A/N : Author lagi semangat nulis fanfic. Pendek sih, toh namanya masih prologue :v
Disclaimer : Naruto dan semua karakternya milik Kishi-sensei. Kalo guling Kakashi yang ada di kamar, baru milik author :v
Read, Review, Fav, and Follow ya Minna!
.
.
.
Prologue
Hari itu, Sakumo benar-benar tidak ingin menerima tamu di rumah.
Namun, sebuah ketukan terus-menerus di pintu kayunya menandakan bahwa ia tidak punya pilihan lain.
Dengan malas, Sakumo bangkit dari tempat tidurnya. Kantung mata bergantung di bawah kedua matanya. Ia tidak bisa tidur tadi malam. Dan ia sama sekali tidak ingin diganggu pada pagi hari. Sandaime sudah memberinya hari libur, seharusnya tidak ada orang yang berani mengganggunya.
Suara ketukan semakin kencang. Entah kenapa, suara ketukan itu terdengar putus asa, seperti orang yang membutuhkan bantuan secepatnya. Sakumo merasakan firasat buruk, namun ia mendorong firasat itu jauh di dalam pikirannya.
Ketika ia membuka pintu, ia disapa oleh seorang Uchiha. Tinggi dan berambut hitam pendek. Dari ekspresinya, Sakumo dapat menyimpulkan bahwa pria di hadapannya juga mengalami hal yang sama sepertinya. Tidak, mungkin lebih buruk.
Namun Sakumo tidak peduli. Pria inilah penyebab dari semuanya. Semua kekacauan ini.
Ia sama sekali tidak ingin melihat pria ini. Ia membencinya. Benar-benar membencinya.
Sebelum pria itu dapat menjelaskan apa-apa, Sakumo membanting pintunya dengan keras. Namun, sebuah tangan besar dan kasar menahan pintu itu tertutup.
Sakumo mendengus. Uchiha itu kembali membuka pintunya. Kali ini tanpa suara, ia menyodorkan sebuah bungkusan kecil. Bungkusan yang berisi seorang bayi mungil. Bayi mungil yang masih hidup.
Pria itu memelas. Kedua matanya hampir meneteskan air mata. Sakumo tidak punya pilihan lain selain menerima bayi mungil itu.
Senyum kecil terbentuk di wajah pria itu. Ia merasa lega karena bayi mungilnya sudah berada di tangan yang aman. Namun ia juga merasa sedih karena tidak dapat melihat anaknya sendiri tumbuh besar.
Ia mengangguk ke arah Sakumo, gestur kecil yang menggantikan ucapan terimah kasih.
Sakumo tidak membalasnya. Hanya memperhatikan makhluk kecil yang ia pegang di kedua tangannya. Bayi mungil ini begitu mirip. Mirip sekali dengan dia. Sakumo merasakan air mata hangat mulai terbentuk di kedua matanya.
Ia kembali menoleh kepada si Uchiha. "Namanya?"
Uchiha itu tidak menjawab. Ia membuat segel, bersiap-siap ingin telepostasi. Sedetik kemudian, kepulan asap muncul di hadapan Sakumo dan pria itu menghilang.
"Hatake Kakashi."
