-KYUMIN FANFICTION- Shounen-ai
-Chocolate with Poem-
MAIN PAIRING : KyuMin (Kyuhyun Sungmin)
LENGTH : 1/3
WARNING : BOYS LOVE, Shounen-ai , typo(s), tidak sesuai EyD, masih banyak kesalahan-kesalahan lain yang tidak dapat di deskripsikan satu per satu . DON'T LIKE…DON'T READ…DON'T BASH
DISCLAIMER : Semua ini hasil buah pikiran yang cetek milik sang author tak berbakat, semua nama cast hanya ketidak sengajaan author yang g tahu lagi mau di kasih nama siapa itu cast-nya #plakkk. Tapi sayangnya semua cast tidak dpat ku miliki #maunya… =_="
SUMMARY :
Rasa manisnya coklat mengingatkanku padanya,
Seandainya untaian kata cintaku padamu ku tuliskan di atas sebuah cokelat,
Apa kau masih mau merasakan manisnya bersama denganku...?
.
.
.
.
.
Siapa yang tidak kenal dengan sosoknya, namja tersohor seantero sekolah, namja yang terkenal dengan daya pikat luar biasanya.
Satu, dua bahkan berpuluh-puluh yeoja di sekolah mengantri untuk bisa sekedar berjalan bahkan berkencan dengannya, satu hari saja tak jadi masalah untuk mereka.
Saat inidirinya benar-benar menjadi pusat perhatian berpuluh-puluh pasang mata disana, beberapa yeoja genit bahkan tak segan-segan untuk mengerlingkan mata menggodanya.
Menanggapi pandangan nakal mereka, ia hanya tersenyum ramah dan membalas dengan memberikan kiss fly.
Mereka menjerit histeris memekakan telinga, sigh…, ini sudah menjadi pemandangan yang sangat umum yang bisa di temukan setiap orang yang berada di kantin saat makan siang.
"Ehhmm~, mi-mianhae Cho Kyuhyun-ssi", seorang yeoja cantik dengan untaian rambut ikal yang tergerai indah, memiliki tinggi semampai, mendekati Kyuhyun yang sedang asyik menyeruput juice.
"ne...", Kyuhyun menjawab ramah sapaan yeoja itu, dan senyuman maut khasnya ia perlihatkan dengan sangat manis sebagai daya pikat menarik.
Wajah yeoja itu langsung bersemu merah hingga ke telinga, senyuman Kyuhyun begitu memikat.
"Ini !", sang yeoja langsung berlari setelah meletakkan sebuah kotak besar untuk Kyuhyun.
"Goomawoyoooo!", teriak Kyuhyun.
Wajahnya tersenyum sumringah melihat kotak kado yang terbungkus masih sangat rapi, ia membolak-balik kotak kado dan sedikit mengguncangkan(?) kotak tersebut, kotaknya berbunyi, mungkin karena isinya yang tidak penuh.
Semua pandangan melihat lekat ke arah Kyuhyun, pandangan sebal, kecewa, marah tersirat jelas pada gambaran wajah mereka yang sedang merengut kesal Karenna cemburu.
Di sudut kiri belakang kantin seseorang namja mungil, manis sedang sibuk dengan dunianya, merangkai untaian kata-kata, menggoreskan dalam sebuah kertas putih, dan membentuknya dalam sebuah puisi.
Kegiatan itu selalu ia lakukan setiap harinya, tak ada yang peduli dengan dunia yang ia geluti(?) selama ini, memperhatikan dengan lekat dari kejauhan wajah stoic namja yang selalu menjadi incaran para yeoja.
"DAAARRR!"
"Ommoo..., kau mengagetkanku Donghae-ah..., aiisshh...!", ucapnya mengerucutkan bibirnya sebal.
Namja yang bernama Donghae tersenyum melihat wajah kaget yang menggemaskan,"Kau sedang apa Min-ah...?"
Namja itu bernama Sungmin, namja berparas manis nan menawan, namun punya kebiasaan 'aneh'nya menulis sebuah puisi.
Sungmin hanya menggeleng lembut sembari menggigit ujung pensilnya, wajahnya memperlihatkan keramahan pada Donghae.
"Ah.., aku pesan makanan dulu ne", Donghae pergi sebentar memesan menu makanan.
Suara kagetnya Sungmin membuat Kyuhyun ikut menoleh kearahnya, dan tanpa sengaja mata Sungmin menangkap tatapan Kyuhyun padanya.
Deg...
Deg...
Deg...
Jantungnya berdebar seperti seakan mau lepas, hentak dentuman yang begitu kuat dari jantungnya membuat Sungmin terus menarik nafasnya dalam-dalam, berusaha menetralkan kondisi tubuhnya yang menegang.
Namun seketika Kyuhyun menyeringai mengejek ke arah Sungmin kemudian memutar kembali pandangannya dan kembali menyeruput minumannya.
Sebersit rasa kecewa tergambar jelas di raut wajah Sungmin, Sungmin merapikan semua bukunya dan seketika pergi berlari meninggalkan kantin, malu itulah yang tengah dirasakannya.
"Satu jajangmy-", Belum selesai Donghae memesan, ia melihat Sungmin yang sudah meninggalkan kantin.
"Hei Min, kau mau kemana…?", teriak Donghae berulang kali.
"Aiissshh, jeoshonghamnida, aku tidak jadi memesan"
Donghae langsung berlari mengejar Sungmin, namun tanpa sengaja ia bertemu pandang dengan Kyuhyun yang tengah menatap sinis kearahnya.
"sigh…", dengus Donghae berhenti sejenak, dan seketika kembali mengejar Sungmin.
OoOoOoOoOoOoO
Donghae memutar pandangannya ke seluruh tempat duduk yang tersedia di perpustakan, ia tahu benar kemana Sungmin akan pergi di saat-saat seperti itu terjadi.
Donghae kenal dan sangat memahami seorang Lee Sungmin, namja yang sejak kecil sudah menjadi temannya.
Donghae menemukan Sungmin yang sedang duduk di sudut menyandarkan tubuhnya pada rak buku yang tinggi menjulang ke atas, Sungmin hanya duduk dengan melipat kakinya beralaskan karpet biru hyang memang di pasang di lantai perpustakaan.
Perlahan langkah Donghae menghampiri Sungmin, semakin dekat Donghae semakin menyadari Sungmin yang tengah menunduk dengan bahu yang bergetar hebat –Sungmin menangis-.
"Kau kenapa Min-ah…?", Donghae mendekati Sungmin dan duduk di sebelahnya berharap Sungmin mau berbagi cerita dengannya.
Sungmin hanya kembali menggeleng, wajahnya tertunduk namun kertas-kertas yang tengah di genggamnya sudah di basahi oleh rintikan air mata.
"Baiklah, aku tidak akan memaksa kalau kau tidak ingin cerita", Donghae diam menunggu.
Sebenarnya ia tahu jelas apa yang menyebabkan Sungmin menangis, mungkin ini bukan yang pertama kalinya ia melihat Sungmin yang seperti ini, namun alasan apa dan mengapa, belum ia dapatkan sampai sekarang.
Sekelebat pertanyaan berputar-putar di kepala Donghae, jujur saja Donghae benar-benar ingin mengetahui alasan Sungmin yang suka menyendiri, alasan Sungmin yang tidak pernah ingin berbaur dengan yang lainnya, kecuali dirinya, dan pertanyaan terbesar, alasan Sungmin yang selalu membuat kalimat-kalimat puisi yang ia goreskan ke dalam agenda miliknya.
"Ini karena…", Sungmin mulai menceritakan kisahnya pada Donghae.
—FLASH BACK—
-12 years old-
Pagi yang indah, mentari tetap pada tugas dan tanggung jawabnya.
Langkah riang kaki kecilnya terus berjalan melesati blok-blok jalan perumahan, betapa bahagianya ia dengan hari ini.
Hari yang penuh dengan cinta, hari berbagi kasih sayang, hari menjadikan hidup lebih berwarna. Tepat saat valentine's day, saatnya ia ingin mengungkapkan perasaannya pada teman yang selalu bersamanya selama ini
"tunggu aku Kyuhyun-ah...", senyumnya merekah sempurna di wajah putih bersih miliknya, senyum yang beitu sempurna bentuk dari sebuah kebahagiaan.
Tak ada kata malas, dan tak ada gurat lelah yang tergambar, bahkan aktivitas tidurnya terganggu hanya untuk menyambut hari ini.
Dengan mengumpulkan semangat di dalam hatinya berharap semuanya akan berjalan dengan baik-baik saja hari ini.
Walau harus menelusuri beberapa blok dari rumahnya dengan berjalan kaki, sama sekali tidak mengurungi niatnya untuk berjumpa dengan orang yang sangat ia sukai, lebih tepatnya teman bermainnya.
Bungkusan yang tergenggam ditangannya mengayun-ayun sesuai dengan irama kegembiraan langkahnya, ia terus menggerak-gerakkan kepalanya ke kiri dan ke kanan, dan sesekali menyanyikan lagu-lagu anak seusianya.
Kyuhyun yang sedang duduk di sebuah taman menunggu kehadiran orang yang sangat dinantikan kehadirannya. Ia menunggu dengan sabar dan duduk manis di bangku panjang yang tersedia di taman itu.
"Pasti dia membuatkanku coklat", ucapnya sendiri, membayangkan mendapatkan kado istimewa dari teman bermain namun begitu special di hatinya.
Kyuhyun mengusap-usap tangannya dan sesekali menghembuskannya, mencoba menghilangkan kegugupan yang tengah ia rasakan.
"Annyeong Kyuhyun", sapa seorang gadis kecil berkucir dua, yang melintas dengan menaiki sepeda.
Kyuhyun hanya melambai pada teman sepermainannya, yang hanya melintas sebentar di depannya.
—BRUKK—
Kyuhyun memutar bola matanya saat menyadari gadis yang menyapanya tadi terjatuh karenamenabrak batu besar yang tertanam di tanah.
"Huwaaa..", gadis kecil itu menangis sekuat mungkin, ia terduduk di tanah di samping sepedanya.
Kyuhyun menghampiri, "Gwenchanayo…?/" tanya Kyuhyun menghampiri gadis kecil itu dan berjongkok melihat lukanya.
"Huwaaa…", gadis kecil it uterus menangis, melihat luka lecet di lututnya yang lumayan besar, ia menghembus-hembuskan luka yang terasa perih.
"Sini biar ku bantu", tawar Kyuhyun, Kyuhyun dengan baik hati menghembuskan kakinya yang terluka, namun sedeikit kesulitan karena harus ukuran tubuh Kyuhyun yang lebih tinggi dari gadis kecil itu.
"Ah, bagaimana kalau disana saja ne…?", Kyuhyun menawarkan untuk duduk di bangku taman.
Kyuhyun langsung menggendong temannya, membawanya ke bangku taman tempat ia duduk tadi.
Gadis kecil melingkarkan tangannya di leher Kyuhyun, wajahnya lurus melihat Kyuhyun yang sama sekalli tidak keberatan menggendongnya, sang gadis terpesona melihat wajah tampan Kyuhyun.
Kyuhyun meletakkan tubuh gadis itu.
"nah kau duduk disini saja ne", Kyuhyun benar-benar teman yang baik dengan sabar ia menghembuskan luka kaki gadis itu, dan gadis it uterus memperhatikan Kyuhyun yang tengah berjongkok menghembus luka kakinya.
Setelah merasa lebih baik Kyuhyun menghentikan kegiatannya, "Nah, bagaimana sekarang…?/", tanya Kyuhyun lembut.
Gadis itu benar-benar terpana dengan kebaikan Kyuhyun, ia menarik wajah Kyuhyun…
~Chuuu~
Masih sama-sama kecil namun berani mencium bibir Kyuhyun, Kyuhyun yang masih belum tersadar dengan keadaannya sekarang hanya diam dan sesekali mengerjapkan kelopak matanya.
Mereka tidak sadar Sungmin tengah memperhatikannya, hati Sungmin benar-benar terluka. Air mata tak terbendung,sakit hatinya bagai teriris semilu, sakit...
Tes
Air dari sebuah rasa kesedihan terjatuh, menandakan betapa tersayat dan terlukanya perasaannya.
"hiks~", isakan kecil mulai tergumam lirih dari bibir mungilnya, tangannya menahan suara isakan parau.
Kyuhyun tersadar, sadar akan suara isakan.
"Su-Sungmin...", suara tercekat menyebutkan nama itu.
Sungmin langsung membuang coklat yang terus ia genggam dengan bahagia dari rumahnya, membuangnya tanpa peduli bentuknya tidak akan sempurna lagi.
Kyuhyun bangkit dan langsung meninggalkan gadis kecil itu, namun sempat di tahan oleh gadis itu.
"Lepaskan!", Kyuhyun menghempas kasar tangan gadis itu.
Sebenarnya bukan maksudnya untuk mencium Kyuhyun, tapienath kenapa dia refleks melakukan itu.
"Mianhae, Kyuhyun", ucap gadis itu dan tertatih mendekati sepedanya, pergi dari taman.
.
.
.
.
.
Kyuhyun terus mengejar Sungmin, dan meneriakkan namanya.
"Sungmin tunggu!"
Suaranya menginteruksi langkah Sungmin, Sungmin memutar tubuhnya memandang tajam pada mata obsidian namja itu.
Namja itu mendekat ke arah Sungmin.
"Kenapa kau pergi...?"
Sungmin menarik nafas dalam-dalam membuang rasa penat yang sedang menjalar keseluruh tubuhnya.
"Aku tidak ingin berteman lagi denganmu Kyu, aku benci kau, BENCIIIIII!"
Sungmin berlari setelah melepaskan kekalutannya, berlari dengan derai airmata yang terus menerus jatuh membasahi pipi chubby mulus miliknya.
Kaki Kyuhyun seakan terpaku, ucapan Sungmin menghujam hatinya, Kyuhyun bahkan tak sanggup bersuara apalagi berlari untuk mengejar Sungmin.
—FLASH BACK END—
"Kau tidak ingin dekat dengannya lagi Min...?", Donghae menatap sendu Sungmin yang berada di sampinya yang sedang memeluk lututnya, bahu Sungmin bergetar hebat, Sungmin menangis membayangkan kekonyolannya dulu.
"Dia ugh~ tidak akan mau lagi hiks~ kenal denganku hae-ah uggh~", isakan terus mengiringi ucapannya.
Donghae benar-benar ikut merasakan kesedihan Sungmin, Donghae ingin sekali menyentuh bahu mungilm itu menenangkannya, namun tangannya seakan takut, takut tangannya akan semakin membuat tangisan Sungmin pecah. Donghae sama sekali tidak menyangka perasaan Sungmin begitu kuat dari dulu hingga sekarang hanya untuknya.
Sungmin merasa bersalah dengan kesalah pahamannya dulu, setelah kejadian itu bahkan Kyuhyun tidak pernah mau berbicara lagi dengannya, untungnya gadis malang yang pernah di tolong oleh Kyuhyun menjelaskan kesalah pahaman yang terjadi.
OoOoOoOoOoOoO
Setelah merasa lebih baik Sungmin beranjak dari duduknya dan berniat meninggalkan perpustakaan.
Donghae sudah pamit terlebih dahulu.
Sungmin berjalan keluar, namun tanpa sengaja pandangannya melihat sesuatu pemandangan yang sangat ingin ia hindari.
Sungmin terkaku, mungkin ini bukan yang pertama kalinya ia lihat, Kyuhyun tengah merayu seorang yeoja.
"Maukah kau berkencan denganku...?", jurus maut itu keluar dari mulut seorang Cho Kyuhyun, siapa yang dapat menolak tawaran membahagiakan itu.
Yeoja yang tengah tersudut oleh kungkungan kedua tangan Kyuhyun yang memenjarakan dirinya, membelalakkan matanya terkejut, Kyuhyun sedang menawarkan kencan dengannya, apa tidak salah terakhir kali yeoja yang terpilih untuk kencan dengannya itu adalah Katherine -yeoja blasteran Jerman- yang begitu tersohor di sekolah dan menjadi incaran namja di sekolah.
"Bagaimana kau mau, hmmm...?", Kyuhyun membelai wajah yeoja itu, tingkahnya benar-benar menjijikkan.
Kyuhyun sebenarnya menyadari satu hal, menyadari keberadaan Sungmin yang berjalan dari koridor ada di sekitarnya sedang menyaksikannya. Kyuhyun dengan nakalnya menempelkan ciuman hangat pada yeoja itu.
Sungmin yang baru saja keluar dari perpustakaan mengeratkan buku yang sedang digenggamnya, mungkin ini bukan kali pertamanya ia melihat pemandangan seperti ini, melihat Kyuhyun yang selalu menggoda yeoja-yeoja yang dengan suka rela memberikan segalanya padanya.
Sungmin menghela nafasnya, ia menguatkan hatinya berjalan melewati Kyuhyun.
Tapi...
Kyuhyun mencengkran tangannya saat Sungmin melintas di belakangnya, sontak mata kelinci Sungmin membulat, ia tersentak melihat Kyuhyun yang masih menikmati ciuman bersama yeoja, tapi masih sempat menggenggam tangannya, itu artinya Kyuhyun sadar kehadirannya.
Sungmnin mencoba melepaskan cengkraman erat tangan Kyuhyun padanya, dan akhirnya Kyuhyun menghempaskan tangan Sungmin.
Sungmin segera berlari meninggalkan pemandangan menjijikkan itu, bersamaan dengan Kyuhyun yang melepas ciumannya dan menatap nanar kepergian Sungmin.
Tujuan Kyuhyun hanya ingin membuat Sungmin melihat aksinya, namun ada niat lain di balik itu semua, sebenarnya Kyuhyun juga merasakan sakit saat melihat Sungmin yang pergi meninggalkannya. Kyuhyun memijat pelipisnya lembut
"K-Kyuhyun", panggil yeoja itu.
Kyuhyun melirik kecil kearah yeoja yang bahkan terlupakan olehnya.
"Ak-aku mau jadi kekasihmu", yeoja itu langsung memberi jawaban atas pertanyaan Kyuhyun sebelumnya.
Kyuhyun menunduk sejenak.
"Terserah kau saja", jawab Kyuhyun acuh dan meninggalkan yeoja yang masih terlihat bingung dengan sikap Kyuhyun yang sangat cepat berubah.
Kyuhyun berhenti sejenak "Oh dan satu lagi yang harus kau tahu, aku tidak suka berpacaran dengan orang yang membeci coklat, arra!", ucap Kyuhyun tanpa membalikkan tubuhnya, dan pergi meninggalkan yeoja yang masih terbengong bingung dengan perubahan sikap Kyuhyun.
OoOoOoOoOoOoO
Sungmin menghempaskan tubuhnya di tempat tidur, pipinya lembab sudah, air mata terus menerus berderai dari sudut mata indahnya.
Sungmin mengedarkan pandangannya ke seluruah ruang kamar, hamper di semua bagian bahkan tak tersisa celah, semua dinding-dindingnya di penuhi dengan kertas-kertas yang penuh torehan kata-kata indah.
Satu demi satu di setiap harinya, Sungmin selalu menempelkan kertas-kertas untaian kalimat cinta yang ia rangkai sendiri di dinding kamarnya.
Sungmin memeluk lututnya sangat erat, hati dan perasaannya begitu tersayat mengingat sikap Kyuhyun tadi siang saat di sekolah. Apa Kyuhyun begitu membencinya sampai tidak ada kata maaf lagi untuknya.
Sungmin mulai terisak dalam kesendirian, seandainya waktu bisa ia putar, mungkin hal pertama yang akan ia lakukan adalah mendengarkan penjelasan Kyuhyun, sebelum mengeluarkan kata BENCI di mulutnya.
Sayangnya, waktu tidak akan kembali lagi, yang sudah berlalu hanya akan menjadi sebuah kenangan yang akan terpilih menjadi sebuah kenangan baik ataukah kenangan buruk.
.
.
.
.
.
"ARRGGHHH!", Kyuhyun membanting tas sekolah miliknya ke tempat tidur, wajahnya menggambarkan kemarahan yang begitu besar, mata obsidian miliknya mengetat memandang tajam.
-BRAAAKKK-
Kyuhyun menggebrak meja belajar yang tak berdosa, suatu bentuk kemarahan yang sangat mendalam.
"Kau mengesalkan Lee Sungmin…", ucap Kyuhyun gelisah sembari berkacak pinggang, matanya menatap lurus ke sebuah pigura yang terletak manis di meja belajar miliknya.
Sebuah pigura yang menggambarkan senyum kebahagiaan terlihat jelas dua orang anak tanggung saling merangkulkan tangannya.
Beginilah suasana kamar Kyuhyun yang di dominasi dengan warna biru langit, semua barang-barangnya tertata dengan baik dan rapih, memang bukan Kyuhyun yang membenahi semuanya ada 'pesuruh' yang selalu menjalankan tugas untuk merapikan kamar Kyuhyun, namun ada satu bagian yang sama sekali tidak boleh tersentuh oleh pihak manapun selain Kyuhyun, hanya Cho Kyuhyun yang boleh menyentuh area 'pribadi miliknya'
Kyuhyun membuka laci meja belajarnya secara perlahan, dan benar saja isinya penuh dengan tumpukan-tumpukan kertas dengan berbagai warna, dan ada beberapa kotak hadiah yang masih tersusun sesuai dengan besar ukurannya.
Kyuhyun mengambil beberapa kertas tersebut dan duduk di tepi ranjangnya.
Satu per satu kertas itu ia baca, dan ini bukan untuk pertama kalinya Kyuhyun membaca kembali isi kertas tersebut.
Sebuah perasaan menjalar ke seluruh tubuhku
Merasuki setiap hela nafasku
Kadang aku mencoba menjauh dari rambatan hatiku
Kebodohan akan sebuah perasaan yang menyakitkan
Tapi…
Kesanggupanku berbatas, aku benar-benar tak mampu
Wajahmu tersamar jauh dari hadapanku
Aku hanya dapat melihat keindahanmu
Dari sisi gelapku
Kyuhyun membuka kembali lembar selanjutnya
Seandainya hidup tidak menjalani sebuah kesalahan
Mungkin kehilangan tak pernah tergapai
Aku terkutuk…
Kebodohanku sudah merutuki kehidupanku
Yang harus membuatku kehilangan dirimu
"Ciihh…", desis Kyhyun mencibir sebuah karya tangan seseorang.
—FLASH BACK—
Beribu kali Kyuhyun mencoba untuk menghubungi sahabatnya, namun tidak pernah ada balasan ataupun jawaban darinya.
"Sungmin-ah mianhae, ku mohon angkat telponku", tanpa lelah Kyuhyun terus menghubungi Sungmin.
"Kyu, ayo makan dulu…", suara 'sang' oemma mengajak Kyuhyun untuk menikmati makanana yang belum ia masukan ke dalam mulutnya sedari semalam, bukan berniat 'puasa', namun Kyuhyun tidak merasakan selera sama sekali.
Kyuhyun segera bergegas meletakkan telepon dan segera meninggalkan rumahnya.
"hei, kau mau kemana Kyuhyun…", panggil sang oemma yang masih membawa panic soup di tangannya.
Kyuhyun sama sekali tidak menyahut panggilan sang oemma, ia bergegas meninggalkan rumahnya.
"KYUHYUUNN!, aiiishhh anak itu benar-benar!", umpat 'sang' oemma kesal.
OoOoOoOoOoOoO
Kyuhyun berlari dengan nafas yang terengah-engah(?), ia sangat ingin menemui seseorang untuk menjelaskan semua masalah ini, Kyuhyun benar-benar tidak ingin kehilangan 'dia'.
Kesalah pahaman ini harus segera ia tuntaskan.
Saat berada di depan sebuah pagar besi hitam tinggi, Kyuhyun berusaha mengintip dari celah sisi pagar yang tertutup penuh, seandainya tubuhnya tinggi sedikit lagi, mungkin dia sudah bisa melihat dari bagian atas, tapi sayangnya di usianya yang baru 12 tahun, tentu tingginya menyerupai anak sebayanya.
Mata Kyuhyun membulat penuh. Terkejut, Kyuhyun benar-benar shock.
"Su-Sung-Sungmin", Kyuhyun tidak menyangka akan melihat pemandangan tak mengenakan seperti ini
Kyuhyun menunduk dalam,
Tes…
Tes…
ZZZzzZZrrRRttt…
Hujan turun begitu deras, membasahi semua bagian yang tidak terbendung.
Kyuhyun masih terpaku, rintikan hujan sudah peluh membasahi sekujur tubuhnya, namun Kyuhyun masih bertahan, bertahan berdiri walauoun sosok yang ingin ia temui sudah menghilang di balik pintu rumahnya.
"hikss~", Kyuhyun menangis kalut, air matanya jatuh, jatuh bersamaan dengan tetesan air hujan.
Kyuhyun meremas baju kaos kuning yang ia kenakan tepat di bagian dadanya, rasa sakitnya berada disana, ia mulai berjalan meninggalkan pagar 'kelam', langkahnya terlihaat gontai ia terus menangis merasakan perih sakit hati yang ia rasakan.
"Jadi kau sudah melupakanku Sungmin-ah…", ucap Kyuhyun dengan suara sendu yang terisak.
—FLASH BACK END—
Sungmin berjalan menelusuri koridor-koridor sekolahnya dengan kepala yang tertunduk, ia selalu melakukan itu, tingkat kepercayaan dirinya benar-benar menghilang saat Donghae satu-satunya teman yang ia miliki tidak ada bersamanya.
Tiba-tiba…
"Ehh..", Sungmin terkejut saat ada orang yang menutupi matanya, pandangannya menjadi sangat gelap, ia menyentuh lembut tangan kekar itu.
"Donghae…", tebak Sungmin tepat.
"hehehehe…", Donghae hanya tersenyum jail, aksinya sudah diketahui.
"Kau ini…", ucap Sungmin keceriaannya kembali muncul, Sungmin memukul pelan bahu Donghae, mereka berjalan bersama diiringi sengan gelak tawa.
.
.
.
.
.
"Waahh kau hebat hae-ah...", takjub Sungmin melihat isi loker Donghae yang sudah penuh dengan cokelat, padahal valentine dua hari lagi, tapi Donghae sudah menerima coklat dari penggemarnya.
Tidak bisa di bandingkan dengan Kyuhyun tentunya, penggemar Kyuhyun jauh lebih banyak ketimbang Donghae, dan mungkin loker Kyuhyun akan berjatuhan coklat saat di buka.
Sungmin membuka lokernya, dan sayangnya ia tak pernah menerima satupun coklat dari siapapun, berharap..., tentu tidak.
Sungmin sadar diri, siapa yang mau menjadikannya idola, melihat kebiasaan murungnya dan anti sosial yang ia lakukan.
"Min-ah..., kau tidak merasa aneh!", ucap Donghae mengernyitkan dahinya mmelihat isi loker Sungmin.
"Aneh kenapa hae...?", tanya Sungmi bingung, memandang Donghae dan lokernya secare bergantian.
Donghae memicingkan(?) matanya, menelisik sudut-sudut bagian loker Sungmin, seperti encari sesuatu, Donghae menyentuh dinding-dinding loker Sungmin.
"Kau kenapa hae...?", Sungmin merasa aneh dengan sikap Donghae yang terlihat seperti mendeteksi sesuatu, tapi entah hal apa yang sedang di carinya.
"heuuhh.., tidak ada", dengus Donghae sebal, Donghae sama sekali tidak menemukan apa yang ia cari.
"Apanya yang tidak ada...?", Sungmin ,emgernyitkan dahinya karena merasa semakin bingung dengan sikap temannya itu.
"Lubang...", ucap Donghae
"Lubang...?, maksudmu...?", Sungmin mengulangi ucapan Donghae yang belum jelas sama sekali.
"ne..., lubang, aku tidak menemukan lubang di lokermu, tapi kenapa bisa tidak ada yach...", ucap Donghae penuh penasaran dan mulai menglus dagunya, bertingkah seperti seorang detective.
"maksudmu apa, aku tidak mengerti sama sekali", ucap Sungmin penuh kebingungan, dan mengerjap-erjapkan kelopak matanya.
"Aissshh, kau ini polos sekali", Donghae mengacak rambutnya terkesan frustasi karena sikap polos temannya, yang bahkan terlampau polos.
"Begini Lee Sungmin, apa kau tidak merasa aneh, masa begitu banyak yeoja di sekolah ini, tapi tidak ada satupun yang memberikanmu cokelat", ucap Donghae menganalisi masalah yang sepertinya terasa janggal dipikirannya.
Sungmin berpikir, benar juga, dari dulu Sungmin tidak pernah mendapatkan satu cokelat dari siapapun di sekolah ini, padahal ini sudah memasuki tahun ketiga, dan Sungmin akan segera lulus, tapi kenapa tidak ada satupun yang melirik keberadaannya di sekolah itu, padahal Sungmin termasuk namja manis walau yeah kau tahu sendiri -aneh-.
"Mungkin karena mereka menganggapku aneh", ucap Sungmin menunduk lemah.
Donghae menggelengkan kepalanya cepat, menolak pernyataan Sungmin.
"anni..., kau kenal Junghyun, hobae kita"
Sungmin mengangguk lirih.
"Kau tahu betapa anehnya dia itu suka mengumpulkan botol-botol bekas seperti pemulung saja, tapi yang aku dengar dia medapatkan cokelat, nah kau 'kan bukan namja yang buruk, kau termasuk namja termanis di sekolah ini, tapi kenapa kau tidak pernah mendapatkan cokelat, itu sangat aneh bukan, hhmmm..., ah apa kau pernah memberi kunci lokemu ini dengan orang lain...?", tanya Donghae, dengan analisis-analisisnya.
Sungmin hanya menggelengkan kepalanya, benar juga, Sungmin hanya dekat dengan Donghae di sekolah ini, tapi setahu Sungmin, dia tidak pernah memberikan siapapun kunci lokernya.
Bertepatan saat Sungmin dan Donghae saling berbicara, Kyuhyun melintas melewati mereka, lokernya terletak 3 loker dari loker Sungmin.
Sungmin dan Donghae mengintip Kyuhun dari balik pintu loker Sungmin.
-Brakkk...Brakkk...-
Semua cokelat yang ada di dalam lokernya jatuh atak tertampung karena terlalu banyak.
Kyuhyun menyadari Sungmin dan Donghae yang sedang memerhatikannya.
"Kau aneh, jadi tidak ada yang mau memberimu cokelat"
-Blammm...-
Kyuhyun membanting kuat pintu lokernya dan beranjak meninggalkan Sungmin yang masih terdiam karena ucapan Kyuhyun yang begitu menyakitkan kedengarannya.
Sungmin meremas baju seragam'nya, berharap rasa sakit hatinya bisa berkurang sedikit.
Donghae menepuk pundak Sungmin lembut
"Percayalah padaku Min, pasti ada yang memberikanmu cokelat", ucap Donghae menyemangati.
Sungmin menunduk dalam "Aku ke kelas dulu hae", ia berjalan lemah menuju kelasnya.
Donghae hanya sanggup melihat sendu ke arah Sungmin yang berjalan jauh meninggalkannya.
"Tenanglah Min, aku yakin ada yang mengambil cokelatmu, aku akan mencari tahu siapa dia...?", cuap Donghae mengeratkan tangannya geram, Donghae benar-benar tidak tega melihat Sungmin merasa tertindas seperti itu.
Donghae yakin ada seseorang yang selalu mengambil cokelat Sungmin, entah karena alasan apapun itu, tapi dia yakin ada orang lain di balik ini semua.
OoOoOoOoOoOoO
"Rumus persamaan kuadrat berguna untuk mencari titik temu—", Jung songsaenim menerangkan dengan tegas rumus-rumus matematika sebagai bahan ujian selanjutnya.
Semua muridnya duduk dengan tenang, mendengarkan dengan hikmat penjelasan demi penjelasan dari Jung songsaenim.
Sungminlah satu-satunya murid yang tidak fokus dengan pengajaran itu, walau matanya lurus menghadap ke depan tapi bukan penjelasan dari songsaenim yang ia dengarkan , melainkan sosok namja yang sedang fokus mendengarkan pengajaran, dengan lihai perlahan tangan mungilnya mulai bergerak menorehkan kembali sebuah puisi…
Kekagumanku padamu tiada batas,
Kau bagai nafas yang terselubung jauh di dalam hatiku.
Melihat gemerlapmu dari tempatku yang gelap,
Kau begitu berkilau, cahayamu masuk menusuk kornea mataku,
Dentuman jantungku lirih menghentakkan namamu,
Sadari keberadaanku,
Lihat aku kembali,
Menolehlah padaku lagi.
"Lee Sungmin!"
Deg…
Sungmin menegakkan duduknya, seseorang sudah menginteruksi kegiatannya, dan…
Sungmin sadar siapa pemilik suara itu, semua tatapan langsung tertuju pada Sungmin, tak terkecuali mata obsidian sosok yang di kaguminya.
"Bisa kau kerjakan soal ini…?", songsaenim begitu tegas memerintah, dan Sungmin tidak berani membantahnya.
"n-ne…"
Sungmin bangkit dari kursinya dan mulai berjalan ke depan kelas, matanya menangkap tatapan sosok itu yang tengah tersenyum mengejek ke arahnya.
OoOoOoOoOoOoO
Disinilah tempat peraduannya, ia menyandar di sebuah pohon besar mendinginkan pikirannya yang sedang kalut, duduk di atas rerumputan sebagai alas.
Padahal ini masih jam pelajaran berlangsung, namun karena songsaenim yang mengusirnya jadi dia tidak di kategorikan bolos pelajaran.
Ia menarik nafas panjang…, lalu membuangnya secara perlahan, mencoba meresapi aroma udara yang masih menyejukkan, pengaturan pernafasan terus ia lakukan, menenangkan semua pikirannya.
"heuuuhh~", Sungmin menekuk lututnya, menyembunyikan wajahnya.
"Apa yang harus ku lakukan agar kau memaafkanku…?", ucapnya sendiri.
Sungmin merenung, menutup matanya menghangatkan pikirannya dari semua kenangan-kenangan indahnya dulu.
"Aku paling suka cokelat"
Sungmin mengingat kembali ucapan itu, ucapan yang dulu pernah di sam[aikan oleh sosok yang begitu ia cintai.
"Ah..", sepertinya sebuah ide muncul seketika, Sungmin menegakkan duduknya seulas senyum manis tersungging dari bibir tipis miliknya.
.
.
.
.
.
"Untung Sungmin sudah pulang duluan, kalau tidak bisa-bisa harus menungguku, -errr- aiisshh lagipula kenapa rapat bisa sampai selama ini sich, tsk~, buat orang kesal saja", Donghae terus mencibir kesal, jelas saja Donghae harus mengikuti rapat organisasi di sekolah, untungnya Donghae sudah mengatakannya pada Sungmin.
Langkah Donghae terhenti saat melihat seseorang yang berada tidak jauh dari tempatnya, seorang yeoja yang sedang membongkar loker Sungmin.
Donghae menyembunyikan tubuhnya di balik dinding dan mengintip kecil ke arah yeoja yang sedang menyelundup lebih tepatnya.
Sang yeoja berparas manis itu melirik ke kanan dan ke kiri memastikan keberadaan dirinya yang tidak diketahui siapapun, ia meletakkan sesuatu ke dalam loker milik Sungmin.
"Sedang apa kau…?"
Yeoja itu terlonjak(?) kaget dan akan mengambil langkah seribu(?) untuk menghindari Donghae, tapi dengan cepat Donghae menahannya.
"Ah.., eh…, tidak.., maafkan aku…, jangan beritahukan Lee Sungmin aku suka memberikannya cokelat, ku mohon", yeoja itu tulus memohon pada Donghae.
Donghae mengernyit heran, suka memberikan cokelat itu artinya ini bukan pertama kalinya yeoja ini memberikan cokelat pada Sungmin.
"Ini sudah yang ke berapa kalinya kau memberikan cokelaat pada Sungmin hah…?", tanya Donghae.
Yeoja itu sudah ketakutan.
"Sudah kau tidak perlu takut, aku tidak akan memakanmu, aku cuman mau bertanya saja…?"
"ah, n-ne...", jawab yeoja itu ketakutan.
"Sudah berapa kalli kau memberikan Sungmin cokelat...?"
"Ini sudah yang ke-8 kalinya", jawab yeoja itu menunduk malu.
Donghae mengernyit heran, delapan kali, bagaimana bisa sudah delapan kali tapi setahu Donghae tidak ada yang pernah memberikan cokelat pada Sungmin.
"Aku tahu, Sungmin sudah melarangku tapi aku benar-benar menyukainya"
"Eh, melarang...?, Kapan Sungmin melarangmu...?" tanya Donghae bingung.
Yeoja itu menunduk kalut.
"Sungmin pernah membalas suratku, dia bilang padaku untuk berhenti mengiriminya surat dan cokelat, katanya karena dia sangat membenci itu semua", ucapnya lirih.
Donghae memicingkan(?) matanya pernyataan yeoja ini begitu menganehkan dan tidak sesuai dengan kenyataannya, bukankah Sungmin tidak pernah mendapatkan cokelat dari siapapun.
"Memang pada kenyataannya Sungmin selalu membalas semua surat dari penggemarnya dengan pernyataan yang sama", yeoja ini nampaknya begitu menyukai Sungmin, ia tahu semua cerita tentang Sungmin, yang bahkan tidak pernah menjadi kabar yang mendesus di sekolah.
"Apa kau yakin yang membalas itu Sungmin...?"
'Ehmm..., tulisannya sangat mirip dengan Sungmin"
Perlahan kekangan tangan Donghae mengendur, dan yeoja itu langsung berlari meninggalkan Donghae, Donghae benar-benar merasa bingung, bagaimana bisa Sungmin membalas surat-surat mereka, bahkan menerimanya saja belum pernah.
"Ada yang aneh disini, siapa sebenarnya yang mengambil semua itu...?"
Donghae melirik kecil ke arah loker Sungmin, kemudian menutupnya kembali rapat-rapat. Donghae akhirnya pergi meninggalkan tempat itu.
.
.
.
.
.
Sesosok namja berjalan mengintai, melirik dan mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru koridor, langkahnya begitu berhati-hati sampai akhirnya ia berdiri pada sebuah tempat, dengan perlahan ia mengambil kunci yang sengaja ia simpan di saku baju seragamnya.
Dia membuka loker itu, tapi...
Ternyata lokernya hanya tertutup tidak di kunci, ia sedikit mengernyit heran, tidak biasanya loker ini tidak di kunci, karena petugas sekolah pasti sudah memeriksa setiap loker jam segini, dan pasti sudah di kunci.
"Jadi kau pelakunya"
Suara Donghae menginteruksi gerakannya, ia terkejut melihat Donghae yang sedang menghampirinya.
"sigh..., apa tidak cukup cokelat yang begitu banyak setiap harinya di lokermu sampai kau mengambil jatah orang lain Cho Kyuhyun"
=TBC=
Annyeonghaseyo yeorobun..
Kembali saya bawa FF Shou-ai, yach maklum saja kalo banyak kesalahan, authornya juga banyak buat kesalahan#duagh…
Nyeheheheh~
XD
Jangan lupa tinggalkan Review-nya ne…
\(^o^)/
