KETERANGAN

Savira = perempuan

Adam = laki-laki

Yanda = ayah

dinda = adik perempuan

Bunda = ibu

penerus = anak kandung, dianggap anak kandung

pasangan = suami/istri

kesucian = keperawanan

Penyembuh = memiliki Soul dengan kemampuan menyembuhkan atau meringankan rasa sakit

purnama = hitungan waktu, bulan

pemukiman = wilayah yang dihuni orang, desa


Di dalam tenda milik keluarga Sang Pembawa Ajaran.

Sebuah cermin besar memperlihatkan seorang Savira di dalam sebuah ruangan. Savira itu menghadap sebuah benda elektronik yang di dunianya dikenal dengan sebutan laptop. Beberapa orang mengawasi Savira itu melalui cermin.

Seorang Adam menghampiri ketiga pengamat itu. Menyadari kedatangan orang itu, ketiga pengamat tersebut mengalihkan pandangan mereka dari cermin dan menatapnya seolah menginginkan kepastian.

"Yanda, benarkah kau ingin melakukan hal ini?" Tanya salah satu Savira muda yang sebelumnya mengamati cermin.

"Yanda, aku setuju dengan kedua dindaku. Jika Yanda pergi ke tempat asal Bunda, semua yang Yanda miliki akan musnah dan kami tidak akan mampu membantu Yanda di tempat itu." Ucap satu-satunya Adam muda diantara mereka.

"Yanda, haruskah kau pergi ke dunia Bunda Aliya?" Tanya An-Nur, penerus Ernest dan Aliya yang paling muda.

Ernest melihat ketiga penerusnya, kemudian kepada sosok pasangan pertamanya yang tampak dicermin. Aliya terlihat semuda yang diingat Ernest ketika awal perjumpaan mereka. Rambutnya masih sehitam dan sependek Savira yang muncul dari pusaran angin sambil mengenakan pakaian dan kantong perbekalan yang sangat aneh, pakaian yang dia sebut jaket dan celana panjang serta kantong perbekalan yang dia sebut tas.

Saat menyadari bahwa pasangannya itu kembali ke dunia asalnya di waktu yang tidak terlampau berbeda dengan saat kedatangannya ke dunia Ernest dan tubuhnya kembali ke saat Ernest pertama berjumpa dengan Aliya, sebentuk kerinduan dan penyesalan menyelimuti perasaan Ernest. Pasangannya kembali ke masa mudanya, dia mungkin menganggap bahwa Ernest dan ketiga penerus mereka yang dia lahirkan hanya sebuah mimpi yang tidak nyata, seperti yang dulu pernah dikatakan Aliya kepada Ernest tak lama setelah mereka bertemu.

"Aku merasa saat ini aku sedang bermimpi, menjadi bagian dari sebuah game yang tak pernah aku mainkan. Tapi aku merasa bahwa kehidupan hanya ada satu, jika kau, aku, atau mereka, mengalami kematian, maka saat itu kita meninggal. Jadi meski aku menganggap saat ini aku sedang bermimpi, aku tak akan membiarkan diriku atau orang lain terluka dan mati jika aku bisa menghindarinya."

Ernest teringat kembali kata-kata pasangan pertamanya itu di masa yang lalu dan merasa sesak di dadanya.

"Aku hanya mengatakan sesuatu jika aku mempercayainya, dan jika aku mengatakan sesuatu tanpa memikirkannya, maka kelak entah bagaimana, aku tahu hal tersebut akan terjadi."

"Aku bersedia menantang kematian untuk melindungi kesucianku, jika harus."

"Aku memang harus kesana!" Ernest menatap pasangan pertamanya melalui cermin dengan tatapan penuh tekad. Ketiga penerusnya mengerti ada sesuatu yang dipikirkan oleh Yanda mereka, sesuatu yang berkaitan dengan Bunda mereka, sesuatu yang mungkin tidak pernah mereka ketahui.

Amru, Fatimah dan An-Nur membantu persiapan ritual agar Ernest dapat terlahir di dunia Bunda mereka.

"Yanda, kami tidak dapat memastikan sejauh apa lokasi kelahiranmu nanti dengan lokasi Bunda. Namun setidaknya kami berhasil menentukan waktu kelahiran yang tidak terlalu jauh dengan waktu kelahiran Bunda." Ucap Amru.

"Tapi kami juga menemukan suatu masalah disini." Lanjut Fatimah dengan kening yang berkerut, menandakan dia menganggap masalah ini cukup menyulitkan. Ernest tidak dapat menahan dirinya untuk bertanya kepada Savira muda itu.

"Dan masalah apa yang kau maksudkan itu?"

Namun bukan Fatimah maupun Amru yang menjawab, melainkan An-Nur yang datang sambil membawa sebuah mangkuk air dengan raut wajah khawatir.

"Kami tidak dapat memastikan siapa yang akan lebih tua diantara Yanda dan Bunda Aliya. Dan tidak ada kepastian bahwa Bunda Aliya akan memilih Yanda sebagai pasangan. Bukankah alasan kalian menjadi pasangan karena hanya Yanda satu-satunya Adam yang memenuhi persyaratan Bunda Aliya sebagai pasangannya? Di dunia itu, Yanda bukan menjadi satu-satunya."

Menyadari alasan kekhawatiran ketiga penerus mereka, Ernest menyadari betapa besar pengaruh Aliya dalam kehidupannya. Ernest kemudian membalikkan tubuhnya dan menemukan dua bayangan di dekat pintu tenda. Kedua bayangan itu tidak salah lagi pasti milik Fahmi dan Fahri, penerus Ernest dan dilahirkan oleh pasangan keduanya, Gwen. Savira Penyembuh itu diajak oleh Aliya untuk masuk ajaran Tuhannya agar Ernest dapat menjadikan Gwen sebagai pasangan keduanya. Aliya menyadari bahwa Gwen menaruh hati pada Ernest dan Ernest bukannya tidak memiliki perasaan kepada Gwen. Ernest pernah berfikir dirinya akan menjadikan Gwen sebagai pasangan pertamanya saat Gwen cukup usia untuk berpasangan. Namun sosok Aliya yang misterius membuat Ernest ingin mempelajari Savira itu, sedangkan pada saat itu usia Gwen baru 180 purnama yang berarti masih butuh 20 pernama lagi sebelum Gwen memasuki usia berpasangan. Dan satu-satunya cara untuk membuat Aliya tetap berada di dekatnya adalah dengan menjadikan Aliya sebagai pasangannya, dan karena Aliya bukan berasal dari pemukiman Yive, dia tidak dapat tinggal di pemukiman lewat dari 2 purnama. Jika Ernest melewatkan kesempatan untuk menjadi pasangan Aliya, mungkin saat mereka bertemu kembali, Aliya telah berpasangan dengan Adam yang lain yang mampu memenuhi persyaratan sebagai pasangan Savira itu.

Sekali lagi Ernest memandang sosok yang terlihat melalui cermin, mengingat kembali resiko yang harus dihadapinya jika dirinya memaksa pergi ke dunia itu, orang-orang tercinta yang akan ditinggalkannya, pasangan keduanya-Gwen, kelima penerusnya. Tapi Ernest menyadari, Aliya akan menganggap keluarga mereka tidak pernah ada. Aliya tidak akan pernah tahu bahwa kehidupan yang dia jalani bersama Ernest dan penerus mereka benar-benar ada. Savira itu hanya akan menganggap mereka sebagai ilusi dan akan berpasangan dengan Adam lain di dunianya, melahirkan penerus yang bukan milik Ernest. Namun sebelum itu, bagaimana jika meskipun Aliya kembali ke sosok saat dirinya masih belum menjadi pasangan Ernest, kesucian Aliya tidak kembali pada dirinya. Aliya sudah menjadi pasangan Ernest selama lebih dari 200 purnama. Jika pasangan Aliya menganggap pasangannya itu tidak lagi suci, bisa jadi Aliya akan …

"Kalian harus menjaga Gwen. Aku akan pergi ke dunia itu."

Tekad Ernest sudah tidak dapat dicegah oleh para penerusnya, bahkan oleh cinta Ernest kepada mereka.

Dua bayangan yang berada di luar tenda mencengkeram sebagian kecil kain tenda yang berada di dekat mereka.

Ernest menyelesaikan ritual yang telah dipersiapkan dan secercah sinar terang menyelubungi tubuh Ernest ketika Amru, Fatimah dan An-Nur menyelesaikan bacaan mereka. Saat sinar itu memudar, tubuh Ernest terjatuh menghantam tanah. An-Nur mulai terisak, sementara kerutan di kening Fatimah menjadi semakin jelas terlihat. Fahmi dan Fahri, si kembar berusia 150 purnama itu mengintip ke dalam tenda dan menemukan saudara tertua mereka-Amru, memandang tubuh tanpa jiwa yang sebelumnya mereka panggil Yanda dengan ekspresi yang tidak dapat diterka oleh keduanya.

Yang mereka ketahui hanyalah, bagi orang-orang di dunia mereka, Ernest telah tiada…