Title: Accidental Love
Author: Yuka Yuki and Near Kouyuu
Genre: YAOI! Romance, fluff, angst, comedy, crossdressing
Pairings: Kray/Krislay yah apapun kalian menyebutnyalah.
Chapter: 1
Disclaimer: EXO belong to God and themselves. No copast, no repost, no bashing… sankyuu~ ^^
Warning: GAK ADA FEEL! GAK ADA OC MAUPUN YEOJA DI SINI! *nyante aja kali?*
ACCIDENTAL LOVE
CHAPTER 1
Wu Yi Fan berjalan santai ke sebuah sekolah yang akan segera membuat hidupnya berubah. Beradaptasi dari perjalanan Kanada-China membuat punggungnya sedikit sakit karena duduk berjam-jam. Namun semua itu akan segera terbayarkan karena dia sedang berjalan menuju cafeteria. Di sampingnya berjalanlah seorang pria dengan surai hitam pekat yang mewarnai kepalanya.
Yifan menoleh ke arah namja di sebelahnya sambil bertanya, "Sekolah ini luas juga ya?"
Lelaki di sampingnya tersenyum tipis lalu menjawab, "Ya begitulah… tapi yang paling merepotkan adalah kalau kami eehm, maksudku kita disuruh untuk membersihkan seluruh sekolah ini tiap hari Jum'at. Gosh! Percayalah padaku itu membuat punggung dan kakiku kesemutan." Ucapnya serius sembari melangkah menuju tempat yang mereka tuju.
Huang Zi Tao adalah nama dari namja bersurai hitam yang berjalan di samping Yifan, eer~ mari mulai memanggilnya Kris karena kami yakin dia akan membunuh kami jika memanggilnya Yifan. Lupakan, saat ini mereka sudah sampai di cafeteria. Tao duduk di depan Kris yang memilih untuk di kursi kantin paling pojok.
Tao meletakkan siku-siku kokohnya di meja sembari menatap kakaknya, "Ge… percayalah di sini banyak hal menyenangkan yang terjadi… selain penghuninya namja semua…" kata Tao saat dia memilih minuman.
Kris tersenyum simpul, "Aku percaya padamu…" ucapnya.
"Hahaha!" tawa Tao setelah memutuskan minuman yang akan dipesannya. Kris mengedarkan pandangannya ke seluruh café dan menemukan yang dicarinya. Kris berdiri memamerkan tubuh modelnya ke seluruh penjuru café dan berkata, "Kau di sini dulu ya…"
Tao mengangguk sembari meminum cappuccino dinginnya. Kris kemudian melangkahkan kakinya menuju rak yang berisi bermacam-macam makanan ringan. Kris kemudian melirik suatu kemasan berwarna hijau yang terletak paling ujung. Lidahnya menyapu permukaan bibir atasnya, lalu perlahan tangannya menjulur untuk meraihnya.. tapi tiba-tiba sebuah tangan juga menyentuh bungkusan itu bersamaan dengan tangannya, benar-benar bersamaan.
Tangan berkulit susu dan bertenggerkan gelang. Kris menulusuri tangan itu dan menemukan sepasang mata hazel coklat yang sedang menatapnya. Mereka beradu tatap sebentar, kemudian namja didepannya itu berkata, "Ini milikku…"
Kris merasa tidak terima dan menjawab, "Bukan, ini milikku…" lelaki di depannya ini menyipitkan kedua matanya, sambil meletakkan kedua tangannya di sisi pinggangnya.
"Ck! Benarkah? Ini milikku!" Kris sedikit tersentak dengan perkataan namja manis ini, lalu ia mengangkat dagunya angkuh sambil melipat tangannya di dadanya.
"Hei… poni jelek, kau sengaja membuatku marah ya?" tantang Kris dengan angkuhnya.
Namja yang tidak terima dengan sebutan 'poni jelek' dari Kris itu pun membalas, "Apa tidak terbalik? Dasar… err… TIANG LISTRIK!" Kris terkejut dengan perkataan namja di depannya. Tanpa mereka sadari, sebuah tangan lain sudah terlebih dahulu menjamah bungkusan hijau itu dengan cepat.
"LAY'SKUUUUUUUU!" pekik mereka berdua. Kris mendengus frustasi, sedangkan namja yang itu malah berkata, "Ini salahmu!" katanya sambil menunjuk Kris dengan jemarinya yang putih dan lentik itu.
Kris menatapnya garang, "Salahmu bodoh!" umpatnya. Namja tadi mendengus kesal kemudian membalas, "Salahmu!"
"Salahmu!"
"Salahmu poni jelek!"
"Dasar tiang listrik… coba kau tidak merebutnya dariku!"
"Apa? Bukan salahku! Kau yang berusaha merebutnya dariku!"
"Tidak!"
"ARGH! Lupakan!" Kris akhirnya menyerah dan memilih untuk meninggalkan namja menyebalkan yang baru saja ditemuinya. Hari pertama yang sangat… sangat menyebalkan bagi Kris. Dia pikir dia siapa? Seenaknya saja menyebut milik orang lain miliknya, huuh…
Dengan kesal Kris kembali duduk di depan Tao yang sudah makan telur gulung. Tao tersenyum tipis melihat kakaknya kembali dengan wajah tertekuk, "Kenapa mukamu jelek begitu ge? Huwahah!"
"Sudahlah tidak penting…" ucap kris geram sambil meminum cappuccino Tao dan berhasil terkena slap langsung dari pemiliknya.
"Aw!" rintih Kris sambil memegangi kepalanya. Tao menyingkirkan cappuccino-nya yang tinggal setengah itu dari Kris dan kembali memakan telur gulungnya.
"Eh? Kau dapat telur gulung ini dari mana? Haha!" ucap Kris lalu menunjuk telur gulung yang berada dalam sebuah tempat makan bergambar panda imut dengan background warna pink dan tulisan 'Taozi Hunnie' di depannya.
"Jangan begitu geeeeee! Ini buatan namja chinguku!" ucap Tao merasa kesal yang justru membuat Kris terkejut setengah mati, "MWO?" tanyanya nyaris berteriak.
Tao mendesah, "Iya… memang kenapa? Aku tidak boleh pacaran?" kata Tao lalu memasukkan potongan ke sekiannya ke mulut.
"Daripada kau… hah! Bujangan tua!" umpat Tao dengan mulut penuh telur gulung. Membuat Kris yang bertopang dagu mengangkat wajahnya dengan mulut ternganga.
"K-KAAAUU!" Tao tidak mempedulikan umpatan Kris yang menggunakan bahasa Inggris dan sepanjang kereta api shinkasen. Dia justru mengamati sosok-sosok cantik yang sedang duduk di sebuah meja tepat di depan meja mereka.
"You're just such-" Tao menempelkan tangannya cepat ke mulut Kris dan menghentikan laju bicaranya cepat, "Sssstt… diam dan lihat!" suruh Tao sambil menunjuk ke arah kerumunan itu.
Kris ikut memerhatikan sosok-sosok itu dan memasang tampang bodohnya, "Apa yang salah dengan mereka?" tanyanya sambil mengamati Tao yang sangat serius mengamati setiap detik aktivitas yang orang-orang itu lakukan.
"Mereka… adalah namja-namja paling cantik dan paling kece di sekolah ini Geeee~ dan salah satu dari mereka adalah pacarku…" kata Tao sedikit malu-malu. Kris mengangkat alisnya, "Tidak cantik…" komennya dan membuat Tao pundung beberapa saat.
"Eh… ngomong-ngomong, namjamu yang mana?" tanya Kris. Tao menunjuk seorang namja putih berambut pirang yang sedang duduk di sebelah namja berbibir kissable dan bermata belo.
"Namanya Sehun. Oh Se Hoon…" kata Tao pelan. Kris menyadari semburat pink yang ada di pipi Tao saat membicarakan Sehun. Kris menyeringai, "Manis juga…"
Tao menatapnya tajam, "Jangan suka padanya geeeee!"
"Heh iya-iyaaaa~ ah…" Tao kemudian memperkenalkan satu per satu dari mereka, "Yang matanya belo itu namanya Kyungsoo, tapi sering dipanggil D.O, kalau yang disampingnya itu Sehun, lalu yang di sampingnya lagi yang rambutnya pirang kekuningan itu Luhan, lalu yang rambutnya hitam itu Chen, sampingnya yang pakai eyeliner itu Baekhyun, lalu yang poninya panjang itu namanya, Lay." Jelasnya panjang lebar dan membuat Kris shock karena orang menyebalkan yang di temuinya tadi adalah salah satu dari namja tercantik di sekolah itu. Apa orang-orang ini sudah gila?
"Dan menurutku Lay gege adalah yang paling cantik setelah Sehun tentunyaaa… hahah" komen Tao dan berhasil membuat Kris membulatkan matanya dan berkata, "Haahh? Namja seperti itu? Cantik? GOSH!"
"Gege tidak tahu.. dia itu putiiiiiiihhh sekali, bahkan lebih putih dari gege, dan Sehun bilang dia itu penurut sekali pada neneknya, dan dia sangat cantik kalau pakai gaun ge…" jelas Tao membuat Kris tidak tertarik.
"Aku pernah melihatnya sendiri ge sungguh! Dan dia itu adalah kakak dari Sehun…" kata Tao sambil mengacungkan jari telunjuk dan tengahnya. Kris memutar bola matanya.
"Ge… kita pisah di sini. Kelasmu ada di ujung sana…" tunjuk Tao saat mereka menginjakkan kaki di sebelah ruang kelas yang kini Tao tempati. Kris mengangguk mengerti, ia sedikit mengacak rambut Tao tanda perpisahan mereka. Dengan tenang, ia berjalan menyapu semua pandangannya ke penjuru kelas. Sedikit ia melirik kanan dan kiri, memilih bangku mana yang cocok untuknya, maksud kami cocok untuk tinggi badannya.
Derap kakinya sungguh pasti, awalnya dia hanya memilih bangku belakang bagian tengah yang kosong, sebelum suara berat menyapanya, "Ayo waddup Krease?" merasa kenal dengan suara itu, Kris menoleh. Ia tersenyum manis melihat sosok di sampingnya yang sedang memandangnya dengan tatapan konyol.
"Ayo.. wassup…Chanyeol, kau di sini juga?" Kris mulai duduk di samping namja berambut acak-acakan tersebut. Park Chan Yeol, atau biasa dipanggil Chanyeol adalah teman lama Kris. Dia mengangguk kecil, "Hehehe, kau makin tampan saja Kris, terakhir kali aku melihatmu, rambutmu masih sangat jadul dan… hitam ahahahaha…" tawa renyahnya menyeruak di telinga Kris. Ia hafal betul kebiasaan sahabatnya ini, bercanda yang kelewat batas.
"Lucu, Chanyeol, sangat lucu hingga aku ingin muntah…" itulah tanggapan dari Kris. Chanyeol menatapnya dengan polos, "Muntah? Sejak kapan kau hamil? Siapa yang menghamilimu Kris? KENAPA KAU SEKARANG MENJADI UKEEEEE?!" tanya Chanyeol panik dan bertubi-tubi, diiringi guncangan dikedua bahu Kris yang membuatnya pusing.
"Arrgghhh! Park Chan Yeol! Aku hanya muak! Siapa juga yang hamil! Dan SIAPA YANG KAU BILANG UKE?! AKU INI SEME!" bentak Kris membuat Chanyeol diam seribu bahasa. Chanyeol angkat bicara lagi, "Hehehe, maaf Kris… kau sebangku denganku ya.. aku mohon.. soalnya namjachinguku tidak sekelas denganku…." Pinta Chanyeol dengan puppyeyesnya.
Kris mendesah pelan, "Hmm? Namjachingu? Siapa dia?" tanya Kris. Chanyeol menatapnya tajam, "Kenapa kau ingin tahu namanya?" selidiknya. Kris menampar pelan pipi Chanyeol sambil berkata, "Haaaahh… aku hanya ingin tahu namanya Chanyeol! Percayalah aku tidak menyukainya.. dia milikmu seutuhnya…"
"Hehehe, dia bernama…. Park Baekhyun.." jawabnya dengan senyuman yang mengembang. Kris menyipitkan kedua matanya. Rasanya ada yang aneh dengan nama itu. Park Baekhyun? Benarkah?
"Ck tidak usah mengganti marga orang sembarangan!" ucap Kris, sukses membuat kebohongan Chanyeol luntur(?). ia mendengus kesal mengetahui nama itu ia ganti dengan marga yang sama dengan namanya.
"Kau menang Kris, dia bernama Byun Baekhyun.." ucap Chanyeol jujur. Sekelabat ide jahil muncul dikepala Chanyeol. Dia sedikit basa basi dengan mengalungkan lengannya di bahu Kris, bergelantungan manja layaknya sepasang kekasih? Mungkin.
"Kris~~~" panggil Chanyeol dengan nada semanja mungkin. Nada yang sangat amat persis saat Tao merengek dibelikan boneka panda. Kris menatap Chanyeol, "Apa?" Chanyeol tersenyum lebar, "Hmm… tadi aku tidak sengaja mendegar pembicaraan para namja cantik di kantin.. dan…" Chanyeol menghentikan perkatannya.
"And than…." Diam-diam Kris juga penasaran dengan pernyataan Chanyeol. "Mereka membicarakanmu…" kata Chanyeol sedikit berbisik. Kris mengubah posisi duduknya, "He? A-aku?" Kris menunjuk hidungnya sendiri, dan Chanyeol mengangguk mantap.
"Dan kau ingin tahu, mereka memanggilmu dengan sebutan apa?" Setelah beberapa detik untuk berfikir, Krispun mengangguk. "Memang apa?" tanya Kris. Chanyeol menyeringai.
"Benarkah?" Kris menjauhkan wajahnya dari Chanyeol. "Hentikan itu Chanyeol kau membuatku merinding! Cepat katakan saja!" Chanyeol tersenyum sambil menarik leher Kris lebih dekat. "Tapi ini hanya aku yang tahu, aku bisiki saja.." dengan terpaksa Kris memberikan sebelah telinganya. Dengan pelan-pelan, mulut Chanyeol mendekat.
"Mereka… memanggilmu… dengan sebutan….. BUJANGAN TUA!" bagaikan disambar petir, Kris membulatkan kedua matanya tak percaya. Sebenarnya Chanyeol hany mengulangi perkataan Tao yang ia tidak sengaja dengar waktu di kantin.
"YA! KAU MENGHINAKU EOH?!" pekik Kris tidak terima. "HUAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA!" Chanyeol tertawa kelas, dia tidak peduli jika seisi kelas tengah memperhatikan mereka berdua dengan tatapan yang heran.
"HAH.. HUAHAAHAHAHA Bu.. Bujangan hahahahaha.." Kris menutup kedua telinganya. Ingin sekali ia menyumpal mulut Chanyeol dengan sepatu yang ia kenakan saat ini juga.
"Hyaahhh! Terlambat! Terlambat! Terlambat!" suara itu terdengar beberapa detik setelah bel masuk berbunyi. Ketika Kris ingin membungkam mulut Chanyeol, ia terkejut mendapati sosok namja kantin menyebalkan dengan poni jelek andalannya. Lay, namja putih itu pun hampir saja terjatuh karena tersentak melihat tubuh jangkung Kris.
"KAU!" tunjuk mereka berdua bersamaan. Chanyeol mengedipakan mata berkali-kali, dan bergantian memandang Kris, lalu Lay, Kris.. Lay.. Kris.. Lay… entah sampai kapan ia akan melakukan itu. "Poni jelek! Kenapa kau ada di kelasku he?" tanya Kris dengan nada membentak.
"Wowowow! Seharusnya aku yang bertanya! Kenapa ada tiang listrik di kelas?" seisi kelas tertawa, termasuk Chanyeol yang masih teringat kejadian kantin lalu.
"Diamlah dasar poni jelek!"
"Heh Bujangan Tua! Berhenti membentakku!" seisi kelas pun menjadi ricuh dengan tawa karena ucapan Lay yang mengumbar aib Kris. Kris menajdi geram dan menaruh dendam di dalam benaknya. Anak ini benar-benar membuatnya hipertensi.
"HAHAHAHAHA!"
Zhang Yi Xing atau Lay berjalan kembali ke koridor sekolah demi mengambil iPod dan earphone-nya yang tertinggal saat pulang sekolah 30 menit lalu. Dia berjalan menuju deretan loker yang membentang dari ujung koridor hingga ujung lainnya. Dia menuju deretan loker paling ujung dan menatap lokernya sebentar lalu mencari mendapati kuncinya yang masih terpasang di sana. Aih~ penyakit pikunnya memang sering kambuh di saat-saat yang seperti ini.
Lay tersenyum sekilas menatap loker yang bernomor 17 itu. Dia kemudian mulai untuk membuka lokernya.
'BYUUUUURRR!'
Adalah suara saat loker berarna merah itu terbuka dan menyambut Lay dengan tumpahan air yang bercampur lumpur dan ember besar berwarna pink yang langsung menempel di kepalanya, "KYAAAAAAA!" seru Lay kemudian mengumpat habis-habisan.
"Huwaaaahhahahahahaa! Teriak seperti anak perempuan!" Kris tertawa histeris di tembok balik koridor merasa telah berhasil mengerjai musuh barunya itu.
"Asataga kau benar-benar jahat Krease!" kata Chanyeol yang melihat kejadian itu dan tawa Kris yang sangat histeris. Tao hanya mendesah sambil menepuk dahinya pelan, "Gege kau itu jahat sekali…" katanya sangat pelan.
Lay yang mendengar tawa histeris yang sangat famiiliar itu pun mendatangi tempat asalnya. Dia menggenggam segelas milkshake rasa strawberry yang sebelumnya ingin dia minum setelah pulang dari sekolah dan menghampiri Kris yang tertawa lebar sambil memegangi perutnya. Lay berjalan dan berhenti tepat di depannya.
"Kau…" katanya pada Kris yang masih terkekeh meski menyadari kehadiran Lay di depannya. Lay mengangkat tangannya dan menuangkan milkshake berwarna pink itu ke kepala Kris.
"WHAT THE-" ucapan Kris terputus saat Lay membuang gelas plastik itu ke arahnya dan berjalan pergi dengan tatapan dingin.
"GOSH! WHAT IS HE THINKIN' OF?" umpat Kris dan membuat Tao dan Chanyeol menatapnya prihatin.
"Kau yang terlalu kejam padanya Kris…" lanjut Chanyeol.
Kris namja didepannya mengedipkan matanya beberapa kali. Tao berbisik pada Chanyeol, "Sejak aku bertemu Sehun dan berpacaran, dan juga aku sering ke rumahnya, aku belum pernah melihat Lay ge semarah ini…" Chanyeol ber-nod nod ria.
"Haaahh… sudahlah.. ayo pulang! Jangan membuat ulah lagi!" Tao menarik jaket yang dikenakan Kris.
Chanyeol angkat bicara, "Ehem… mungkin.. itulah yang namanya bibit-bibit cinta…" Tao yang mendengarnya pun ber-oooo ria.
Malamnya, jam menunjukkan pukul 9 malam saat Tao mennutup buku biologinya di ruang TV. Di sampingnya, ada Kris yang sedang berbaring menatap layar TV karena telah selesai mengerjakan tugasnya. Tao mengacak surai hitamnya kesal.
"Hyaah… harusnya aku tadi meminta bantuan Lay-ge untuk membantuku mengerjakan tugas sialan ini!" umpatnya. Kris memukul belakang kepala Tao, "Tidak usah meminta bantuanya! Kau tidak sadar kau ini punya kakak?" ucap Kris.
"Kakakku tidak bisa diandalkan… makanya aku minta bantuan pada kakak iparku saja kkkk~~~" Tao terkekeh saat menyebut kata 'kakak ipar'. Ekspresi Kris berubah, menjadi… err sulit untuk dijelaskan. "HUANG ZITTTTTT-"
"Yi Fan… kau sudah siap?" tiba-tiba seorang lelaki, ehm… kakek-kakek menghampiri mereka berdua, sebenarnya yang dimaksud kakek-kakek itu adalah saeorang laki-laki dengan gaun merah menyala(!) yang menutupi tubuhnya.
"Ne—nenek? Waeyo?' Kris menghentikan aktivitasnya untuk memukuli adiknya. "Sudahlah, aku sudah mandi bukan? Ganti baju dan ayo kita berangkat…" Kris membulatkan kedua matanya.
"Ha? Kemana Nek?" tanya Kris. Kakek atau Kris bilang Nenek yang bernama Heechul itu tersenyum, "Mereka sudah menunggu.. cepat.."
"Mereka? Siapa?"
Sekali lagi Lay menaikkan bagian atas gaun berwarna pink yang menutupi dadanya, tanpa lengan. Sekali lagi TANPA LENGAN. Lay mengusap-usap lengannya yang tidak tertutupi sehelai kainpun itu, "Nek… dingin…" ucapnya dan membuat seorang lelaki berpakaian gaun biru tua itu menoleh ke arahnya, "Panggil aku kakek dan tidak apa-apa… nanti kalau dia datang dia pasti akan memberikan jasnya untuk menutupi tubuhmu…" katanya dan membuat Lay mendengus.
Dia kadang merutuki nasibnya akhir-akhir ini. Sudah sering datang terlambat gara-gara Luhan yang harus pamit dengan Xiumin yang tinggal 5 block jauhnya dari rumah Luhan, belum lagi bertemu dengan tiang listrik sialan yang membuat hari-harinya memburuk, dan harus stuck di depan sebuah gedung resepsi pertunangan D.O dan Suho? Astaga…
Tak lama sebuah mobil hitam berhenti tepat di depannya dan turunlah 2 orang darinya. Seorang namja tapi berpakaian gaun yang hampir mirip dengan milik neneknya tapi berwarna kontras dan yang satunya sorang pria dengan tuxedo warna hitam dan kemeja putih juga dasi panjang hitam bergaris yang sedikit kendor karena dua dua kancing atas kemejanya tidak dikancingkan. Tapi saat Lay melihat pria itu… dia ingat akan seseorang. Seseorang yang membuat hidupnya berantakan akhir-akhir ini…
Kris mengedipkan matanya berkali-kali berusaha memperjelas pandangannya bahwa orang bergaun pink sedada ini adalah Lay. Kenapa jantung Kris tiba-tiba bergetar begini? Kenapa dia melihat Lay malam itu begitu cantik… yah, cantik seperti yang dikatakan Tao. Kulitnya putih dan cocok dengan rambutnya yang kecoklatan, ditambah gaun berwarna pink sakura yang membalut tubuhnya makin membuat Kris menelan ludahnya.
"Kenapa melihatku seperti itu?" tanya Lay ketus menyadari pandangan Kris tidak beralih selain padanya. Lay menatap Kris, "Kau suka padaku ya?" dan langsung membuat Kris nyaris berteriak.
"HAH! Kau terlalu narsis poni jelek…!" umpat Kris.
"Jadi kalian sudah saling kenal? Bagus sekali…" ucap nenek Lay yang bernama Sungmin dan tersenyum melihat kedua cucunya ternyata berteman.
Mereka pun memasuki ruang dansa dan dua nenek mereka pun meminta mereka untuk berdansa. Awalnya Lay dan Kris sama-sama menolak, tapi melihat betapa sayang merka dengan nenek mereka, mereka rela harus berdansa bersama.
Kris dan Lay turun ke lantai dansa hampir bersamaan. Saat mereka sudah berhadapan, sebuah lagu mulai terdengar. Pesta pertunangan cucu sahabat nenek mereka itu cukup meriah karena hampir seluruh undangan yang diundang adalah pasangan. Tunggu! Berati mereka berdua adalah pasangan?
Pesta pertunangan itu diiringi dengan lagu yang sangat indah berjudul 'Angel'. Kris mulai memegang tangan putih Lay yang ternyata sangat lembut itu. Tangan kanan Lay pun terkalung di leher Kris yang lebih tinggi beberapa cm darinya, beruntungnya dia memakai high heels. Kris sedikit bingung saat akan bergerak karena yeah… dia tidak tahu cara berdansa.
"Tanganmu pegang pinggangku… begini." Kata Lay mengerti penderitaan Kris. Kris agak terkejut saam Lay menempelkan tangannya di pinggangnya yang ramping. Mereka mulai bergerak menurut irama.
"Kris kau menginjak kakiku…" umpat Lay kesal.
"Aku tidak bisa dansa."
"Yeah aku bisa melihatnya dengan sangat jelas…" kata Lay dan melanjutkan dansa mereka.
Mereka berdansa perlahan… pelan.. dan makin lama Lay makin larut dalam irama. Dance adalah hobinya dan ini bukanlah masalah sulit baginya kecuali dengan tiang listrik di depannya ini. Kris mengikuti laju permainan gerak Lay dengan perlahan. Dia baru tahu ternyata orang ini sangat bakat dalam menari. Ditambah wajahnya yang memang cute dan manis, apalagi jika memakai gaun seperti ini, dia terlihat makin cantik. Matanya… hidungnya… bibirnya… aih! Apa yang Kris pikirkan barusan? Mengingat kejadian pagi dan sore tadi membuat dendamnya bangkit lagi.
Selesai acara itu, mereka terpaksa. Oke ulangi lagi, TERPAKSA duduk berdua di tempat duduk belakang mobil Kris karena nenek Hee mengemudi dan nenek Sung berada di depan. Mereka berdua saling diam. Kemudian Kris berkata, "Nek, kita mau ke mana?"
"Pulang Yifan…"
"Kenapa lewat sini..?" dan neneknya tak menjawab. Dia mendengus kesal mendapati dua nenek jahil itu terkekeh kecil. Kemudian dia merasakan sebuah beban di bahu kirinya, "Eh?" Lay menyandarkan kepalanya karena dia tertidur.
Sesaat kemudian mereka sampai di sebuah rumah. Kris yang menyadarinya pun langsung membangunkan pria di bahunya itu, "Heh.. sudah sampai…" ucap Kris ketus.
Lay mengucek matanya sembari keluar mobil. Heechul dan Sungmin pun turut turun dan masuk ke dalam rumah yang ternyata milik nenek Lay itu. Mereka duduk di ruang tengah dan Kris berbisik pada neneknya, "Nek… kenapa kita ke sini?"
"Ada sesuatu…" jawabnya penuh misteri.
"Kalian harus jaga baik-baik hubungan ini ya… jangan sampai dirusak…" dan kata-kata Sungmin terngiang di kepala Lay dan Kris.
"Kenapa?" tanya Lay.
"Karena kalian akan bertunangan…" jawab dua kakek jahil itu bersamaan.
"APA?"
*TBC*
Review Please :D
