A/N: Buat Radio And Night Club, maaf bgt aku buntuuuu. Dx Maaf ya maaf, sebagai penggantinya aku bikin ini. Tapi ini engga pwp. Maaf ya, ff ini udah aku rancang sebaik mungkin dan kemungkinan disc nya cuman 2,5% kok wkwk. Dipastikan ini bukan konflik berat! Karna aku sendiri gatahan liat ChanBaek marahan! XD Ini ff sedikit kinky, full of dirty talks? Dengan Chanyeol POV di chapter ini tapi untuk chapter depan-depannya aku masih mempertimbangkan pake Chanyeol POV, Baekhyun POV atau Author POV? Minta sarannya yaaa:)
Hai. Aku Park Chanyeol. Orang-orang memanggilku Chanyeol. Tidak ada yang sempurna di kehidupanku, kurasa. Kehidupanku biasa-biasa saja – setidaknya sebelum aku bertemu dengannya.
Aku berjalan memasuki sebuah gedung, ini bukan gedung biasa. Temanku, Jongin, mempunyai hobi clubbing dan aku baru saja mendapat telepon bahwa Jongin ini mabuk berat. Bisa kalian tebak gedung apakah ini? Mungkin sebagian dari kalian benar. Ini adalah sebuah club ternama. Baru di pintu masuk saja, wanita-wanita itu menatapku genit. Bukannya sombong, tapi aku memiliki wajah tampan yang diidamkan para lelaki diluar sana. Belum lagi dompetku yang cukup tebal ini.
"Hai.. tampan" Setelah aku melewati penjaga club tersebut, seorang wanita dengan bubble dress yang hampir melorot menghampiriku. Yah, sedikit bermain-main tidak apa, kurasa? Ia melingkarkan satu tangannya di leherku dan tangannya yang satu lagi bermain di dadaku. Sebagai laki-laki normal, aku terangsang – apalagi bongkahan dada sintalnya seolah-olah akan keluar.
Aku merangkul pinggangnya dan ia tersenyum nakal padaku. Aku mengelus rambutnya, dan ia sedikit berjinjit. Ia sedikit mungil bagiku, dengan high heels tinggi itupun ia masih susah untuk telingaku. "Want me?" suaranya serak, indah, dan pasrah seolah-olah meminta dijamah. Sesaat aku terlena dengan wajah rupawannya dan body indahnya, namun aku kembali teringat Jongin. Segera saja, daripada melewatkan wanita sexy ini, aku merogoh saku celanaku dan menelpon Sehun, salah satu teman Jongin.
"Sehun-ah." Suaraku mulai serak – menahan nafsu. Sungguh, wanita yang berada di dekapanku ini tidak bisa diremehkan. Ia menggerakan tubuhnya liar namun anggun dan tidak berhenti menggoda si kecil yang berada di selangkanganku. Aku menahan nafas sesaat karena wanita ini baru saja meraba-raba selangkanganku dan menggenggamnya dengan erat. "Ada apa?" Aku berusaha tersadar dengan suara Sehun di seberang sana. "Club Erotic. Langganan Jongin. Jongin mabuk." Aku berkata terputus-putus. Bagaimana bisa aku fokus? Damn! Wanita ini benar benar ingin ditusuk menggunakan penisku, aku sudah tidak tahan!
Aku berharap Sehun cukup peka untuk mengerti kalimatku yang putus-putus itu, langsung saja aku memutuskan sambungan sepihak dan kembali menatap intens wanita ini. "Bagaimana?" bisiknya tepat di telingaku. Aku dapat merasakan bibir dan lidahnya menyentuh telingaku dengan manja. Awalnya lidahnya menjilat-jilati cuping telingaku, namun lama-lama aku merasa ia mengulum telingaku. Aku bergidik geli dan semakin mengeratkan rangkulanku pada wanita ini. "Chanyeol." Aku menggeram. "Baekkie. Tapi – panggil aku tante malam ini, sayang.." suara binalnya membuat salah satu sudut bibirku naik keatas, membentuk sebuah seringaian. Rupanya wanita satu ini suka bermain-main, huh? "Tante. Aku mau susu.." Aku setengah merengek pada wanita ini dan ia tersenyum nakal padaku. "Kemari sayang, tante punya susu buat kamu."
Segera saja aku membawanya ke sebuah ruangan. Aku memberi kode mata ke salah satu pegawai club tersebut, dan pegawai itu langsung menuntunku juga wanita ini ke sebuah pintu. "Silahkan," pegawai tersebut langsung menghilang dan aku membuka pintu ruangan itu dengan terburu buru. Wanita itu melepaskan tangannya dileherku, membuatku kesal, sebenarnya. Namun aku tidak jadi kecewa karena setelah itu ia menarikku dan mendorongku ke ranjang dengan liarnya. Aku terbaring diatas ranjang dan mengamati apa yang wanita ini lakukan. "Baby Channie.." ia berucap setengah berbisik. Wanita ini menaiki ranjang dan menungging tepat di atasku. Tatapan liarnya penuh nafsu, dan aku tersenyum – atau seringaian, mengingat panggilan manja yang ia buat untukku. "Iya, tante? Perlu aku bantu?" Kubuat wajahku semanja dan sepolos mungkin untuk mendalami peranku.
Tante – yang aku yakini umurnya tidak jauh denganku – ini tersenyum lembut. "Bantuin tante dong sayang, melorot nih.." Sial. Sial. Sial. "Tante! Pokoknya aku mau susu!" Ucapku ngotot. Sungguh, bagaimana aku bisa tahan? Dadanya sudah berada tepat di depan mataku, namun ia dengan nakalnya menarik badannya membuat dadanya jauh dari bibirku. "Kemarikan, tanteee" Aku mulai merengek-rengek. Kurasa tante ini suka laki-laki manja, huh? Baiklah! Aku mulai mengangkat kepalaku sedikit, mendekatkan bibirku ke dadanya. Aku menggigit bubble dressnya dan menariknya kebawah. "Ouh!" tante itu terkesiap menyadari nipplenya sudah terbebas dari bubble dressnya.
"Tante nggak pake daleman? Ah! Aku nggak suka ya tante! Nanti kalau melorot susu tante dilihat-lihat lagi sama orang lain!" Aku mengakhiri kalimatku dengan memanyunkan bibirku manja. Nadaku kubuat seposesif mungkin. "Aww, maaf ya sayang. Tante gak akan ulangin lagi. Susu tante cuman punya kamu.." Aku menjilat bibir bawahku melihat nipple merah mudanya yang sudah mengacung menantang untuk diemut. "Tante, boleh, kan?" Aku menjulurkan lidahku untuk meraih nipple kanan milik tante nakal ini. Kulihat ia mulai mengangguk pasrah. Langsung saja, aku menjilat-jilati nipple kanannya dengan liar. Sengaja, aku hanya menjilatinya dan membuat tante ini menjerit-jerit keenakan. Aku menekan-nekan ujung lidahku pada nipplenya sampai hampir tenggelam masuk kedalam gundukannya. "Ahhh! Ahhhhmm Channie!" Kudengar wanita ini mendesah manja dan sikunya mulai gemetar.
Aku dengan semangat menjilat-jilati kedua nipple milik wanita ini. Ia menggelinjang geli dan wajahnya memerah tersiksa. "S..sayang.. emut, dong.." Ia semakin membusungkan dadanya, membuat nipple miliknya masuk ke dalam mulutku. Sudah tidak tahan rupanya, tante satu ini. Aku langsung saja melahap nipple merah muda milik tante ini dengan rakus, layaknya bayi menyusu. Tanganku yang menganggur kugunakan untuk meremas dada tante ini yang satu lagi. "Slrrpphh slrpphh mh" Semakin kuat aku menghisap nipple milik tante ini sampai ia menjerit-jerit keenakan. Aku melepaskan emutanku di nipplenya dan ia mendesah kecewa. Namun, tanganku yang satu lagi masih meremas-remas kuat dada tante ini. "Tante, enggak keluar susu!" Aku mulai berucap manja lagi. Kulihat wajah tante manis ini mulai kesal. Namun, sesaat kemudian tante ini tersenyum sangat nakal kepadaku. Karena ranjang yang luas, ia berbaring disampingku.
Aku berpikir sejenak tentang apa yang akan ia lakukan. Ternyata, ia membuka pahanya lebar dan mengangkang. Dapat kulihat celana dalam milik tante ini sudah mulai basah karena sebuah cairan. "Mhhh! mhhh" Aku terkesiap. Tante ini benar benar nakal. Ia melepas celana dalamnya terburu-buru dan melemparnya asal. Sesaat kemudian ia sudah asik sendiri dengan vaginanya. Ia menatapku nakal, namun jari-jarinya tidak berhenti bermain-main di daerah kewanitaannya. Kulihat, wajahnya mulai ragu-ragu. Kenapa? Aku mulai bertanya tanya dalam hati, tapi kemudian aku mulai menyeringai lagi melihat jarinya yang sudah menerobos lubang vaginanya yang terlihat sempit dan ketat. "Akkhhh! mmhh aaah" Tante ini mulai mengeluar-masukkan jari lentiknya kedalam kewanitaannya. Aku yakin tampangku sudah seperti orang bodoh sekarang.
Dengan otomatis, tubuhku bergerak mendekati tante ini. Aku tengkurap dan menyingkirkan tangannya dari daerah kewanitaannya. Dengan jahil, aku menjilat-jilat bibir vaginanya lembut. Tante ini mulai menjepitku dengan pahanya. Ia menjerit keras dan aku semakin semangat melakukan ini. Aku menjilat-jilati terus daerah bibir vaginanya, dan menjulurkan lidahku tepat di lubang vaginanya. Kulirik sebentar wajahnya, ia menggigit bibir bawahnya dan tatapan matanya sayu, membuatku terus bergairah untuk terus bermain dengan tante ini. Aku melesakkan lidahku kedalam lubang vaginanya dan mulai bermain di dinding lubang vaginanya. Aku mengubek-ubeknya dengan beringas. Kulihat ia semakin membusungkan dadanya - ah! Ia sedang memainkan nipplenya sendiri, tante nakal, memang. "Oooohh! Channieeehh! Mhhnggg" desahan, jeritan, geraman dapat kudengar dari bibir mungilnya itu.
Sudah, aku tidak tahan lagi. Segera saja aku berdiri menggunakan lututku dan membuka zipper celanaku. Kutarik sedikit celana dalamku kebawah dan menampakkan little Chanyeol kebanggaanku yang sudah mengacung tegak, berurat dengan sedikit cairan putih kental diujungnya. Tante itu terkejut melihat kebanggaanku, kurasa. Ia membelalakkan mata, tante belum pernah lihat sebesar ini, ya? Batinku. Dengan hati-hati, aku menatap tante itu. "L..lanjutkan sayang" kata-kata itu bagaikan cahaya di kegelapan bagiku, karena demi apapun tante ini sangat menggairahkan.
Karena takut tante ini tersakiti, aku memasukkan penisku kedalam vaginanya dengan pelan-pelan. Kudekatkan wajahku dengan wajah tante itu dan mencium bibirnya lembut, selembut yang aku bisa. Tante itu akan menjerit tapi kuredam jeritannya dengan ciumanku. Aku terus mengulum bibir manis mungil milik tante itu sambil pelan-pelan memasuki penisku kedalam vaginanya sampai masuk seutuhnya. Namun, ada yang mengganjal.
... Tante ini, perawan?! WHAT THE F-? Darahpun mulai keluar dari sekitar vaginanya. Aku menatap tante - atau gadis perawan - yang baru saja aku perawani ini. "T..Tante." aku berbisik pelan. "Iya, sayang?" Bisikannya lirih. "Masih segel?" tanyaku hati-hati. Tante itu tersenyum menatapku. "Menurutmu? Jangan menyiksa tante sayang, cepat bergerak hm" kata-katanya itu membuatku tenang sesaat, namun aku dihantui rasa bersalah. Tapi persetan dengan itu! Vaginanya menjepit penisku dengan erat dan ketat sehingga aku sudah tidak tahan untuk tidak menggenjot brutal tante nakal ini!
Langsung saja aku menggerakkan pinggulku maju dan mundur. Perlahan, namun dalam, sodokanku diawal permainan. Kulihat tante ini mulai keenakan dengan permainan lembutku, tapi.. tidak bisa memuaskan, bukan Park Chanyeol namanya! Aku dengan semangat menyodok brutal vagina tante ini. "Ahhh! Akhhhh! Eunggghhh babyyy! Auuhhh terus mmnghhh!" jeritan tante ini memenuhi ruangan. Akupun ikut mendesah merasakan penisku yang terjepit dengan sangat erat, namun aku masih terus semangat menyodok-nyodok vagina milik tante 'Baekkie'.
Setelah beberapa menit sodok-sodokkan, penisku yang berurat semakin membengkak di dalam vagina milik tante Baekkie. Apalagi lubang vagina tante Baekkie yang sudah semakin mengerat saja, membuatku tidak tahan. "Emmmhhh.. aaaahh! Channieeh.. tante dekatthh ughhh.." desahan tante ini bisa dengan jelas aku dengarkan. Aku mengangguk, "Bersama, tante.." Penisku sudah siap meledak di dalam vaginanya. Terus saja aku menumbuk vagina milik tante ini sampai akhirnya kita sama-sama mengeluarkan cairan. Kurasakan hangatnya lubang vagina milik wanita ini. Penisku terasa terjepit oleh dinding vagina juga cairanku dan tante ini yang memenuhi vagina tante ini. Kurasa cairanku mencapai rahimnya. Langsung saja aku berucap lantang, "Tante! Pokoknya ini enggak berakhir semalam! Kalau tante hamil, dengan senang hati aku datengin orang tua tante!"
Yah. Park Chanyeol. Aku kan single, kaya, tampan, mapan, orang tuaku juga bukan tipe orang tua posesif yang memilih-milih menantu dari keluarga kaya. Lagipula.. tante ini sangat indah.
