TWO SIDES GIRL'S BUTLER

PAIRING:SasuXFemnaru

Warning:Gaje,typo(s),OOC,aneh,de-el-el

Summary:Bagaimana jika Naruto,seorang gadis otaku tomboy dikutuk menjadi gadis berkepribadian ganda? Dan apa yang terjadi jika seorang butler tampan nan perfect diutus untuk melayani hidupnya?

DON'T LIKE,DON'T READ!

Hari yang cerah di Konohagakure. Matahari bersinar terang,awan biru menggantung cerah,dan semilir angin terasa sejuk. Ya,musim semi telah tiba. Bunga-bunga bermekaran dengan indahnya,membuat suasana penuh ketenangan dan kedamaian. Penduduk Konoha sangat senang dengan perubahan musim ini. Orang-orang terlihat lebih ramah dari biasanya,lebih banyak tersenyum dan tertawa. Semua aktivitas terasa menyenangkan begitu mengamati bunga-bunga indah bermekaran di segala tempat. Ya,semuanya sangat bersemangat menyambut hari pertama musim semi.

Kecuali satu orang.

"Hei,Naruto,ajarkan aku Bahasa Inggris. Besok kita ulangan. Kau tahu,kan,aku paling lemah dalam hal ini?"pinta Kiba setengah memelas. Orang yang dimintai tolong hanya menguap panjang.

"Nanti saja,Kiba. Biarkan aku tidur dulu,oke?"elak bocah berambut kuning itu malas. Badannya menggeliat berkali-kali.

"Kau sudah tidur selama 3 jam pelajaran,Naruto. Tidak baik tidur di kelas,nanti kau ketinggalan pelajaran. Ayolah..."bujuk Kiba sambil mengetuk-ngetukkan buku jarinya di meja Naruto.

"Apa yang akan terjadi kalau aku menolak?"kata Naruto menatap tajam sosok di depannya. Dia tidak suka diganggu ketika dia mau tidur. Lalu apa salahnya tidur selama 3 jam? Shikamaru saja yang tidur sepanjang pelajaran bisa menjadi juara umum setiap tahun,batin Naruto. Sosok itu berpikir sejenak,lalu menyeringai lebar.

"Aku akan memberitahu pada ibumu kalau kau berkelahi lagi dengan preman dua hari yang lalu. Oh,ya,apa memar akibat pertarunganmu dengan Neji sudah sembuh? Atau kau memakai bedak untuk menyembunyikannya? Bagaimana dengan tulangmu yang patah ketika kau terjatuh dari poh..."

"Hm,jadi Kiba,dalam perbandingan antara American English dan British English,terdapat perbedaan pada beberapa kata kerja,misalnya pada kata pedang,yaitu sabre dengan saber. Tidak masalah apa yang akan kau gunakan. Tapi kau harus memahami bahwa penting untuk menjaga keselarasan jenis kata sebelumnya. Apa kau sudah paham?"jelas Naruto serius dengan bulir besar keringat berjatuhan di wajahnya. Kiba ternganga sejenak,lalu tertawa keras-keras.

"Hahaha!"tawanya keras "Tadi kau bilang kau tidak mau mengajariku? Lalu kenapa setelah aku bernostalgia sedikit kau langsung berubah pikiran?"lanjutnya pendek-pendek karena kesulitan menahan tawa. Naruto menatapnya dengan pandangan menusuk.

"Kau mau kuajari atau tidak?"ujar Naruto dengan aura gelap yang menjadi background suasana saat ini. Kiba tertawa gugup. Dia langsung terbayang bagaimana parahnya luka Lee setelah dihajar Naruto hanya karena dia ketahuan menggunakan jurus taekwondo dalam klub karate. Tulang patah...gigi yang berguguran...dan memar di mata kirinya... Mengerikan!

"Tentu saja aku mau. Ngomong-ngomong,akhir-akhir ini kau sering terlihat mengantuk dan tertidur. Aku masih ingat bagaimana Ino menemukanmu tertidur di dalam wc setelah buang air. Ada apa sebenarnya,Naruto?"tanya Kiba dengan maksud mengalihkan pembicaraan.

"Ya,aku juga bingung. Aku jadi sering mengantuk. Jam tidurku juga jauh lebih awal,dan aku bisa tidur selama 12 jam. Sebelumnya aku tidak pernah seperti ini. Kira-kira kenapa,ya?"tanya Naruto pelan. Dia sendiri heran dengan perubahan yang signifikan ini. Bayangkan saja,kemarin begitu malam menjelang dia sudah tertidur dan bangun pada jam 12 keesokan paginya. Aneh sekali mengingat anak yang hiperaktif seperti dia biasanya baru akan tidur setelah dimarahi oleh Kaasannya.

"Aku bertanya padamu,Naruto."sahut Kiba sambil melambaikan tangannya tak sabar. Naruto hanya menyeringai kecil.

"Tapi senang juga bisa tidur sepenjang hari. Sekarang aku mengerti kenapa Shikamaru ketagihan tidur terus selama hidupnya."komentar Naruto sambil menatap Shikamaru yang tertidur pulas di mejanya. Kiba hanya menghela napas.

"Yah...tapi dia anak yang jenius. Dengan mata setengah terbuka saja dia bisa menjawab soal kuis dengan waktu beberapa detik saja. Sedangkan kau? Naik kelas saja kau harus bersyukur,Naruto."ujar Kiba pelan.

"Huh! Terserahlah kau mau bilang apa. Dan sebentar lagi waktunya pulang,hanya tinggal jam Sensei Kakashi yang harus kuikuti. Aku baca komik saja,ah."kata Naruto sembari merogoh tasnya dengan tidak sabar.

'Berantakan sekali tasnya.'batin Kiba sweatdropped. Kelakuan Naruto yang kesulitan menemukan komiknya itu malah membuatnya semakin hancur.

"Taraa...lihatlah ini!"seru Naruto bersemangat. Di tangannya terdapat sebuah komik dengan cover seorang cowok keren yang sedang memegang samurai. Kiba menaikkan alis.

"Kupersembahkan,volume terbaru dari serial komik terkeren sepanjang sejarah! Samurai X! Yiiihaa..."jerit Naruto heboh sendiri. "Aduh...kira-kira seperti apa ya,kelanjutannya? Menegangkan,atau romantis? Kekuatannya bertambah nggak,ya? Kyaaa..."gumam Naruto antusias. Lalu tanpa basa-basi lagi di langsung merobek bungkus plastik komik itu dengan giginya dan langsung membaca nya.

Kiba menghela napas. Dasar otaku,batin Kiba sambil tersenyum. Sepanjang hidupnya dia tak pernah dipisahkan dari anime,manga,komik,dan hal-hal sejenisnya. Naruto selalu meluangkan waktunya untuk main game selama 6 jam hingga larut malam,mengoleksi berbagai macam komik,dan memburu poster atau gantungan kunci tokoh-tokoh anime yang disukainya. Hal ini sudah dilakoninya sejak SD,sehingga Kiba berani bertaruh kalau Naruto mempunyai koleksi hal-hal berbau manga terbanyak di Konoha. Lalu kadang-kadang,saking fanatiknya,Naruto suka menghubung-hubungkan kisah di dunia nyata dengan cerita dalam kartun yang ditontonnya. Ya,semuanya hanya tentang manga. Lihat saja apa kata-kata mutiara yang selalu dikatakannya jika ada seseorang yang menentang hobinya itu: 'Life without manga is nothing,man...'begitu katanya. Yah...memang agak menyebalkan,terlebih jika kau selalu diacuhkan jika ada sebuah komik berada di depan matanya. Tapi itulah Naruto,dan Kiba menerimanya apa adanya.

"Hei,sebentar lagi Sensei Kakashi akan segera datang. Cepat sembunyikan komikmu itu atau guru aneh itu akan menyitanya darimu."kata Kiba akhirnya setelah terdiam cukup lama. Naruto mendongakkan wajahnya dengan cepat. Keningnya berkerut.

"Apa maksudmu,Shiro? Bukannya sebentar lagi pulang?"tanya Naruto setengah kaget.

"Ha..hari ini Kakashi memberikan pelajaran ekstra,Naruto."jawab Kiba dengan suara tertahan,kesulitan mengatur emosinya. Inilah yang kebiasaan Naruto yang paling dibenci Kiba:menjuluki orang dengan tokoh kartun. Sebenarnya bagi sebagian orang itu tak masalah,namun Kiba begitu marah dipanggil Shiro. Masa' dia disamakan dengan anjing Shinchan! 'Sialan kau,Naruto!'umpat Kiba dalam hati.

"Arrghh! Kenapa begini jadinya? Padahal aku sudah berjanji pada teman chattingku kalau aku akan mendiskusikan manga Fairy Tail siang ini! Dasar Kakashi siaall!"maki Naruto geram. Apa guru bodoh itu tidak tahu berapa lama dia merencanakan diskusi ini,ha? Dia pikir mudah mengajak 50 teman chatting sesama otaku untuk mengikuti forum diskusi?

"Siapa yang kausebut sial,Namikaze?"

DEG

"Hehehe...Sensei Kakashi yang baik hati sudah datang rupanya..."ujar Naruto sweatdrop. Sejak kapan Kakashi ada di sampingnya?

"Tidak usah menjilat,Namikaze. Kau sudah punya catatan kriminal yang banyak."ujar guru berambut perak dengan masker itu. "4 kali bolos,2 kali memecahkan jendela,5 kali diskors,dan jumlah tak terhingga dalam mendapat hukuman"lanjutnya dengan mata menyipit seram. Naruto tertawa gugup. Dia membutuhkan pembelaan!

"Kiba! Katakan sesu..."

Eh?

Mana Kiba?

"Hihihi..."terdengar suara manusia anjing dari seberang ruangan. Naruto langsung menoleh dan mendapati Kiba ternyata sudah duduk di kursinya,tak lupa menertawakan Naruto dengan seringai jahat di bibirnya sambil menatap Naruto dengan tatapan rasakan-itu-otak-udang.

"DASAR PENGHIANAT!"

.

.

.

Naruto pulang dengan gontai. Gila,pikir Naruto frustasi. Kakashi telah menghukumnya dengan amat keji,brutal,tak berkeprimanusiaan,dan kejam. Baru kali ini dia menerima hukuman seperti itu. Naruto sampai memohon dan berlutut agar hukumannya diganti. Tapi si Kakashi terkutuk itu sama sekali tidak mengubah pendiriannya. Masih segar di benak Naruto bagaimana Kakashi memberikan selembar kertas dan pensil kepadanya.

Flashback

"Kau harus mendata semua pasangan yaoi di sekolah ini,lengkap dengan biodatanya. Kau mengerti?"perintah Kakashi seenak jidat. Naruto ternganga. Mendata ya-apa?

"APA?"teriak Naruto kaget.

"Jaga sikapmu,Namikaze."sela Kakashi dingin sambil memberikan deathglarenya yang seram. Tapi Naruto yang terlanjur terguncang jiwanya mengacuhkan peringatan gurunya itu.

"Ta-tapi...apakah hukuman ini relevan? Maksudku,bagaimana dengan detensi? Atau dipotong nilai? Ulangan ekstra? Ayolah,apa saja kecuali ini!"pinta Naruto setengah memelas. Apa Kakashi tidak tahu dia paling benci pada yaoi?

"Sebagai gurumu,aku berhak menentukan hukuman apapun yang kuanggap pantas."respon Kakashi keras kepala.

"Dengan mendata pasangan yaoi?"geram Naruto tak percaya. Pasti ada yang salah dengan orang ini.

"Waktumu 2 jam. Kalau tidak selesai,akan kutambah dengan pendataan pasangan yuri."lanjut Kakashi seolah tidak ada interupsi. Lalu makhluk itu melenggang dengan indahnya ke luar ruangan,meninggalkan Naruto yang pundung frustasi di pojok.

Dan dimulailah penderitaan seorang Namikaze Naruto.

End flashback

"Aku dapat merasakan kebencian mulai menggelegak di ubun-ubunku."gumam Naruto putus asa. Kakinya yang kokoh terus menapaki jalan sementara batinnya tak berhenti mengumpat. Naruto tidak sanggup membayangkan bagaimana dia menanyai pasangan pelopor yaoi di KIHS(Konoha Internasional High School),Deidara dan Suigetsu,atau semengerikan apa situasi ketika dia menginterogasi Hidan dan Kakuzu. Tapi kalau kau masih ingin tahu bagaimana pengalaman Naruto,bayangkan saja kau ingin menanyai seekor singa kelaparan di dalam kandangnya sementara selembar daging segar terikat di tubuhmu.

Flashback Again

"Go...gomen,Deidara-sama,Suigetsu-sama. A-aku Namikaze Naruto dari kelas 2-A. Hari ini aku mendapat tugas dari Kakashi-senpai u-untuk...untuk...well,begini..."jelas Naruto gugup begitu menghampiri duo Deidara dan Suigetsu di kelas mereka. Pasangan yaoi senior itu langsung mengangkat alis.

"Namikaze Naruto? Kau lumayan tampan,juga ya?"komentar Suigetsu menatap lekat-lekat sosok Naruto.

"Te-terima kasih. Jadi,aku kesini karena ingin...yah,kalian tahu,begitu..."ucap Naruto nggak jelas.

"Ada apa,un?"tanya Deidara penasaran. Naruto yang tidak tahu bagaimana harus memulai memutuskan untuk melihat kertas daftar pertanyaan pemberian Kakashi. Siapa tahu dapat membantunya.

Naruto mulai membaca.

"Hoekk!"

"Kenapa-un? Kau baik-baik saja?"tanya Deidara panik begitu melihat Naruto muntah-muntah di ember yang entah datang dari mana.

Naruto tidak menjawab. Perutnya terasa amat mual. Pertanyaan macam apa itu? Kakashi mau membunuhnya,ya? Mana bisa dia menanyakan hal seperti itu pada yaoi anggota OSIS seperti Deidara dan Suigetsu!

Pertanyaannya:

Diantara kalian,siapakah yang Uke dan siapakah yang Seme?

Sudah seberapa jauhkah hubungan kalian?

Bagaimana rencana kalian tentang hubungan kalian ke depan?

Apakah kalian sudah berpikir untuk menikah?

Jika sudah,menurut kalian,kalian akan punya anak berapa?

Apakah di dunia yaoi hanya Seme saja yang bisa mengalami M-Preg?

Siapa Kakashi itu sebenarnya,heh?

"Apa itu?"tanya Suigetsu begitu melihat kertas yang digenggam Naruto,membuat anak bermata saphire itu bergidik ngeri.

"Bu-bukan apa-apa. Ini hanya..."

"Kemarikan!"bentak Suigetsu sambil merampas kertas itu secepat kilat. Naruto yang menyadari nyawanya terancam bahaya langsung pasang kaki seribu. Tapi sebelum mencapai pintu,Naruto merasakan ada yang mengangkat kerah bajunya dari belakang.

"Oh,jadi ini maumu?"bentak Suigetsu kasar. Naruto membalikkan wajahnya sambil tertawa gugup. Suigetsu telah mengeluarkan aura kegelapan pekat yang membuat Naruto berpikir bahwa dia akan segera mati muda.

"Hehehe...Jangan salah paham dulu,Suigetsu-sama. Kakashi yang..."

"Kau begitu tertarik dengan dunia yaoi,ya,Naruto?"tanyanya sambil memamerkan giginya yang seperti gigi ikan hiu.

"Suigetsu,jangan begitu-un. Kasihan dia."bela Deidara. Suigetsu yang masih memegangi Naruto langsung memberikan kertas itu padanya dengan kasar. Dan,mendadak,dengan luar biasa cepat,air muka Deidara langsung berubah.

"Naruto..."kata Deidara dengan suara semanis madu. Naruto langsung terbelalak ngeri.

"Kira-kira senjata apa yang paling efektif untuk membunuh orang,ya?"

End Flashback

"Menyebalkan!"gumamnya lagi sambil meninju pohon di sampingnya dengan keras. Saking kerasnya,4 buah apel langsung jatuh dari tangkainya. Satu berhasil ditangkap Naruto. Lumayan buat cuci mulut,pikirnya.

"Hei,Naruto! Sedang apa kau di depan rumah orang,heh? Masuk ke dalam!"terdengar seorang wanita berteriak. Refleks Naruto menoleh. Di seberang jalan berdiri seorang wanita berambut merah panjang sedang melambai-lambaikan tangannya ke arah Naruto.

"Fbaik,Kaasan!"teriak Naruto tak jelas karena sibuk mengunyah apel. Lalu dia langsung membuang sisa apelnya ke tong sampah dan segera berlari ke arah ibunya yang sudah masuk duluan.

Naruto tinggal di komplek mewah di kawasan elit Konoha. Rumahnya yang bergaya Western amat besar dengan pekarangan yang luas. Di belakang rumahnya terdapat sebuah kolam renang dan taman bunga yang indah. Di dalam rumahnya terdapat banyak ruangan,antara lain kamar,ruang tamu,ruang makan,dapur,perpustakaan,laboratorium sains dan komputer,ruang astronomi,ruang kerja,ruang santai,dll yang diurus oleh 10 pelayan. Semuanya serba mewah dan canggih. Yup,dia anak orang kaya.

Dan wanita berambut merah yang tadi memanggilnya adalah ibunya,Namikaze Kushina. Dari dulu,dia dikenal sebagai siswi yang berprestasi. Namun segala prestasi nya itu agak tertutupi oleh sifatnya yang jahil dan bengal. Kushina sudah menguasai beberapa seni beladiri sejak kecil,sehingga hal itu membuatnya tumbuh menjadi gadis yang tomboy. Tapi seiring berjalannya waktu,ditambah dengan kehadiran Minato yang super perfect dan seorang anak yang dilahirkannya 16 tahun yang lalu,perlahan-lahan Kushina berubah dari seorang iblis menjadi seorang peri.(yah...walaupun terkadang menjadi iblis lagi kalau sedang kumat)

"Wah,Naruto,kau sudah pulang,Nak?"sambut pria yang identik dengan Naruto. Mata saphire nya yang berkilauan itu menatap sayang Naruto dengan senyum hangat tersungging di bibirnya. Namikaze Minato adalah ayah Naruto,seorang pria baik hati pemilik perusahaan Namikaze Corp. yaitu perusahaan yang bergerak di bidang farmasi. Perusahaan ini adalah pemasok utama obat-obatan dan bahan kimia di 5 negara. Produk dari perusahaan Namikaze Corp. sudah dikenal sebagai produk bermutu dengan harga yang terjangkau. Tak heran kalau perusahaan ini menghasilkan laba yang semakin besar dari tahun ke tahun. Dia adalah pria tampan dan baik hati yang jenius. Pada usia 20 tahun saja dia sudah mendapat gelar profesor di bagian sains. Lalu 3 tahun berikutnya sudah mendirikan perusahaan dan menjadi direktur. Ck...ck...

"Ya,Otousan! Namikaze Naruto sudah pulang!"seru Naruto bersemangat. Dia langsung memasang pose hormat dalam upacara bendera. Minato hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah anak semata wayangnya.

"Selamat datang,Tuan Naruto."sambut para pelayannya sopan. Naruto tersenyum.

"Ya,terima kasih telah menyambutku."katanya nyaring. Para pelayan hanya tersenyum simpul. Mereka menyukai Naruto. Anak itu tetap rendah hati dan menghargai orang lain walaupun dia anak orang kaya. Segala kekayaannya itu tidak membuatnya menjadi anak yang manja. Dia kerap marah kalau ada pelayan yang melakukan hal sepele untuknya. Bahkan Naruto pernah menegur seorang pelayan yang membersihkan kamarnya. Menurutnya,tidak pantas orang sehat yang masih bisa melakukan sesuatu untuk dirinya sendiri berpangku tangan dengan orang lain.

"Narutoo..."teriak ibunya dari ruang keluarga. "Sudah berkali-kali Kaasan katakan,jangan menyuruh mereka memanggilmu dengan sebutan 'tuan',tahu! Kau itu perempuan!"lanjutnya dengan nada yang semakin lama semakin tinggi. Naruto hanya nyengir kuda dan menatap para pelayannya dengan penuh arti.

"Jangan pedulikan Kaasan. Aku senang kalian memanggilku begitu."ujar Naruto senang. Rambut kuningnya yang pendek seperti laki-laki itu terayun-ayun,bersemangat.

"Tuan Naruto,sudah saatnya mandi dan beristirahat. Saya akan membuatkan secangkir teh untuk Tuan."kata Haku,salah seorang pelayan Naruto dengan sopan. Naruto mengangkat sebelah alisnya.

"Kalian tidak menyiapkan air panas untukku lagi,kan?"tanya Naruto penuh selidik. Para pelayan langsung menggeleng cepat.

"Tentu saja tidak,Tuan."

"Bagus."sahut Naruto lega. "Aku tidak suka diperlakukan seperti orang lemah. Itu bukan sikap seorang pria sejati."lanjutnya angkuh sambil menepuk dadanya. Hidungnya kembang-kempis.

Minato yang sedari tadi diam angkat bicara.

"Kau tumbuh menjadi gadis yang hebat,Naruto."kata Minato bangga. 'Yah...walaupun banyak sifat dari ibumu pada masa jahiliyah menurun padamu.'batin Minato sweatdrop. Setiap dia melihat Naruto,dia seperti melihat Kushina kecil. Tapi sepertinya anak ini lebih parah. Dia tumbuh menjadi seorang otaku yang selalu menganggap dirinya laki-laki. Semua bajunya adalah baju laki-laki,bahkan seragam sekolah. Seleranya selera pria maskulin,menguasai berbagai macam beladiri,dan segala hal yang berbau laki-laki melekat padanya. Hah...tampaknya satu-satunya hal yang menunjukkan dia adalah seorang perempuan hanyalah akte kelahirannya.

"Baiklah! Ayo kita membersihkan diri! Yeeii!"teriak Naruto bersemangat,lalu dia segera berlari ke kamarnya sambil tertawa nggak jelas. Minato dan para pelayan langsung berpandangan,lalu cekikikan.

.

.

.

Naruto menguap panjang,mengantuk. Badannya menggeliat-geliat di atas tempat tidurnya yang berukuran king size.

Naruto POV

'Huh! Aku ingin tidur. Tapi...' Naruto menatap jam bulat yang tergantung di dinding kamarnya. 'Ini masih jam 6 sore. Arrggh! Kenapa akhir-akhir ini aku sering mengantuk,sih? Lalu kenapa aku lupa masalah baju kemarin malam? Kata Kaasan,aku sudah menyimpan baju baru itu,tapi kenapa aku tidak ingat? Oh,ya,beberapa minggu ini aku tidak bisa mengingat beberapa kejadian. Aku tidak ingat menu makanan apa yang disediakan pelayan pada makan malam dua hari yang lalu,aku lupa apakah aku pernah pergi ke restoran malam saat ulang tahun pernikahan Kaasan dan Otousan seminggu yang lalu. Aku tidak ingat...AARGH!'

End Naruto POV

Naruto menendang gulingnya kesal. Dia kan masih muda,kok sudah melupakan banyak hal penting seperti itu? Oh,mudah-mudahan dia tidak melupakan kisah-kisah manga keren yang ditontonnya kemarin siang. Dan untuk memastikan hal itu,dia langsung menuju tumpukan komik di atas meja belajarnya dan mulai membaca komik yang diangkat ke layar televisi kemarin.

15 menit...

30 menit...

1 jam...

Naruto keasyikan membaca komik hingga ia tidak sadar langit sudah gelap. Dia baru menyadari hal itu setelah kulitnya merasakan hembusan angin malam yang datang dari jendela kamarnya yang terbuka.

"Menganggu saja angin ini."gumam Naruto jengkel berat. Dengan malas dia meletakkan komiknya dan berjalan kearah jendela. Dia benci malam hari,karena pada saat itu semuanya tampak mengerikan di bawah langit yang gelap. Suasana menjadi sangat sepi dan membosankan. Dia tidak bisa membaca komik terlalu lama karena itu akan membuat matanya rusak,atau dia tidak bisa bermain karena udara terlalu dingin. Dia seperti terkungkung dalam kegelapan.

Naruto menghela napas berat. Yah...tapi akhir ini malam tidak terlihat begitu buruk. Dia sering mengantuk dan malam membuatnya tidur lebih nyenyak.

Jendela sudah setengah tertutup ketika sesuatu menarik perhatiannya.

Bulan.

Bulan itu bersinar terang,menerangi langit yang kelam. Kegelapan yang tadinya menakutkan,terlihat indah setelah cahaya bulan memberikan sinarnya. Terlebih,saat sinar itu dipantulkan oleh beningnya air kolam renang,Naruto dapat melihat bayangan bulan itu disana. Cantik,seakan dia mempunyai dua bulan. Yang satu begitu tinggi,dan yang satu begitu rendah. Seperti satu orang dengan dua jiwa yang berbeda.

Tapi bulan di air itu tampak jelek...diganggu oleh riak air. Dan posisinya tidak begitu menguntungkan karena jika ada sedikit saja hembusan angin,bulan itu akan terguncang...

Dia begitu rapuh.

Naruto menatap keatas langit. Bulan itu berbeda dari bulan di dalam air. Dia terlihat kokoh dan tenang memberikan cahayanya. Dia juga terlihat bahagia karena dia ditemani oleh bintang-bintang yang selalu mengedipkan mata kearahnya. Bulan itu tidak kesepian walaupun ia jauh. Dan dia tidak perlu khawatir. Tidak ada satupun yang dapat menganggunya,karena dia begitu tinggi...

Gadis itu menjulurkan tangannya.

Aku tidak bisa menyentuhnya.batin Naruto pedih.

Tapi...apa kau tidak sedih karena kau harus mengikuti bumi selamanya?

DEG

Naruto tiba-tiba melihat sesuatu yang lain. Sesuatu yang gelap...berpusar... tapi dia tidak tahu dari mana datangnya benda itu,atau dimana posisinya. Benda itu terlihat sangat dekat,seakan-akan berada di dalam dirinya. Seolah muncul dari dalam dirinya yang semakin lama semakin tersedot kedalam pusaran itu,berusaha memaksanya pergi...

Menyingkirkannya...

Lalu mendadak dia merasakan sesuatu yang amat dingin di ulu hatinya. Kemudian rasa dingin itu perlahan berubah menjadi rasa perih yang menjalar kebagian wajahnya. Seolah-olah ada hawa dingin yang merambati wajahnya...lalu masuk ke dalam matanya...

"AARGHH!"jerit Naruto histeris. Hentikan! Hentikan! Jangan ambil mataku! Tolong,JANGAN!

Dia merasakan ketakutan yang amat luar biasa...

"NARUTO!"

Hehehe...gomen readers,kalau fic Reihaka nggak jelas banget. Maklum,Reihaka newbie disini dan ini first fic nya Rei. Jadi nggak heran kalau ficnya gaje,norak,dan aneh. Fic ini sendiri terinspirasi dari 3 manga sekaligus,yaitu Nurahriyon no Mago,Lucky Star, dan Black Butler. Tapi karena males buat 3 fic,jadinya digabungin aja(readers:dasar author pemalas!),makanya jadi aneh begini. And because of that,Reihaka butuh pendapat dan saran dari para readers untuk memperbaiki kualitas,kuantitas,stabilitas,dan tas-tas lainnya.(readers:gak nyambung,tau!"). Ok,see you at next chap! Don't forget to RnR!

Naruto: Woi! Kenapa gue loe buat jadi pembenci yaoi,sih?

Reihaka: No comment...(santai)

Naruto: GRR! Rasengan(ngeluarin rasengan)

Reihaka:Gomen,gomen...Naruto-sama...(sujud-sujud gaje)

Naruto: Terus kenapa loe buat gue jadi penakut,sih? Pria sejati pantang takut pada hal apapun!(gaya Elfman)

Reihaka: Loe cewek Nar... cewek...

Naruto: Terserah! So kenapa loe buat gue kayak gitu,heh?

Reihaka: Kan udah gue buat warningnya OOC,baka!

Naruto: Apa?

Reihaka: Gak ada apa-apa,kok. Udah pernah ke dokter THT gak,loe?