Title : Love from Akashi Seijuro
Rating : K+
Disclaimer : Kuroko no Basuke © Fujimaki Tadatoshi
Genre : Romance, Friendship
::Love from Akashi Seijuro::
"ryouta kau terlalu lambat!"
"daiki kau terlalu emosiaonal dan cobalah kau dinginkan kepalamu itu!"
"shotmu sangat buruk hari ini shintarou."
"atsushi bisakah kau berhenti makan?"
"dan kau tetsuya, perbaiki gerakanmu."
"HAI!" serentak kelima pemuda itu melanjutkan latihan mereka yang sempat terganggu oleh omelan sang kapten iblis kebanggaan mereka. Mengerikan memang memiliki kapten seperti itu tetapi apa daya, merekapun hanya dapat pasrah jika masih sayang nyawa. Disisi lain mereka juga mengakui kemampun sang kapten yang tak kenal lelah menggali potensi pada diri mereka.
"hei kise apa kau tidak takut dengan omelannya?" terdengar suara berat dari seorang pemuda berkulit tan dengan rambut biru pekatnya.
"aominecchi bodoh mana mungkin aku tak takut dengan omelan orang itu." Seketika kise bergidik ngeri saat menatap sosok pemuda yang sedang bercakap-cakap dengan seorang gadis berambut pink.
"menurutku ia sedang bad mood atau apalah itu namanya." Sambung pemuda berkulit tan tersebut.
"ya ya mungkin saja dan aku tak mau jadi sasaran gunting-gunting miliknya." Kise masih terus menatap sosok kaptennya itu. "u..uhhh" tiba-tiba saja raut wajah kise berubah pucat ketika sang kapten balik menatapnya seolah berkata 'selesaikan latihanmu atau kau akan merasakan tusukan gunting indahku'.
"hihhhhhh… ba..baik kapten"
Akhirnya latihan neraka merekapun usai, semua menarik nafas lega akan hal itu. Pemuda berambut kuning yang tak lain adalah model ternama Kise Ryouta tengah meminum habis sebotol air mineral yang baru saja ia dapatkan dari sang manager. Sementara itu Aomine Daiki, pemuda berkulit tan dengan rambut biru pekatnya tengah terkapar lemas sambil meratapi nasibnya yang begitu tragis karena memiliki kapten sekejam itu.
Kemudian terlihat pula sesosok pemuda berambut hijau dengan kacamata yang menghiasi wajahnya tengah duduk tenang sambil memegang sebuah boneka panda yang ia sebut sebagai lucky itemnya hari ini, aneh memang tetapi itulah Midorima Shintarou. Disebelah kanan midorima terlihat dua sosok pemuda tinggi serta pendek yang sejak tadi hanya diam walaupun mereka tengah diserang omelan kaptennya secara berurutan. Murasakibara Atsushi, pemuda super tinggi berambut ungu yang tengah asik memakan setumpukan snack dipelukannya serta Kuroko Tetsuya, pemuda berambut biru langit dengan muka datar serta keberadaan yang minim (?) hanya duduk tenang setelah laihan telah usai.
"kenapa kalian santai sekali murasakibaracchi to kurokocchi?" Tanya kise dengan tatapan polos sepolos mungkin sehingga membuat makhluk disebelahnya mengerjitkan dahi.
"baka kise!" aomine memukul kepala kise cukup kencang sebelum melanjutkan kata-katanya. "percuma saja bicara pada mereka" kemudian aomine menatap kedua orang itu.
"nyam nyam nyam~" murasakibara masih asik memakan momogi yang merupakan salah satu makanan dari gunung snacknya.
"kise-kun kufikir akashi-kun sedang memikirkan sesuatu." Ucap kuroku secara tiba-tiba dan sukses saja membuat teman-temannya melirik dirinya.
Akashi Seijuro, ya orang itulah yang memimpin latihan neraka ini. Sosok pemuda berambut merah yang sangat suka sekali memainkan gunting dengan lihai dan tak segan-segan melemparkan gunting tersebut kepada orang yang membantahnya ataupun yang tak sesuai dengan jalan fikirannya. Kapten Kiseki no Sendai yang super misterius dikalangan para siswi ini terlihat begitu menyeramkan dimata teman satu timnya.
"kufikir akashi-kun sedang memikirkann sesuatu." Kuroko mengulangi kata-katanya.
"apa itu kurokocchi?" Tanya kise antusias
"basket?" midorima mengeluarkan suara pertamanya
"kemenangan?" disusul oleh kise
"strategi?" sahut murasakibara yang entah sejak kapan berhenti memakan snacknya.
"penyiksaan…." Jawab aomine asal
"bukan." Kuroko berkata datar tetapi cukup terlihat jelas dari nada bicaranya ia sama sekali tak sependapat dengan teman-temannya itu.
"heh?" seru kise, midorima serta aomine secara bersamaan.
"lalu apa dong kurokocchi?" wajah kise kini terlihat pasrah saat menanti jawaban dari kuroko
"seorang gadis" jawab kuroko singkat tetapi teman-temannya itu menatapnya seolah berkata….
'HAH? ENGGAK MUNGKIN, IMPOSSIBLE!' kurang lebih seperti itulah.
Di tempat lain terlihat sepasang mata heterochrome tengah menatap lurus kearah ruang kelas yang telah kosong karena jam pelajaran telah usai sejak beberapa jam yang lalu dan kini hari sudah sangat gelap membuat suasana sedikit menyeramkan. Tetapi sosok pemuda itu sama sekali tak menghiraukan keadaan gelap yang kini tengah menyelimuti dirinya ditengah sepinya ruang kelas tersebut. Matanya masih terus menatap lurus dan memorinya kembali mengingat kejadian seminggu yang lalu.
Flash Back
Hujan turun dengan lebatnya membuat seorang pemuda berambut merah dengan bola mata heterochrome itu mengurungkan niatnya untuk beranjak pulang. Tanpa perlu berfikir panjang pemuda itu kembali memasuki gedung sekolahnya, menyusuri koridor serta kelas demi kelas yang terdapat disepanjang koridor sekolahnya. Entah mengapa langkahnya terhenti setelah ia menaiki beberapa anak tangga dan ia malah berbalik menuruni anak tangga tersebut. Terlihat langkahnya semakin cepat dan berhenti seketika di depan ruang kelas yang gelap serta kosong.
Perlahan pemuda itu menggeser pintu ruang kelas tersebut secara perlahan agar tak menimbulakn suara yang terlalu kencang. Langkahnya terlihat sedikit santai ketika memasuki ruang kelas tersebut. Dengan segera pemuda tersebut menuju sebuah meja paling belakang serta menunduk saat dirinya telah sampai di depan meja tersebut, entah apa yang ia lakukan, semuanya terlihat begitu misterius sebelum pemuda bermata heterochrome itu mengeluarkan suaranya.
"nee, nani wo shiteru ka?" pemuda itu menatap seseorang yang tengah terduduk dihadapannya.
"anata no dare?" bukannya menjawab orang itu malah berbalik menanyai pemuda tersebut
"Akashi Seijuro" dengan cepat dan jelas pemuda tersebut menyebutkan namanya.
"kau kenapa masih berada disini?" mendengar kata-kata itu akashi hanya tersenyum. Tersenyum? Ya, tidak mungkin seorang Akashi Seijuro tersenyum dan yang benar adalah menyerigai.
"seharusnya itu pertanyaanku nona." Jawab akashi datar. Dan…. Nona? Berarti seseorang yang berada dihadapan akashi itu adalah seorang gadis? Seorang siswi?
"aku tidak bisa pulang sekarang." Jawab gadis itu dengan nada 'biasa'
"ya karena diluar hujan." Akashipun memandang keluar jendela dimana hujan tak kunjung berhenti.
"bukan." Jawab gadis itu singkat tetapi dengan mata emperornya akashi dapat melihat sedikit senyuman yang terlukis diwajah gadis itu.
'tersenyum?' akashi membatin kemudian ia memilih diam dan tetap menatap hujan yang berada dibalik jendela tersebut.
Sekitar setengah jam kemudian hujan mulai reda tetapi baik akashi maupun gadis itu masih terdiam di tempatnya masing-masing. Entah apa yang mereka fikirkan sama sekali tak terbaca. Selang beberapa detik terlihat akashi tengah beranjak dari tempatnya, oh bukan lebih tepatnya akashi hanya berdiri meninggalkan kursi yang sejak tadi didudukinya.
"sudah reda lebih baik kau segera pulang" suara lembut gadis itu kini mendominasi ruang kelas yang sunyi.
Akashi hanya terdiam memasang wajah datarnya hingga kemudian ia berjongkok tepat di depan gadis itu. Yang bersangkutan hanya terkejut saat menatap bola mata heterochrome akashi terlebih lagi tatapan akashi tak kalah dingin dari suasana malam hari ini. Malam? Ya jelas saja karena jam telah menunjukkan pukul delapan malam. Dan apa yang mereka lakukan selama kurang lebih setengah jam itu? Mereka hanya diam tanpa mengatakan sepatah katapun.
"setelah mengantarmu pulang." Tanpa merubah raut wajahnya akashi berkata demikian.
"daijoubu kau duluan saja." Tersenyum, lagi-lagi gadis itu tersenyum dan kini akashi dapat melihatnya dengan jelas.
'menyebalkan' umpat akashi dalam hatinya.
.
.
.
Kini akashi telah tersadar dari lamunannya ketika mendapati sosok midorima tengah berdiri tepat dibelakang tempat duduknya. Akashi hanya diam menunggu midorima melontarkan kata-kata pembukanya. Dan benar saja beberapa detik berselang midorima mencoba berbicara pada kaptennya yang tengah menyendiri itu.
"sedang apa kau akashi?"
"seperti yang kau lihat" jawab akashi tanpa memalingkan wajahnya
"yang lain sudah beranjak pulang sejak tadi." Tambah midorima yang entah berapa kali membenarkan posisi kacamatanya.
"biarkan saja lagi pula latihan telah usai" kini akashi tengah memainkan gunting merah yang selalu mendampinginya.
"lalu kau?" Tanya midorima
"kau sendiri untuk apa disini?" akashi malah balik bertanya dan kini ia dapat melihat sosok midorima dihadapannya.
"hanya kebetulan lewat" midorima membenarkan (lagi) posisi kacamatanya dan tanpa berbohong ia mengatakan hal tersebut.
"oh…" akashi hanya ber-oh ria tanpa memperdulikan lawan bicaranya itu.
"kau sedang memikirkan sesuatu." Ramal midorima tetapi yang diramal hanya menyerigai dengan tetap memainkan gunting merah miliknya.
"nee, shintarou apa kau ingin aku membuat lubang disekujur tubuhmu?" akashi terus menyerigai
"tidak terimakasih" ucap midorima datar tetapi tentu saja ia merasa amat takut pada kaptennya yang tak suka main-main dengan perkataannya.
"kalau begitu lekas tinggalkan tempat ini" perintah akashi absolute. Dengan segera midorima beranjak pergi karena ia tak dapat membayangkan tubuhnya dicabik-cabik oleh gunting akashi yang menyeramkan itu.
"… merepotkan"
