Mwohoho, ini pertama kalinya aku bikin cerita berlatar belakang masa depan, seperti apakah jadinya??

Maklum, ini pertama kalinya aku bikin yang begini, jadi maaf jika aneh, dan ketikanku masih berantakan!

_____-w-_____

Incredible Future

Eyeshield 21

By: Murata Yusuke & Inagaki Riichiro

Warning: Nama-nama tokoh yang belum pernah muncul adalah fiksi.( Ya iyalah)

_____-w-_____

"Hikari!!!!", jerit seorang ibu rumah tangga yang masih muda.

"Makanya mama cepat!", kata seorang anak TK dengan sebuah high-heels ditangannya.

"Tapi jangan mengambil sepatu mama dong, Hikari nakal deh!!", cetus ibu itu sambil merebut high-heels nya dari anak bungsunya itu.

"Sudahlah, haruskah kalian bertengkar tiap pagi?", lerai sang bapak keluarga yang muda, tampan, dan berambut coklat.

"Papa sih terlalu memanjakan Hikari!", omel si istri berambut hitam itu.

"Sudahlah, aku harus pergi kerja, nah hati-hati di jalan ya!", kata 'papa' lalu pergi menuju stasiun.

"Nah, ayo pergi Hikari!", ajak ibu itu pada anaknya.

"Ma, kak Nozomi mana?", tanya Hikari.

"Oh, Kakakmu pergi ke sekolah lebih pagi dari biasanya, ada urusan", jawab si Ibu.

"Hmmm", Hikari mengangguk tanda mengerti lalu mereka pergi ke TK.

_____-w-_____

"Ah! Kalian sudah datang!", sambut sang ibu guru TK dengan riang.

"Pagi bu guru Mamo..", salam Hikari.

"Pagi Hikari-chan, ayo masuk", kata bu guru itu dan Hikari masuk kelas.

"Titip Hikari ya, Mamo-nee", kata ibu Hikari yang tak lain adalah Suzuna.

"Iya, dengan senang hati, Suzuna-chan", kata Mamori yang sekarang jadi guru TK. "Sena apa kabar?", tanyanya.

"Baik, dan makin bijaksana mengelola rumah tangga dan pekerjaan", jawab Suzuna.

"Lalu You-nee bagaimana?", tanya Suzuna.

"Hah…. Biasa, masih terus mengajari anak-anak pelajaran yang tidak baik. Tahu tidak? Liburan musim panas lalu ia mengajak Akuma dan Chiyo liburan di Las Vegas untuk belajar bagaimana memenangkan kasino dengan baik. Lalu baru-baru ini dia mengajari Chiyo memata-matai, dasar", kata Mamori tak berdaya.

"Hahaha, Ah! Sudah jam segini?! Duluan ya Mamo-nee, aku harus ke pasar sekarang!", kata Suzuna lalu berlari kencang.

"Suzuna-chan enak ya bisa berlari dengan high-heels…", kata Mamori pelan sesaat Suzuna pergi.

Yap, sekarang para pemain American football telah berhasil meraih cita-citanya masing-masing.

Setelah lulus Universitas, mereka banyak yang menikah, temasuk Sena dan Suzuna dan mereka diberkahi 2 anak, Nozomi si sulung yang masih kelas 5 SD dan mewarisi kecepatan, dan sikap gugup ayahnya dan juga si bungsu Hikari yang punya keceriaan dan keahlian in-line skate ibunya meski masih TK.

Hiruma dan Mamori juga, mereka memang menikah saat masih belajar di universitas tapi hanya beberapa orang yang tahu. Alhasil, mereka diberkahi 2 anak, yang sulung, Akuma(Hiruma yang memberi nama) sudah SMP kelas 1 yang mewarisi semua sifat ayahnya, tapi wajahnya mirip ibunya. Sedangkan si bungsu, Chiyo masih kelas 4 SD, sebenarnya sifat aslinya mirip ibunya, tapi terus diracuni oleh ayahnya. Wajahnya mirip ibunya, tapi mata dan telinganya mirip ayahnya.

Dan masih banyak lagi yang menikah. Ok back to main story.

Sena telat naik kereta. Terpaksa ia harus naik taksi. Tapi jalanan macet berat.

"Mati aku!", kata Sena tak berdaya di trotoar jalan mencari akal agar ia tidak terlambat kerja. Jalan kaki, sudah lama tidak jalan kaki, batin Sena.

Ia pun berlari kencang seperti waktu SMU, waktu ia masih menjadi eyeshield 21. Tapi ia keburu capek dan berhenti sebentar di depan sebuah pagar tinggi dan panjang.

"Hosh Hosh", Sena kelelahan.

"1,2,3,1,2,3,1,2,3,1,2,3", terdengar suara itu dari kejauhan. Penasaran, Sena mencari sumbernya. Ternyata suara itu berasal dati orang-orang yang berlari sepanjang lapangan yang berada diseberang pagar yang Sena sandari.

"Lapangan Football", kata Sena begitu menyadari lapangan itu ternyata adalah lapangan american football(amefuto).

Ia menajamkan matanya pada guru olah raga yang sepertinya ia kenal. Guru itu tinggi, kekar, memakai jaket training dan sarum tangan.

"Hah?! S,Shin?", kata Sena heran. Ia jadi guru olah raga?, batin Sena. Begitu sadar..."Ini kan' SMU ojo!!", kaget Sena begitu ia mundur kebelakang.

"Kobayakawa-san??", tiba-tiba ada suara begitu dari samping Sena.

Ia menengok ke samping.

"Du,dulu manajer ojo kan?Kalau tidak salah....Wakana", Sena kembali mengingat.

"Hehe, iya benar. Tapi sekarang panggil saja Koharu", kata Wakana *senyum manis*.

GLEK, lagi-lagi panggil nama cewek dgn nama depannya, kalau Suzuna tahu, bisa-bisa aku digilas in-line skate nya, batin Sena.

"Ba..baik Koharu-san,kau bekerja di ojo juga?", tanya Sena.

"Ah, tidak. Aku mengantarkan bekal S...", Ia tidak melanjutkan kata-katanya.

"S?", Sena penasaran.

"Seijuro..", jawabnya pelan.

"Kau sudah memanggil Shin dengan nama panggilannya, hebat. Seperti keluarga saja", puji Sena.

"Kami memang keluarga kok, nama depanku sekarang sudah Shin", kata Wakana atau Koharu tepatnya dengan nada kesal.

"HAH?!", Sena shock.

"Kenapa? Memang kobayakawa-san tidak tahu kami menikah? Bukankah kobayakawa-san juga diundang? Kapten Deimon juga datang kok", tanya Koharu.

"Memangnya tanggal berapa kalian menikah?", Sena balik tanya.

"6 Agustus 8 bulan lalu", jawabnya singkat.

"Oh, waktu itu kelahiran sepupuku di Kyoto! Jadi maaf, karena buru-buru aku jadi tidak sempat memberi kabar sampai lupa", Jelas Sena ,"Ma, maaf yang sebesar-sebesar-besarnya!", Sena membungkuk.

"Ah, tidak usah begitu, Kobayakawa-san. Lagi pula itu sudah lama", Koharu jadi malu.

"Ng? Koharu-san, apa yang ada di punggungmu? ", Sena keheranan.

"Ini? Putraku", jawabnya dengan polos sambil memperlihatkan putranya yang ada di gendongan bayi di punggung pada Sena.

"HAH?!", Sena makin shock.

"Umurnya memang baru 3 bulan, tapi sudah bisa membengkokkan sendok. Persis ayahnya", Koharu memidahkan putranya itu kegendongannya.

Sena mulai kehilangan kesadaran.

"Lucu ya, persis Shin", Sena bermain dengan jarinya didepan putra Koharu.

"Siapa namanya?", tanya Sena.

"Haibara", jawabnya.

"Bagus", kata Sena masih main dengan Haibara.

KRAUK

"HIIIIIIIIIIIIIIIIIIYAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!", Haibara menggigit jari Sena.

"AH! Haibara lapar ya?!", Koharu langsung mengamankan Haibara.

"Sangat", kata Sena. Jarinya nyut-nyutan.

"Hahaha, dia banyak makan seperti ayahnya", Koharu tertawa.

"Mata, mulut, badan, sifat diamnya mirip Shin. Tapi ia tampangnya juga polos sepertimu", puji Sena.

"Haha, terima kasih. Um, kobayakawa-san, sepertinya sudah lama lewat jam kerja", kata Koharu tiba-tiba.

"HAAAH?!!!", Sena melihat arlojinya. 9.45.

"H I I I I I I I I I I I I I I I ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! !", Sena dalam sekejap telah pergi dari hadapan Koharu.

Koharu cengok.

"Haibara nanti juga harus jadi pemain american football ya", kata Koharu mencium kening putranya. Lalu mereka pergi ke dalam SMU ojo.

To Be Continued

_____-w-_____

Uooh! Capek banget!Gaje max! ! !

Tapi akhirnya jadi juga sih chapter pertama...

Maaf jika ketikanku masih berantakan, ceritanya garing, dan aneh.

Well, arigatou buat yang membaca sampai akhir dan yang menunggu chapter keduanya!

Review Please!