Aaaa.... Akoh ada masalah dengan kemampuankoh dalam memainkan FFN ini.. T_T

Nyaaahhhh.. Fic yang lain..

Mari kita bayangkan bila semua pemain DGM itu berada di dunia yang modern! Hahahahay.
Oke.. Allen with an uniform! Nyaknyaknya... Caution : Full lemon! Hohohohoo.. *pervert face... digeplak*

Thanks for aya-chan 4 da support n ide. eeengnngngngngngngn... Gimana cara repiu???

- - - - - - -

Bel istirahat berbunyi

Semua anak - anak keluar dari kelasnya

Allen yang saat itu sudah lapar berat, berlari menuju kantin dan memesan banyak makanan

"Yooo.. Allen"

Lavi melambaikan tangannya. di sampingnya, Leenalee dan Kanda pun sedang menikmati makanannya

"Hai.. Laper banget"

"Seperti biasa ya Allen" Leenalee tersenyum melihat tingkah Allen

Pesanan datang. Allen langsung melahapnya

"Uhmm.. Nashi ghoreng ini enakh bangeth.. Lalu ayah ghorengnya jugha.."

Kanda yang merasa terganggu, tiba - tiba menggebrak meja "Diam kalau lagi makan, Baka Moyashi!"

"It's Allen!" Allen tak kalah sewotnya

"Mine.. Mine. Selalu saja begini"

"DIAM KAU TEME USAGI"

Kanda kehilangan nafsu makannya. Ia lalu berdiri dengan kasar, menyebabkan gunungan piring milik Allen oleng, dan kemudian jatuh menimpa Allen

"He.. Helep.. Helep.. Kelelep.. Eh tolong.. Kanda..."

Kanda menoleh sejenak, kemudian Ia pergi meninggalkan Allen yang masih tertimpa gunungan piring makanan

"Baka Moyashi" Senyum Kanda, sinis

"Daijoubu Allen?"

"Daijoubu pala lu! Cepat tolong aku"

Lavi segera menolong Allen dari tumpukan piring yang menimpanya

"Kanda.. ayo minta maaf" teriak Leenalee

Namun suaranya tak didengar oleh Kanda. Ia malah memilih tempat duduk yang jauh dari mereka bertiga

"Sudah tak apa - apa, Leenalee"

"Memang sudah nasibmu, Moyashi" Lavi menutup wajah Allen dengan tangannya

"IT'S ALLEENNN!"

- - - - - - - - - - - - -

Malam tiba, anak - anak kembali ke kamarnya masing - masing

Asrama itu menjadi sunyi

Namun malam itu, Allen tak dapat memejamkan matanya

"Aaakkhhh... Aku tak bisa tiduurrr.. sepi sekali"

Allen menutup wajahnya dengan bantal, tiba - tiba terdengar suara yang ia kenal

"Kenapa Allen?"

"Gyaaaa"

Allen terkejut. Lavi sudah ada di dalam box, entah kapan ia masuk ke dalam box itu

"Lavii!! Ngagetin aja. ngapain kamu disitu?"

"Untuk bertemu kamu"

"Heee?"

Lavi keluar dari dalam box dan duduk di sebelah Allen

"Besok ada pemilihan peran untuk drama kan?"

"Drama apa?"

"Drama untuk festival. pasti kamu tertidur lagi saat Reever-sensei menjelaskan"

Allen nyengir tanpa dosa. Gara - gara insomnianya kambuh, ia selalu dimarahi oleh gurunya karena tidur di tengah pelajaran

"Malas..."

Allen membenamkan wajahnya di lengan Lavi

"Besok kamu gak boleh bolos. aku penasaran dengan hasil..." Lavi tak melanjutkan kalimatnya

Dilihatnya, Allen sudah terlelap. Lavi menggelengkan kepalanya, kemudian menidurkan Allen di tempat tidur

"Allen.. tentram banget kalau lagi tidur.. kayak anak kecil"

"La..vi.."

Allen mengigau. wajah polosnya tersenyum

Dipandanginya wajah polos yang tertidur dengan tenangnya. Ia baru menyadari, bahwa orang yang ada di depannya itu amat ia sayangi.

Lavi mengelus rambut putih Allen. Rambut putih itu membuat Allen terus tertekan dengan cap "anak terkutuk". Namun di mata Lavi, rambut Allen begitu indah.

Kemudian ia mengecup leher Allen hingga berbekas. "Itulah kutukanku untukmu, Allen sayang"

- - - - - - - - - - - - - - -

"Oke.. sekarang kita mulai pemilihan untuk drama festival ini. silahkan kalian maju satu persatu untuk mengambil kertas ini"

Reever menjelaskan semuanya di depan. Kemudian ia memanggil satu persatu

"Allen.. kamu berharap untuk jadi apa?"

"Entahlah..."

"Allen" Reever memanggilnya

Allen mengambil kertas dengan malas. Kemudian ia membaca isinya

Seketika, ia menjerit histeris

Anak - anak memandangnya dengan pandangan heran

"Ada apa, Allen-kun?"

"Ti.. tidak mungkiiinnn"

Reever membaca isinya. kemudian ia berusaha untuk menahan tawanya

"Reever-sensei.. ada apa?" Lavi yang penasaran segera maju ke depan dan membaca kertas tersebut

-Princess-

"Hufff... Hahahahahahahahahaha" Lavi tak dapat menahan tawanya

Allen cemberut dengan wajah seperti ikan fugu "Puas kamu Lavi!"

"Eps... Lalu siapa yang jadi pangerannya?"

"Belum ada"

Lavi tersenyum. Ia berharap agar orang itu adalah ia sendiri

Namun nampaknya, puous sampai di situ *taelah*

"TIDAK MUNGKIIINNN"

Kini gantian, Lavi yang berteriak histeris

Inilah hasil dari pemilihan itu :)

- Princess : Allen

- Prince : Kanda

- Witch : Leenalee

- Figuran : Lavi

Sesaat kemudian, Lavipun jatuh pingsan

- - - - - - - - - - - - -

Singkat cerita, latihan pun mulai mereka lakukan

Lavi dengan tampang kesal mengajukan untuk mengganti perannya, namun ditolak mentah - mentah oleh Reever-senseinya

"Plis dooong Reever-sensei.. Aku mau jadi pangerannya" Ujar Lavi dengan tampang dibuat sememelas mungkin

"Tidak! Bukankah peranmu bagus? Jadi apa?"

"JADI POHON NATAL LU BILANG BAGUS? BAGUS DARI HONGKONG!"

Reever terdiam. "Emang gue masukin peran pohon natal ya?" Ujarnya dalam hati

"Ayolah Reever-sensei.. Saya doakan supaya seret jodoh deh"

"Baka! Lu nyuruh gue jadi perjaka tua?! Gak! Gak! Sekali tidak tetap tidak!"

Lavi keluar ruangan dengan wajah kecewa

"Sial.. kenapa harus Yuu-chan yang jadi pangerannya" Lavi membayangkan apa yang akan terjadi di drama tersebut. Allen dengan gaunnya, memeluk Kanda, kemudian menciumnya

"Tidaaaakkkkk"

"Berisik kau Baka Usagi!"

Di belakangnya, Kanda sudah menodongkan Mugennya di leher Lavi

"Aiaiaia.. Ampuunnn... Nggg? Pedang itu?"

"Untuk drama! Dan sekarang bisa gak kau diam sedikit!"

Lavi speechless... Kemudian ia mendapat ide bagus

Senyumannya kini seudah selebar daun pintu. Lebar banget

Kalau di anime - anime *emang ni bukan anime?*, pasti telinga dan buntut iblis muncul dengan suara "Khu khu khu" yang menyeramkan sebagai bakground

_
Festival sekolah Allen pun tiba

Semua tampak meriah dengan hiasan dan stand dimana - mana

Saat itu, Allen sedang berada di ruang ganti. Ia masih memandangi kostum yang akan ia kenakan nanti

"Apa - apaan ini!"

"Hoy Allen-kun, cepat ganti bajunya!"

"Tapi..."

Reever menarik tangan Allen agar ia keluar. pandangan anak - anak kini tertuju padanya

"Ka.. kawaiii" Reever memandang Allen tanpa kedip

"Sekali lagi kau bilang gitu, kubunuh kau!" Allen sudah siap dengan pisau di tangannya

"A.. Ampun ampun.. Oke.. semua harap siap di atas panggung. Kanda.. dimana anak itu.."

Allen dengan wajah kesal naik ke atas panggung. Gaunnya yang panjang membuatnya sulit untuk berjalan

"Ayo mulai, Allen-kun" Lenalee sudah siap dengan kostum nenek sihirnya *sangat cocok sodara2! -digebugin fans Lenalee-*

"Kanda mana sih.. Lho? Kamu...." Reever garuk - garuk kepala, kemudian ia akhirnya mengangguk tanda setuju

Drama dimulai..

"Kenapa aku harus berada di sini? Tak adakah yang mau menolongku?" Allen memaksakan suaranya agar terdengar seperti perempuan

Saat Allen dipaksa untuk menjadi korban bagi nenek sihir untuk memperpanjang umurnya, datanglah sang pangeran untuk menolongnya

"Oh pangeran.. sudah lama aku me..." Belum selesai Allen mengucapkan dialognya, pangeran itu memeluknya dengan erat. Allen bengong.. "Ka.. Kanda.. Kok gak seperti di dialog?" Wajah Allen memerah

Reever segera memberi tanda agar terus melanjutkan dramanya. Allen hanya mengangguk pasrah

"Apa yang harus aku lakukan untuk berterima kasih padamu?"

Sang pangeran kemudian mendekatkan wajahnya. Allen berusaha untuk menekan gemuruh jantungnya yang kencang

----------------------------------------------------------------

*Apa yang akan terjadi? Lanjutaaannnn.. TBC! Hakakakakaka*

- - - - - - - -- ------------------------------------------

Ok.. pendek.. garing.. dan gak jelas,,, Hohohohoho.... harap maklum.. amatiran... :3

repiu dong.. :D sumbangi ide... :D