alias menjijikan.
Tenten POV
'Huuuh… Neji kok sama sekali nggak ngajak aku ngobrol ya? Hmm… dia malah bengong gitu ngeliat restoran ini.. Ukh… pasti dia nggak suka deh kuajak ketempat yang maniak begini…'
"Neji.." ucapku agak pelan
"apa?"
"Kau marah ya kuajak ketempat yang aneh kayak gini…?"
"ha? Nggak…"
"Kok diem aja sih? Ngobrol kek! Jangan buat aku takut melihatmu bengong seperti itu… hiiy"
"Apa sih? Dasar.. ini juga sudah ngobrol…"
"Nnng… Tapi kaan…"
"MAAF MENUNGGU! Ini, Silahkan DINIKMATIIIII….!" Ucap Lee semangat seperti biasanya.
"Wah, makasih ya Lee…! Eh, mana bos mu? Tumben nggak keliatan? Biasanya selalu monda mandir disini.." tanyaku yang kali ini tidak melihat pak Guy bersorak girang dipanggung resto tempat biasanya dia beraksi.
"Entahlah… katanya sih, ada urusan penting.. ya udah, aku pergi dulu ya? Nggak bisa nemenin ngobrol nih.. hehehe…" Lee nyengir seperti biasanya. Meskipun sama sekali nggak keren, tapi aku suka semangat kerjanya.
"Oke" setelah Lee pergi, aku hanya bisa diam hingga makananku habis kusantap.
Neji POV
"Baiklah, kau sudah selesai dengan makananmu? Ayo cepat kita pergi…" ajak Tenten tiba – tiba. Padahal aku masih ingin berlama – lama disini. Dekorasinya benar – benar menginspirasiku untuk membuat -sensor- .ya, aku senang melakukan -sensor- karena dari kecil aku sudah terbiasa melakukan itu. inilah yang membedakan aku dengan anak cowok yang lain.
-Pip PAUSE-
*reader : WOI Author geblek! Jangan disensor mulu!*
*author : Maaph! Masih harus dirahasiain sampe nanti Neji aku nggak bisa banyak komen*
*Ditimpuk gelas besi sama readers*
-Pip PLAY-
Aku digiring (emanknya kebo?) oleh Tenten selama diperjalanan. Tenten terus menuntunku sampai tiba disebuah toko kuno dengan maskot toko berbentuk aneh seperti tengkorang kepala kambing bertubuh manusia. Suasananya seperti dizaman batu. Agak purba, dan tercium bau nggak enak yang sangat menyengat. Motif, dan dekorasi toko ini sangat mengerikan, ditambah lagi suara – suara aneh yang diputar di Toko aksesoris ini. (toko aksesoris?) meskipun agak bosen karna tempat ini sangat SANGAT nggak menarik bagiku tapi aku nggak mau membuat Tenten kecewa. Aku terpaksa berpura – pura menyukai tempat ini…
"Gimana? Gimana? Keren kan tempatnyaa…! Lee yang merekomendasikannya padaku! Dan aku SANGAAAT menyukainya.. liat nih, kalung dari tengkorak ini bagus gak?" Tenten berbicara dengan semangatnya. Dan ini akan membuat tugasku untuk berpura – pura semakin susah…
"Uuh.. Hmm.. masih kurang… coba cari lagi.." ucapku agar setidaknya Tenten dapat mencari lagi kalung yang nggak seaneh itu.
"Begitu ya? Hmm.. ya udah.. aku mau liat – liat dulu ya… kau liat – liat aja sendiri sesukamu" senyum Tenten semakin lebar saat aku mengangguk. 'Bahaya, aku bisa mati muntah ditempat yang baunya sangat SANGAT enggak enak kayak gini…'
*sementara Tenten*
"Hhmm…. Wanginya enak bangeeett…"
Menurut kalian seperti apa wangi kayu dengan campuran oli yang didominasikan dengan minyak wangi aneh bermerek tak dikenal? Itulah wangi toko ini…
'Tenten gila! Cowok yang bernama Lee juga sama! Bagaimana mungkiin, toko dengan peminat minor seperti ini dianggap keren? Apanya yang bagus dari toko ini? Aksesoris disini sama sekali nggak cantik ataupun indah….' Batinku semakin eneg saat melihat pin jumbo yang bersimbah darah dengan gambar potongan kepala manusia yang matanya melotot seolah kesakitan.
'Uuh… aku tunggu Tenten di bangku dekat kasir saja sambil membaca beberapa majalah..' saat kucoba membuka lembar majalah yang dimaksud, ternyata dapat disimpulkan bahwa toko ini hanya menyediakan majalah horor… bodohnya aku, tidak melihat dulu seperti apa covernya. Seketika aku langsung berlari keluar dan muntah dijalanan. Semua orang melihatku, rasanya malu sekali. Mereka pasti akan berfikiran yang macam – macam tentangku.
"Neji! Kau tak apa? Sepertinya wajahmu pucat… kau sakit? Apa sebaiknya kita pulang..?"
"Hhh… Iya, maaf ya… harus pulang secepat ini"
"Mm.. tak apa… tunggu sebentar ya, aku mau bayar aksesoris yang kubeli"
Tenten POV
"Tadaaa…! Aku kembali..! aku membelikanmu ini" ucapku menyodori Neji dengan gantungan kunci jumbo berbentuk kunci emas dengan motif tengkorak. Sedangkan milikku berbentuk gembok perak dengan motif yang sama 'Aku yakin Neji pasti akan senang…!'
"Nn…. Terimakasih ya" Neji tersenyum dan menerima hadiah yang kuberikan. Kyaa! Tapi kenapa aku nggak puas ya dengan senyumnya kali ini? Hmm… mungkin dia lebih suka yang bermotif lebih seram. Nanti saja kubelikan…
Hari ini, kami berdua pulang kerumah masing – masing pukul 03.00 pm.
Normal POV
Dirumah Neji, tepatnya dikamar
"Kkh… bentuk gantungan kuncinya sih lumayan… tapi mo..motifnya…" karna, nggak terbiasa dengan benda – benda seperti itu, akhirnya Neji menyimpan gantungan kunci tersebut didalam Laci yang kuncinya sudah dibuang kelaut (?)
-TBC-
Pesan moral hari ini : janganlah mencoba untuk membohongi diri seperti Neji, nanti kalian akan merasakan hal yang sebenernya nggak ingin kalian rasakan. Cobalah berkata jujur agar orang yang kamu sayangi bisa mengerti dan akan memperlakukanmu seperti apa yang kalian mau… meskipun hal tersebut sangat nggak mungkin diungkap. tapi itu lebih baik daripada kita kesusahan kayak Neji? yakinlah bahwa teman sejati pasti bisa menerima kamu apa adanya. Kalau mereka tidak? Itu artinya mereka hanya sebatas teman.. Piss…
Oke, mungkin masalah Neji akan Fuun ungkap di chapter ke 2… piss… dan maaph bila Pesan moralnya agak melenceng, Piss…
*Reader : Piss piss mulu! Yang penting hasil! Huuu!*
*Author : nyumput di kolong jembatan*
