Rated: T
Disclaimer: Mashasi Kishimoto
Warning: typos, barely OOC, alur campuran, etc
Couple Words From Author:
Yeyeyeye! akhirnya author kembali dengan fic baru. gatau kenapa author langsung ngebut buat fic yang baru hehe (sebenernya sih karena gabut ditengah liburan gitu HAHA!) oh iya, fic ini genre nya baru hehe, author sebenernya kurang yakin buat keluar dari comfort zone (semua fic author drama romance huhu) jadi harap dimaklumi ya kalo fic ini agak abal hehe .-. author juga mau memperingatkan, karena genre nya crime, pasti konfliknya lebih rumit dari drama romance, author harap para readers gabingung yaa soalnya ini kali pertama author bikin fic kaya gini HUA:( kenapa author tbtb pengen keluar dari comfort zone? karena author nemu film action crime yang bagus banget dan author jadi mendapat ilham untuk bikin fic yg genre nya crime juga hehe (tenang aja jalan cerita fic ini murni dari otak author, gaada sangkut pautnya sm film yg author tonton HAHAHA:() author seneng banget akhirnya bisa mempertemukan Neji dan Tenten di fic ini, udh lama banget rasanya ga menyatukan mereka HUHU:( okeey, terakhir author mau ngucapin banyak terimakasih ke semua readers yang udh baca dan menyempatkan waktu buat memberi reviews ke fic author yg sebelumnya hehe, semoga fic ini lebih memuaskan dibanding yang dulu-dulu :3 okey segini aja bacotan author. langsung aja ya chap 1~
Chapter 1(Prologue)
"Cepat katakan dimana barang itu!"
"Barang apa?! A-Aku tidak mengerti maksud kalian!"
"Jangan coba-coba menipu kami, sial!" Laki-laki yang sebagian besar kepalanya tertutup masker kain berwarna coklat itu menodongkan hand gun Walther p99 tepat kekening laki-laki berambut cokelat berantakan yang wajahnya dipenuhi cat berwarna ungu serta darah yang keluar dari luka disekitar rahang dan mata.
"Tenang dulu, kita tidak boleh ceroboh." Ujar di laki-laki yang berdiri tepat disebelah si pemegang pistol, sementara laki-laki yang satunya hanya bisa berdiri menatap laki-laki malang yang tengah mempertaruhkan hidup dan matinya.
"Orang ini tidak berguna! Ia tidak akan menunjukan kita dimana uang-uang itu!" Seru sipemegang pistol setengah memekik.
"Dan menurutmu apa bedanya jika kau menembaknya tepat dikepala?" Tanyanya lagi dengan tenang. Sulit bagi si laki-laki yang terikat itu untuk melihat wajah ketiga laki-laki yang mengintrogasinya saat ini, wajah mereka bertiga tertutup oleh masker coklat usang.
"Kau mau mempermudah perdebatan diantara dua temanku ini, kawan? Mereka lebih cepat marah ketika harus berdebat." Tanya si laki-laki yang sedari tadi diam.
"Baiklah… baik.." Katanya menyerah. Laki-laki itu menelan ludah beserta segumpal darah didalamnya, lalu dengan terengah-engah menambahkan.
"Tapi.. setelah kuberitahu.. k-kalian harus me-melepaskan aku.." Si laki-laki yang berdiri ditengah menoleh menatap laki-laki malang yang terikat itu. Dari tempatnya terikat, ia bisa melihat dengan jelas mata lavender itu menatapnya dengan tatapan penuh nanar dan dingin.
"Lebih baik kau cepat mengatakannya sebelum aku berubah pikiran." Ujar laki-laki itu datar. Si laki-laki yang terikat menghembuskan nafas lega lalu berkata. "S-Semuanya a-ada disana.. d-diatas didalam mobil suv tua te-tempat kalian menyeret d-dan akhirnya memukuliku seperti ini."
"Well terimakasih banyak, Kankuro. Baiklah Kiba, kau bisa menembaknya sekarang." Sipemegang pistol yang ternyata bernama Kiba menyeringai dibalik masker yang menutupi hampir seluruh wajahnya lalu membidik kepala Kankuro yang menatapi laki-laki bermata lavender dengan tatapan panic.
"A-apa?! Tunggu! Kalian sudah berjanji akan melepaskanku setelah aku memberitahu uang-uang itu!" si mata pucat tidak peduli, memutar tubuhnya dan berjalan meninggalkan gumpalan daging yang setengah terkoyak yang duduk terikat diatas kursi besi penuh karat itu.
"Hei! Kau! T-Tunggu! Apa maksudnya semua ini?!" Si laki-laki ketiga menghentikan langkahnya dan tersenyum dibalik maskernya, membuat matanya menyipit, bahkan hampir terpejam.
"Maafkan aku Kankuro, pola pikir kami memang sering berubah-ubah." Setelah berkata seperti itu, ia melangkah mengikuti si laki-laki bermata lavender.
"Lebih baik kau segera menyelesaikannya, Kiba." Ujar si laki-laki bermata lavender itu sebelum akhirnya menghilang menaiki tangga.
"Kau dengar apa katanya, Kankuro? Aku harus bergegas sebelum mereka mengambil jatahku." Setelah berkata seperti itu, Kiba menarik pelatuk hand gun itu, dan peluru cartrigade 9x19mm Parabellum melesat melewati tengkorak Kankuro. Meninggalkan lubang menganga tepat dikeningnya.
Yap bagaimana prologue nya? kependekan? ahaha iya emang prologue nya emang aku pendekin supaya para readers penasaran hehe -_- disini udh keliatan ya siapa aja chara nya. ada Kiba, Kankuro dan Neji. loh satu lagi siapa Thor? nanti di chap 2 akan ketauan siapa org ketiga itu hehehe. dannn, dimanakah si panda? dan Lee? sabar-sabar mereka akan hadir di chap 2 jadii tunggu chap selanjutnya yaa. keep reading n kindly leave some reviews. thx xoxo3
