Kemarin FanFic ini pernah saya post, tapi menurut saya FanFic nya masih banyak sekali kekurangan, jadi saya delete
deh. Semoga yang kali ini ada peningkatan dari pada pada kemarin.


Claire's House, Claire POV

Matahari sudah tenggelam. Pertanda hari sudah mulai gelap. Bintang-bintang bertebaran menghiasi langit malam. Terlihat sosok kakak beradik duduk di atas sapu terbang, di atas tanah berembun.

"Kalian baik-baik saja?" tanya Mom atau Ibuku. Mom adalah penyihir namun anti sihir, ya dia tidak mau menggunakan sihirnya, memang sedikit aneh. Keluargaku adalah penyihir semua kecuali aku. Walaupun Dad dan Mom sudah berpisah 3 tahun yang lalu, dan Dad memutuskan menikah lagi dengan wanita lain.

"Ya, aku hanya sedikit gugup," jawabku penuh keyakinan.

"Aku baik-baik saja," cicit adikku, Celia.

"Kembalilah jam sepuluh tepat, aku tidak ingin ada orang lain yang melihat kalian terbang!" perintah Mom mengingatkan kami.

"Dan aku tidak mau kalian pergi lebih dari satu jam," sambung Mom.

"Ya Mom!" jawab kami kompak.

"Kau siap? Kita pergi sekarang!" teriak Celia bersemangat. Aku memejamkan mataku dan berharap aku dan adikku tidak menabrak pesawat.

Mineral Town, Claire POV

Sapunya tersentak maju, dan tiba-tiba kami terbang melewati bagian barat Mineral Town. Ini memang pertamanya aku terbang bersama Celia, aku merasakan ini benar-benar 'Fantastic'. Walaupun sedikit mengerikan terbang menggunakan sapu tua ini.

"Hati-hati!" teriakan Mom masih terdengar.

Dengan perlahan aku membuka mata kananku saat terbang melewati gerbang menuju Mineral Nuvato School. Angin berhembus kencang meniup sehelai rambut pirangku. Tapi siapa peduli? Ini benar-benar hebat.

Sudah beberapa kali kami mengelilingi Mineral Town. Sungguh membosankan dan mengerikan. Lagi pula Mom sudah menunjukkan kepada Celia cara menambahkan cahaya di depan sapu. Jadi kami berdua bisa melihat dalam gelap.

Dan walaupun masih Fall, tapi rasanya seperti ditengah musim dingin (Winter). Terlepas dari celana yang ketat yang kukenakan di balik jins dan sweter di bawah jaketku, tubuhku merinding.

"Kita mau kemana?" teriak Celia.

"Siapa peduli? Terbang saja!" balasku bersemangat.

Aku adalah burung yang menembus dinginnya malam. Layang-layang yang menyusuri pantai. Kami lewat di atas puncak-puncak pepohonan yang menjulang tinggi, dan terlepas dari berbagai masalah dikepalaku. Aku tidak bisa berhenti tersenyum. "Lebih tinggi!" teriakku.

Celia mengangat ujung sapunya, dan meskipun aku harus berpegangan erat-erat supaya tidak terjatuh tergelincir ke belakang selagi melesat ke atas, aku menginginkan lebih dari ini. "Berputarlah 360 derajat!" pintaku.

"Aku hampir tidak bisa terbang lurus!" teriak Celia tidak kalah keras. "Dan berhentilah bicara! Aku sedang mencoba berkonsentrasi!" sambung Celia.

Kami melewati jalanan gelap lain. Kota ini benar-benar sepi (Ya,karena warga MT sudah pada tidur), itulah sebabnya Mom mengijinkan kami terbang. Kami tidak akan terlihat. Itu burung, itu pesawat, itu dua gadis di atas sapu!

Yodel Farm, Claire POV

"Lihat!" pekikku, menunjukkan dengan ujung sepatu kets purple baruku ke perternakan di bawah. Setidaknya lima puluh sapi atau lebih sedang makan rumput dan melihat kami lewat di atasnya. Aku mencium bau pupuk dan berharap tidak memerlukan tanganku untuk berpegangan pada Celia (tidak jatuh), supaya bisa menutup hidung. "Apa yang ada di sana?" aku menunjuk dengan sepatu pada kilauan lampu warna-warni dari kejauhan.

_Waiting For Next Chapter_


Maaf.. acak-acakan ya ? hhe.. masih amatiran.
Tolong tinggalkan jejak , jangan lupa kritikannya .

Maaf jika jelek dan pendek, dll.