Title: After Dark
Author: Yuka Yuki and Near Kouyuu
Genre: YAOI! Romance, Fantasy
Pairings: KrisLay; TaoHun; BaekYeol; XiuHan
Length: Chaptered
Chapter: 1
Disclaimer: EXO belongs to God and themselves. No copast, no repost, no bashing… sankyuu~ ^^
Warning: Cerita pasaran, abal, GAK ADA FEEL! GAK ADA OC MAUPUN YEOJA DI SINI! *nyante aja kali?* hahahaha
Notes: insired by On The Spot(?) :P
Prologue
Kata orang, dulu saat dunia masih dikuasai nafsu dan kegelapan, ada satu makhluk yang sangat ditakuti oleh manusia. Makhluk dengan taring, dan tatapan membunuh yang akan membuatmu tidak bisa melarikan diri darinya. Kata orang, makhluk itu keluar saat malam hari. Tepat jam 11.59.
Makhluk itu hanya dapat dibunuh dengan menghujamkan sesuatu yang tajam, tepat di jantungnya. Berbagai legenda dan penelitian telah membuktikan beberapa petunjuk akan keberadaan makhluk itu. Namun… banyak orang tak percaya akan kehadiran makhluk itu.
Berhati-hatilah…. Mungkin makhluk itu akan mendatangimu, malam ini….
.
.
.
.
.
.
After Dark
ONE
.
.
.
.
"Kata orang, dulu saat dunia masih dikuasai nafsu dan kegelapan, ada satu makhluk yang sangat ditakuti oleh manusia. Makhluk dengan taring, dan tatapan membunuh yang akan membuatmu tidak bisa melarikan diri darinya. Kata orang, makhluk itu keluar saat malam hari. Tepat jam 11.59…" suara berat yang misterius itu terhenti beberapa sekon.
Kemudian terdengar kembali membuat bulu kuduk Luhan semakin berdiri, "Makhluk itu hanya dapat dibunuh dengan menghujamkan sesuatu yang tajam, tepat di jantungnya. Berbagai legenda dan penelitian telah membuktikan beberapa petunjuk akan keberadaan makhluk itu. Namun… banyak orang tak percaya akan kehadiran makhluk itu…" lalu terhenti lagi.
Lalu terdengar lagi, "Berhati-hatilah…. Mungkin makhluk itu akan mendatangimu, malam ini…" kata lelaki itu di hadapan Luhan.
Lalu, "HAHAHAHAHAHAHHAHAHHAAHHAHA!" tawa keras Chanyeol berhasil membuat buku yang baru dibaca Lay jatuh ke bawah.
"YA! PARK CHANYEOL BERHENTI MENAKUTIKU!" Lu Han, lelaki berambut pirang itu memukul lengan lelaki lain yang jauh lebih tinggi darinya itu sementara lelaki itu justru tertawa lebar saat menyadari Luhan sangat ketakutan.
"Kalian ini…" Lay yang telah berhasil menyelamatkan buku mahalnya dari injakan kaki Luhan pun kembali membacanya.
Vampire. Lay mendengar, maksudnya lagi-lagi mendengar cerita tentang hantu negeri dongeng itu. Di TV, banyak berita tentang adanya tanda-tanda keberadaan Vampire. Lay, sejujurnya, tidak terlalu peduli akan hal itu, hanya saja rasa penasaran yang kadang bersarang di otaknya mendorongnya untuk memperlajari lebih lanjut tentang hal itu.
Saat ini pun dia tak menghiraukan Luhan dan Chanyeol yang saling jambak, saling cubit, maupun saling memukul satu sama lain. Dia sedang focus membaca buku tebal lebih daari 300 halaman yang sangat fenomenal, 'Twilight'.
Matahari sore mengkontaminasi cahayanya dengan putihnya kulit Lay saat ini. Luhan dan Chanyeol masih berlarian di sekeliling lapangan basket kampus. Lay sesekali mengalihkan pandangannya ke arah kedua sahabatnya itu. Mereka sama saja seperti anak kecil…
Teringat akan anak kecil, Lay jadi ingat akan adik satu-satunya yang sampai pukul 6 sore ini belum pulang. Lay kemudian berdiri, "Hei… berhenti bercanda… ayo pulang, aku harus menyiapkan makanan untuk Tao." Katanya sambil mengambil tas ungunya tanpa memasukkan buku tebal bertema Vampire itu.
Luhan dan Chanyeol mengalihkan pandangannya pada Lay, lalu Chanyeol berbicara, "Itu adik kesayanganmu sudah datang!" katanya melepas cengkramannya pada rambut pirang kekuningan Luhan.
Lay menoleh ke samping kanannya saat Tao, adik satu-satunya itu berlari ke arahnya. Sebuah jas hitam di tangan kirinya dan dasinya bergoyang ditiup angin saat dia berlari menuju kakak yang amat disayanginya itu. Lay tersenyum lebih manis saat Tao sudah sampai di hadapannya.
Tao tersenyum membuat mata pandanya terlihat lebih manis, "Gege ayo pulang!"
"Aku pikir kau sudah pulang duluan…" kata Lay mengusap lengan Tao pelan. Tao terkikik kecil, "Aku menunggumu Ge.. hehehe…" katanya.
"Teman-teman aku pulang ya?!" kata Lay melambaikan tangannya sembari menggandeng Tao.
Mereka pulang dengan jalan kaki. Maklum, kampus dan sekolah di mana Lay dan Tao belajar berdekatan dengan rumah mereka. Mereka hanya membutuhkan waktu kurang lebih 20 menit untuk sampai di rumah mereka. Sore semakin petang saat Tao menyadari sesuatu.
"Ge, coba lihat ke arah sana!" tunjuknya pada satu arah yang membuat Lay mengalihkan padangannya saat hampir sampai rumah mereka. Sebuah castle.
"Oh, castle itu? Ada apa memangnya?" Tanya Lay. Tao menghembuskan nafasnya, "Itu castle yang 'katanya' dihuni oleh vampire Ge… hiiii aku jadi takut karena rumah kita berdekatan." Kata Tao.
Memang, castle itu hanya berjarak kurang dari 200 m dari perumahan Lay dan Tao. Hanya, castle itu berdiri megah di atas sebuah bukit kecil dan di arah barat. Sehingga saat matahari tenggelam, castle itu terlihat lebih menyeramkan.
"Kalau sudah tahu, kau jangan main-main ke sana… ayo masuk!" suruh Lay melepas sepatunya lalu diikuti Tao yang mengomel, "Ge… aku ini sudah kelas 2 SMU… aku sudah besar…" katanya.
Lay terkekeh, "Itu artinya… boneka panda kesayanganmu itu boleh Gege jual kan?" dan mata panda Tao membulat seketika, "ANDWAEEE!" teriaknya dan membuat Lay yang sedang menyalakan air untuk Tao pun tertawa kecil.
"Sudah-sudah cepat mandi! Kau bau…" kata Lay mengakhiri bercandanya. Tao mempoutkan bibirnya, "Gege juga bau…" lalu menjulurkan lidah sambil menyambar handuk putih di tangan Lay, dan masuk ke dalam kamar mandi.
Lay masih tersenyum saat sesuatu menarik perhatiannya. Lay berjalan mendekati jendela yang mengarah langsung ke bukit di mana castle itu berdiri. Lay menggigit bibirnya melihat gumpalan awan hitam mengarah ke wilayahnya. Sepertinya akan hujan lagi.
Benar saja, rintik hujan tiba-tiba jatuh begitu saja dari langit membuat jendelanya sedikit basah. Lay masih melihat ke castle itu saat Tao keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya dan berkata, "Hari ini makan apa Ge?" tanyanya.
Lay mengalihkan pandangannya dari castle dan berlaih pada Tao yang masih berdiri di depan kamar mandi dengan celana pendek dan kaos oblong. "Hanya Kimchi Spaghetti…" jawab Lay tersenyum sambil berjalan ke arah kulkas.
"Gege mandi dulu saja…" suruh Tao dan Lay mengiyakan.
.
.
.
"HOAAAAMMM! Akhirnya malam tiba juga… tidurku nyenyak sekali." Baekhyun menguap lebar sambil merentangkan tangannya. Xiumin, lelaki berpipi gempal itu masih belum keluar juga dari kamar tidurnya. Sinar matahari yang cukup menyengat tadi siang membuatnya merasa malas untuk keluar. Berbeda dengan Kris, lelaki jangkung itu sedang membaca buku setebal lebih dari 300 halaman. Sebuah novel, 'Twilight'.
Oh Se Hoon adalah yang paling muda di antara mereka. Dia mendengus kesal lalu berkata, "Gege-gege ku ini tidak punya perasaan sama sekali…" katanya sambil memajukan bibirnya beberapa mili. Kris dan Baekhyun mengalihkan pandangan mereka sekilas pada Sehun.
"Memangnya kami ini kejam kenapa?" tanya Baekhyun jengah. Dia kemudian beranjak dari sofa dan duduk di samping Sehun. Sehun yang duduk di lantai pun menggeser sedikit, memberi ruang untuk Baekhyun.
"Kalian curang! Kenapa kalian belum mulai kuliah? Sedangkan aku sudah harus sekolah…" kata Sehun dan menggembungkan pipinya. Baekhyun terkekeh kecil.
"Itulah tugas anak sekolah! Hahahah!" katanya tertawa lebar memamerkan giginya yang tajam jika sampai menembus kulit manusia. Sehun memukul pelan lengan Baekhyun.
"Ya Hyung! Berhenti tertawa!" kata Sehun semakin mempoutkan bibirnya. Kris kemudian ikut menyahut, "Kami masih mengurus administrasi, besok kami juga akan kuliah… tenanglah saja Sehunnie…" katanya dengan suara husky-nya tanpa mengalihkan pandangan dari buku bertema Vampire itu.
Kris tersenyum kecil saat menutup bukunya dan berdiri. Melangkahkan kakinya ke jendela yang terbuka membuat udara dingin menusuk tulangnya. Hujan. Air turun begitu deras malam ini. Langit pun gelap, tak menunjukkan keramahan sedikitpun. Jendela yang terbuka membuat kulitnya tampak lebih pucat karena mempersilakan titik-titik air membasahinya dan membuatnya terasa lebih dingin dari biasanya. Kris melayangkan pandangannya pada hamparan bangunan yang penuh sesak dengan kelip lampu menerangi. Beberapa orang keluar untuk mencari makan maupun bermain. Kris senang melihat itu meski dia jarang bisa merasakannya.
Andai dia manusia…
"Ge kau melamun?" seruan Sehun membuat Kris tersadar dari lamunan bodohnya. Kris tersenyum canggung menatap Sehun.
"Tidak apa-apa…" Kris menggeleng pelan dan tersenyum menghampiri Sehun dan mengusap kepalanya pelan. Sehun terkikik lalu bicara lagi, "Ge… enak ya jadi manusia? Bisa makan apa saja… aku lapar~" katanya dan Kris justru terkekeh mendengarnya.
"Sabarlah sedikit, okay?" kata Kris dan Sehun mengangguk kecil.
.
.
.
Jam menunjukkan pukul 7.30 malam. Tao dan Lay makan dalam diam. Hanya ada suara denting dari pertemuan sumpit dan wadah makan mereka, di sertai hujan yang terus mengguyur dan semakin lama semakin deras.
Tao akhirnya membuka pembicaraan, "Tadi di sekolah ada murid baru Ge… dan dia satu kelas denganku." Katanya.
Lay terlihat tertarik kemudian memasukkan satu potong kimchi ke mulutnya, "Oh ya? Siapa namanya?" tanyanya.
"Oh Se Hoon. Dia pindahan dari Canada Ge… dia punya 3 darah, ayahnya orang Canada dan ibunya China-Korea. Keren sekali…" kata Tao mengungkapkan kekagumannya. Lay terkekeh kecil lalu bertanya kembali.
"Orangnya seperti apa?"
Tao terlihat berpikir sejenak sambil mengunyah makanan yang belum sempat dia transfer ke lambungnya, "Dingin. Dia orangnya dingin sekali Ge… dan entah mengapa kulitnya pucat sekali. Kalau berjalan dia selalu menunduk jadi aku tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas, dan tidak pernah menyapa kami… pendiam sekali…" kata Tao dan Lay hanya ber-hmmm ria.
"Jangan-jangan dia juga vampire… hati-hati dia bisa menghisap darahmu hahaha!" canda Lay membuat Tao memukulnya dengan sumpit dan membuatnya terkekeh geli.
"Ya! Jangan bicara begitu! Ge… castle yang di sana itu ada penghuninya ya? Tiga hari terakhir ini aku sering melihat empat orang memasuki castle itu, dan sepertinya mereka tinggal di sana." Kata Tao.
Lay berpikir sejenak dan rasa penasarannya pun semakin meningkat, "Benarkah?"
Tao mengendikkan bahu, "Sudahlah Ge… tidak penting. Sekarang biar aku yang mencuci piringnya!" kata Tao semangat dan merapikan meja makan. Lay berdiri, tersenyum lalu mengusap pelan rambut Tao.
Lay pun berjalan ke kamarnya sendiri. Rasa lelah setelah kuliah membuat badannya terasa remuk. Dia melemaskan otot-otot kepalanya seraya melangkah ke tempat tidur. Merentangkan tangannya lalu menjatuhkan dirinya ke atas ranjang empuknya. Matanya layang ke langit-langit rumahnya. Putih, bersih…
Apa benar vampire itu ada?
Lay memejamkan matanya, menetralisir otaknya agar tidak berpikir macam-macam malam ini. Dia memiringkan tubuhnya sambil menaikkan selimut dan memeluk gulingnya, merasakan kehangatan perlahan masuk ke permukaan kulitnya. Dia kemudian terlelap begitu saja saat hujan masih terus mengguyur kota bernama Seoul itu.
.
.
.
Denting jam menunjukkan pukul 11.59 malam.
Kris menengadah ke atas saat merasakan taring-taringnya tumbuh kembali. Rasa sakit karena selama 2 hari ini dia tidak menghisap darah segar manusia mempengaruhi tumbuhnya taring tersebut. Matanya pun sudah berganti iris dan menjadi sedikit gelap. Rintik hujan yang tak berhenti tak membuat gairahnya surut. Baekhyun, Sehun dan Xiumin pun sudah berada di atap sejak tadi. Taring-taring mereka sudah tumbuh dan tinggal menunggu untuk menghisap darah manusia. Setelah kedua taringnya benar-benar tumbuh, Kris menatap hamparan bangunan yang berada di hadapannya saat ini. Gelap… sepi… sunyi…
Dia suka bagian ini.
Mereka berempat melayangkan pandangan ke seluruh penjuru kota demi menemukan mangsa untuk memuaskan dahaga mereka. Mata Baekhyun akhirnya menemukan beberapa target di pojok kota. Anak-anak muda sedang berpesta minuman dan Baekhyun ingin bergabung di dalamnya.
Mereka akhirnya melompat dari atas castle dan pergi menuju lokasi pertama mereka. Ini akan menjadi pengalaman berharga bagi mereka.
Manusia-manusia penuh dosa itu menjerit tak karuan saat empat vampire itu mulai mengerang, mengaum seolah mereka sudah tidak makan 3 tahun. Tidak banyak yang bisa dilakukan oleh manusia-manusia itu saat satu persatu dari mereka dihisap darahnya.
Darah manusia Seoul ternyata tak semanis darah manusia di Canada maupun di China. Kris, Baekhyun, Sehun dan Xiumin menyadari betul hal itu. Akhirnya dengan dahaga yang mulai terpuaskan mereka meninggalkan jasad-jasad manusia berdosa itu di tempatnya.
Sehun membersihkan sisa darah dari taringnya dengan lidah saat sampai di castle. Xiumin masih mengerang karena merasa masih belum puas. Sedangkan Baekhyun melakukan hal yang sama dengan Sehun. Kris diam. Menatap kosong ke kota Seoul. Darah mereka tak semanis yang dia bayangkan. Dia masih terdiam di kursi tempat biasanya dia membaca buku dengan taring dan mulut masih penuh darah.
Dia butuh seseorang…
Seseorang yang bisa memuaskannya…
.
.
.
"Huang Zi Tao, cepat bangun atau aku akan meninggalkanmu!" teriak Lay saat adik kesayangannya itu tak kunjung bangun dari tidur indahnya. Dia mendengar erangan putus asa dari Tao yang masih menutup diri dengan selimutnya. Dengan kesal Lay membuka selimut yang menutup tubuh adiknya itu.
"Tao, cepat bangun dan mandi! Kalau kau terlambat bagaimana? Ayo cepat!" Lay menarik tangan Tao dan membuat Tao mengerang kecil.
Beberapa umpatan sempat keluar dari mulut Tao saat dia berjalan ke sekolah. Lay tidak menghiraukan adiknya yang masih menguap itu dan justru terkekeh geli. Tao menatapnya kesal dan memukul lengannya kecil.
"Sudah puas?" tanya Tao sarkasme.
"Belum." Jawab Lay dan kembali terkekeh. Tao mendengus kesal. Akhirnya mereka tiba di ujung jalan yang biasa memisahkan mereka. Tao melambaikan tangannya setelah berpamitan dengan Lay.
Lay berjalan di beranda kampusnya. Seperti biasa, buku-buku sastra Inggrisnya duduk manis di tangannya. Lay berjalan ke kelasnya saat dia melihat orang yang asing di matanya. Orang asing itu tinggi sekali. Kulitnya putih, tapi sedikit pucat. Tubuhnya yang tinggi serta raut wajahnya yang tegas terasa begitu serasi. Apakah orang itu model? Lay masih memperhatikan orang itu sambil berjalan menuju kelasnya.
"Hai Lay~" sapa Chanyeol ramah. Lay tersenyum membalas sapaan Chanyeol dan duduk di samping Luhan yang sibuk dengan kaca. Lay tidak mempedulikan jeritan Luhan saat Chanyeol mengambil kaca berframe pink itu darinya.
Lay kemudian mengambil buku dari tasnya dan membukanya. Sampai halaman berapa dia kemarin? Setelah menemukan halaman yang dia cari, dia mulai membacanya. Kemudian telinganya mendengar suara TV dari ponsel teman sekelasnya berbunyi. Awalnya dia tak peduli akan hal itu, sampai akhirnya dia mendengar hal yang sangat dia ingin ketahui.
"Katanya semalam ada pembunuhan di ujung kota." Kata lelaki manis bernama Lee Tae Min itu sambil menunjuk ponselnya. Lay masih melanjutkan acara membacanya.
Kim Jong Hyun tersenyum lalu berdiri di belakang Taemin seraya melihat tayangan berita di TV, begitu pula beberapa orang lainnya. Jonghyun berkata, "Anehnya, kenapa semua korban ditemukan dengan luka gigitan di leher mereka?" tanyanya.
Seorang pemuda bernama Key terkekeh, "Mungkin itu perbuatan vampire… seperti di film-film itu…" katanya membuat Chanyeol dan Luhan ikut menimbrung ke dalamnya.
Vampire?
Lay terhenti sejenak karena merasa tertarik. Namun karena teman-temannya tengah berkerumun seperti itu, dia enggan turut masuk ke dalamnya. Lalu dia mendengar lagi, "Bekas gigitannya pun berbeda-beda. Ada 1, 2, 3… 4! Yah, ada 4 gigi yang berbeda, artinya ada 4 orang vampire yang menyerang mereka!" ucap Chanyeol dan membuat Lay mulai tertarik arah pembicaraan itu.
Mengingat ucapan Tao waktu itu, membuat Lay merasa sedikit merinding dibuatnya. Chanyeol berkata lagi, "Haaahhh…. Jadi ingin punya pacar vampire hahahaha!" candanya dan membuat orang-orang di sekitarnya terkekeh.
Luhan memukul kepala Chanyeol pelan, "Hush! Gila kamu!" katanya dan Chanyeol hanya tersenyum menanggapinya.
.
.
.
Tao bergerak indah dengan pedang panjang tergenggam di tangannya. Gerakan-gerakan melompat, berputar, menendang, memukul, dan beberapa gerakan atraktif lain mampu membuat kerumunan siswa di sekitarnya berdecak kagum.
Oh Se Hoon merutuki nasibnya, lagi. Setelah disuruh membersihkan toilet oleh kakak kelas sialan, lalu dibully habis-habisan karena salah menjawab pertanyaan guru biloginya. Hey! Apa yang salah dengan itu? Maksudnya, apa salah kalau dia salah menjawab pertanyaan? Bukankah itu hal yang wajar? Rasanya dia hanya ingin menghisap darah orang-orang itu. Itulah mengapa dia sekarang sedang berjalan terburu menuju rumahnya. Melewati kerumunan dan memasuki area lapangan di mana Tao berlatih wushu.
'DEG!'
Rasanya seperti ada yang menghambat laju nafasnya saat dia terkesiap. Sehun yang semula menunduk kemudian mendongak menatap Tao lurus dengan ekspresi ketakutan. Tinggal beberapa mili lagi, pedang tajam itu akan menusuk jantungnya. Tao melongo melihat Sehun yang masih membeku di tempatnya. Ternyata wajah lelaki itu manis sekali. Tapi… kenapa pucat pasi begitu?
Tao akhirnya menyadari penyebabnya dan segera menarik kembali pedangnya. Sehun menghela nafas dan tiba-tiba pingsan.
"EEEHHH?" Tao berteriak dan membopong Sehun ke UKS.
Aroma obat masuk dalam indra penciumannya saat membuka matanya yang kabur perlahan. Dia mengernyit saat membuka matanya dan menemukan lelaki yang telah membuatnya hampir mati itu tersenyum padanya.
"Kau sudah sadar?" tanyanya pelan dan Sehun menatapnya horror. Tao yang merasa sedikit bersalah pun menyentuh dahi Sehun dan membuat Sehun membulatkan matanya merasakan pipinya memanas.
"Kau masih sakit? Maafkan aku." Kata Tao pelan dengan suara gentlenya. Sehun mengangguk pelan.
Mereka terdiam beberapa saat sebelum Tao akhirnya bicara kembali, "Kita satu kelas, tapi tidak tahu satu sama lain. Hai, namaku Huang Zi Tao." Katanya mengulurkan tangan pada Sehun.
"Aku… Oh Se-"
"Oh Se Hoon. Yah, aku sudah tahu…" kata Tao tersenyum dan berhasil membuat dunia Sehun berhenti sejenak.
And this person… come into my heart.
.
.
.
Suasana cafetaria malam itu cukup mencekam. Sudah pukul 6 petang.
Lay masih berpikir. Apakah benar mereka mati karena vampire? Sepertinya tidak mungkin. Tidak mungkin ada vampire di dunia ini. Yah… tapi beberapa fakta dan beberapa kasus telah membuktikan. Yang paling parah memang berita hari ini.
"Woy~ jangan melamun! Ice cream-mu meleleh tuh…" kata Luhan menepuk bahu Lay dari belakang. Lay mengerang saat menyadari ice cream strawberry favorite-nya meleleh. Luhan tertawa dan Chanyeol pun turut tertawa.
"Eh, nanti hang out yuk? Malam minggu…" kata Chanyeol tersenyum, tepat menyeringai.
Luhan berkata, "Setuju! Rasanya sudah lama sekali kita tidak hangout bersama. Bagaimana Lay? Kalau kau mabuk seperti bulan lalu, kami siap mengantarmu kok~" kataLuhan melakukan wink membuat Lay memutar bola matanya.
"Terserah." Katanya.
Lay baru sadar ada yang tertinggal di lokernya saat hendak memakan ice creamnya. Lay lalu berdiri, "Aku lupa headset-ku! Sebentar ya? Jangan tinggal aku!" Luhan dan Chanyeol mengangguk dan Lay berlari ke lokernya dengan buku masih di tangannya.
Karena berlari terlalu kencang dia menubruk seseorang di tengah perjalannya dan membuat buku-buku orang itu jatuh. Lay cepat-cepat minta maaf dan ikut terduduk membantu lelaki itu membereskan buku-bukunya.
"Maafkan aku…" kata Lay untuk ke sekian kalinya. Lelaki itu tak bergeming dan hanya terus merapikan kertas dan buku-bukunya yang berserakan. Lay mendongak hanya untuk mendapati dirinya terpaku oleh sepasang mata tajam orang itu. Orang itu… orang asing itu…
"Aku juga harus minta maaf." Kata lelaki itu dengan suara beratnya. Lay masih tak bisa berkutik saat lelaki itu mengulurkan tangannya dan berkata, "Kris…"
Lay tersadar dan tersenyum canggung lalu menerima jabat tangan itu, "Lay…" setelah perkenalan singkat itu, Lay dan Kris berdiri.
"Kalau begitu aku pulang… sampai jumpa." Kata Kris menepuk bahu Lay pelan dan Lay tersenyum karenanya.
Lay menatap buku 'Twilight' di genggamannya. Hm… sejenak dia mulai lupa dengan adanya vampire. Dia segera berjalan ke lokernya, mengambil headset dan berjalan ke cafetaria dekat kampusnya lagi. Saat di perjalanan, Lay tak sengaja melihat orang itu berjalan dengan 2 orang lain yang sepertinya juga mau pulang. Anehnya… kenapa mereka berjalan ke arah castle itu?
Apa jangan-jangan mereka itu…
TBC
Mind to R/R my Fic guys? :D
