TITLE: What A Silly Love
Cast: -Chanyeol
-Baekhyun
-Jongin
-Kyungsoo
-Luhan
Genre: Romance, Humor, Drama, School Life, Slice Of Life, Shounen-ai, and Fanfiction.
REMAKE FROM MANGA WITH THE SAME TITLE.
WARNING!!!
DON'T PLAGIAT!
DON'T COPY AND PASTE!
DON'T BASH!
If you don't like, close you're tab an go away from here!!!
Shiro Park present for CBHS in this world!
Enjoy it!
.
.
.
.
.
.
.
"Chanyeol-ah! Aku dimintai tolong oleh sonsaengnim untuk memberikan fotokopian ini. Disuruh kasih ke kamu."
Chanyeol dan aku menengok kearah Minki yang mendekati tempat duduk kami sembari menyodorkan kertas-kertas fotokopian pada Chanyeol.
"Ah, makasih."
Setiap aku melihat Chanyeol, aku tidak bisa untuk tidak marah-marah.
"Hoi Chanyeol."
Chanyeol menoleh padaku.
"Dasar tidak tau sopan santun! Kalau ada orang yang sedang bicara, lihat orangnya!"
DUK!
Saking kesalnya aku memukul kepalanya dengan buku paket sejarah yang tebalnya minta ampun.
"Baekhyun, dasar kau! Tadi itu kena ujung bukunya tau!"
"Memang sengaja! Habisnya kamu ini terlalu introvert dan tidak mau bergaul dengan yang lainnya. Terutama pada uke!"
"Cih." Chanyeol menndecih dan memalingkan mukanya dariku. "Sudah aku kasih tau. Aku ini lemah sama uke"
'Lemah sama uke', kata-kata andalannya. Terutama uke yang menangis.
Kalau ada uke yang menangis, dia jadi kebingungan dan kelabakan.
"Aku juga uke lho~. Secara biologis." Aku mulai bercanda. "Ah tenang saja. Kau ini terlihat seperti bukan uke menurutku."
Aku yang mendengarnya langsung menginjak kakinya yang ada dikolong meja. Karena aku menghadap kebelakang jadi mudah menginjaknya. "Hargai aku sedikit dong!"
"Awh! Cih, kelakuanmu saja kasar begini."
TRAK.
Chanyeol berdiri dari tempat duduknya. "Mau kemana?" Dia bahkan tidak menyahut pertanyaanku dan malah berjalan menuju bangku Minki.
Eh?
"Minki!"
Aku melihat Minki menoleh. "Y-Ya?"
"Terima kasih atas fotokopiannya ya."
"Eh? I-Iya, tidak masalah kok."
Aku sedikit terkejut, tapi ini sudah biasa sih.
Begitulah si Park Chanyeol, walau bicaranya tidak sopan dan sok. Tapi jika dimarahi sedikit seperti ini dia akan merasa bersalah dan menyesalinya.
Sial, dia tampan sekali!
Coba saja kalau dia begitu cepat menyesal, seharusnya dari awal jangan cuek begitu.
"Hihi, dasar plin-plan."
Muka Chanyeol sedikit merah. "Dasar kau! Jangan menertawakanku!"
Bletuk.
"Awh!" Chanyeol memukulku dengan buku. Itu sakit tau!
Yah, untuk bagian sifat Chanyeol yang ini. Aku tidak bisa membantunya.
Tapi aku sangat menyukainya.
e)(o
SREEEK.
"Baekhyun! Lagi-lagi kamu pakai kulkas milik sekolah seenaknya!"
Deg.
Aku yang sedang mengambil persedian es krim dikulkas terkejut saat Kyungsoo masuk keruang klub memasak.
"Soalnya disekolah ini tidak ada yang jual es krim."
Kyungsoo terlihat kesal ketika isi freezer dipenuhi es krim milikku. "Kok jadi es krim semua? Kamu ini benar-benar seperti dia yang suka seenaknya sendiri."
"Hah? Siapa?"
"Park Chanyeol, kamu pacaran kan?"
UHUK.
Tuh kan, saking terkejutnya aku hampir tersedak es krim. "Aku kasih tau ya! Aku sama dia itu gak pacaran!"
"Oh? Kirain aku kamu pacaran. Tapi Chanyeol memakai banmal ke kamu."
"Ah itu karena dia memang sok akrab denganku saja. Tapi aku tidak masalah sih."
Ajaibnya, aku malah jatuh cinta kepadanya.
"Kalau SMA, kantin sekolahnya banyak pilihan ya. hehe."
"Kenapa kamu cuma beli es krim kalau begitu?"
e)(o
Musim semi tahun lalu, aku melewati hari di SMA dengan gembira. Tapi tiba-tiba Chanyeol muncul begitu saja dalam kehidupanku.
Aku sedang berjalan menuju kantin untuk makan siang bersama teman-temanku yang sudah menunggu. Tapi saat ingin masuk kedalam kantin, ada bola basket melayang bebas melewati lapangan dan bola basket itu dengan sukses mengenai kepalaku serta seseorang yang mencoba menangkap bola basket menabrakku dengan sengaja.
DUGH.
"ADUH!"
"Ah, sorry.."
Si Chanyeol!
"Chanyeol, istirahat yuk!" Aku mendengar seseorang memanggilnya, dan dia pergi begitu saja!? Cih, apa katanya? 'Sorry?!'
Hanya itu saja!? Daripada memikirkan dia yang hanya akan membuat lukaku berdenyut sakit, lebih baik aku memberi air dingin untuk pipiku.
Zerrr.
Apa-apaan dia itu! Berani-beraninya membuat pipiku menjadi seperti ini!
Pluk.
"Dinginnya~!" Aku lega saat sapu tangan yang basah mengenai lukaku.
Sekarang aku berada didekat lapangan sepak bola, disini ada keran air yang disediakan untuk cuci muka atau tangan ketika selesai berolahraga.
Seingatku dia itu Park Chanyeol, orang yang cukup populer disekolah ini.
Srut.
Aku terkejut ketika ada orang yang menempelkan es krim kepipiku.
"Huwaaa! Dingin!"
"Pipimu bengkaknya parah juga, apa ini membantu?"
Orang ini!
"INI KESALAHAN SIAPA COBA? MAU KUMAAFKAN DENGAN ES KRIM?"
"Iya maaf. Aku benar-benar minta maaf."
"Eh?" Wajahnya berkeringat begitu ketika meminta maaf padaku. Ah, jangan-jangan dia lari keluar untuk beli es krim?
Tidak kusangka.
"Ternyata kau hebat ya. Sama sekali tidak menangis. Padahal bengkak begitu. hehe."
"Diam!"
Dan saat itu, ketika aku melihat wajahnya yang kebingungan. Aku merasa dia itu lucu. Disaat itu pula aku menjadi tertarik dengannya, kami pun menjadi akrab.
"Baekhyun!" Chanyeol memanggil dari luar dekat jendela kelas. Untung saja aku mendengarnya.
"Ya?"
"Sedang apa? Ayo pulang!"
Tapi sayangnya.
"Kalau kamu tidak turun dalam 10 detik, kamu yang traktir kami ramen nanti!"
"Tunggu, aku turun sekarang!" Setelah berteriak, aku buru-buru berlari menuju tangga untuk sampai tepat waktu.
Tap.
Tap.
Tap.
Saat sudah sampai, entah kenapa aku kepikiran tentang Chanyeol yang hanya menganggapku temannya.
"Dasar! Kamu makan es krim kok sendirian? Sini!" Dia mengambil begitu saja es krim yang sedang aku makan.
"Ah! Es krimku~!
Jika saja Chanyeol tau aku cinta padanya.
"Kamu benar-benar suka es krim ini ya?"
'Solanya es krim itu sama dengan yang pertama kali kamu berikan padaku.' Batinku berkata.
Pasti dia tidak akan mau makan es krim bekas gigitanku.
Seperti itu kan?
Pluk.
"Akh! Padahal baru satu gigitan!"
"Lagian kamu rebut punyaku sih, hehe." Aku tertawa saat melihat es krim yang direbut Chanyeol jatuh.
Karena itu aku, memutuskan untuk tetap menjalin hubungan pertemanan saja.
e)(o
"Hoi Chanyeol! Kau ini tidak suka uke?" Jongin memulai obrolan yang sepertinya menarik saat kami makan dikedai ramen langganan.
"Apaan sih? Aku bukannya tidak suka. Cuma lemah sama mereka aja kok."
Aku melihat Jongin menyeringai aneh. "Jadi, kalau ada uke yang kau suka menyatakan cinta. Kau akan menerimanya kan!?"
Deg.
Pertanyaanmu Kim Jongin! Aku malah jadi panas sendiri.
"Apa-apaan sih pertanyaanmu itu?" Chanyeol terlihat kurang nyaman dengan pembahasan seperti ini. "Yah, itu bukan hal yang tidak mungkin terjadi."
"Serius?"
Kok sepertinya, obrolan ini jadi 'berat?'
"Aku dengar murid pindahan bernama Xi Luhan, kelas 2-B tertarik padamu."
GLEK.
Tanpa sengaja aku sedikit tersedak oleh ramen yang aku makan, ini semua salah Jongin si hitam itu!
"Kalau dia, biarkan saja. Hanya menggaggu."
Yeah, Chanyeol dengan segala sifat cueknya itu menguntungkanku juga pada akhirnya.
Jongin jadi menyesal telah memberitahu Chanyeol tentang Luhan. Padahal niat ingin menjadi cupid antara mereka, tapi apa boleh buat. "Kalau pun kau lemah terhadap uke, bukan berarti kau harus menjauhi mereka kan?!"
Lama-lama Jongin jadi kesal juga meladeni orang macam Chanyeol, tapi bukan Jongin namanya kalau tidak berhasil. "Masa remaja di SMA hanya satu kali, kalau kau 'pacaran' pasti kau juga akan terbiasa."
Pacaran apa sih yang kau katakan?
"H-Hei Jongin."
"Apa? Kau juga setuju kan, Baekhyun? Kau berharap temanmu ini mendapatkan kebahagiaan kan!?"
Aku berusaha menghentikan topik ini, tapi Jongin sepertinya bersemangat sekali.
"Ah...i-itu.." Aku menatap kearah mana saja, soalnya bingung juga.
Dan kenapa Chanyeol menatapku saat meminum soda kaleng? Apa dia ingin tau pendapatku?
Sial! Aku jadi gugup.
"Ayolah Baekhyun, masa kamu tidak punya rasa pertemanan. Apa jangan-jangan kamu suka Chanyeol!?"
Wah! Dia mau bicara apa sih? Kalau sudah begini apa boleh buat.
TRAK.
Jongin dan Chanyeol menatapku bingung ketika berdiri dari tempat duduk.
"Aku rasa itu ide yang bagus!" Kenapa aku yang terlihat bersemangat ketika Chanyeol ingin memiliki pacar?
"Benar kan!? Ayolah Chanyeol, kesempatan ini jarang sekali datang lho! Bagaimana kalau besok kita pulang bersama dengan Luhan saja dulu?"
Sial! Kenapa jadi begini?
"B-Bersama?"
Deg.
Bagaimana ini? Apa Chanyeol mau? Tapi aku rasa dia akan menolak.
Dan aku melihat Chanyeol menghela nafas berat. "Baiklah, kalau kalian memaksa."
Eh? Chanyeol menerima ajakan Jongin?
Aku yang terkejut hanya bisa duduk kembali dan memakan ramen dengan diam. Aku kehilangan semangatku.
"Serius? Tapi kau harus ramah dengannya ya!"
"Berisik!"
Sampai saat ini, tidak peduli apapun yang dikatakan orang lain. Kau tidak pernah tertarik dengan orang lain.
e)(o
"Ini dia! Mulai hari ini Luhan akan ikut pulang bersama. Dia manis kan!? Hehe." Jongin dengan gembira memperkenalkan Luhan pada kami. "Mulai hari ini aku ikut pulang bersama ya. Salam kenal semua."
Dia mempunyai sifat ceria dan mudah sekali akrab dengan orang lain. Wajahnya juga manis.
Aku menoleh pada Chanyeol, dan wajahnya sangat datar sehingga aku tidak bisa membaca pikirannya.
"Sebelum kita pulang, bagaimana kalau makan sea food dulu?"
"Aku ingin makan ramen." Jongin menoleh pada Chanyeol dan langsung mendelik. "Ha? Bukannya kemarin kau baru makan ramen? Baca siatuasi dong!"
"Baekhyun, kau mau makan ramen?" Eh, dia spontan menanyaiku. "Aku sih terserah."
Lalu Chanyeol menoleh pada Luhan. "Kalau Luhan?"
"Ah, aku juga mau coba. Ingin coba makan ramen ditempat kesukaan Chanyeol." Dia tersenyum dengan ceria. Sangat cantik.
Dia langsung menyetujui ajakan Chanyeol begitu saja.
Kalau saja Luhan orang yang menyebalkan. Aku yang berpikiran seperti itu, pastinya orang yang menyebalkan ya?
e)(o
UUUUUGH.
"Baekhyun? Kamu kenapa?" Kyungsoo menghampiriku saat aku berjongkok dekat tempat dudukku.
"Perutku sakit!"
"Kamu sih kebanyakan makan. 8 mangkok ramen. Memangnya kamu lagi ikutan lomba makan apa!?" Pernyataan Chanyeol membuatku semakin kesal saja!
"Cara makanmu kemarin itu luar biasa Baek." Jongin bukannya membantu membela malah ikut-ikutan mengejekku, dasar hitam jelek!
"Ha! 8 mangkok ramen?!" Kyungsoo sangat terkejut begitu mengetahui penyebabnya.
"Kalau dia berhasil menghabiskan 10 mangkok, mungkin akan menndapat hadiah 100.000 WON." Chanyeol terlihat senang karena puas mengejekku dua kali.
Ini semua karena Jongin!
Kemarin dia membiarkan Chanyeol dan Luhan duduk berdua dikedai ramen. Aku yang kesal tanpa sadar menghabiskan 8 mangkok ramen begitu saja.
"Mau aku belikan obat sakit perut?" Kyungsoo bertanya padaku, tapi aku menggeleng.
"Kamu ini terlalu rakus, sampai membuat Luhan terkejut."
Kenapa Luhan dibawa-bawa? Chanyeol tambah buat aku kesal saja!
SRET.
Aku langsung saja berdiri lalu pergi menuju toilet.
Meninggalkan Jongin, Kyungsoo dan juga Chanyeol yang bingung dengan kelakuanku.
Kenapa juga dia harus menyebutkan nama Luhan?
Sementara aku tidak bisa pulang bersama kalau ada Luhan. Jika Chanyeol benar-benar menyukai Luhan, aku harus merestui hubungan mereka.
Ah! Aku tidak boleh menangis!
Sudah aku putuskan kalau aku tidak akan menangis jika Chanyeol menyatakan cinta pada Luhan suatu saat nanti.
Aku tidak akan menangis...
Aku melihat Chanyeol dan Luhan sedang mengobrol didepan pintu kelas ketika keluar dari toilet. Mereka terlihat akrab sekali.
"Baekhyun! Bagaimana perutmu?"
Ah dia melihatku.
"Lumayan."
"Nih!"Chanyeol melempar botol kecil berisi obat padaku. "A-Apa ini?" Aku dibuat bingung. Ah, ini obat sakit perut.
"Chanyeol, ini kan?!"
"Luhan membeli obat itu untukmu diapotek terdekat saat mendengar kau sakit perut."
Aku terdiam, dan sebisa mungkin memasang senyum palsu. "O-Oh begitu. Terima kasih obatnya Luhan. Hehe."
Bodoh.
Kenapa aku berpikir kalau Chanyeol yang membelinya untukku? Jangan terlalu percaya diri.
"Baekhyun? Kau baik-baik saja?"
"Iya, kalau begitu aku mau minum obat dulu."
"Hei Baekhyun! Awas belakangmu!"
Aku berbalik dan berjalan tanpa menghiraukan peringatan Chanyeol. Dan hasilnya aku menabrak tangga yang sedang dipakai oleh petugas.
DUGH.
A-Apa?
BRUK.
Aku terjatuh begitu saja, dan kenapa ada tangga disini?
"Kau tidak apa-apa nak?"
"Baekhyun!"
Aku mendengar pak petugas bertanya padaku serta Chanyeol yang memanggilku. Tapi karena terlalu pusing dan sakit, aku tidak langsung menjawabnya.
"Hei, kau tidak apa?" Chanyeol sepertinya khawatir padaku.
"Ughhh..."
Semua murid yang ada dikoridor sekolah melihat kearah kami.
"Sini aku lihat.."
"Aku tidak apa kok."
Penampilanku pasti sekarang sangat buruk.
"Sepertinya agak memar." Chanyeol menyingkirkan poniku dan menyentuh dahiku yang memerah karena terbentur dengan tangan besarnya. "Kau kurang hati-hati sih." Wajahnya sangat mengkhawatirkan aku.
Tapi suatu saat nanti apa tangan Chanyeol akan menyentuh orang lain seperti ini.
Aku menggenggam tangannya yang masih berada didahiku, lalu aku menurunkannya dari dahiku dan menggenggam tangannya.
"Baekhyun?" Chanyeol mengernyit bingung melihat tangannya digenggam erat oleh Baekhyun.
Aku tidak mau.
Aku tidak mau.
"Ugh, Chanyeol hiks."
"Hei, apa sakit sekali?" Chanyeol semakin bingung melihatku yang menangis mendadak.
Soalnya aku.
"Suka, aku menyukai Chanyeol hiks."
Tanpa menunggu jawabannya, aku menyentak tangannya. Lalu berlari sangat cepat saat menangis dihadapannya serta mengakui perasaanku.
"Baekhyun!"
Aku mendengar Chanyeol memanggil namaku, tapi aku tidak peduli. Bahkan dia tidak menyusulku. Jahat!
Aku berkata tidak akan menangis, tapi malah menangis memalukkan seperti ini.
Tapi aku memang ingin menangis.
Ini karena aku tidak bisa bahagia melihat Chanyeol bahagia dengan orang lain selain aku.
Walaupun seharusnya, aku tetap menyimpan perasaanku ini.
e)(o
Setelah menyatakan perasaanku, aku malu dengan murid yang melihat drama singkat tadi.
Dahiku juga masih sakit.
Sepertinya, hubunganku dengan Chanyeol tidak mungkin kembali seperti semula.
Setelah menenangkan diri ditaman yang berada dibelakang sekolah. Aku berniat kembali ke kelas, dan saat aku menuju loker untuk mengambil buku pelajaran.
Aku melihat Chanyeol menyender didekat lokerku.
Terpaksa aku berpura-pura tidak melihatnya.
Pluk.
"DINGIN!"
Dia menempelkan es krim didahiku yang masih sakit. Dasar!
"Kenapa kau mencoba menjauh dariku? Telat lagi."
Aku terdiam, tidak tau ingin berkata apa.
"Saat kau dan Jongin menyuruhku mencari seorang pacar, sebenarnya aku tidak merasa tidak senang."
"Eh!? I-Itu?"
"Selain itu, padahal aku lemah terhadap uke. Tapi kenapa aku begitu memperhatikanmu terus."
Chanyeol?
"Maksudmu?"
"Maksudku, a-aku juga menyukaimu!"
Eh? Apa ini hanya mimpi indahku saja? Mataku yang berkaca-kaca karena sangat bahagia perlahan diusap lembut oleh tangan Chanyeol yang besar dan juga hangat, sehingga aku menutup mataku.
"Kau jangan berwajah seperti ini, soalnya aku jadi tidak tau harus berbuat apa."
Bisakah Chanyeol hanya memperlihatkan wajah yang begitu mencintaiku ini padaku saja?
Aku ingin menyimpannya hanya untukku saja.
Lalu saat aku dihimpit oleh loker dan tubuh Chanyeol. Dia menciumku dengan lembut sembari menyatukan genggaman tangan kami.
THE END
Pojok Shiro:
Annyeonghaseyo minna~
Sama seperti ff sebelumnya, ini Shiro publish lagi karna yg versi lama byk typo dan cara bahasanya berantakan. Jd Shiro ketik ulang biar enak dibaca.
Maaf buat yg udah baca malah baca lagi wkwk.
