ANOTHER SECRET
Story by: Pororo (Galih Wira)
Edited By: Rikka (Admin)
Disclaimer: Masashi Kishimoto
Standart Warning Applied
.
.
.
(Sasuke POV)
Setiap orang punya rahasianya sendiri. Tak terkecuali aku. Mungkin dalam hatiku yang paling dalam aku ingin membaginya, sedikit rahasia dengan Dia. Sayangnya mungkin rahasia ini akan tetap jadi rahasia. Dia, akan selalu menjadi Uchiha, bahkan jika ia mengingkari itu.
Sampai kapan kau akan lari Hinata? Apakah kematian Itachi juga tak bisa membuatmu tertahan di sini?!
(End Sasuke POV)
Pemuda raven itu masih memandangi siluet kota dari ruangan kerjanya yang tinggi. Seolah menjangkau semua dari sana. Uchiha selalu suka mengendalikan sesuatu. Mereka tidak suka di bawah apapun atau siapapun. Mereka bebas, tapi juga terpenjara oleh sesuatu yang disebut ego.
Uchiha Sasuke bukan orang yang mudah jatuh cinta. Tapi jika ia sudah mengenalnya maka ia akan tetap terjerat dalam pesonanya. Selama ini lebih dari tujuh tahun setelah kematian kakaknya ia masih menyembunyikan perasaannya. Ia terlalu pengecut untuk mengakui mencintai mantan tunangan kakaknya.
"Hinata.." ia bergumam, seolah memanggil nama itu adalah sebuah dosa.
XoxOxXoXxO
Hinata yang sekarang bukan lagi gadis lemah, kematian Itachi tujuh tahun yang lalu telah mengubahnya. Ia telah bertranformasi sebagai seorang wanita yang mandiri dan waspada. Sakit hati, penghianatan, dan kehilangan mengajarkan ia untuk selalu melindungi dirinya sendiri, dan Neji sukses membentuk wanita lemah lembut itu menjadi wanita cerdas dan bisa diandalkan. Ia tidak membutuhkan siapapun. Bahkan para Uchiha.
"Mama." Suara khas anak lelaki kecil hinggap di pendengarannya. Bocah lelaki tampan dengan rambut emo berwarna hitam itu tiba-tiba saja memeluknya.
"Kei-chan, ayo ganti baju dulu," ujarnya seraya mengelus surai hitam legam mahkota putranya. Bocah itu hanya menyeringai lalu berlari meninggalkan sang ibu yang terlihat terkejut.
"Kenapa kau begitu mirip dengannya?" Hinata bergumam lirih, entah mengapa hatinya terasa ngilu.
XoxOxXoXxO
Hyuuga Neji memainkan cairan merah di dalam gelas bertangkai panjang yang dipegangnya. Ia memamerkan seringai yang hampir jarang ditunjukkannya. Sebagai profil muda yang kariernya mengesankan, ia tak perlu khawatir tidak ada wanita yang meliriknya. Namun ia hanya menginginkan wanita itu. Hanya dia. Sayangnya ia hanya ditakdirkan sebagai pelindung. Ia mengasihani dirinya sendiri.
Ia mendekatkan permukaan gelas, menghirup aroma red wine terbaik yang dihadiahkan Naruto setelah pulang dari Perancis. Ia menyesap pelan wine yang tertera buatan tahun 1982. "Cih..!" ia berdecih, merasa kekecewaan masih menderanya.
Flash back on
Neji tahu kalau menggunakan 'brain storming' dengan orang yang labil itu adalah tindakan yang bisa dikategorikan melanggar hukum. Ia tahu betul akan hal itu. Tapi rahasia yang ia simpan sendiri semakin lama menjerumuskan hatinya ke lubang dosa yang tak terjangkau. Ia berdosa. Karena diam-diam mencintai adiknya. Ia berdosa karena telah memalsukan kebenaran.
"Itachi ditemukan tewas. Kau harus kuat, Hinata." Suara Neji terdengar dingin, ia masih memegang bahu ringkih adik sepupunya. Hinata hanya bisa diam, tapi matanya yang sayu terus mengeluarkan cairan bening.
"Tidak mungkin," suaranya lirih, " D-Dia b-b-baru saja meneleponku, Nii-san.."
Neji tahu kalau Hinata akan menyangkal kepergian Itachi, persis dengan apa yang diprediksinya. "Dia ditemukan tewas… bersama Konan." Lanjutnya, dan yang dia hadapi kemudian adalah Hinata yang tidak sadarkan diri.
Neji tahu kalau Konan adalah mantan pacar Uchiha sulung itu, dan dia juga nyata-nyata tahu, alasan Itachi bisa semobil dengan wanita berambut ungu tersebut. Tapi Neji memilih untuk bungkam, dan membiarkan fakta baru menyeruak. Bahwa Uchiha Itachi mati bersama mantan kekasihnya. Kemudian orang akan mengasumsikan bahwa lelaki Uchiha itu berselingkuh. Apalagi jika si wanita sedang menggenggam sebuah kotak beludru yang berisikan cincin pernikahan tertulis 'Itachi'.
Lalu berkat kelicikannya ia mengambil sebuah cincin yang ada di saku jas Itachi. Sebuah cincin yang bertuliskan 'Hinata'. Cincin yang tak pernah sampai pada pemiliknya. Cincin yang seharusnya meluruskan segalanya…
Ya seharusnya.
End of flashback
XoxOxXoXxO
Membenci Itachi dan Sasuke adalah satu-satunya yang bisa memperkuat Hinata. Ia membenci duo Uchiha itu. Membenci Itachi karena berani menghianatinya. Menghancurkan harapannya. Ia menyayangi Itachi, meski pria itu jelas bukan orang yang dicintainya. Kerena Hinata sendiri tahu, hanya lelaki raven yang mencuri hatinyalah yang ia cintai. Adik Itachi yang lebih dulu mencicipi tubuhnya dibandingkan sang kakak.
Ya, rahasia besar terungkap. Hyuuga Keita bukan anak biologis Itachi, yang sialnya Sasuke mengatakan itu ditelepon. Telepon yang menghadiahkan kecelakaan maut bagi Uchiha Itachi.
Ya..
Setiap orang punya rahasia..
XoxOxXoXxO
Hyuuga Neji menyeruput teh hijau d depannya. Hatinya mencelos saat lelaki bersurai hitam ini mengutarakan niatnya. "Neji, ah! Maaf, aku harus membiasakan diriku memanggil Nii-san." Itachi memamerkan cengiran yang membuat alis Neji naik sebelah.
"Apa maksud semua ini?!" Neji tahu, tapi memilih berpura-pura tidak tahu. Pria Hyuuga itu tidak pernah mau membayangkan Hinata berganti marga. Tidak dengan Uchiha atau yang lain. Salahkah obsesinya itu?
Itachi menelan ludah, tahu betul perasaan Hyuuga Neji. Ia tahu sejak lama, kalau sebenarnya perasaan Neji tidak sesederhana sister complex. "Maaf, aku terlambat," suara wanita menginterupsi psy war kedua anggota kepolisian itu.
Neji dengan wajah poker face hanya tersenyum sarkastik saat wanita berambut ungu itu menyeret kursi di sebelahnya. Perempuan itu adalah Konan. Mantan pacar Itachi, pemilik Origami Art Jewelery, tempat dimana Itachi memesan sepasang cincin kawin.
"Aku tidak akan berkomentar apapun, Itachi. Aku tahu kau menyuruhku kesini bukan untuk sekedar pamer cincin." Tukas Hyuuga Neji dingin. Wajah Konan dihinggapi rasa penasaran, sebenarnya apa yang ingin kedua lelaki itu ungkapkan? Itachi menyeringai, lalu dengan santai mengambil napas dan memulai pembicaraan.
"Kau takkan pernah berhasil. Berapapun besarnya cara yang kau gunakan, takdirmu adalah Hyuuga dan dia Uchiha."
"Cih, kau hanya sebuah tameng Itachi, kita berdua tahu siapa romeonya." Neji berkata dingin untuk menutupi hatinya yang panas.
"Kau hanya akan berakhir menjadi kakak, dan aku akan berakhir menjadi suami serta ayah."
Neji menggeram, "Apa maksudmu?!"
Itachi mengangkat sudut bibirnya, ia bahagia, sangat. Ia adalah pemenang. "Akan ada Uchiha baru."
Srrraaakkk...
Neji bangkit dari kursinya, menahan amarah yang siap meremukkan wajah siapapun. "Meskipun kau akan menang, tapi Sasuke-lah yang menjadi raja. Meski begitu, selama aku hidup, akan kupastikan menjadi Uchiha tidak akan semudah itu."
XoxOxXoXxO
"Sa-Sasuke-kun.." Hinata terkesiap menyadari sosok itu telah berdiri di ruang tamu apartemen miliknya.
"Ternyata Itachi menyiapkan apartemen ini untukmu. Cih, tidak kusangka!"
Hinata mati-matian untuk tidak lagi menangisi lelaki di hadapannya ini.
"Tinggalkan dia. Kembalilah padaku." Suara serak Sasuke bergaung di telinga Hinata.
Hinata sadar betul siapa Sasuke. Lelaki yang ambisius melebihi siapapun yang dikenalnya. Lelaki yang meninggalkan dirinya untuk menjadi yang terhebat, yang bahkan mendepak kakaknya sendiri.
"Tidak!" kali ini Hinata tidak mau lagi dikendalikan oleh orang ini. "Hu-hubungan kita su-sudah berakhir."
"Aku tidak pernah mengakhirinya!" Tegas Sasuke.
"Sa-Sasuke-kun..." Hinata memohon. "To-tolong biarkan aku ba-bahagia." Air mata Hinata jatuh perlahan.
"Tidak! Takdirmu hanya denganku!" Ujar Sasuke angkuh.
"Aku memilihnya." Hinata membiarkan air mata membanjiri pipinya. Sasuke menjangkau Hinata dengan beberapa langkah lebar lalu mendekap perempuan mungil itu dalam pelukannya. "Sssshhhh, jangan menangis."
XoxOxXoXxO
Memandangi Hinata yang tertidur adalah kegiatan yang membuat hati Sasuke bahagia. Tapi tiba-tiba perasaan takut menyergapnya. Ia takut kehilangan Hinata. Ia takut, sangat takut. Masalahnya ia tahu siapa Itachi. Tahu perasaan Anikinya terhadap Hinata. Ia tidak bisa melepas kekasihnya untuk kakaknya. Tidak untuk Itachi!
Karena Sasuke tahu, Itachi tidak mudah dikalahkan.
Hujan perlahan mengguyur Konoha, seolah memang digariskan untuk menjadi requem Itachi. Uchiha bungsu menyeringai, sepertinya bohlam imajiner di atas kepalanya baru saja menyala. Si bungsu Uchiha menekan angka lima dalam handphone-nya.
"Hallo." Suara Anikinya hampir tertelan kebisingan jalan dan hujan.
"Aniki."
"Mau apa kau Sasuke?!"
"Putuskan Hinata sekarang."
"Jangan mimpi!" Terdengar geraman di seberang.
"Hinata bersamaku," Sasuke lantas melirik perempuan yang masih terlelap di ranjang.
"..."
"Anak itu anakku, bukan milikmu.." dingin, itu ekspresi pria berambut raven yang dikenal sebagai Uchiha Sasuke. Detik berikutnya yang terdengar hanya decit rem dan suara hantaman yang memekakkan telinga.
.
.
.
.
To Be Continue
Yosh, satu lagi fic sumbangan dari member!
Kali ini dari Galih Wira-san dengan Pennem Pororo :D
Silahkan review bagi yang berkenan, dan silahkan bagi yang ingin berganbung dengan page kami di FB
Salam Hangat
Rikka
Admin
