morning
© mistradar
vocaloid © YAMAHA
"LUKA-SAMA!"
Luka meletakkan dagunya di atas meja kerjanya dengan posisi malas, sedikit menggeram ketika mendengar Gakupo berteriak memanggil namanya. Berkas-berkas kerjanya berhamburan di sekitar meja itu, sama juga halnya dengan rambut pink bergelombang miliknya yang kusut.
Diiringi dengan suara jdak yang keras, pertanda terjadinya benturan antara pintu dan dinding, sosok yang berteriak memanggil nama Luka pun muncul. Pria dengan rambut ungu panjang yang diikat ala samurai itu terlihat senang. Bibirnya dilengkungkan ke atas, dan saat melihat Luka, senyumnya makin lebar.
"Gakupo, kalau kau hanya ingin menggangguku, kusarankan kau pergi dari sini," balas wanita itu dengan nada jengkel yang ditunjukkan terang-terangan. Namun senyum di wajah Gakupo tidak hilang karena kata-kata Luka. Sepertinya ia sudah terbiasa menghadapi hal ini.
"Ayolah, Luka-sama, tak baik bagi seorang perempuan untuk berkata dengan ketus di pagi hari," kata Gakupo. Senyumnya makin lebar. "Lagipula, kalau kau begitu terus, nanti jadi jelek, lho."
Wajah Luka memerah, cepat-cepat ia ambil lembar kerja yang ada di dekatnya dan pura-pura membacanya.
"A—apa urusanmu mengenai wajahku, hah?! Sudah sana, kembali ke pekerjaanmu!"
"Pekerjaanku kan adalah untuk merebut hati Luka-sama," jawab pria itu polos. Di balik kertas, wajah Luka makin terbakar. Ia menggenggam erat-erat kertas itu hingga membuatnya menjadi lecet.
"Ja—jangan p—pura-pura bego, baka! Kau sudah tahu maksudku, dan malah menggodaku!"
"Tapi, wajah Luka-sama menjadi sangat imut saat malu begitu..."
Dan Luka hanya bisa menghantamkan dahinya ke meja di hadapannya. Berbicara dengan pria ini benar-benar memerlukan penguasaan emosi yang sangat tinggi. Beberapa kali suara jduk berasal dari benturan antara dahi Luka dan meja, membuat Gakupo sedikit khawatir. Disingkirkannya kertas yang menjadi penghalang dan mengangkat wajah wanita itu.
Kejadian selanjutnya cukup cepat sehingga butuh waktu yang sedikit lebih lama sampai Luka berhasil mencerna apa yang terjadi. Gakupo – pria berambut ungu panjang itu – mengecup dengan cepat kening Luka, kemudian berlari meninggalkan ruangan itu.
Sementara di dalam ruangan, setelah Luka menyadari apa yang terjadi, menyentuh keningnya dan terdiam sejenak. Beberapa detik kemudian jeritan melengking dari wanita berambut pink itu terdengar.
"GAKUPO! KEMBALI KAU KE SINI, BAKA BAKA BAKA!"
Ah, sepertinya Gakupo takkan bisa melewati hari ini tanpa beberapa pukulan dari Luka.
end
A/N: Yap, fiction pelampiasan emosi karena ujian. Jangan salahkan saya, besok saya ujian PKn! /apahubungannya
Soal GakuLuka... juga peralihan sementara dari KaiMiku. Tenang, saya ini orangnya setia /?
Kritik dan saran selalu dinantikan dengan tangan terbuka :3
Indonesia, 18 Oktober 2013.
