ONESAMA!

.

.

.

by Kaze C.

.

.

.

Gadis bodoh! Siapa juga yang mau dengannya? Mudah sekali jawabannya. Sesama orang bodoh. Mungkin cukup menyakitkan menyakiti gadis itu di belakangnya diam-diam. Sayang, aku tidak peduli apalagi jika dia membalas kebencianku. Ya, aku juga tidak peduli dengan kebodohannya (salah ucap).

Yumi Fukuzawa. Ya, itulah targetku, si gadis bodoh sekaligus adik tiriku. Teganya Kaasan mengtirikan dia (?). HUH! Dia pantas lenyap dari pandangan dunia bahkan dari pandangan Tuhan. Kau tahu mengapa? Karena dia memang bodoh dan yang mengerikan, dia adik tiriku. Seperti bukan jawaban? Seharusnya bukan. Jika dia bodoh, mengapa dia bisa satu sekolah denganku bahkan selalu mendapat nilai A di seluruh mata pelajaran?

Tadi kau melihat kata 'targetku' di paragraf sebelumnya, bukan? Jika tidak, maka ku sarankan periksa matamu atau kau bisa melihatnya kembali. Mengenai 'targetku', si gadis bodoh itu ingin aku lenyapkan dengan tanganku sendiri bagaimana pun juga. Sebegitukah benciku padanya? Kau tentu tahu rasanya dipaksa menyayangi seseorang yang berhasil merebut kasih sayang, bukan? Tetapi alasan utama bukan itu.

Ah, rupanya aku mabuk melamun! Buktinya hari sudah jam 17 dan dari jendela, ku lihat warna jingga mendominasi warna biru langit di langit. Ku alihkan pandanganku ke arah gadis busuk berada. Rupanya dia masih memasak makanan untukku. Lama sekali! Padahal aku hanya...

"Sachiko, ternyata adikmu lebih rajin darimu!" Aku berdecak kesal akan kalimat yang baru saja dilontarkan Kaasan secara mendadak (bahkan membuatku serasa dikejutkan). Tunggu! Mengapa Kaasan di sini?

"Terkejut?" Ya iyalah! Bukankah seharusnya Kaasan...

"Oneesan, ini makanannya!" Aku mengamati pergerakkan gadis busuk. Ditaruhnya makanan pesananku di meja makan.

"Oneesan sebaiknya makan di sini dan juga sebaiknya lekas dimakan" Makan di sana? Cih, sudah nyaman duduk di sini! Seharusnya makananku ditaruh di sini.

"Okaasama juga. Saya sudah menyediakan makanan untuk Okaasama juga." Hah? Rupanya dia lama memasak karena memasak makanan untuk ibu juga? Tunggu Mengapa dia me... Ah! Jangan-jangan gadis busuk itu tahu ibu akan pulang cepat! Atau... Ah, sudahlah! Aku malas membahas masalah sepele ini.

"Sachiko, jangan bersikap begitu sama ponselmu!" Hah? Maksud Kaasan apa tiba-tiba berkata seperti itu, tanyaku pada Kaasan. Ku ambil ponselku dari saku celana tidurku. Sial! Baterai habis!

"Kaasan, maaf! Aku tidak tahu kalau pons-"
"Dasar! Tidak apa, Sachiko! Untung Kaasan menelepon rumah ini! Hmm... Pasti kau melamun! Biasanya Sachiko berkutat dengan ponsel saat Yumi memasak." Ah, ibu tahu saja.

"Kalau kambuh, Kaasan tidak mau tanggungjawab."

# # #

"Yumi-chan!"
"Ada apa, Neesama?"

"Rahasiakan kebencianku!" Walau sudah ku peringatkan berkali-kali, tidak ada salahnya mengingatkannya lagi, bukan? Aku pun menjauhinya setelah bertitah demikian dan pergi menuju ke kelasku, 2-1. Ya, aku kini duduk di kelas 2 SMA sedangkan gadis busuk di kelas 1 SMA.

Aku pun menaikki tangga dan segera mencari kelasku.

#

#

# .O.W.A.R.I. #