"One, two, three, four, five, six, seven, eight…"
Leeteuk memandangi Donghae yang masih berlatih gerakkan untuk pengambilan video klip terbaru mereka lusa. Namja yang kerap kali dipanggil Ikan oleh member lain tidak menghentikan gerakkannya, meski sang leader sudah menyuruhnya untuk istirahat. Member lain sudah kembali ke dorm karena kebetulan Ryeowook, kekasih Yesung, datang untuk memasak.
Bosan kata-katanya terus diabaikan, Leeteuk membereskan bawaannya. "Donghae, aku mau kembali saja ke dorm. Nanti kalau kau sudah selesai, jangan lupa matikan lampunya," pesan Leeteuk lalu keluar dari sana, menyisahkan Donghae sendirian.
Donghae hanya menggumam singkat dengan napas putus-putus. Ia memandangi dirinya di cermin. Penuh keringat. Bahkan kaos abu-abunya terlihat basah sekali, seperti habis disiram. Dia membuka bajunya, dan menyeka keringat dengan kaosnya itu.
Kembali ia memandangi pantulan dirinya di cermin. Dirinya sudah banyak berubah dari delapan tahun lalu. Semasa SMA, rambutnya tidak dicat seperti sekarang. Bentuk badannya pun tidak berotot, hanya samar-samar saja. Dan saat ini semuanya berubah seperti yang ia lihat di cermin.
Delapan tahun bukanlah waktu yang singkat untuk merubah bentuk tubuhnya. Lama, sangat lama. Selama itu jugalah hidupnya terasa datar, sekalipun ia sering membohongi dirinya sendiri dengan berpura-pura menjadi sosok laki-laki ceria dan kadang telihat lebih kekanakan dari Kyuhyun, yang lebih muda darinya dua tahun.
Ia melirik cincin yang melingkari jarin manisnya selama delapan tahun ini, lalu menghembuskan napas. Memikirkannya pun rasanya percuma. Adanya rasa sesak yang membeludak di dada. Semakin dipikirkan, semakin terasa sakit. Donghae langsung memakai jaketnya, sementara kedua tangannya memegang kaos dan botol air minumnya. Ia lalu mematikan lampu dan berjalan keluar.
Satu hal yang belum berubah sampai hari ini, dia masih tidak bisa melakukan gerakan wave.
.
.
.
.
Kazuma House Production
proudly present…
.
.
.
U
.
.
.
® 2012
.
.
.
Dua bulan sudah berlalu sejak kedatangan seorang namja ke tempat rehabilitasi Eunhyuk. Hal itu sedikit banyak beberikan banyak perubahan bagi gadis berusia dua puluh enam tahun ini. Dia tidak lagi hanya duduk saja sambil memandangi layar televisi di kamar. Hari-harinya lebih banyak dihabiskan dengan memeluk boneka dan duduk di luar kamarnya sambil memandang ke arah pintu masuk. Bila tidak dipaksa oleh para suster yang ada, yeoja itu bisa saja terus berada di luar selama dua bulan ini.
Dia lebih banyak tersenyum, apalagi setelah mendengar rekaman suara dari bonekanya. Entah bagaimana, setelah mendengarkannya, gadis itu bisa tersenyum sesaat, lalu tatapan matanya berubah sendu. Tak jarang juga yeoja itu kedapatan sedang menangis sambil terus-terusan mendengarkan lantunan suara merdu seorang namja.
Namja-Tanpa-Nama, itu yang dikatakan para perawat. Mereka mulai sering membicarakannya sejak melihat perubahan pada diri Lee HyukJae. Seorang perawat yang waktu itu bertemu langsung dengan Namja-Tanpa-Nama itu jelas-jelas mengatakan bahwa namja tersebut adalah Lee Donghae.
Tapi, siapa yang akan percaya bahwa seorang Lee Donghae akan menemui gadis yang bisa dikatakan gila?
"Kau pasti berhalusinasi," kata Ga-In pada temannya yang sedang sibuk meyakinkan suster-suster lain kalau yang dilihatnya waktu itu adalah Lee Donghae. "Dia artis papan atas! Pasti bergaulnya juga dengan artis. Mana mungkin mau bergaul dengan perempuan macam HyukJae sampai-sampai memberikannya boneka." Ga-In mengibaskan tangannya.
Jea merengut. "Serius! Aku benar-benar meliat wajahnya! Berani sumpah, wajahnya sangat tampan. Dan dia itu Lee Donghae!" Jea bersidekap. "Lagipula, bisa saja, kan, sebelum terkenal, Donghae ternyata kenal dengan gadis itu. Mana kita tahu."
Perawat-perawat lain masih tampak tidak percaya dan malah mengabaikan ucapan Jea. Mereka lebih memilih untuk menghabiskan makan siang mereka dengan membicarakan topik lain. Jea menatap penuh harap pada Bom, temannya, akan percaya dengan perkataannya. Namun sayang, sama dengan yang lainnya, Bom tidak percaya.
Jea menghela napas. Dia berjalan menuju kamar rawat HyukJae yang berdekatan dengan taman. Sama seperti pagi tadi, dia menemukan gadis itu duduk di kursi depan kamarnya sambil memegangi boneka itu. Ia mendudukkan dirinya di samping HyukJae.
"Kau merindukan Donghae itu, ya?" tanya Jea sambil memandangi HyukJae yang balas memandangnya. Ada kilatan rasa sakit dan rindu yang mendalam di mata HyukJae. Jea tahu rasanya, karena dia juga mengalaminya saat Appa-nya pergi meninggalkan dia dan Eomma-nya. "Akan kuusahakan supaya kau bertemu dengannya."
To Be Continue…
665 words
Singkat? Iya. Saya tahu, kok. Kenapa bisa begitu? Yang ini saya nggak tahu.
Ea! Fic U telah muncul ke permukaan. Saya menepati janji saya, kan? Yang jelas, kalau mau baca fic ini, wajib baca Paparazzi Side Sory: Donghae X Eunhyuk (Dan kalau bisa, semua jalan cerita fic Paparazzi #promositerselubung #plak). Kalau nggak, nggak bakal nyambung sama jalan ceritanya.
Ne, terima kasih sudah membaca fic ini, maupun Paparazzi.
Sign,
Uchiha Kazuma Big Tomat
Finished at:
Tuesday, July 10, 2012
07.30 P.M.
Published at:
Tuesday, July 10, 2012
08.05 P.M.
U © Kazuma House Production ® 2012
