A/N:

Ya minna~…. Ada yang masih ingat denganku? Sang author gaje nan abal ini?
Kuharap iya… :D

Ne, kali ini daku kembali akan menyampah di FKHRI dengan membawa fict abal yang pairnya TYL1818! Adakah yang suka? Ah, ku harap ada! Tapi jika ada, daku minta maaf karena telah menistakan pair fave reader. m(_ _)m

Yosh! Daku tak menambah A/N yang semakin tak jelas ini. Saa~… lebih baik kita mulai saja!

DISCLAIMER

KHR © Belongs To Amano Akira-sensei

It's Our Secret © Belongs To Me

.

PAIRING

TYLHibari x Hibari (TYL1818)

.

RATED

T

.

GENRE

Romance, Mistery
(Jujur, agak bingung dengan yang satu ini!)

.

WARNING

BL / BoyxBoy / YAOI , Anti-YAOI? Please Get OUT! LEMON kurang asem, typo(s) berkeliaran, bahasa amburadul (bisa membuat anda katarak mendadak), summary gak nyambung, judul gak nyambung sama isinya, GAJE (sangat), just TWOSHOT, POV gak jelas, settingin TYL, beberapa bulan setelah Future arc.

.

SUMMARY

Sesuatu hal yang tak terduga telah terjadi pada seorang Hibari Kyoya. Baik Hibari Kyoya dari masa sepuluh tahun yang lalu ataupun Hibari Kyoya dari masa sepuluh tahun kemudian. Kejadian tak terduga yang disebabkan oleh hal yang tak terduga pula.
Sebenarnya, apa yang telah terjadi?

.

"Bla bla bla" : Berbicara seperti biasa

'Bla bla bla' : Berbicara dalam hati

.

.

.

DON'T LIKE? DON'T READ!

.

.

Chapter 1


Saat ini terlihat seorang pria di sebuah ruangan yang jika kita perhatikan, ruangan tersebut seperti ruang laboratorium penelitian. Namun anehnya, sang pria tidak memakai jas khusus laboratorium seperti orang pada umumnya.

Pria tersebut malah menggunakan pakaian setelan jas hitam juga celana panjang yang berwarna hitam tentunya, dengan kemeja yang berwarna ungu serta dasi yang terpasang rapih di lehernya.

Pria itu memiliki rambut raven hitam. Sungguh sangat kontras dengan warna kulitnya yang putih khas orang asia. Tak lupa bola mata Blue Metal yang dimilikinya, juga sorot matanya yang tajam–memfokuskan diri pada apa yang sedang dia kerjakan. Sungguh hal tersebut mempertegas betapa sempurnanya ciptaan sang Pencipta untuk dirinya.

"…"

Sunyi. Hanya kata itu yang dapat mewakili keadaan si pria di ruangan tersebut.

Yang terdengar saat ini hanyalah deru nafas yang teratur dari si pria serta suara benturan alat – alat yang digunakan pria tersebut.

"Hah..." Kali ini terdengar suara helaan nafas dari mulut si pria.

TOK TOK TOK

Tiba – tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar ruangan tersebut.

Sontak hal tersebut membuat sang pria raven terhenti sejenak dari pekerjaannya.

"Maaf Kyo-san. Ini aku, Kusakabe Tetsuya." Ucap seseorang-yang telah mengetuk pintu-dari luar ruangan tersebut.

"Ada apa,Tetsu?" Tanya orang tersebut-yang dipanggil oleh Kusakabe,'Kyo-san'-sambil meneruskan kembali pekerjaannya yang sempat terhenti.

"Maafkan saya sebelumnya jika saya lancang. Tapi, Kyo-san sudah seharian tak keluar dari ruang ini." Ucap Kusakabe dengan hati – hati. "Jadi saya membawakan makanan serta minuman untuk Kyo-san." Lanjut Kusakabe.

"Masuk!" Hanya itu respon dari Kyo-san–Hibari Kyoya.

"Ha'i." Jawab Kusakabe setelah mendengar ucapan dari sang carnivore Namimori.

TAP TAP TAP

Terdengar suara langkah seseorang memasuki ruangan tersebut.

Suara langkah yang dihasilkan oleh sepatu milik Kusakabe Tetsuya tersebut, menggema di seluruh ruangan.

"Kyo-san… Anda harus menjaga kesehatan tubuh anda. Anda tak boleh memaksakan diri." Ucap Kusakabe sembari meletakkan nampan yang membawa sebuah piring berisi onigiri dan segelas teh hijau.

"Kau jangan meremehkanku." Ucap Hibari sambil memberikan deathglare andalannya kepada Kusakabe.

"Ma-maafkan sa-saya Kyo-san!" Kusakabe yang merasa telah mengucapkan hal yang salah, segera meminta maaf kepada Hibari.

Mengapa? Karena dia tidak ingin di'kamikorosu' oleh sang mantan 'Ketua Komite Disiplin'.

"…" Bukannya merespon. Hibari malah mengabaikan permintaan maaf sang anak buahnya, dan kembali melanjutkan apa yang sedang dia kerjakan.

"K-Kyo-san…" Ucap Kusakabe memanggil Bossnya.

"Kalau kau tak ada urusan lagi. Cepat keluar dari ruangan ini." Ucap Hibari dengan dinginnya.

"Ba-baik!" Jawab Kusakabe dengan cepat, sembari berjalan tergesa – gesa menuju pintu keluar dari ruangan tersebut.

'Aku masih sayang nyawa…' Kata – kata tersebut terus berputar di dalam pikiran Kusakabe.

Sebenarnya, apa yang sedang Hibari kerjakan saat ini?

Jika dilihat – lihat, di dalam ruangan tersebut terdapat sebuah alat yang mirip namun beda*?* dengan alat mesin waktu milik Irie Shouichi sang mantan Boss White Spell dari Millefiore Famiglia cabang Jepang, dan yang ternyata merupakan sang mata – mata Vongola Famiglia.

Bagi para anggota Vongola, hal itu memang sangat mengejutkan. Namun tidak bagi Hibari yang sudah mengetahui kebenarannya sedari awal. Bahkan dia juga turut berpartisipasi dalam sandiwara tersebut.

Namun, dalam fict ini bukanlah hal itu yang akan diceritakan.

Mengapa? Karena pertarungan antara Vongola Famiglia dan Millefiore Famiglia telah berakhir beberapa bulan yang lalu. Pertarungan tersebut dimenangakan oleh Vongola Famiglia–tepatnya oleh sang Don Vongola muda berasal dari masa sepuluh tahun yang lalu.

Lalu keadaan Vongola yang dulu sempat hancur, kini berangsur – angsur pulih. Walau belum seluruhnya pulih total, namun bagian – bagian vital dalam Vongola sudah pulih.

Dan semenjak kejadian – kejadian Time Travel saat pertarungan antara Vongola dan Millefiore dulu, tak ayal membuat perbincangan yang cukup hangat dikalangan para mafia. Bukan hanya menjadi perbincangan, namun juga banyak para Famiglia – Famiglia yang merasa tertarik dan menawarkan diri untuk bekerja sama dengan Vongola-yang notabenenya sebagai Famiglia pertama dalam proyek 'Pengembangan Mesin Waktu', dengan menggunakan konsep 'Bazooka-Ten-Year' milik Bovino Famiglia.

Hal ini juga berlaku untuk sang carnivore Namimori. Dia merasa tertarik dan ingin mengembangkan mesin tersebut, namun dengan caranya sendiri.

Yeah… Seperti yang kita ketahui, bahwa seorang Hibari Kyoya tak akan pernah menyukai hal yang berbau dengan 'berkumpul' dan 'keramaian'.

Seperti saat ini, dia sedang menganalisa kembali mesin hasil ciptaanya. Dengan sedikit konsep dari mesin waktu milik Irie Shouichi.

Apakah dia sudah selesai?

Belum. Hibari hanya sedang memeriksa kembali mesinnya, karena menurut dia ini masih belum sempurna.

"Hah..." Sembari menghela nafas, Hibari melesakkan punggungya pada sandaran kursi yang sedang dia duduki. Lalu memejamkan matanya untuk sesaat.

Sepertinya Hibari sudah cukup lelah, karena seharian dia hampir tak beranjak dari kursi itu.

Tak lama kemudian dia membuka matanya, memperlihatkan bola mata Blue Metal miliknya. Dia melihat ke arah nampan yang berisi makanan dan minuman-yang tadi sempat dibawakan oleh Kusakabe-.

Mata Blue Metal miliknya melihat kepulan asap dari gelas yang berisikan teh hijau. Dan tak lama kemudian tangan Hibari bergerak untuk mengambil gelas tersebut.

SLRUP

Hibari menyeruput teh hijau tersebut. Menikmati rasa teh hijau yang masih cukup panas tersebut.

"Sebenarnya, apa yang kurang?" Sebuah pertanyaan lolos dari bibir Hibari. Yang sepertinya-atau sudah dipastikan-pertanyaan tersebut ditujukan untuk dirinya sendiri.

CKRAK

Sesaat setelah Hibari meletakkan gelas teh hijau miliknya, gelas tersebut tiba – tiba retak.

Sontak hal tersebut membuat Hibari terdiam dan memandangi gelas tersebut.

'Ada apa ini?' Pikir Hibari dalam hatinya.

Entah sadar atau tidak, tangan Hibari bergerak menuju gelas yang retak tersebut.

Namun, penglihatannya tiba – tiba menjadi buram, juga kepalanya yang tiba – tiba terasa pening. Seketika Hibari memejamkan matanya.

Oh, mungkin`kah ini efek dari bekerja seharian di ruangan tertutup tanpa adanya udara segar?

PRANG

Disaat dia–Hibari mencoba menyentuh gelas yang retak tersebut, bukannya menyentuh gelas itu, Hibari malah menyenggolnya-terlihat seperti melemparnya-dikarena rasa pening dan pandangan buram yang tiba – tiba datang melanda dirinya.

Hibari yang mendengar suara pecahan sang gelas, sedikit tersadar dari rasa sakitnya. Perlahan Hibari membuka matanya.

Kini dia sedang berusaha memfokuskan penglihatannya untuk melihat dari mana asal suara yang cukup membuatnya kaget.

Perlahan tapi pasti, penglihatan Hibari yang semula buram kini sudah cukup jelas. Walaupun rasa pening yang melandanya memaksa dirinya untuk tetap menutup sang permata Blue Metal.

Dan akhirnya Hibari melihat penyebab munculnya suara gelas pecah tersebut.

Diam.

Ya. Hibari hanya terdiam melihat pecahan kaca yang berceceran di lantai, tepat di bawah meja kerjanya.

'Sial…' Pikir Hibari.

BRAK

Sontak suara tersebut membuat Hibari-yang masih tenggelam dengan pikirannya sendiri–kaget, walau hal tersebut tak dia tunjukkan di wajahnya.

Lalu, pandangan Hibari yang semula pada pecahan gelas tersebut, akhirnya teralihkan ke asal suara yang sempat membuatnya kaget.

"Kyo-san!"

Ah, ternyata itu Kusakabe yang membuka pintu ruangan tersebut secara tiba – tiba.

"Tetsu…" Ucap Hibari menyebutkan mantan 'Wakil Ketua Komite Disiplin' Namimori.

"Ya Kyo-san? Anda tidak apa – apa? Saya mendengar suara keras dari sini. Karena saya khawatir, jadi saya cepat – cepat kema–" Ucapan Kusakabe terhenti saat melihat pecahan gelas yang berada di bawah meja Hibari.

"Ah! Jadi suara keras itu dari gelas yang pecah itu? Apa anda tidak apa – apa, Kyo-san?"
Kusakabe akhirnya mengetahui asal suara tersebut.

Namun, sepertinya dia melupakan satu hal.

"Tetsu… Kau…" Ucap Hibari seraya mengeluarkan aura 'tak nyaman' pada Kusakabe.

"E-eh? Ky-Kyo-san?" Tanya Kusakabe dengan suara yang terbata – bata.

"Kau–"

NYUT

Ucapan Hibari terhenti saat merasakan rasa sakit pada kepalanya kembali terasa.

"K-Kyo-san? Anda tidak apa – apa?" Tanya Kusakabe yang cukup bingung dengan Bossnya, karena sudah tak merasakan lagi aura 'tak nyaman' yang dikeluarkan oleh Bossnya.

"Tidak. Tetsu, cepat kau bereskan gelas yang pecah itu." Perintah Hibari seraya memijat kecil pada keningnya menggunakan tangan kirinya.

"Ha-Ha'i!" Hanya jawaban itu yang bisa Kusakabe berikan atas perintah Hibari.

Hibari yang masih asyik memijat keningya pun mencium bau anyir khas darah manusia.

Saat melihat tangannya, Hibari kembali sadar. Ternyata jari telunjuknya sedikit tergores dan mengeluarakan darah.

'Darah? Mungkin`kah saat menyenggol gelas yang retak tadi?' Pikir Hibari yang kembali tenggelam pada pikirannya.

"Kyo-san, saya sudah membereskan gelasnya. Apa anda tidak memerlukan apapun? Saya siap untuk membawakannya." Ucap Kusakabe sesaat setelah membereskan pecahan gelas itu.

"Tidak. Kau cukup keluar saja dari ruangan ini." Ucap Hibari dengan dinginnya tanpa mengalihkan pandangannya dari jari milikknya.

"Ha-ha'i!" Ucap Kusakabe kaku.

Mendapat perintah yang begitu dingin, Kusakabe mengerti bahwa Bossnya sedang tak ingin diganggu.

Dan dengan secepat yang dia bisa, Kusakabe segera keluar dari ruangan tersebut.

SREK

BLAM

Terdengar oleh Hibari suara pintu yang dibuka dan ditutup kembali.

Namun sepertinya Hibari lebih memilih untuk memperhatikan darah yang keluar dari jari telunjuk miliknya itu.

TES

Terdengar suara tetesan sebuah cairan yang cukup pekat. Kecil memang, namun tetap saja bagi seorang Hibari Kyoya tetap bisa mendengar suara sekecil itu.

Yak! Hibari melihat darah miliknya menetes ke bawah–tepatnya menuju meja kerja Hibari. Dan tiba – tiba,

NGIIIIIIIINNNNGGG

Terdengar suara yang cukup nyaring dari arah mesin waktunya.

Sontak Hal tersebut membuat Hibari tersadar dari 'dunianya'. Dan dengan segera melihat ke arah mesin waktu lalu beralih menuju komputer di meja kerjanya.

'Kenapa bisa?' Pikir Hibari saat melihat signal yang begitu kuat ditunjukkan pada layar monitor.

Kembali. Kembali Hibari mencium bau amis yang berasal dari jarinya.

Seakan tersadar dari rasa penasarannya, Hibari melihat jarinya kemudian melihat tetesan darah miliknya yang menutupi sebagian chip kecil yang langsung terhubung pada mesin waktunya.

'Binggo…' Ucap Hibari dalam hatinya seraya mengeluarkan seringai kecil saat melihat hal tersebut.

NGIIINNNGGG

DZIIIINNNGGGG

Kembali terdengar suara yang cukup keras dari arah mesin waktu itu. Hal tersebut membuat Hibari mengalihkan pandangannya kembali ke mesin waktu tersebut.

Terlihat kali ini mesin waktu tersebut terbuka secara perlahan diiringi kepulan asap yang berasal dari mesin tersebut.

Dan yang telihat selanjutnya adalah terlihat seorang anak laki – laki yang memiliki wajah sama persis seperti Hibari, hanya saja ukuran tubuhnya lebih kecil. Dan anak tersebut memakai pakaian seragam gakuran hitam, khas Hibari saat menjabat 'Ketua Komite Disiplin' Namimori.

Tak lupa dengan arm bands yang terpasang rapi di pakaiannya.

Ya!

Dia,

Adalah

Hibari Kyoya

Dari masa sepuluh tahun yang lalu.

= oOo It's Our Secret oOo =

Hibari Kyoya-atau panggil saja Kyoya agar tak membingungkan-yang berasal dari masa ini tidak bisa menyembunyikan keterkejutan dan kekaguman akan hal ini.

Ya, Kyoya hanya bisa terkejut dan kagum.

"Ne, Kau! Tempat apa ini? Dan kenapa kau mengganggu tidurku?" Tanya Hibari Kyoya-atau panggil saja Hibari- dari sepuluh tahun yang lalu.

Pertanyaan Hibari membuat Kyoya tersadar dari rasa kaget dan kagumnya.

Namun, tak lama kemudian dia menyeringai.

"Wao… Tak kusangka efeknya akan sangat cepat walau hanya menggunakan setetes saja."
Bukannya menjawab, Kyoya malah mengatakkan efek setetes darah miliknya.

Dan tentunya hal tersebut tak dimengerti oleh Hibari.

"Kau tak menjawab pertanyaanku? Akan ku kamikorosu!" Hibari yang kesal karena pertanyaannya tak dijawab, akhirnya menyiapkan tonfa andalannya untuk 'menggigit sampai mati' pria yang tak dikenalnya namun wajahnya tak asing bagi dirinya.

"Chotto… Kau tak mengenalku?" Tanya Kyoya yang menyeringai melihat sikap 'dirinya' dari sepuluh tahun yang lalu. Dan beranjak dari kursinya menghampiri 'dirinya'–melupakan rasa sakit di kepalanya yang sempat melanda dirinya.

"Aku tak akan mau mengenal seorang herbivore sepertimu." Ucap Hibari yang semakin siaga melihat pria tersebut-yang harus Hibari akui memang sangat tampan-mendekat padanya.

"Kau… Sungguh tak mengenalku?" Ucap Kyoya memperlebar seringainya serta mempersempit jarak diantara keduanya.

"…" Hibari yang kesal akhirnya menyerang pria tersebut secara tiba – tiba.

GREP

TRANG

Belum sempat benda metal itu menyentuh tubuh sang pria. Tonfa tersebut sudah terlepas dari genggaman Hibari.

Ya! Sesaat sebelum tonfa Hibari menyentuh tubuh Kyoya, Kyoya sudah memegang pergelangan tangan Hibari lalu melepas paksa tonfanya.

Oh, sekalipun Hibari seorang carnivore Namimori. Dia akan tetap kalah dengan dirinya sendiri dari masa sepuluh tahun yang akan datang. Benar`kan?

"Kau… Tak perlu kasar pada dirimu sendiri, Hibari Kyoya." Ucap Kyoya tepat di telinga Hibari.

Saat ini posisi mereka adalah Kyoya yang mengunci tangan Hibari di belakang punggung Hibari. Dan otomatis Kyoya berada tepat di belakang Hibari.

"Apa maksudmu, herbivore?" Tanya Hibari karena jujur saja, Hibari sangat bingung dengan keadaan seperti ini. Yah, walau tak dia tunjukkan di wajahnya.

"Bukan, aku bukan seorang herbivore. Aku adalah carnivore sepertimu. Bahkan…" Kyoya member jeda pada ucapannya.

"Bahkan aku ini sama sepertimu dari segala hal. Tepatnya aku adalah dirimu, Hibari Kyoya dari masa sepuluh tahun setelah masa mu." Lanjut Kyoya menjelaskan siapa dirinya.

"Jadi kau diriku?" Hibari masih cukup bingung. Hingga muncul beberapa pertanyaan dibenaknya.

SRET

"Ya." Ucap Kyoya melepas kuncian tangan pada Hibari karena dia rasa Hibari sudah cukup tenang.

"…" Hibari hanya terdiam memikirkan apa yang sebenarnya terjadi.

Dia memang tahu tentang mesin waktu itu. Tapi, bukan`kah mesin waktu milik Irie Shouichi itu akan menyimpan tubuh dirinya yang versi masa depan?

Melihat 'dirinya' terdiam dengan raut wajah membingungkan, tak tahan membuat Kyoya kembali menyeringai. Akhirnya dia putuskan untuk menjelaskan keadaan saat ini.

"Aku tahu ini mungkin sangat membingungkan bagimu. Tapi cukup sulit untuk menjelaskannya, hanya saja kau dan aku bisa saling bertatap muka itu berkat mesin waktu hasil modifikasi ku dan sedikit darahku." Jelas Kyoya sambil menunjuk mesin waktu miliknya serta chip yang tertutupi darah yang sudah mulai mengering.

"Juga, aku memprogram mesin ini agar tubuh masa depan seseorang tak perlu disimpan di mesin waktu, yang ternyata hanya membutuhkan sedikit darah seseorang." Lanjut Kyoya menjelaskan mesin waktu itu.

Hibari yang memang berotak cerdas, maka tak perlu waktu lama untuk memproses kata – kata pria yang ada dihadapannya. Akhirnya berucap,

"Jadi, bagaimana aku bisa kembali?" Pertanyaan yang simple namun memang harus dipertanyakan.

"Itu mudah. Cukup kau dekati mesin waktu itu dan aku hapus darahku yang melekat pada chip ini." Ucap Kyoya yang semakin intens memandangi Hibari.

"Kalau begitu, cepat kau hapus darahmu dan kembalikan aku pada masaku!" Perintah Hibari.

"Wao… Tak perlu buru – buru. Apa kau tak tertarik untuk bertarung dengan dirimu sendiri?" Ucap Kyoya sembari menunjukkan seringainya dan memegang sebuah box weapon berwarna ungu khas cloud flame.

"Menarik." Hanya itu yang bisa Hibari keluarkan saat melihat 'dirinya' dari masa depan menantang untuk bertarung.

Bukan`kah musuh terkuat bagi setiap orang di dunia ini adalah dirinya sendiri?

"Bagus. Tapi, pertarungan tak akan menarik jika tak ada hadiahnya, bukan?" Tanya Kyoya pada Hibari.

"Katakan!" Perintah Hibari seperti biasanya.

"Jika kau yang menang, maka aku akan langsung mengembalikanmu. Tapi jika aku yang menang, maka kau harus menuruti perintahku. Bagaimana?" Tanya Kyoya.

"Terserah." Hanya itu yang Hibari katakan tanpa menyadari seringai yang muncul pada wajah tampan Kyoya yang terlihat sangat mencurigakan.

=== Di ruang latihan milik Kyoya ===

"Kau siap?" Tanya Kyoya pada Hibari.

Kyoya yang sudah mengeluarkan tonfanya dari box weapon miliknya, memastikan bahwa lawan bertarungnya sudah siap.

"Tak perlu bertanya. Kau sendiri sudah tahu." Ucap Hibari dengan dinginnya. Seraya memperlihatkan tonfa yang begitu mirip dengan milik Kyoya.

Terlihat dari sorot matanya, bahwa dia–Hibari sudah tak sabar ingin 'menggigit sampai mati' orang yang ada di hadapannya, dan mengaku – ngaku sebagai dirinya di masa depan.

"Baiklah kalau begit–"

TRANG

"–hm… Kau sungguh tak sabaran." Ucap Kyoya saat menahan serangan tonfa Hibari menggunakan tonfa miliknya.

"Urusai." Jawab Hibari dengan mudahnya.

Ya! Kalimat Kyoya beberapa saat lalu tak selesai akibat serangan yang tiba – tiba dari Hibari.

Namun bagaimanpun juga Kyoya adalah Hibari dari masa depan, yang tentu saja sudah jauh lebih hebat dari segi apapun dibanding Hibari dari masa lalu.

TRANG

TRANG

TRANG

Kembali terdengar suara benturan kedua benda metal yang berasal dari dua orang yang sama namun berbeda masa itu.

Saat ini terlihat dengan jelas Hibari yang terus menyerang Kyoya dengan tonfa miliknya. Namun terlihat dengan jelas pula Kyoya yang dengan mudah menghindari setiap serangan Hibari.

Dan hal ini terus berlanjut hingga beberapa menit-bahkan jam-kedepan.

TRANG

TRANG

Dan kembali setelah 2 jam terlewati, suara yang benturan benda metal masih terdengar dari arah keduanya.

Namun, sepertinya ada perbedaan kondisi dari awal pertarungan.

Sebelumnya Hibari yang terlihat tenang, kini terlihat kelelahan dengan baju yang sudah sobek di sana sini, juga memar yang menghiasi tubuhnya. Tak lupa sedikit darah yang muncul dari sudut bibirnya.

Namun jauh berbeda dengan Kyoya yang bajunya masih terpasang rapi tanpa ada sobekan sedikitpun. Walau dia juga terlihat sedikit kelelahan, tapi tak membuat sang mantan carnivore Namimori ini harus kewalahan dengan serangan seseorang yang pasalnya adalah dirinya sendiri dari masa lalu.

Kyoya justru terlihat senang sekali menikmati pertarungan ini. Terutama melihat raut wajah dirinya dari masa lalu yang dia akui sangat menarik.

Tanpa sadar Kyoya menaikkan sudut bibirnya–tepatnya menyeringai saat memikirkan pikiran gilanya.

Ya, pikiran gilanya.

Oh, bukankah memikirkan bahwa dirinya di masa lalu sangat menarik, terutama setelah melihat dirinya dalam kondisi 'kelelahan' hingga kau ingin memilikinya. Padahal jelas – jelas dirinya adalah dirimu sendiri namun dari masa yang berbeda, sungguh pikiran yang gila bukan?

'Gila.' Pikir Kyoya

Ah ya, hanya kata itu yang memenuhi kepala Kyoya saat ini.

Namun tak mau buang – buang waktu, Kyoya memanfaatkan kondisi Hibari yang kelelahan dengan menyerangnya.

TRANG

PRANG

Ah, tepatnya bukan menyerang Hibari, hanya berusaha melepaskan genggaman tangan Hibari pada tonfanya.

Dan karena serangan Kyoya yang sangat tiba – tiba itu, Hibari tak bisa menahan apalagi menghindari serangan Kyoya.

Dan akhirnya tonfa Hibari pun terlempar jauh dan jatuh di lantai ruangan ini.

Hibari yang memang sudah sangat lelahpun akhirnya tak kuat menopang tubuhnya lalu kehilangan keseimbangannya.

Namun, sesaat sebelum dia merasakan dinginnya lantai ruangan ini, Hibari merasakan kehangatan juga aroma maskulin yang menyerang indra penciumannya.

Dan dengan perlahan kesadarannya pun menghilang.

"Kau ini selalu memaksakan. Benar – benar khas Hibari Kyoya." Ucap Kyoya saat melihat Hibari yang tak sadarkan diri di dalam dekapannya.

=== Di dalam ruang rahasia milik Kyoya ===

Kyoya segera meletakkan tubuh Hibari-yang lebih kecil darinya-pada sebuah kasur king size yang telah tersedia di dalam ruangan tersebut.

Ya. Ini adalah ruang rahasia milik Kyoya. Dilengkapi sidik jari serta tombol password sebagai syarat untuk memasuki ruangan ini, juga salah satu ruangan yang kedap suara selain ruang latihan miliknya.

Tak ada yang tahu bahkan Kusakabe Tetsuya sekalipun, hanya Kyoya yang tahu.

"Enghh…" Lenguh Hibari saat merasakan kelembutan kasur menerpa punggungnya.

Mau tak mau Kyoya sedikit tersenyum-atau menyeringai-melihat sikap Hibari.

Namun, Kyoya yang tak mau semakin terhanyut pada pesona dirinya dari masa lalu, akhirnya beranjak dan mencari kotak P3K.

Untuk apa?

Oh tentunya untuk mengobati luka pada tubuh sang pria mungil yang sedang tak sadarkan diri di kasur miliknya, seusai pertarungan tadi.

Setelah menemukan benda yang dia cari, dia–Kyoya dengan segera membuka kotak P3K sesaat setelah membuka baju Hibari. Lalu Kyoya membuka penutup cairan yang termasuk pada golongan alkohol itu. Dan sedikit menumpahkannya pada kapas yang steril.

Dengan perlahan dia usapkan pada tubuh Hibari yang terluka. Tentunya dia tak ingin dirinya dari masa lalu terkena infeksi kuman akibat kecerobohannya yang telah melukai dirinya sendiri.

Oh, betapa dia sangat menyayangi dirinya sendiri lebih dari apapun dan siapapun.

"Enghh…" Terdengar kembali lenguhan milik sang Hibari Kyoya dari masa lalu.

Rasa perih yang tiba – tiba melanda di sekujur tubuhnya, tak ayal membuat dirinya sadar.

Dan dengan perlahan, mata Hibari terbuka sedikit demi sedikit.

Pandangannya yang semula gelap tiba – tiba merasa silau karena menerima cahaya yang dia yakini berupa cahaya lampu, dengan segera dia menghalau jalannya masuk cahaya pada matanya menggunakan sebelah tangannya.

"Kau sudah sadar?"

.

.

.

TBC


A/N:

Hola readers! Bagaimana dengan chap pertama? Bikin penasaran? *reader: KAGAK!*
Ugh… Ne, yare – yare… Daku tahu, fictku memang selalu abal, hingga membuat para reader menganggap fict ini sampah… *pundung di pojokan* TT^TT

Ah ya! Adakah reader atau author lain di FKHRI yang suka dengan pair TYL1818? Kalau ada, yuk kita ramein pair ini? *maksa**digampar*

Etto… Adakah reader yang berminat menunggu chap selanjutnya? Jika ada, daku akan memperingatkan bahwa chap depan FULL LEMON! Yah… Walau lemonnya gak asem sih… *gigit jari*

Yosh! Dari pada curcol gak jelas, mending daku akhiri A/N gaje ini, dan

P

L

E

A

S

E

R

E

V

I

E

W