#gomen ne, jika ada kesalahan karena ini pertama bagi saya..

Langsung ja yaa.. selamat menikmati..

Perang yang membawa kedamaian pada akhirnya. Perang berakhir dengan kemenangan dipihak aliansi shinobi. Sudah beberapa bulan sejak perang berakhir. Sinar matahari yang naik sedikit demi sedikit mulai menampakkan puing-puing yang memang masih tersisa dan tak sedikit juga bangunan yang terlihat masih dalam tahap pembangunan kembali.

Seorang gadis berjalan di tengah rindangnya pohon dan tumbuhan-tumbuhan yang terlihat segar dan menyejukkan. Rambutnya yang sepunggung menampakkan kilauan indigo ketika sinar matahari menyinarinya melalui celah yang dibuat oleh daun-daun lebat. Mata khas Hyuuga itu memang sudah familiar tetapi mata gadis Hyuuga ini berbeda, mata bulan lavender lembut itu sangat indah dan memiliki kekuatan tersendiri. Gadis itu menarik ujung bibirnya membentuk senyuman tulus ketika melihat pemandangan disekitarnya. Hinata, Hyuuga Hinata. Nama gadis itu.

Hinata terus berjalan menyusuri jalanan tengah hutan yang menuju langsung ke bagian belakang kantor Hokage. Ya, Hinata ingin ke kantor Hokage untuk meminta misi agar ia bisa berada di luar desa selama beberapa hari. Hinata tak melewati jalan utama dalam desa Konohanya agar cepat sampai, ia lebih memilih jalan memutar dan melalui hutan yang mempunyai bakat menenangkan pikirannya juga memiliki jalur ke arah kantor Hokage karena Hinata tak ingin mendengar kabar-kabar yang tersebar di desa. Kabar yang sering dibicarakan para penduduk desa yang tak mengenal waktu dan tempat. Kabar yang membuat hatinya sesak dan sakit.

Tok.. tok.. tok..

Hinata mengetuk pintu. Hinata sekarang sudah berada di depan ruangan Hokage.. Hinata harus benar-benar menguatkan mentalnya untuk bertemu sang pemimpin desa 'ini'. Ia harus kuat.

"Masuk.."

Suara sang Hokage dari dalam ruangan. Setelah cukup tenang Hinata membuka pintu dan memasuki ruangan Hokage.

"Sumimasen.. Hokage-sama.."

Kata Hinata sambil membungkukkan badan pada Hokage yang sedang berkutat dengan kertas-kertas yang mengerikan di atas meja Hokage.

"Aaaa.. Hinata.. sudah kubilang jangan memanggil ku seperti itu kan? Lihatlah ini.. kertas-kertas ini tak ada habisnya.. oh ya, ada keperluan apa datang kemari, Hinata?"

Kata sang Hokage dengan lesu tapi berakhir dengan cengiran lebar melihat ke arah Hinata yang menundukkan kepalanya.

"Kurang pantas jika saya hanya memanggil nama saja kepada seorang Hokage. Dan saya datang ke sini karena ingin menanyakan apa ada misi untuk saya?"

Jelas Hinata setelah mengangkat kepalanya dan menatap lurus pada Hokage tapi Hinata tidak menatap mata biru shaphire sang Hokage karena ia takut jika ia menatap mata itu ia akan kembali goyah dan usahannya selama ini akan sia-sia. Jadi Hinata berusaha untuk tak menatap mata itu apapun yang terjadi.

Hokage berambut pirang jabrik, berkulit tan, dan memiliki tiga coretan seperti kumis kucing di masing- masing kedua pipinya itu membelalakkan kedua mata shaphirenya karena menyadari kalimat-kalimat yang dilontarkan Hinata tanpa terbata-bata terkesan gugup seperti biasanya jika berbicara dengannya dan ia juga menyadari bahwa Hinata yang selalu menunduk saat bertemu dengannya kini tetap mengangkat kepalanya, ia melihat raut wajah datar yang biasanya terpasang di wajah temannya Sasuke, Neji, Shino atau bahkan si pemalas, Shikamaru kini juga terpasang pada Hinata.

TBC