Naruto © Masashi Kishimoto

Sasuke Uchiha x Sakura Haruno x Gaara

Don't Go Story by Putri D.O

Written by Bii Uchiha

Please HATER menjauh ! bacaan ini hanya akan membuat anda BUTTHURT !

Terima kasih ^^

.

.

.

Prolog

.

.

Telak.

Sasuke Uchiha tidak bisa lagi mengelak ketika surat wasiat yang ditulis tangan kakeknya sendiri dibacakan didepan puncak hidungnya. Surat wasiat yang sempat dikatakan hilang itu, kembali 'ditemukan' ketika seorang pengacara keluarga datang bertamu untuk membicarakan wasiat si empu klan yang baru saja meninggal seminggu yang lalu.

Madara Uchiha meninggalkan wasiat.

" Bla...bla...bla ... dan cucuku yang terakhir sudah aku putuskan akan menikahi cucu dari sahabatku Mikako Haruno. Tidak ada penolakan, karena yang kutahu Uchiha bukan pengecut. Bla..bla...bla..."

Sasuke Uchiha – si cucu bungsu – turut hadir dalam pembacaan surat wasiat. Dia mendengar langsung wasiat kakeknya tentang perjodohan konyol ini. Memangnya ini zaman apa?

"Haruno? Sakura Haruno?"

.

.

.

"Apaa?"

Seorang gadis merah muda manis terpaku sesaat dengan mata melotot menatap konyol kedua orangtuanya. Dia tidak salah dengar 'kan? Apa ini adalah tren terbaru orang tua untuk menyapa anaknya yang baru pulang sekolah?

"Perjodohan?" tanyanya lagi. Kedua orangtuanya mengangguk.

"Ayah baru ingat setelah menemukan surat wasiat nenekmu yang disembunyikannya di dalam lipatan futon. Nenek bilang surat wasiat ini adalah permintaan terakhirnya sebelum dan sesudah meninggal." Ayah gadis merah muda itu duduk dan mengembangkan lipatan lusuh surat wasiat yang ditemukannya pagi ini. Sakura – si gadis – turut duduk bersimpuh dan menunduk melihat kertas lusuh yang sudah bewarna kekuningan dimakan usia itu.

Sekilas dibacanya dan sebelah alisnya bertaut, "Apa maksudnya hangat dan menghangatkan?"

Karin – si sulung – ikut-ikutan menunduk dan membaca tulisan tangan mendiang neneknya. "Jika salah seorang cucuku memiliki iris hangat dan menghangatkan, aku ingin kelak cucuku menikahi cucu bungsu sahabatku, Madara Uchiha. Hanya ini permintaan terakhirku dan selamanya. Berbahagialah. "Hangat dan menghangatkan?" Karin memandang langit-langit rumahnya. Cahaya putih lampu gantung menyilaukan matanya membuatnya sedikit menyipit.

"Aku rasa mungkin yang dimaksud nenek adalah Sakura." Karin mengambil keputusan. Surat wasiat itu ditujukan untuk mereka berdua, tapi Karin terlihat yakin jika cucu yang dimaksud adalah adiknya.

"Kenapa aku? Bisa saja itu kakak 'kan?"

Karin menggeleng. Kini semua atensi fokus padanya,"Coba kau pikir, apa warna mataku mencerminkan kehangatan? Dan menghangatkan?" Karin menunjuk matanya dengan sedikit melebarkan kelopaknya, membuat bola matanya seolah akan melompat keluar. Sakura bergidik ngeri.

"Jika teorimu benar, mungkin yang dimaksud ibu memang Sakura." Sakura menatap ibunya dengan pandangan tidak percaya. "Ibu menjualku?"

"Eishh ~ Kau ini bicara apa sih? Lagipula siapa juga yang akan membelimu." Sakura memberengut mendengar penjelasan ibunya. "Bisa saja 'kan. Anak ibu ini 'kan cantik."

Perdebatan kecil itu usai begitu Karin kembali membuat teori,"Uchiha? Aku tahu ada satu klan dengan nama Uchiha. Apa mungkin Uchiha yang itu?"

"Uchiha yang itu? Apa maksudmu Uchiha yang mempunyai Uchiha's tower ditengah kota?" si sulung mengangguk dengan wajah tanpa ekspresi alias datar.

Sakura terkesiap dan menutup mulutnya, "Ti-tidak mungkin."

Ketiga pasang mata diruangan itu kompak menoleh padanya. "Kenapa?"

Sakura berusaha menenangkan jantungnya yang berdegup tidak wajar. Rasanya dia bisa mati muda dengan berbagai kejutan dalam beberapa menit terakhir ini. Dengan satu helaan napas dia berujar, "Jika benar Uchiha yang itu, Sasuke Uchiha adalah teman sekelasku."

. . .

You don't have to be great to start,

But you have to start to be great.

(Zig Ziglar)

. . .

And

w