Apakah kau pernah dengar bahwa hujan turun membawa malaikat?

Kau adalah malaikatku, Kuroko

Kuroko dan Akashi milik Fujimaki Tadatoshi,

FF ini milik saya oke/wink/

Tittle : Angel

Rated : T/?

Cast : Kuroko Tetsuya, Akashi Seijurou, Generation of Miracles, Seirin, dll

Genre(s) : romance, adventure

Warning :

Typo bertebaran, cerita gaje alias gajelas, crack pair, boyxboy

Ini FF boyxboy, don't like? Don't read okay?

Like? Read^^

Oke langsung ke cerita aja,

Happy reading~

"ohayou minna!" sapa seorang siswa berambut kuning dengan tubuh tingginya layaknya bak model dengan sapaan cerianya.

"Tumben sekali datang sepagi ini oi, Kise?" tanya Aomine.

"Ramalan hari ini mengatakan bahwa pagi ini akan hujan, jadi aku berangkat lebih pagi" jawab sang copy cat dari Generasi Keajaiban itu.

"hujan?" gumam seseorang. "Apa kau mengatakan sesuatu Akasicchi?" tanya Kise. "Ah, tidak".

'TETT..'

Sepertinya jam pelajaran dimulai sekarang, para anggota dari tim basket Teiko itu pun bubar menuju kelas masing-masing. Akashi pun langsung pergi menuju kelasnya, 2-A yang berada di lantai 2. Sesampainya, saenim pun masuk.

"Pelajaran kali ini adalah sejarah, keluarkan buku kalian," ucap Aida sensei.

Akashi yang duduk di pojok ruangan kelasnya itu sama sekali tidak menghiraukan sensei itu.

"Ternyata pagi ini benar akan turun hujan ya?"gumam Akashi. Akashi yang memilih untuk lebih memperhatikan semua hal yang ada dibalik jendela transparan, sesekali milirik sensei nya itu.

"Baik, sekarang akan sensei umumkan hasil ujian kalian", ucap sensei. Kelas yang semula ramai seperti bak festival mingguan yang digelar di komplek perumahan Akashi, menjadi sangat sunyi.

"Peraih nilai teratas, Akashi Seijurou, dengan nilai 10" ucap Aida sensei. Semua murid pun langsung bergumam tidak jelas mengenai Akashi.

'Sudah pasti kan aku selalu teratas? Aku ini selalu benar, aku ini mutlak' itulah yang dipikirkan Akashi sekarang. Ia pun kembali melongokkan penglihatannya ke jendela disebelahnya.

Hujan yang mengguyur Tokyo saat ini lumayan deras.

Tunggu, ada secercah warna mencolok yang ditangkap oleh penglihatan sang pemilik emperor eyes.

'Siapa dia? Kenapa rambutnya berwarna mencolok sekali?' batin Akashi. Akashi pun terus memperhatikan orang itu.

Orang berambut biru itu pun merasa risih karena merasa sedang diawasi oleh seseorang, ia pun lalu mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya, hingga iris yang sewarna dengan rambutnya itu, menangkap sosok berambut merah menonton aksinya berputar di tengah lapangan ini. Orang itu tersenyum pada Akashi.

DEG

'Apakah dia tersenyum padaku?' tanya Akashi,

'Tentu saja ia tersenyum padamu,' jawab dirinya yang lain.

'Mana mungkin dia melihatku?' tanya nya lagi

'Jelas-jelas ia melambaikan tangan padamu tadi' jawab dirinya yang lain.

"EHEMM.. AKASHI SEIJUROU, BISA KAU ULANGI APA YANG SUDAH AKU JELASKAN TADI?" pinta Aida sensei.

"Ha'i –

.

.

"Kise, kau larilah 25 kali memutari lapangan, Midorima, perbaiki lah shootmu, latihan 100 kali shoot, Murasakibara, jika kau tetap bermalas-malasan, tidak ada makanan untukmu selama 1 bulan, Aomine, lompatlah hingga setinggi 1 meter 75 kali. Semuanya cepat latihan atau kugandakan latihan kalian" perintah Akashi.

Oke, semua tahu bahwa perintah Akashi itu mutlak.

.

"AOMINECCHI, KAKI KU RASANYA MATI RASA," adu Kise. "Aku juga, baka" balas Aomine.

"Kise, apa sore ini akan turun hujan?" tanya Akashi tiba-tiba.

"eh, memangnya kenapa Akashicchi?" tanya Kise balik.

Akashi lalu menoleh pada Kise dengan tangan menggenggam gunting keramatnya, sepersekian detik kemudian..

'WUSHH'

Gunting itu melayang tepat 2 mili di depan hidung mancung, lalu tertancap pada dinding yang berada di dekatnya.

Kise langsung menelan ludahnya, "S.. s.. s.. se.. seper.. sepertinya.. iya" jawabnya terbata-bata.

"Kalau begitu, kalian pulanglah, anggap saja latihan kalian aku ringankan kali ini," ucap Akashi.

"Benarkah Akashicchi/Akashi/Aka-chin?" tanya para anggota generasi keajaiban itu.

Akashi hanya mengangguk, "Aku ada urusan sebentar," Akashi pun langsung pergi meninggalkan rekan se-timnya.

"Tumben sekali Akashicchi baik?" tanya Kise saat berada di ruang loker untuk mengambil seragamnya.

"Entah, tapi kita patut bersyukur" ucap Midorima sambil membawa lucy itemnya hari ini yang berupa rubik.

"Aku.. krauss... krauss.. setuju.. krauss.. krauss.. pada.. krauss.. mido-chin" sambung Murasakibara.

Akashi side,

'Drrtt..' sebuah SMS masuk,

To : Akashi-sama

From : Hina-san

Subject :

Saya sedang diperjalanan menjemput anda tuan, mohon bersabarlah

Akashi pun menutup kembali ponselnya,

Akashi pun memutuskan untuk menunggu tepat di lobby sekolah, 'BRUSHH' hujan turun dengan lebatnya,

"hh.. Hujan? Mengganggu saja" gumam Akashi. Ia lalu menyapukan pandangannya ke sekeliling lapangan.

Manik merah menyala itu, menangkap sesuatu yang terlihat asing tapi cukup familiar bagi matanya, "Dia lagi" gumam Akashi.

'Kenapa dia muncul lagi? Apakah dia murid sekolah sini?' pikir Akashi.

'Drtt' sebuah SMS masuk,

To : Akashi-sama

From : Hina-san

Subject :

Sumimasen Akashi-sama, sepertinya saya terjebak macet, jadi saya harus bagaimana?

'hh.. merepotkan saja,' batin Akashi.

To : Hina-san

From : Akashi-sama

Subject :

Kalau begitu, saya naik bis saja Hina-san

Akashi pun lalu menutup ponselnya, lalu pergi perlari membelah lapangan yang luas itu,

"Ohayou" sapa seseorang, Akashi pun menebarkan pandangannya ke seluruh lapangan tapi ia tidak melihat siapapun,

"Aku disini, Akashi" ucap orang itu lagi.

"AH, kau disitu," ucap Akashi berusaha menetralisir rasa kagetnya.

"Aku membawa payung untukmu, lain kali bawalah payung," ucap orang itu sambil tersenyum.

'Warna birunya terang sekali' batin Akashi.

"Aku menyukai warna biru, dan namaku Kuroko Tetsuya. Salam kenal Akashi-kun" ucap Kuroko.

"Ah, kau tahu namaku?"tanya Akashi, Kuroko hanya tersenyum.

"Mau aku temani sampe halte?" tawar Kuroko.

Mereka pun akhirnya berjalan beriringan hingga berada di depan halte,

"Boleh aku tahu dimana tujuan mu Akashi-kun?" tanya Kuroko.

'cerewet sekali orang ini' batin Akashi.

"Kau tidak bertanya aku datang dari mana?" tanya Kuroko.

"tidak" jawab Akashi singkat. "Akan aku jelaskan kalau begitu, apakah kau pernah dengar bahwa hujan turun bersama malaikat?" tanya Kuroko.

"Lelucon macam apa itu?" tanya Akashi tetap bertahan pada ekspresi datarnya.

"Aku belum selesai berbicara Akashi-kun, hujan turun bersama malaikat, jika malaikat itu bertemu denganmu, dia akan muncul setiap hujan, disampingmu, tapi hanya kau yang bisa melihatnya" jelas Kuroko.

Tidak ada respon yang ditunjukkan Akashi. "Hujannya sudah hampir reda, dan bis mu sudah datang, aku pergi dulu" ucap Kuroko.

Sedetik kemudian,

Akashi tidak menyadari hawa keberadaan gadis itu lagi, 'masa bodo' batinnya.

'Drtt..'

To : Akashi-sama

From : Hina-san

Subject :

Saya berada di depan halte di tempat anda berada sekarang Akashi-sama

Akashi pun langsung mencari mobil supirnya itu dari ekor matanya, akashi pun langsung memasuki mobil pribadinya itu.

.

"Sumimasen Akashi-sama, macet kali ini sangat –"

"Hah, tidak apa-apa," jawab Akashi.

Mobil pun mulai berjalan, suasaa di dalam mobil menjadi sangat sunyi, hingga suara Hina-san memecah keheningan,

"Anoo..etto.."

"Nande Hina-san?" tanya Akashi melihat supirnya kebingungan.

"Anoo.. etto.. tadi Akashi-sama berbicara dengan siapa saat di halte? Maaf saya lancang" ucap Hina-san.

"Ah, gadis berambut biru itu?" tanya Akashi balik.

"gadis?" tanya Hina-san.

"Iya, di tepat di sebelahku kau tidak melihatnya?" tanya Akashi sedikit geram.

"Anoo.. Tapi saya lihat Akashi-sama sendirian" jawab Hina-san.

"NANI?"

TBC

Ohayou~, ini ff pertama buatan keroro~

Gimana jelek ya, garing kan? Disini masih perkenalan tokoh aja sih^^

Ditunggu review nya yaa minnaa^^