Fanfic ini request dari aeryn bluesky-polish.
.
.
.
"Daughter of God"
Chap 1 : Disaster and Kyuubi
.
Character 100% by Kishimoto-sensei.
Story NOT 100% by Mochee.
[Main idea cc: Aeryn-san]
[Adventure:Fantasy:Romance(nyempil dikit)]
. . .
Warn: semi-canon, typo, ooc?, gender bender, etc.
I don't take any profit by this ff
Don't like don't read
.
.
.
Enjoy!
. . .
"Lihatlah mereka, para manusia. Yang dapat mereka lakukan hanyalah merusak bumi yang indah ini. Aku akan memusnahkan mereka semua."
"Tou-san... Maafkan kelancanganku, tapi...bisakah kita memberikan bangsa manusia...err...kesempatan?"
"Apa maksudmu, anakku?"
"Izinkan aku menjadi manusia, aku akan berusaha mengubah mereka."
"Tapi anakku, kau..."
"Kau pernah berkata kalau semua orang berhak mendapatkan kesempatan kedua kan? Apa salahnya jika kita mem-"
"Baiklah, anakku, kau menang. Pergilah, kuberi kau 18 hari. Berarti...err...18 tahun manusia."
"H-ha'i! Arigatou gozaimasu, tou-san!"
.
.
.
Konoha, terkenal sebagai desa yang damai dan tentram dengan pemerintahannya yang agak tertutup. Pemimpin dari Desa Konoha dikenal dengan nama Hokage. Desa ini terkenal kuat karena memiliki shinobi-shinobi yang hebat; Hashirama Senju, Madara Uchiha, dan Trio Sannin contohnya. Hal itulah yang membuat Desa Konoha disegani oleh desa-desa lainnya.
'Yosh! Kita mulai!'
'Hm... Sesuatu yang besar untuk kedatanganku mungkin akan membuat semua ini lebih menarik'
Seketika itu, sebuah ledakan besar terjadi di dekat pemukiman. Menyebabkan rumah-rumah penduduk yang terbakar dan beberapa bangunan yang runtuh. Hal itu sontak menimbulkan kekacauan dan kepanikan dari para penduduk.
Kebakaran terus menyebar. Banyak penuduk yang tertimpa reruntuhan bangunan. Menyebabkan kepanikan yang semakin menjadi-jadi. Para shinobi telah dikerahkan untuk melakukan evakuasi. Tim medis pun mulai bergerak untuk memulihkan korban-korban yang terluka.
'Heee?! Sepertinya ini agak berlebihan... Baiklah, aku akan memadamkan apinya!'
Tiba-tiba terdengar bunyi derai ombak di telinga para shinobi dan penduduk sipil. Sebuah ombak besar menghantam mereka entah dari mana. Menyebabkan banyaknya orang-orang yang tenggelam atau terseret ombak.
'Tidak tidak! Argghhh kenapa begitu sulit mengendalikan kekuatanku?'
Perlahan air mulai menghilang sampai tidak tersisa. Tapi baru saja penduduk sipil hendak bernapas lega, seorang shinobi berteriak, "Lari ke tempat evakuasi! Gempa akan datang!" Memang mudah bagi pengendali elemen tanah merasakan datangnya gempa.
Namun, sayangnya itu terlambat, gempa hebat terjadi di tempat itu. Merobohkan beberapa bangunan tinggi dan rumah-rumah. Tidak sedikit korban yang berjatuhan. Dari luka ringan maupun luka berat, beruntung tidak ada korban jiwa.
'Ini semakin kacau! Aku memang bodoh! Bodoh! Bodoh!'
Kilat dan petir menyambar-nyambar, membuat semua orang yang menyaksikannya gemetar ketakutan. Hokage ketiga maupun keempat sudah bergerak untuk mencari tahu, siapa dalang di balik semua ini, tapi nihil. Semuanya hanya terlihat seperti bencana biasa. Dan ini membuat mereka mendecak kesal dan mengumpat berulang-ulang.
'Cukup! Ini semua salahku! Aku harus turun sekarang juga, atau akan lebih banyak korban karenaku...'
Dan di tengah bekas lautan api, seorang bayi perempuan menangis keras. Bayi itu terbaring dibalut kain sutra di tengah puing-puing bangunan yang hangus terbakar. Membuat semua penduduk dan para shinobi agak terperangah. Maka dari itu sang bayi diberi julukan 'Anak Bencana'. Secara cepat kabar tentang si Anak Bencana menyeruak, menyebar hingga ke seluruh penjuru desa.
Yondaime Hokage dengan sigap meredam kabar aneh itu agar tidak merambat hingga ke luar desa. Sedangkan si bayi? Yondaime Hokage, Minato Namikaze, mengangkatnya sebagai anak. Selain karena iba, Minato berkata ia ingin menyelidiki lebih lanjut mengenai bayi itu. Dan dengan status sebagai ayah, ia dapat dengan leluasa mengontrol anaknya.
Salah satu korban dari bencana itu adalah istri Minato, Kushina Uzumaki. Puing bangunan yang menimpanya membuat ia harus kehilangan bayi di dalam kandungannya yang sudah beranjak tujuh bulan. Nama "Naruto", yang tadinya akan diberikan untuk calon anak Minato dan Kushina pun dialihkan kepada sang Anak Bencana.
.
.
Sesudah kejadian itu, Desa Konoha segera bangkit. Penduduk sipil dibantu para shinobi muda dan ninja sekelas genin atau chuunin kembali membangun kembali bangunan-bangunan juga monumen yang rusak. Para ninja sekelas jounin dan serikat Anbu mulai memperketat penjagaan mereka di perbatasan dan daerah-daerah tertentu. Mereka harus tetap waspada, mungkin saja peristiwa yang belum lama terjadi itu adalah serangan dari desa lain, dan bukanlah sekedar peristiwa alam biasa.
Minato Namikaze dan Hiruzen Sarutobi sedang memandang keadaan desa mereka dari atas monumen patung batu wajah hokage. "Bagaimana perkembangan dari usaha pembangunan kembali desa?" Minato menghela nafas pelan dan tersenyum tulus. "Pembangunan kembali berjalan cepat, tumbuh-tumbuhan yang rusak pun sudah kembali menunjukkan tunasnya."
Hiruzen mengangguk paham, "Lalu, bagaimana dengan Kushina?" Senyum tulus Minato berganti menjadi sebuah senyuman pahit. "Dia baik-baik saja, hanya agak terpukul.." Hiruzen menepuk pelan bahu kiri Minato dan membalikkan tubuhnya. "Lebih baik sekarang kau hibur dia, saat ini ia sangat membutuhkan dukungan moral," itulah kalimat terakhir yang Hiruzen lontarkan sebelum pergi menggunakan shunshin.
Minato kini menatap kosong pemandangan di hadapannya. 'Dukungan moral dari orang yang sedang tertekan kepada yang sedang terpukul... Hebat.' Senyuman perih terukir tipis di wajah tampannya itu. Tapi senyuman itu mendadak sirna begitu muridnya, Kakashi Hatake muncul di belakangnya.
"Minato-sensei! Kushina-san...!"
.
.
"Kushina! Kushina!" Minato masuk ke dalam kediamannya sambil memanggil nama istrinya itu berulang-ulang. Kakashi dari tadi hanya mengikuti gerakan gurunya sambil mengedarkan pandangannya, membantu Minato mencari keberadaan Kushina.
"Kakashi, Kushina berlari ke arah mana?" Minato bertanya panik. "Ia keluar lewat pintu belakang dan berlari menuju Hutan Timur, sensei." Minato mengangguk paham dan langsung menghilang menggunakan shunshin.
Kakashi menghela nafas perlahan dan segera menyusul Minato menggunakan shunshin. Tujuannya? Jelas; Hutan Timur Konoha.
.
"Kakashi! Bawa Kushina dan Naruto pergi dari sini! Aku akan menahan orang ini!" Kakashi yang baru saja sampai dikejutkan oleh pertarungan Minato melawan seorang pria bertopeng. Terlebih saat ia melihat segel kyuubi di perut Kushina terlihat rusak. "Tapi sen-"
"Cepat!" Teriak Minato pada Kakashi, lebih mengarah kepada perintah mutlak. Kakashi sebenarnya ingin menyaksikan pertarungan sengit itu, tapi... Yah, apa boleh buat? Ia segera mengangguk, membopong Kushina yang mendekap Naruto dalam pelukannya, dan kabur menggunakan shunshin.
"Tch, aku sedang tidak ingin berusan denganmu, Minato Namikaze!" Sang pria bertopeng mengambil tiga langkah ke belakang. Minato menarik sudut kiri bibirnya dan mengangkat kedua bahunya santai, "Kau telah menyentuh istriku dan membahayakan anakku, mau tidak mau kau harus berhadapan denganku!" Ia mengeluarkan kunai bermata tiga dari dalam tempat senjata miliknya dan mulai menyerang pria bertopeng itu cepat.
.
.
"Sandaime-sama! Sandaime-sama!" Kakashi yang sedang membopong Kushina berteriak berulang-ulang di hadapan kediaman Sandaime Hokage, Hiruzen Sarutobi. Hiruzen segera membuka pintu kediamannya. "Kushina! Apa yang terjadi, Kakashi?" Hiruzen menggeser sedikit tubuhnya agar Kakashi bisa masuk dan meletakkan Kushina di dalam.
"Kushina-san dikejar oleh seorang pria bertopeng. Saat ini Hokage-sama sedang bertarung dengannya. Nampaknya pria itu mengincar kyuubi." Tutur Kakashi panjang lebar yang dibalas anggukan pelan oleh Hiruzen. "Di mana?" "Hutan Timur Konoha."
Biwako yang baru muncul dari dapur segera menghampiri Kushina panik. "Kushina!" Hiruzen segera memakai pakaian ninja nya. "Biwako, tolong jaga Kushina dan Naruto. Kakashi, kau beritahukan kondisi siaga kepada pasukan Anbu. Berjagalah untuk segala kemungkinan. Aku akan memerintahkan shinobi lainnya untuk mengevakuasi penduduk sipil. Kita harus sebisa mungkin mengurangi adanya korban dari penduduk sipil." Biwako mengangguk paham sedangkan Kakashi langsung menghilang menggunakan shunshin setelah mengucapkan permisi.
"Berhati-hatilah, ingat usiamu.." Ujar Biwako lembut. "Ha'i, kau juga." Hiruzen pun langsung pergi menggunakan shunshin.
.
.
"Kondisi siaga! Persiapkan diri kalian untuk bertarung!" Kakashi menyebarkan berita itu kepada setiap rombongan Anbu yang sedang berjaga. Para pasukan Anbu itu mengangguk mengerti dan memperketat penjagaan di wilayah mereka.
.
.
CTING! CTING!
Bunyi kunai yang saling beradu dan peluh menghiasi pertarungan sengit antara Minato dengan si pria bertopeng. Si pria bertopeng menggunakan rantai dan berulang-ulang berusaha untuk menyerang Minato sambil mencuri-curi kesempatan untuk kabur. Minato melemparkan kunai mata tiga nya tepat ke arah pria bertopeng. Dengan mudah si pria bertopeng menghindari kunai tersebut, tanpa ia tahu Minato menarik ujung bibirnya.
"Rasengan!" Minato yang kini sudah berada di belakang punggung si pria bertopeng langsung menyerang pria itu menggunakan rasengan, membuat musuhnya mengeluarkan percikan darah dari dalam mulutnya. Hantaman keras dengan tanah sontak membuat si pria bertopeng itu mengumpat kasar.
Dengan cepat pria itu mengarahkan rantai nya pada tubuh Minato yang dengan sigap langsung menghindarinya. Aksi menghindar dari Minato membuka peluang bagi si pria bertopeng untuk kabur. Dengan cepat pria itu menghilang menggunakan sebuah jutsu teleportasi. "Jikukan Idou!"
Dalam sekejap mata tubuh si pria bertopeng itu menghilang.
'Ck, sial.'
.
.
.
Para penduduk sipil Desa Konoha kembali dipanikkan dengan berita adanya pria misterius yang menyerang desa. Semua penduduk diarahkan untuk bersembunyi di dalam monumen patung batu wajah hokage yang memang dipersiapkan untu keadaan genting seperti ini. Beberapa ninja sekelas chuunin dan genin turut membantu dalam proses evakuasi.
Kakashi berlari secepat mungkin menuju ke arah Hiruzen. "Sandaime-sama, para pasukan Anbu sudah bersiap di tempat untuk menyerang." Hiruzen mengangguk, "Wakatta... Kakashi, kau bantulah teman-temanmu yang lain." Kakashi mengangguk sigap dan langsung membantu proses evakuasi.
Hiruzen berjalan menghampiri Shikaku Nara. "Nara, aku akan pergi mengecek keadaan Kushina dan Minato. Kau awasi bagian sini." Shikaku pun mengangguk cepat dan Hiruzen langsung bergerak mencari Minato dan Kushina.
.
.
.
Mata Kushina mulai terbuka perlahan, "Ngghh.. Biwako-san?" Biwako yang menyadari Kushina menyebut namanya langsung menghampiri Kushina. "Kau sudah sadar Kushina? Apa kau tidak apa-apa?" Kushina menjawab pertanyaan Biwako dengan sebuah anggukan mantap.
"Bagaimana keadaan Minato? Dan pria bertopeng itu?"
"Minato sedang bertarung melawan pria bertopeng itu, jangan khawatir." Tukas Biwako sekalem mungkin, berusaha agar Kushina dapat merasa lebih tenang. "Tunggu di sini, aku akan mengambilkan segelas air hangat."
"Ha'i. Arigatou gozaimasu, Biwako-san."
Kushina menatap lembut Naruto yang masih tertidur pulas dalam dekapannya. "Jangan khawatir Naruto-chan, kaa-san dan tou-san akan melindungimu."
Mendengar suara langkah kaki yang mendekat dari arah dapur, Kushina membalikkan tubuhnya. "Ah iya, Biwako-san aku.. E-Ehh?!"
"Terkejut?"
Mata Kushina membulat sempurna saat melihat si pria bertopeng yang kini sudah berdiri di hadapannya. "Biwako-san!" Kushina berteriak parau.
"Sayang sekali, nenek tua itu sudah mati~" Dan untuk yang kedua kalinya mata Kushina membulat sempurna. Ia menatap tajam pria bertopeng di hadapannya. Matanya menyorotkan amarah yang luar biasa, ia ingin sekali membunuh pria di hadapannya saat ini juga.
"Sekarang giliranmu, ikut denganku." Menggunakan jurus transportasi yang sama, pria bertopeng itu membawa Kushina ke sebuah tempat dan mengikat tangan serta kaki Kushina. Pria itu mengambil bayi Naruto yang mulai menangis dan berniat untuk menusuknya dengan sebuah kunai. Tiba-tiba Minato muncul dan merebut bayi itu dari tangan si pria bertopeng.
"Tch, kau lagi!" Tanpa basa-basi pria bertopeng itu mengaktifkan kubah chakra di sekelilingnya dan Kushina yang masih sibuk meronta. "Kushina!" Minato berteriak panik saat melihat pria bertopeng mulai berusaha untuk merusak segel kyuubi yang ditanam pada tubuh Kushina.
"Minato! Apa yang terjadi?!" Suara familiar Hiruzen tertangkap di indera pendengaran Minato. "Aku titip Naruto," ujarnya menyodorkan Naruto yang masih menangis kepada Hiruzen. Sedangkan ia segera beranjak mendekati kubah chakra tersebut.
Namun, terlambat. Si pria bertopeng berhasil menghancurkan segel kyuubi pada Kushina. Sang rubah berekor sembilan itu bangkit kembali! Kyuubi meraung beberapa kali, menunjukkan kemarahannya. Seketika kubah chakra itu menghilang disertai tawa puas dari si pria bertopeng.
Di sisi lain, para pasukan Anbu yang mendengar raungan keras itu segera bergerak menuju sumber suara. 'Kyuubi!' Batin mereka hampir sepikir. Dengan sigap mereka mulai mengerahkan kemampuan mereka, melancarkan serangan demi serangan untuk melumpuhkan makhluk terkutuk itu serta menjauhkannya dari Minato dan Kushina.
"Ck, sialan!" Umpat Minato keras setelah berhasil membawa tubuh lemas Kushina ke jarak aman. Hiruzen menyerahkan kembali Naruto dalam pelukan Kushina. "Aku akan mengurusnya! Kau bawa mereka pergi." Hiruzen menatap nyalang si pria bertopeng dan segera beranjak untuk melawan pria itu.
Tangis Naruto mereda setelah Kushina mendekap tubuhnya sambil meringis kesakitan. "Tenang Naruto, tenang... Kaa-san ada disini... Tou-san mu yang jelek juga ada..." Minato yang mendengarnya hanya dapat mendengus pelan lalu kembali memasang senyum tampannya. "Ayo, kubawa kalian ke tempat yang lebih a-" Ucapannya terputus ketika mendapati mata bayi mereka menatap kyuubi serius.
'Kaa-san dan tou-san, hm? Wakatta, kini giliran aku yang melindungi kalian!'
Seketika itu rantai chakra berwarna putih melilit tubuh kyuubi dan mematikan gerakannya. Kyuubi jelas meraung tidak suka. Minato dan Kushina saling melempar pandangan tidak percaya, mereka merasa Naruto lah yang mengeluarkan rantai putih itu. Tapi bagaimana bisa?
"Aku akan segera menyegelnya kembali." Begitu Minato ingin berdiri, Naruto menggenggam pelan baju Minato dengan tangan mungilnya. Naruto tersenyum layaknya seorang bayi yang sedang diajak bermain. Seketika itu juga rantai chakra itu melilit tubuh kyuubi semakin kuat. Tubuh padat kyuubi mulai berubah seperti kumpulan chakra merah menyala. Dan chakra itu terbang lalu memaksa masuk ke dalam tubuh mungil Naruto.
Para Anbu yang berdiri di sana hanya dapat menatap bingung peristiwa ganjil di hadapan mereka. Apa yang terjadi? Kyuubi menghilang? Apa itu salah satu jurus penyegelan milik Minato? Berbagai pertanyaan tanpa jawaban berkecamuk di dalam otak mereka.
Minato dan Kushina nampak jauh lebih terkejut. Mata mereka membulat menatap Naruto yang menyerap semua chakra kyuubi dengan ekspresi kesakitan. "A-apa yang terjadi?" Gumam Kushina tidak mengerti saat semua chakra kyuubi memaksa masuk dalam tubuh kecil anak mereka, menyisakan huruf-huruf kanji berputar yang membentuk lingkaran kecil di perut bagian kanan Naruto. Mereka tidak pernah sekali pun menemui jurus segel semacam itu.
"Sebenarnya Naruto itu anak dari dunia mana?" Gumam Minato sambil membelai rambut pirang dari bayi mereka yang telah kembali terlelap itu.
.
.
"Sepertinya pertarungan melawa kyuubi di sebelah sana sudah selesai, hm?" Hiruzen bertanya dengan nada mengejek sambil membersihkan peluh yang mengalir di wajahnya menggunakan punggung tangan.
"Tch, sialan." Si pria bertopeng itu mengumpat kasar lalu segera melarikan diri menggunakan jurus teleportasi. "Jikukan Idou!" Dan dalam hitungan detik sosok misterius itu menghilang.
.
.
.
TBC
.
.
Well... Pegel juga ngetik sepanjang ini. Aku ga terlalu hafal alur pertarungan di bagian ini, dan agak(baca:sangat) malas untuk buka" manga Naruto di tumpukan, jadi aku bikin sesuai imajinasi ku sendiri. Jadi kalo kalian pikir pertarungannya beda sama yang di manga/anime nya, aku bisa bilang IYA!
But, semoga kalian puas dengan chap 1 ini! ^^
Gomen ne Eryn.. Moci bikin beberapa bagian yang melenceng(?) dari request kamu, jari Moci bergerak dengan sendirinya mengikuti imajinasi liar otak stres si author ini(?).
Berminat buat kasih pesan/kesan/kritik/saran di kolom review? ^^
So much love,
mochee duck
