dan akhirnya saya mengeluarkan fic juga.. =='
karena gregetan pengen mengetik, jadi sekalian..
Well, check this out!
Disclaimer: Kingdom heart bukan punyaku, mamaku, tanteku, kakekku, omku, atau nenekku. Itu milik kak Tetsuya Nomura. Dan sepertinya tidak ada sangkut pautnya dengan saya ._.
Summary: Sora senang akan kepergian kakaknya, Riku, yang sudah bekerja di luar kota selama 4 bulan terakhir. Tapi sepertinya ada yang mengganjal di hati Sora saat ini. Kayaknya Suck at Summary ._.
Annoying Encouragement
Sora, pemuda berumur 13 tahun adalah orang yang selalu ceria dan selalu dekat dengan teman-temannya. Ia mempunyai kakak bernama Riku yang sekarang sudah bekerja di luar kota selama 4 bulan terakhir. Sora senang akan kepergiannya, karena kakaknya itu sangat menyebalkan baginya. Selalu mengerjai dan menggangu setiap saat. Misalnya saja saat Sora ingin menonton TV, pasti Riku merebut Remotenya dan mengubah channel TV-nya. Begitulah keseharian mereka. Tetapi, itu semua tidak seperti yang Sora harapkan.
"\(0o0)/"
Saat istirahat, Sora menuju perpustakaan sekolah ia mengambil sebuah buku novel yang tidak terlalu tebal, duduk di salah satu kursi dan duduk sendirian. Tak lama setelah itu ada seorang perempuan, yang membawa majalah dan duduk disamping Sora.
"Hai Sora!" sapa perempuan itu.
"oh, hai Namine," balas Sora sambil tersenyum.
"Buku apa itu? Sepertinya menarik."
"Buku novel Malaikat Tanpa Sayap, ceritanya tentang seorang malaikat yang menjemput orang-orang yang sudah atau akan mati" jawab Sora.
"Oh.." respon Namine singkat.
Setelah itu suasana diantara mereka berdua menjadi sunyi. Hingga suara murid-murid lain yang berasal dari luar terdengar sampai ke dalam perpustakaan. Maklum, karena perpustakaan di SMP Destiny ini tidak seperti sekolah-sekolah lain. Perpustakaannya hampir berdekatan dengan kantin sekolah. Karena Namine semakin merasa tidak enak dengan suasana ini, akhirnya ia angkat bicara dengan bertanya.
"Sora, bolehkah aku bertanya sesuatu?"
"Boleh saja. Memang kamu mau bertanya apa?" jawab Sora penasaran.
"Sejak naik kelas 2 SMP sikapmu berubah. Kau jadi semakin pendiam dan menyendiri dari biasanya. Selain itu kau juga sering melamun seperti sedang memikirkan sesuatu. Dan lamunanmu itu juga menunjukkan ekspresi yang sedih. Apa kau sedang ada masalah?" Jelas Namine panjang lebar.
Sora agak terlihat kaget mendengar pertanyaan itu. Walaupun begitu sebenarnya ia sudah tahu dengan sikapnya itu. Mungkin karena belum ada yang berani memberi pertanyaan itu kepadanya secara langsung seperti yang Namine lakukan saat ini. Maka dari itu dia agak terkejut.
"Emmm… A-ak-aku… aku sedang… mencoba hobi baru.. Y-ya! Hobi baru," Jawab Sora asal.
"Hah? Hobi baru? Menyendiri dan menjadi pendiam adalah hobi barumu? Hmm.. Aneh," Namine hanya terheran dengan jawaban Sora yang baru saja melintas di pikirannya itu.
"Ya, aku kan emang aneh. Uhhh… aku ke kelas duluan ya!" setelah Sora berkata seperti itu, Ia langsung berjalan cepat untuk mengembalikan buku ke rak buku tempatnya berada tadi dan menuju ke kelasnya. Ia tidak mau dihadapi pertanyaan-pertanyaan lain yang menyangkut hal itu, karena ia belum siap menjawabnya.
"Baiklah orang aneh!" ledek Namine disela-sela Sora keluar dari perpustakaan.
Sora masih berjalan melewati koridor kelas dengan murid-murid lain yang masih bermain dan bercanda. Tidak lama setelah itu, Sora sempat berpapasan dengan Kairi, teman sekelasnya saat kelas 7 dulu. Sekarang mereka berbeda kelas, karena diacak (jika anda tahu maksud saya).
"Hai Sora!" sapa Kairi saat berpapasan dengan Sora.
"Ya," balas Sora. Tetapi Ia membalasnya dengan suara yang pelan.
"Huh! Sombong," kata Kairi.
Sora kaget dengan respon akhir Kairi. Memang beberapa teman yang lain juga merespon hal yang sama. Tiap kali ada temannya yang menyapa ia menjawab dengan suara yang pelan. Dan Sora tetap berpikiran 'mungkin Ia tidak dengar.'
(^^)
Saat sampai dirumah Sora melihat Ibunya sedang berada di luar, bertelepon dengan seseorang. Sora tidak perlu bertanya itu dari siapa, karena ia sudah tahu jawabannya. Karena itu, Sora membiarkan ibunya bertelepon hingga puas dan berjalan masuk ke dalam rumah menuju ke kamarnya.
Kamar Sora sangat berantakan. Ia jadi teringat dengan Riku. Karena Riku sering menyuruh Sora untuk merapikan kamarnya. Tetapi Sora selalu berkata "nanti juga berantakan lagi, jadi untuk apa aku rapikan?" walaupun Riku mengancam dengan berbagai hal, Sora tetap tidak mau melakukannya, bahkan Sora malah menyueki semua ancaman Riku. Setelah mengingat peristiwa yang sering terjadi itu ia tersenyum. Ia menaruh tasnya di sebelah kasurnya dan mengambil baju ganti dari lemari dan berganti baju. Ia memikirkan tujuan penyendriannya dan perubahan sikapnya saat ini, dengan suasana hati yang -bisa dibilang- sedih. Tidak lama setalah ia berganti baju, Ibunya datang dari pintu kamarnya.
"Maaf, tadi ada telepon dari-" belum selesai Ibunya berbicara Sora malah memotong.
"Riku.." Potong Sora. Sekarang suasana hati Sora lebih tenang. Tidak seperti tadi yang masih memikirkan tujuan penyendiriannya dan perubahan sikapnya itu.
"Ya, tepat. Ia juga mempunyai pesan untukmu," kata ibunya
"Pesan? Untukku?" gumam Sora dengan terheran-heran.
To be continued…
Rencananya mau OneShot..
Tapi gak jadi.. =='
Mungkin sudah ada yang bisa menebak pesan Riku?
Hahaha…
Oiya, ini sudah ku re-type dan tambah-tambah dikit lho…
Tapi, gak tau masih ada miss-type lagi atau gak.. =='
Aku gak bisa buat orang penasaran dengan ceritaku.. =='
Yasudahlah, reviewnyalah tapi gak nge-flame yah?
