Ini fanfic kedua saya. Saya membuat fanfic ini untuk teman saya yang menyukai hujan. Semoga saja dia suka, karena saya rasa fanfic ini agak gaje. Dan judulnya pun agak sedikit aneh. Apa boleh buat, saya masih author baru. Jadi, jika anda tidak ingin membacanya tidak usah, dan jika tetap mau membacanya disilahkan.

Disclaimer: Pandora Hearts belongs to Jun Mochizuki

Pairing: OzXAlice

Hujan Persahabatan

Di tengah hujan aku mengenalnya.

Hujanlah yang memperkenalkannya padaku.

Alice, namanya. Gadis berambut coklat bermata amethyst.

Hujanlah yang mendekatkannya padaku.

Di bawah payung yang sama, hujan membiarkan kami untuk berteduh darinya.

Di bawah hujan yang deras, aku melihat dia menangis. Air mata yang mengalir di pipinya tidak terlihat jelas karena hujan menutupinya.

Ya. Semua ekspresi dapat dengan mudah ditutupi oleh hujan.

Saat aku bertanya ada apa, Alice hanya menjawab, "tidak ada apa-apa Oz", dan tersenyum miris padaku. Senyumnya itu pun tak bisa kulihat dengan jelas karena derai hujan membuat pandanganku padanya menjadi kabur.

Walaupun begitu, aku tahu senyumnya itu. Aku tidak suka senyumnya itu karena membuatku tak bisa bertanya lebih lanjut.

Aku dapat bertemu dengan Alice hanya saat hujan turun. Itu karena hanya saat itulah Alice berada di taman. Duduk di bangku taman, tak peduli bahwa dia basah disiram air hujan. Karena itu, setiap hujan turun, aku selalu menyempatkan diri untuk pergi ke taman.

Karena di setiap hujan turun kami bertemu, kami menjadi dekat. Sebenarnya, tidak bisa dibilang dekat. Itu karena kami jarang bercakap-cakap. Kami lebih suka diam sambil menikmati derai hujan dan hembusan angin dingin. Kami pun tak bisa mengingat secara jelas ekspresi lawan bicara masing-masing.

Seperti yang telah kukatakan tadi, semua ekspresi dapat dengan mudah ditutupi oleh hujan. Senyuman, seringai, tangisan, itu semua dapat dengan mudah disembunyikan dibalik deras tetesannya.

Walaupun begitu, kami tak pernah mempersoalkannya. Bagi kami, itulah yang membuat hubungan kami terasa spesial. Ya, jadi mungkin lebih tepat kalau hubungan kami dikatakan spesial.

Hujan jugalah yang menjadi saksi janji jari kelingking antara aku dan dia. Janji untuk menjadi sahabat selamanya.

Ya, begitulah. Pertemuan kami selalu bertemankan hujan.

Aku…tidak suka dengan hujan. Sedangkan Alice…entahlah. Mungkin dia suka, mungkin juga tidak. Aku tak pernah mempertanyakannya.

Aku tidak suka hujan karena hujan membuat suasana murung. Karena cuacanya yang dingin, hati pun menjadi dingin.

Tapi, Alice mengubah pandanganku. Hujan itu sifatnya memurnikan. Hujan membersihkan masalah yang ada. Airnya menyuci dan menghanyutkan semuanya. Dan terlepas dari itu semua, hujanlah yang mempertemukanku dengan Alice, gadis yang sudah menjadi sahabatku itu. Aku tak bisa mengelak dari fakta itu. Semuanya kami bagi bersama hujan.

Ya, hujan menjadi saksi persahabatan kami.

Dan karena itulah, hujan sudah menjadi bagian yang penting dalam cerita hidupku.

Yap, itu dia. Beginilah jadinya cerita ini. Semoga kalian semua menyukainya :). Akhir kata, review please…