GENDER BLENDING
.
Katekyo Hitman Reborn! by Amano Akira
This gaje fict by Higarashi Yumiko
Pairing: (TYL!) 6918/18(rahasia)
Rate: T awalnya, & semi-M untuk pertengahan cerita.
Setting: semi-AU
Genre: Humor/Romance picisan(?)
A/N:
Di sini ceritanya mereka sudah pacaran dan tinggal bersama. Walau Hibari masih tetap menganggap Mukuro rival(abadi)-nya. Tau sendiri 'kan sifatnya ntu karnivora gimana? *tonfaed*
Warning:
OOC (semoga nggak)/Sho-ai/gaje/abal/gender blending
Kalau nggak suka, Jangan baca!
Summary:
"Ini aku Kyouya, kekasihmu yang tampan. "Ini aku Kyouya. Kekasihmu yang tampan. Kufu-" tapi pantaskah ia berkata begitu dengan keadaannya yang sekarang.
So, Please Enjoy This Chappie~!
Chap 01: WHAT THE HELL?
.
.
.
.
~X0X~
Markas Vongola
"Uhm… ano, selamat pagi. Te-terimakasih untuk kalian semua yang bersedia datang kemari pagi ini untuk—blabla."
Mukuro tidak begitu mendengarkan cuapan sang Decimo yang terlihat gugup di depan sana, ia tak peduli. Dan ngomong-ngomong, seharusnya ia dan Kyouya-nya masih bergelung di dalam selimut mereka saat ini—jangan tanya sedang apa- jika saja Decimo itu tidak memanggil, dan meminta mereka untuk datang ke markas. Ada pembicaraan penting katanya.
Tsuna kembali melanjutkan pembicaraannya. "Se-sebenarnya aku memanggil kalian kemari karena Giannini-san bilang ada yang ingin ia sampaikan, katanya ini berkaitan dengan temuan terbarunya."
Pria bertubuh tambun itu terlihat maju ke depan setelah sang Decimo mempersilahkannya. "Terima kasih Jyuudaime. Lihat, ini adalah temuan terbaruku. Namanya adalah 'obat pelumpuh Flame!"
"OBAT PELUMPUH FLAME?" mereka bertanya dengan kompak bagai paduan suara. Yah—kecuali dua orang yang sepertinya kalian sudah tahu siapa mereka, bukan?
Giannini kembali menjelaskan. "Cairan ini berfungsi untuk melumpuhkan Flame milik lawan kalian. Siapapun mereka, apapun jenis Flame mereka. Cairan ini akan membuat Flame milik lawan lumpuh untuk jangka waktu tertentu, dan kalian dapat mengalahkan mereka dengan mudah!" ia menunjuk pada sebuah cairan tak berwarna yang berada dalam sebuah tabung kecil. "Jika cairan ini disiramkan pada lawan, atau pada tempat-tempat yang terdapat banyak musuh, cairan ini akan menguap dan gas dari cairan ini akan membuat Flame milik lawan tak dapat digunakan! Jadi, berhati-hatilah!"
Dan timbullah berbagai macam reaksi dari mereka yang berada di ruangan itu; ada yang takjub, ada yang terkejut, ada yang hanya berteriak 'EXTREME!', bahkan tetap ada yang setia dengan wajah datarnya, dan sebagainya. Langsung saja ruangan itu menjadi ribut.
"Hnf. Hanya itu? Kalau itu saja kau tidak perlu memanggilku pagi-pagi, Sawada Tsunayoshi," Hibari Kyouya menyela pembicaraan. Tentu seorang Cloud Guardian Vongola tak memerlukan hal semacam itu, kan. "Aku pergi," ia melenggang pergi dan mengabaikan panggilan Tsuna dan teriakan sang tangan kanan yang merasa tidak terima dengan kelakuan Hibari yang dinilainya tidak sopan.
"Kufufu. Vongola, kurasa lebih baik aku pergi juga," tanpa meminta persetujuan dari Tsuna, Mukuro pun pergi menyusul kekasihnya. Mengabaikan teriakan Tsuna yang memanggil namanya.
.
.
~X0X~
"Jadi Kyouya, kita lanjutkan yang tadi, yaaa~" Mukuro sedari tadi mulai merayu kekasihnya untuk melakukan—entah apalah itu—yang tadi pagi sempat tertunda, namun sudah sejak tadi pagi ia merayu Kyouya-nya itu tetap saja ia diabaikan sang kekasih.
Mukuro cemberut.
Sekarang mereka—ia dan Hibari—berada di taman milik keluarga Vongola, yang besar dan keindahannya jangan ditanya lagi. Eh, tapi itu bukan yang ingin kita bahas sekarang. Karena masalah itu menurut Mukuro, ada pada pria yang duduk di sebelahnya ini. Mungkin mood Kyouya-nya itu sudah terlanjur jelek akibat dibangunkan tadi pagi?
Fyuh- membosankan…
.
.
~X0X~
Giannini meletakkan peralatan mekanik miliknya di atas meja dan bermaksud pergi ke toilet sebentar. Melirik sebentar pada botol berisi cairan aneh yang buat sebelum setengah berlari ke toilet, tanpa menutup pintu ruangannya.
Tak lama setelah Giannni ke toilet…
Datang seekor kucing manis—bernama Uri, masuk ke dalam ruangan milik Giannini. Sepertinya ia sedang 'bermain' kejar-kejaran dengan sang majikan. Melangkah lebih dalam, kucing imut itu melihat botol mengilat yang tadi Giannini taruh di atas mejanya. Melompat naik ke atas meja, Uri mendekati botol itu, entah- karena itu terlihat menarik di matanya atau karena memang karena usil saja, kucing berbola mata merah tua itu mengambil botol tadi dengan cara mencengkramnya dengan mulutnya dan setelah itu ia pergi ke tempat lain. Tanpa tahu bahwa botol yang dibawanya itu botol yang berbahaya.
Krik.
Tepat saat Uri pergi Giannini datang dan mendekati meja kerjanya, dengan dahi berkerut ia berkata. "Lho, mana botol Flame milikku?"
.
.
~X0X~
Hibari Kyouya menepis tangan Mukuro yang mulai melanglang buana(?) di pinggangnya. "Kau. Lakukan itu lagi dan kupatahkan tanganmu."
Ia dan Mukuro sekaran masih di taman milik keluarga Vongola. Karena ini masih pagi dan ia belum mau pulang. Dan lagi jika ia pulang sekarang, dapat dipastikan apa yang tertunda tadi pagi akan dilanjutkan kembali. Dari tempat ia duduk dapat dengan jelas Hibari lihat tangan kanan sang Decimo yang terlihat sibuk mencari sesuatu, mungkin ia mencari kucingnya? Entahlah—Hibari tidak peduli. Sekarang musim semi, dan Hibari merasa hidung tersumbat. Entah karena ia sedang flu atau karena masih trauma dengan musim semi akibat orang di sebelahnya ini. Mantan Prefek itu merasa dirinya jadi konyol dengan hidung seperti itu.
Dan tanpa mereka tahu, bahwa kucing yang dicari itu sedang berada di dekat kaki mereka—tepatnya di bawah kursi yang mereka duduki. Menggit-gigiti tutup botol yang ia bawa sampai tutup itu tebuka.
Eh—apa tadi? Terbuka?
TERBUKAAA?
Rasanya tak perlu memakai Caps Lock pun sudah cukup terlihat dengan jelas, deh. Iya, botol cairan berbahaya itu terbuka
"URI, DI SITU KAU RUPANYA!" kucing kecil itu terkejut mendapati sang majikan menemukannya. Ia hendak berlari tapi ekornya telah di cengkram oleh Gokudera. "Kali ini kau tidak akan bisa kabur lagi!"
Hibari hanya melirik tak berminat pada kedua makhluk itu. Gokudera segera pergi meninggalkan tempat yang menurutnya angker(?)—karena ada Hibari. Dan merasa heran juga kenapa Mukuro bisa tahan lama-lama satu tempat bahkan duduk bersama dengan karnivora Namimori itu. Oh—iya, Mukuro kan termasuk angker juga, kan.
Ups—sepertinya aku lupa menceritakan bagaimana keadaan botol tadi.
Botol terbuka yang sudah memuntahkan cairannya itu mulai menguap dan dan mengeluarkan gas.
Mukuro bangkit dari tempat duduknya. "Kyouya, ayo kita pulang. Kufufu… Aku bahkan sampai lupa, kita belum makan pa—"
BOOFF!
Dan dengan itu kata-kata Mukuro terpotong karena tubuhnya sudah di selimuti asap tebal. Mata Hibari memicing. Berusaha melihat lebih jelas apa yang terjadi di dalam asap tersebut-yang ia kira itu salah satu tipuan Mukuro. Dan saat asap di depannya menipis, Hibari sedikit melebarkan matanya melihat pemandangan di depannya.
Tanpa menurunkan tingkat ketajaman pandangannya Hibari berkata. "Siapa kau."
Sementara yang ditanya mengernyit bingung. "Ini aku Kyouya. Kekasihmu yang tampan. Kufu—" orang itu terlihat menutup mulutnya—seperti terkejut dengan apa yang ke luar dari mulutnya. Makhluk yang berada di tempat di mana Mukuro berdiri tadi menyadari ada perubahan yang terjadi pada suaranya.
Hibari menatap horor sosok yang ada di depannya.
Tunggu— mari kita reka ulang kejadian tadi;
Pertama Mukuro tiba-tiba terselubung oleh asap tebal, lalu saat asap itu hilang muncul sosok ini muncul dan menggantikan Mukuro. Kalau saat Mukuro masih di Vendice dulu, sih ia menghilang setelah diselimuti asap kemudian digantikan oleh Chrome itu hal yang biasa. Tapi sekarang, Mukuro sudah bebas dan hal itu kemungkin tidak akan tejadi lagi. Lagipula, orang yang ada di depannya ini tidak mirip dengan Chrome Dokuro ia malah terlihat (sangat) mirip dengan Mukuro.
Lalu, memangnya pantas ia berkata begitu dengan keadaannya yang sekarang?
"Wao," cukup satu komentar singkat Hibari saat menyadari siapa orang yang ada di depannya itu. Menyeringai. Mantan Prefek itu melihat ekspresi makhluk di hadapannya terlihat panik sambil meraba-raba tubuhnya yang sekarang jelas sangat berbeda dari yang tadi.
Hampir tersedak karena hendak menahan tawanya, ia tak tahan untuk tidak bertanya…
"Bagaimana rasanya menjadi wanita. Eh, Mukuro?"
.
.
.
.
TBC
A/N:
HWAAA! Lagi2 bikin fict gaje macam begini. Mana saya menistakan Mukuro-sama jadi cewek lagiiii~! *ditusuk trident*
Mana fict yang dibuat kosakatanya minim banget lagi! Saya emang ngga bakat jadi author. Uadah gitu, chara-nya pada OOC lagi *pundung*
Dan saya agak bingung soal pemakaian italic di beberapa kata di atas sana. Lalu apakah suara ketawanya Mukuro di italic juga? Dan saya mohon maaf kalo ada yang salah *bungkuk* tolong kasih tau ya.
Karena itu saya minta sumbangan saran & kritiknya agar saya jadi lebih baik dari ini, Minna-san~~
Akhir kata,
Mind to Review, Please~
