Tittle : Kid Lawyer
By Freasky (nama disamarkan/?)
Rated : T menuju M/?
Genre : Mystery, Romance
NC-17 'till 21
Boy x Boy
Crack pair
[Chanyeol x Sehun]
Other cast? Find by urself
Well, kebetulan fanfict ini aku adaptasi dari novel dengan judul yang sama karangan John Grisham yang tentunya juga ada banyak yang kurubah jika dibandingkan dengan cerita di novel aslinya. Sorry for the typo(s), and lets check it out!
DON'T LIKE, DON'T READ
NO BASH PLEASE
AND HOPE YOU LIKE IT
.
.
.
'Pembunuhan misterius yang tidak ku mengerti. Bagaimana bisa wanita itu mati tanpa meninggalkan petunjuk satupun? Tak ada sidik jari, tak ada bukti. Tak ada tanda-tanda bahwa wanita itu telah dibunuh. Tetapi tak ada tanda pula bahwa wanita itu bunuh diri. Kasus macam apa ini? Jangan katakan bahwa setan yang membunuhnya. Ah, tidak, itu tidak lucu'
.
.
.
Cahaya matahari yang menembus jendela kamarku dan dipantulkan melalui cermin di sudut ruangan membuatku mengerjapkan mata. Menyingkap selimut tebal yang menutupi hampir seluruh tubuhku. Well, kurasa pagi ini tidak terlalu buruk. Cuaca yang cukup cerah untuk menghadiri persidangan. Ah, kurasa aku belum mengenalkan namaku? okay, namaku Oh Sehun. Umurku baru 15 tahun dan yeah, aku masih bersekolah di Senior High School. Kukira kalian akan bingung ketika tadi aku mengucapkan kata 'persidanganI'. Yup, kedua orang tuaku (Oh Min Joon dan Oh Seul Jin) merupakan pengacara yang cukup disegani di Gangnam. Ibuku merupakan pengacara kasus perceraian, dan ayahku sudah 'hampir' pensiun dalam tugasnya. Dan aku (sering) membolos sekolah 'hanya' untuk menghadiri persidangan. Yeah, aku hanya penasaran bagaimana proses persidangan berlangsung. Tapi persidangan kali ini benar-benar seru. 'kasus tawuran siswi Yugyeo High School'. Ah, dan sepertinya sidang akan dimulai 15 menit lagi.
.
.
"selamat pagi hunnie!" ucap salah seorang pengacara (yang bahkan aku tidak mengenalya) padaku.
"pagi noona-ya" sapaku ramah
"kau hadir untuk melihat kasus itu?"
"ya. Dan untuk menghindari kelas trigonometri kau tau" ucapku sambil tertawa miris
"ah, sayang sekali tapi sepertinya sidangnya ditunda" wanita itu memasang raut wajah kecewanya yang menurutku berlebihan
"benarkah? Well,kalau begitu mungkin aku akan ke kantor orang tuaku saja. Bye noona!" ucapku berbohong, kulambaikan tanganku kearahnya dan ia hanya tersenyum.
Buru – buru kukayuh sepedaku dengan cepat melewati gang – gang tikus untuk menghindari kemacetan jalan raya di Gangnam. Dan setibanya aku di sekolah...
"shit! Kenapa gerbangnya sudah dikunci" rutukku seraya menendang gerbang sekolah dan faktanya justru aku menjadi kesakitan karenyanya.
Kuputuskan untuk memarkir sepeda ku di toko boneka dekat sekolah (yang kebetulan aku sangat akrab dengan pemiliknya) lalu aku mengendap-endap memanjat tembok belakang sekolah yang tidak terlalu tinggi mengingat fakta bahwa ada cctv di area depan sekolah. Kuputuskan untuk menunggu jam istirahat karena percuma saja jika aku masuk kelas jam segini pasti guru itu sudah menghabisiku dengan setumpuk tugas.
Kurebahkan badanku di sisi lapangan yang teduh dan hey benar saja bel istirahat berbunyi tak lama kemudian. Aku berlari memasuki kelasku lalu duduk di kursiku dan berusaha terlihat setenang mungkin. Teman-temanku tak ada yang bertanya tentang keterlambatanku ini yeah kecuali Jongdae.
"hey, bung! Kau melihat persidangan lagi ya?"
Kalau kau sudah tau jangan bertanya bodoh!
"kudengar ada seorang pengacara baru lulusan oxford yang bergabung dengan butik kecil J&C milik orang tuamu itu."
"oh ya? aku berani taruhan dia tidak akan betah bekerja disana selama 1 bulan." Jawabku malas
"hahaha... kau ini suka sekali menyumpahi orang eo? Lagipula yang aku herankan kenapa ia tak bekerja pada sebuah perusahaan saja? Kenapa harus di butik kecil milik orang tuamu."
"kudengar ia anak dari kolega orang tua Sehun." Tiba-tiba saja Baekhyun ikut menimbrung sambil mengulum permen lolipopnya itu.
Cih, kenapa mereka selalu tau segalanya tentang keluargaku yang bahkan aku sendiri tidak mengetahuinya.
"yakk, apa kalian tidak bisa sehari saja tidak membahas tentang keluargaku?" dan mereka hanya menggeleng ria. Oh god! Bagaimana bisa aku mempunyai kawan seperti itu.
Kuletakkan kepalaku di meja dan memejamkan mataku. Andai saja hidupku tidak membosankan seperti ini.
Bel masuk berbunyi. Tanda bahwa kelas berikutnya akan dimulai. Well, persiapkan dirimu untuk ini Oh Sehun-ssi
.
.
Selama kurang lebih 2 jam guru menjelaskan tentang bab trigonometri di depan kelas dan tak ada satupun yang menyangkut di memoriku. Oke mungkin aku harus meminum suplemen daya ingat.
Kupaksakan kakiku melangkah keluar sekolah. Mengambil sepedaku yang kutitipkan di toko tadi. Tiba-tiba aku teringat akan janjiku untuk menemui Taeyong untuk mengajarinya sastra Inggris tapi sepertinya ia sedang sibuk bercumbu dengan kekasihnya sekarang jadi kuputuskan untuk pulang ke rumah saja. Setelah berpamitan dengan si pemilik toko, aku tergesa-gesa mengayuh sepedaku sehingga tidak sengaja menabrak seorang pria dengan setelan jasnya yang rapi yang kuperkirakan dia baru lulus kuliah dan masih dalam tahap magang (mungkin). Buru-buru aku meminta maaf padanya lalu kembali melesat menuju butik pengacara milik orang tuaku.
Ketika aku masuk ke dalam selalu saja seperti ini keadaannya. Tumpukan map dan tumpukan kertas yang beberapa diantara kertas-kertas itu sedang melayang-layang sekarang akibat angin dari kipas yang sedang berputar di langit-langit ruangan. Hanya terlihat sebuah meja resepsionis di depan dan dua buah lemari besar yang menutupi kanan kiri tembok rungan ini. Ada sebuah ruangan di bawah yang merupakan ruangan kerja ibuku dan sebuah ruangan di atas yang selalu tertutup. Itu ruangan kerja ayahku.
"mereka sibuk?" tanyaku pada respsionis paruh baya itu
"yah, seperti biasa. Berdebat tentang hal kecil. Tapi kabar gembiranya ada seorang lulusan oxford yang melamar pekerjaan disini. Aku bingung kenapa dia melamar disini." Wanita itu ertawa renyah.
"eumm, kudengar dia anak dari kolega ayah dan ibu. Baiklah kalau begitu aku aka pulang saja." Baru saja aku ingin membuka pintu tiba-tiba suara itu memangilku.
"sehunnie!"
'ugh jangan sekarang' batinku. "yes mom?" kutolehkan kepalaku dan terpaksa tersenyum ketika melihat ibuku yang sedang berjalan kearahku.
"kenapa kau tak memberitahu ibu kalau kau ada disini? Ah, iya kau jangan pulang dulu. Ibu akan mengenalkanmu pada seseorang."
Dan aku hanya bisa memutar bola mataku.
Kuketuk-ketukkan jariku bosan. Menunggu 'seseorang' yang sepertinya menarik (bagi ibuku bukan denganku) untuk ditunggu kedatangannya. Yeah, tapi aku paling tidak suka menunggu. Kulirik jam ditanganku lagi entah untuk yang keberapa. Aku merasa bosan. Sudah 20 menit tetapi orang yang dimaksud ibuku itu tak kunjung datang. Dan ketika aku ingin beranjak dari kursiku...
"ah, yeollie kau sudah datang." Sapa ibuku ramah pada orang itu.
Penasaran, kutolehkan kepalaku ke arah sumber suara itu. Astaga! Itu pria yang kutabrak tadi! Sepertinya dia mengenaliku. Dia tertawa ketika melihatku yang sedang membelalakkan mata ini.
"hun, ini Park Chan Yeol. Seseorang yang lulusan oxford itu dia." Ibuku tersenyum manis padaku yang aku tau bahwa itu terlalu dibuat-buat.
"m-mwo?"
.
.
.
.
.
.
Gimana ceritanya? Seru? Atau gaje? Haha.. kuharap kalian suka. Tolong RnR ya jika kaian ingin aku melanjutkan ceritanya. Haha.. kuberi sedikit bocoran saja ya. kisah tentang pembunuhan itu mungkin akan ada di chapter selanjutnya. So please semakin banyak review akan semakin cepat pula aku mempost chapter selanjutnya. ^^
