Author: K0ush4fukuj1
Disclaimer: Amano Akira-sensei
Genre: Family, Comedy (entahlah, nggak yakin)
Language: Indonesian
Note: italic berarti kata asing, tanda (') berarti perkataan dalam hati
Pair: None (belum kumat)
Rated: T hampir ke T+
Summary: Sudah jatuh tertimpa tangga! Tsuna mengalami kecelakaan, setelahnya... keanehan mulai terjadi. Omo!
Warning: Aneh, Gaje, OOC, Typo (always)
"Tu-tunggu! Ka-kalian mau masuk kesana?"
Seorang pemuda berbadan lebih kecil diantara keempat pemuda lain yang bersanding dengannya tengah mengusap lengannya berkali-kali sambil menatap sebuah dinding gua besar di tepi pantai, sementara yang lain tersenyum dengan gaya khasnya masing-masing kecuali Hibari.
"Juudaime... kalau Juudaime tak ikut, saya juga tak ikut! Saya ingin disisi Juudaime saja."
"Hahahaha... Gokudera-kun takut ya?"
Sahabat Tsuna sejak kecil itu tertawa dan menampilkan wajah manisnya yang membuat Gokudera kian sebal padanya.
"HAH! Rupanya si yakyuu-baka minta diledakin hidup-hidup! Sini lo!"
"TO THE EXTREME! Ayo berkelahi dengan jujur dan extreme! Sawada, kutantang kau!"
"HE?"
"Hei kepala rumput! Ngapain lo nantang Juudaime? Kalo berani, sama gue!"
"Kepala gurita extreme juga hari ini, oke... ayo kita duel."
Tanpa sengaja, mata Tsuna berpapasan dengan mata Hibari.
Pemuda itu makin merinding, pasalnya ketua komite kedisiplinan di sekolahnya tersebut sangat anti kekerasan kecuali keadaan memaksanya berbuat melebihi batas.
"A-ah... su-sudahlah! Jangan berkelahi, ayo masuk saja... na-nanti aku menyusul di belakang kalian."
Tsuna salah tingkah, kenapa lagi kalau bukan gara-gara tatapan onyx Hibari?
Dan akhirnya mereka sepakat untuk masuk bersamaan, sementara Tsuna mengikuti langkah mereka di belakang. Tapi karena kakinya yang kecil, pemuda mini itu semakin jauh tertinggal di belakang hingga akhirnya hanya kegelapan yang menemaninya.
Tsuna hendak berteriak memanggil keempat guardiannya itu tapi dia tak mau kehilangan harga diri sebagai seorang boss Vongola. Mau tak mau Tsuna tetap meneruskan perjalanannya ke dalam lorong yang semakin gelap.
"Ah... kenapa tadi senternya kuserahkan pada Takeshi ya? Apa aku harus kembali ke tempat semula? Tapi... aku pasti akan dipandang rendah, terutama oleh StormGuardian yang sangat memujaku gila-gilaan itu."
Anehnya, batin Tsuna yang satu lagi berontak hebat dan memaksanya untuk segera keluar dari gua yang semakin sempit itu. Sesekali angin berhembus, membuat tengkuknya merinding sesaat.
Keanehan mulai terasa saat Tsuna tak mampu lagi membedakan kiri kanan lorong gua yang akhirnya bercabang ke lima arah.
Sialnya, saat hendak masuk ke lorong nomer dua, kaki pemuda mini itu mendadak kaku. Seperti ada yang memegang kakinya dengan erat.
SPLASH!
Badai percikan air yang muncul akibat hentakan pantat mungil miliknya membuat Tsuna tersadar kalau dirinya sudah terjatuh, kepala lama-lama terasa pusing dan akhirnya semua menjadi gelap.
Chapter 1 – It's Not A Dream!
Author'sNote: Apa ya? Silahkan baca aja deh, saya ngikut aja ^^'a (lo authornya, baka!)
.
.
.
.
# Tsunayoshi's pov #
Ketika kubuka kedua mataku, sebuah hamparan padang bunga memelukku dengan keharuman yang beraneka ragam.
"Tsuna...,"
Seseorang memanggilku dengan lembut, siapa?
Aku menoleh, mendapati sesosok wanita yang sangat familiar di mataku.
"Tsuna, apa kau tak apa-apa?"
"Ibu... ini dimana? Kenapa aku dan ibu berada disini?"
Sosok yang kupanggil ibu itu tersenyum sangat manis dan mengeluarkan sesuatu dari kantong bajunya kemudian mengarahkannya ke kepalaku, lebih tepatnya... ke dahi.
"HIIIIIIEEY... i-ibu! I-itu pistol milik Reborn! Ke-kenapa ada pada ibu?"
"Dame-Tsuna... ayo cepat bangun! Kita harus latihan lagi."
Suara Reborn keluar dengan jelas dari mulut mungil Nana, ibuku. Aku panik, bagaimana mungkin hal ini bisa terjadi?
Mimpi? Mungkin!
"Ta-tapi... aku sudah...,"
DOR!
# end of Tsunayoshi's pov #
.
.
.
.
Bau tak sedap ala rumah sakit menyeruak masuk ke dalam hidung, mencoba membangkitkan kembali kesadarannya yang baru saja terbangun akibat peluru Reborn yang menembus dahi Tsuna di alam mimpi. Dikerjapkan matanya beberapa kali agar bisa menyesuaikan keadaan di kamar tersebut dan Tsuna baru benar-benar tersadar saat empat orang gadis dan seorang wanita menatapi dirinya dengan tatapan khawatir.
"Tsuna... kau tak apa-apa? Ada yang sakit?"
"Nana-chan, anakmu tak akan mati semudah itu hanya karena terpeleset."
"Reborn... apa maksudmu?"
Pemuda kontet itu melirik Reborn di sebelahnya yang kini sedang bercosplay ria menjadi pohon kaktus dengan bunga kaktus berwarna kuning, kawaii~~
"Tsuna-kun... benar kau tak apa-apa? Aku khawatir padamu." ucap Kyoko.
"Haru juga khawatir pada Tsuna-kun."
Kedua gadis yang berparas manis disamping kanan dan kiri Tsuna yang bernama Haru dan Kyoko itu bergantian mengucapkan hasil kecemasan mereka dengan nada yang berbeda tapi tetap enak untuk didengarkan.
Tsuna mengangguk pelan, berusaha menutupi detak jantung yang semakin tak karuan waktu keduanya menggenggam erat tangan pemuda berambut jabrik berwarna brownish itu.
"Su-sungguh... a-aku tak apa-apa. Ja-jangan khawatir."
"Tsuna... kau tak boleh seperti itu. Aku sudah memasakkan sesuatu yang khusus untukmu, supaya kau bisa sehat lagi. Kyoko dan Haru juga membantuku membuatnya, lihat."
Seorang gadis berambut pinkpanjang dengan mata sayu tapi ketus itu menyodorkan hasil karya masakannya yang kerap dinamakan poisoncooking oleh Gokudera, sang adik, dan sudah jelas terllihat dari warnanya saja pasti masakan itu bisa membuat orang mati seketika. Ah... repeat... pingsan seketika, paling parah berhasil memenangkan jackpot koma selama dua bulan kalau memakannya sampai habis.
'Gila ya? Sebenernya Bianchi mau bikin Tsuna sehat atau sekarat?'
Tsuna bergidik ngeri, seluruh buklu kuduknya merinding. Dia saat itu juga menjadi bisu total karena tak tahu harus bilang apa. Tahu sendiri bukan kalau masakan Bianchi ditolak, aura kegelapannya mampu melumat orang yang melawannya. Tsuna hanya bisa menelan ludah dan pasrah.
"Reborn... bantu aku...," ujarnya memelas.
"Tak baik buang-buang makanan yang sudah dimasakkan untukmu dame-Tsuna, makan saja."
"Sayangku mau juga?" tawar Bianchi.
"Tidak, aku sudah kenyang makan natto buatan Nana-chan tadi pagi."
"Baiklah. Tsuna, ayo makan... aaaaa~"
"HIIIIIIEEY... a-aku...,"
DOR!
"REBORN~!"
Sebuah dyingwillflame berwarna senada dengan lensa mata brownishorange milik SkyGuardian itu terpusat di dahinya segera setelah makhluk chibi itu menembakkan pelurunya. Dan dalam hitungan detik, masakan Bianchi yang mematikan itu lenyap dibalik mulut mungil Tsuna.
Nana, sang ibu, bahkan terheran-heran atas tindakan anak semata wayangnya tersebut. Begitu pula dengan Kyoko dan Haru yang ikut takjub. Tsuna bisa melakukan hal semacam ini saat sakit, padahal saat sehat dia menolak dengan rasa takut yang amat sangat.
"HIIIIIIIEEY... a-apa yang baru saja kulakukan? Re-Reborn!"
Batin Tsuna menangis keras ketika dirinya telah tersadar kembali. Arcobaleno dengan yellowpacifier tersebut sengaja membuat dirinya terlihat memalukan di depan orang-orang yang mengenalnya, terutama Sasagawa Kyoko yang sangat disukainya itu.
"AH!"
Dari Tsuna hingga Bianchi, semua menoleh ke sumber suara manis milik Nana yang tengah menganga sambil menempelkan telapak tangannya di kedua pipi yang mulai merona.
"I-ibu? A-ada apa?"
"Sebentar lagi waktunya kencan bersama Lemitsu-ku sayang, Tsuna."
Tsuna bengong, 'helloooo... kalian masih mikir kencan hari gini meski anak kalian yang ehem-imut-ehem ini udah lebih gede (ukuran) dari Reborn?', dia menatap ibunya yang masih malu-malu itu.
"HAHI? Ibu mertua Haru ada kencan? Manisnya, Haru juga ingin seperti itu bersama Tsuna."
"HE?"
Haru melirik Tsuna yang tampaknya sedikit terkejut atas keterangan blak-blakan yang keluar dari mulut tipis gadis yang sangat menyukainya itu, gantian Tsuna yang melirik adik dari SunGuardiannya, berharap cewek manis yang disukainya itu tak menampakkan wajah aneh. Tapi justru sebaliknya, Kyoko tersenyum. Oh... dia memang sangat manis!
BRAK!
Sebuah iris onyx memasuki ruangan dengan wajah sayu, sepertinya dia terlihat kesal dan menuju ke arah Tsuna yang terlihat pucat sambil memandangi makhluk lemah itu tanpa berkedip.
"Hi-Hibari san, a-ada apa kesini?"
"Ciaossu Storm."
"Juudaime, maafkan saya. Entah apa yang terjadi, saya jadi seperti ini."
WHAT THE?
'Ha... ha... ha... tumben si prefect ngelawak? Nggak lucu banget!'
"HE? Cho-chotto, Hi-Hibari san~! Kenapa melawak di siang bolong seperti ini?"
DUAGH!
Sepasang tonfa khas Hibari melayang ke kepalanya sendiri, tapi... kok bisa senjata yang bertitlebendea mati menyerang pemiliknya?
Bisa saja kalau ternyata yang memegangnya adalah si kepala gurita yang selalu meributkan hal tentang menjadi tangan kanan seorang Sawada Tsunayoshi. Anehnya... tatapan Gokudera mirip Hibari saat menemukan mangsa empuk untuk digigit.
"Ciaossu Cloud."
"Tu-tunggu Reborn, kenapa kau memanggil Hibari-san danGokudera-kun dengan sebutan yang berkebalikan?"
"Kamikorosu! Kau juga herbivore!"
Gokudera, err... Hibari yang bertukar tubuh dengan Gokudera itu mengacungkan jari telunjuknya ke arah Tsuna yang ketakutan. Sementara Gokudera yang berada di dalam tubuh Hibari melindungi Tsuna seketika tanpa disuruh, dan Tsuna merasa hal itu menjadi agak odd?
"HIIIIIEEY!"
Tsuna pusing maraton (?).
~ TBC ~
RnR please ^^
Ini cerita KHR saya yang kedua, saya buat chapters #deg2an...
mohon kritik dan saran... atau kalau perlu flame juga gpp biar saya jadi barbekyu #maksud lo?
selebihnya, maaph apabila fic saya ancur banget, maklum pemula *bows*
