Disclaimer: Viewfinder © Ayano Yamane
Summary: apa yang terjadi jika kehidupan Akihito yang "normal" bersama sang Yakuza terusik dengan kehadiran para keluarga Asami? Dimulai dari kedatangan sang Adik, Asami Miyuki, yang tak kalah licik dari sang kakak hingga kedatangan sang Nenek yang menjodohkan Asami dengan seorang aktris dan adik dari Perdana Mentri jepang, Azumi Ryoukou.
Inspired by Bussines as Usual © Kadzuki Fuchoin (Arigatou senpai for allow me to make this fict! w )
'italic' = mind
"..." = speak
Ting tong! Ting tong! Ting tong!
Bunyi bel mengusik ketenangan petang hari itu. Akihito yang tadinya sedang mengedit hasil fotonya terpaksa harus menghentikan pekerjaannya sementara untuk membukakan pintu bagi siapapun itu.
'Asami? Ah tak mungkin dia memencet bel. Lagi pula ini masih terlalu awal untuknya pulang. Lalu siapa? Tamu kah?'
Ia penasaran siapakah gerangan yang mau bertamu ke kediaman sang Yakuza. Karena seingatnya Asami jarang mengajak rekan kerjanya mampir ketempatnya. Palingan cuma si sekertaris dan bodyguard kepercayaannya saja yang pernah berkunjung dan kadang makan malam bersama mereka. Kou dan Takato pun juga tak mengabarinya kalau mau berkunjung.
"Takaba-sama, biar saya saja yang membukakan pintunya." Sebuah suara mengalihkan pikirannya.
Ah... itu Toru. Seorang pengawal pribadi yang disewa Asami khusus untuk menjadi bodyguardnya sejak beberapa bulan yang lalu. Selain itu ada Ando. Dulu ia adalah Kepala Keamanan di The Fixer, tapi sekarang ia menjadi supir pribadi Akihito dan akhir-akhir ini ia juga menjadi Pengawal pribadinya sama seperti Toru. Tentu saja Akihito menolak mereka mentah-mentah diawal. Ia berpikir bahwa seorang fotografer biasa mana mungkin bisa mempunyai bodyguard dan supir pribadi. Tapi tentu saja ia kalah adu argumen dengan Asami dan terpaksa menerima semuanya. Dengan berbagai syarat tentu saja.
"ah, tak usah. Biar aku saja." Tolak Akihito sambil berjalan menuju pintu. Tapi walau ditolak, Toru tetap mengikuti Akihito dari belakang. Sebelah tangannya berjaga-jaga memegang pistol semi otomatis yang diberikan Asami padanya.
CKLIK!
Akihito pun membuka pintu depan dan terkejut.
Dihadapannya kini berdiri seorang gadis yang lebih pendek dari Akihito, memakai tas carier di punggungnya, bomber jacket kebesaran warna coklat, headphone tergantung di leher, tanktop hitam polos, hotpants dan sepatu converse semata kaki. Rambut hitam panjangnya yang terurai membuatnya memancarkan karisma khas tersendiri dan tak tertutupi oleh tampilan tomboynya tersebut.
Mengangkat sedikit topinya, Gadis itu menyapa Akihito, "yo!"
Dan bisa Akihito lihat jika gadis itu memiliki mata berwarna keemasan...
Tunggu dulu!
Karisma yang khas.
Rambut hitam.
Dan mata emas yang tampak familiar itu...
Akihito yakin seratus persen bahwa tak banyak orang yang memiliki kemiripan dengan sang Kekasih seperti gadis di hadapannya ini.
'Siapa sebenarnya gadis ini?' tanyanya dalam hati.
Melihat keanehan sikap yang ditunjukan Akihito, Toru pun maju untuk melihat siapakah tamu yang datang. Dan betapa terkejutnya ia setelah melihat sang gadis. Secara sigap Toru langsung memasukan kembali pistol yang ia pegang dan menunduk hormat ke sang gadis.
"Miyuki sama!" sapanya.
"yo! Hisashiburi ne, Toru. Terakhir kita bertemu sejak aku mengujimu untuk menjadi pegawainya Nii-san." Sapa gadis itu balik. " dan ini pasti Takaba Akihito kan? kakakku mungkin memang tak pernah menceritakanmu padaku tapi kau tahu? Rumor tentangmu banyak beredar di luar sana."
"etto... sumimasen, tapi kau siapa?" tanya Akihito.
"oh! Maafkan atas ketidak sopananku. Tapi bisakah kita melanjutkan pembicaraan kita di dalam? Kau tahu, walaupun ditempuh dengan pesawat pribadi senyaman apapun tapi tetap saja perjalanan dari Afrika ke Jepang itu bukan perjalanan singkat kan?"
"ah! Silahkan masuk" Akihito membukakan jalan agar Gadis tersebut masuk. Dilihat dari sikapnya, sepertinya ini bukan pertama kali sang gadis kemari. "silahkan duduk dulu. Biar aku siapkan minumnya."
Dan itu terbukti...
Tanpa merasa segan, gadis tersebut langsung mengambil tempat duduk di ruang TV dan menaruh cariernya di sampingnya.
"Miyuki sama, biar saya letakkan tas Anda ke kamar tamu." Ucap Toru. Sembari mengangkat tas carier tersebut.
"Arigatou Toru. Kau tanggap seperti biasanya." Ucap gadis tersebut sambil tersenyum.
Tak lama, Akihito pun menuju gadis itu sambil membawa nampan berisi dua cangkir teh. Dan menyajikannya di depan sang gadis.
"silahkan diminum selagi hangat."
Gadis itu pun meminumnya dengan anggun. Selagi sang gadis meminum tehnya, Akihito mengamati tingkah laku sang gadis.
'dilihat dari manapun gadis ini memiliki kemiripan dengan Asami. Dan tadi Toru pun memanggilnya dengan hormat sama seperti ketika ia memanggilku ataupun Asami. Siapa dia? Apa dia saudara Asami? Adiknya kah?' pikirnya
"kau pasti sedang menebak-nebak siapakah aku, ne Akihito kun." Ucap gadis itu tiba-tiba
Kepergok bahwa tebakan gadis itu tepat, Akihito memalingkan mukanya, pipinya tampak kemerahan.
"si-siapa juga yang tak akan berpikiran seperti itu." Ucapnya terbata. Walaupun gadis di hadapannya ini memiliki banyak kemiripan dengan Asami tetap saja tak menampik fakta bahwa gadis tersebut sangatlah cantik hingga membuatnya terpesona. "ada seorang gadis yang tak kukenal tiba-tiba datang dan bersikap seakan telah lama mengenalku."
"fufu... kau benar-benar polos Akihito kun. Atau bodoh jika bisa kubilang,"
"he-hei! Apa maksudmu?!"
"yaah... kalau memang kau tak mengenalku, tak seharusnya kau membuka pintu dan mempersilahkan orang asing masuk. Apa kau tak pernah diajarkan seperti itu oleh orang tuamu?" ejek gadis tersebut dengan seringai menjengkelkan yang benar-benar mirip Asami.
Dan itu benar-benar membuat Akihito kesal.
"maaf, nona. Kau sudah membuatku tersinggung." Ucap Akihito kesal.
"oh, apakah aku menyinggungmu? Gomen ne A-ki-chan."
Dan seringai usil sang gadis telah membuat kesabaran fotografer tersebut habis. 'the hell with her cuteness!'
"Asami Miyuki" potong Gadis tersebut membuyarkan pikiran Akihito.
"apa?"
"namaku Asami Miyuki" ulang gadis itu. Kali ini dengan nada serius ia memperkenalkan diri. "salam kenal Takaba Akihito. Aku istri sah dari Asami Ryuichi."
"e-eh? ISTRII?!" teriak Akihito tak percaya. Secara reflek ia berdiri dan menunjuk gadis itu. Darah seolah menghilang dari mukanya, membuatnya terlihat lebih pucat. "ma-mana mungkin Yakuza mesum nan brengsek macam dia bisa mempunyai istri semuda kau? Atau jangan-jangan ia memaksamu menikah dengannya? Iya! Dia pasti memaksamu kan? mustahil—"
"Miyuki sama, tolong berhenti mengerjai Takaba sama." Potong Toru
"pfft... AHAHAHA. Gomen... gomen..." gadis itu tertawa mendadak, membuat Akihito bingung dengan situasi yang terjadi. "ta-tadi dia bilang apa? Yakuza mesum? Ahaha... baru pertama kali ini aku mendengar ada orang yang berani memangilnya seperti itu. Ahahaha..."
Menyadari bahwa ia telah dikerjai untuk kedua kalinya, muka Akihito memerah saking kesalnya, bahkan tampak asap mengepul dari kepalanya. 'Urgh! Gadis ini benar menyebalkaaann!' ucapnya dalam hati.
"Toru!" panggil Akihito tiba-tiba pada Toru yang sedari tadi berdiri disampingnya, "katakan padaku, siapa gadis ini sebenarnya?" tanya nya.
"Beliau adalah Asami Miyuki sama, adik kandung Asami sama, Takaba sama." Toru membungkukan badan sambil memperkenalkan gadis tersebut.
"ooh... jadi kau adiknya." Akihito mengangguk paham. "EH?! ADIK?!" kembali Akihito menunjuk gadis itu lagi.
"yups! karena mulai hari ini aku akan menginap disini jadi mohon bantuannya ya, A-ki-chan!" jelas Miyuki sambil tersenyum manis.
'di-dia bercanda kan? aku pasti sedang bermimpi.' Pikir Akihito dalam hati, 'dia adik Asami? Dan dia akan menginap selama sebulan? Aku tidak percaya! Ini semua pasti mimpi! Ya! Ini pasti mimpi! Aku hanya perlu mencubit pipiku dan akan terbangun dari mimpi buruk ini!'
CUBIT!
"OUCH! A-apa yang kau lakukan?" tanya Akihito pada Miyuki yang tiba-tiba mencubit pipinya.
"oh dear, aku hanya membantu meyakinkanmu kalau ini semua nyata, bukan mimpi." Jawab Miyuki santai.
"tapi tak perlu menyubitkan sekeras ini kan" omel Akihito sambil mengusap pipinya
"ngomong-ngomong Aki san, aku lapar. Bisa kau buatkan makan malam"
"uugh.." walaupun masih kesal, Akihito menuruti kemauan Miyuki dan menuju ke dapur untuk menyiapkan makan malam.
"oh iya,buatkan untuk Nii san juga ya! Aku yakin ia dalam perjalanan kemari, iya kan Toru?" tanya Miyuki ke Toru.
"benar, Miyuki sama." Jawab Toru
'bagaimana ia bisa tahu?' Tanya Akihito dalam hati. 'akan aku tanyakan ke Asami saja nanti.'
"Aaaaahhnn~ rasanya aku ingin mandi dulu." Kata Miyuki sembari merenggangkan badan di sofa.
"Air hangatnya sudah saya siapkan Miyuki sama. Mari saya antar ke kamar mandi." Ucap Toru. Bagaimanapun sudah tugasnya untuk melayani adik dari bosnya tersebut
"Arigatou na, Toru. sungguh, jika saja Nii san tidak memperkerjakanmu jadi Bodyguard Aki san aku pasti sudah menjadikanmu pengawal pribadiku." Ucap Miyuki sebelum masuk ke Kamar mandi.
Setelah memastikan Miyuki sudah masuk Kamar mandi, Akihito pun memanggil Toru diam-diam.
"sstt... Toru, kemari" Panggil Akihito dari dapur , "Sebenarnya siapa Gadis tersebut?" tanyanya ulang setelah Toru berada di depannya.
"beliau adalah Adik Asami sama, Takaba sama." Ulang Toru.
"iya kau sudah mengatakannya tadi. Maksudku jika memang Asami punya Adik kenapa selama ini aku tidak tahu?"
"Miyuki sama berbeda dengan Asami sama. Beliau bukanlah orang yang suka diatur dan lebih menyukai kebebasan. Sehingga selama ini beliau lebih memilih berkeliling dunia daripada mengurus sebuah perusahaan. Tapi tak jarang beliau dimintai tolong oleh Asami sama untuk mengetes pegawai baru. Seperti saya contohnya. Dulu saya pun sempat diuji oleh Miyuki sama." Jelas Toru.
"hmm... gadis seperti itu menguji para pegawai baru? Kalo untuk pegawai biasa sih aku tak kaget." Ucap Akihito sambil mencoba masakannya dan menambahkan beberapa bumbu lainnya.
"bukan hanya pegawai biasa Takaba sama. Selain mengujiku, Miyuki sama pernah menguji Kirishima san, Suoh san, dan Ando san. Bahkan orang-orang Asami sama dari luar seperti para detektif dan polisi yang pernah membantu Asami sama pun harus diuji oleh Miyuki sama. Intinya, dalam merekrut orang kepercayaan, Asami sama tak pernah lupa mengikutsertakan Miyuki sama untuk mengevaluasi mereka." Penjelasan Toru membuat Akihito terdiam sementara.
"Kupikir Asami sendiri yang menentukan layak atau tidaknya seseorang itu ia percayai."
"Asami sama memang yang menentukan di akhir, tapi pendapat Miyuki sama tentang kelayakan seseorang juga bisa mempengaruhi keputusan Asami sama." Toru membantu Akihito menyiapkan meja makan sembari menjelaskan tentang Miyuki. Saat akan menyiapkan untuk 3 porsi, Akihito menyelanya dan menyuruhnya untuk menyiapkan 7 porsi dan memanggil Ando untuk makan malam bersama.
"oh begitu. Lalu bagaimana pendapatmu tentang Gadis itu?" tanya Akihito lagi.
"..." Toru terdiam. Ia tak tahu kata apa yang tepat untuk mendeskripsikan Adik dari sang Yakuza. Karena walaupun masih tergolong remaja, kemampuan Asami Miyuki tak kalah mengerikannya dibanding Asami Ryuichi.
Melihat keterdiamannya Toru membuat Akihito merasa aneh. Namun dari ekspresi wajah Toru yang agak sedikit memucat ia bisa menyimpulkan bahwa sang Bodyguard tak ingin mengingat kembali saat-saat ia diuji oleh Miyuki.
"Aaaahhnn~~ rasanya segar sekali~" ucap Miyuki yang tiba-tiba muncul di dapur. Pandangannya langsung tertuju ke meja makan yang seharusnya hanya ada 3 piring tapi kini ada 7 piring. "apa kita akan kedatangan tamu lagi?" tanyanya.
"ah, tidak sih. Tapi terkadang aku biasa mengajak Toru, Ando, Kirishima, dan Suoh untuk makan malam bersama kami. Kau tidak keberatan kan?" tanya Akihito
"sou ka... aku gak keberatan kok." Jawabnya sambil tersenyum manis. Membuat Akihito ragu bahwa gadis semanis dia bisa membuat Bodyguard sekelas Toru memucat. Bagaimana pun ia tahu Toru bukanlah Bodyguard kelas bawah yang penakut.
CKLIK! CLIK! SLAM!
"ah! Itu pasti Asami!" ucap Akihito sambil menuju pintu. "Okaeri." Sapanya sambil mengambil tas dan jaket Asami –yang segera diambil alih Kirishima tentu saja— .
"Tadaima. Dia ada di sini kan." ucap Asami tanpa basa basi
"eh? Iya—" jawaban Akihito terpotong oleh Miyuki
"yo! hisashiburi ne Nii san." Sapa Miyuki dari depan pintu dapur.
"ha-ah... segeralah makan malam agar kau bisa secepatnya pergi dari sini." Ucap Asami sembari menuju meja makan namun dihadang Miyuki.
"no! No! No! Nii san kau harus mandi dulu baru setelah itu kita makan bersama. Kau bau tahu!"
"cih." Walaupun sedikit merasa kesal, Asami mengikuti perkataan Adiknya tersebut.
"kalian pun kalau mau boleh mandi dulu di kamar kalian masing-masing. Aku beri waktu 20 menit dari sekarang baru kita makan bersama. Mengerti?" perintah Miyuki ke Kirishima, Suoh, Ando, dan Toru.
"ha'i Miyuki sama!" ucap mereka berempat dan segera keluar menuju kamar mereka masing-masing yang berada satu lantai dibawah apartemen Asami dan Akihito.
Setelah para bodyguard itu pergi, Miyuki pun menuju TV dan menyalakannya.
"kau tidak mau mandi juga?" tanyanya ke Akihito tanpa mengalihkan pandangannya dari kotak persegi itu.
"ah! Aku sudah mandi sejak sebelum kedatanganmu tadi." Jawab Akihito.
"ooh..." balas Miyuki seadanya. "hmm... jika kau ingin menanyakan sesuatu kepadaku, kau boleh duduk disini dan menanyakan apapun." Ucap Miyuki sambil menepuk nepuk tempat disebelahnya, mengkode Akihito untuk duduk disampingnya. "kalau kau mau aku bisa memberitahu mu semua hal tentang Nii san termasuk hal-hal memalukan yang pernah ia lakukan semasa kecil."
Tertarik dengan ajakan itu, Akihito pun mendekat, "aku mendengarkan."
"tahukah kau, Nii san tak pernah berhenti mengompol hingga ia kelas 2 SMP. Sampai-sampai di dalam tasnya selalu tersedia celana dalam ganti dan seragam ganti." Cerita Miyuki tak ayal membuat Akihito tergelak. Tak bisa ia bayangkan The Most Sadistic Yakuza yang diam diam menguasai perekonomian Jepang dan ditakuti banyak orang itu pernah mengalami kejadian yang memalukan seperti itu.
"ahaha... kau pasti bercanda."
"sungguh! Tapi memang sudah dari dulu ia punya hawa yang gak bersahabat seperti itu, jadi tak banyak orang yang mempermasalahkannya, lebih tepatnya semua orang tak mau mendapat masalah darinya." Jelas Miyuki lagi yang makin membuat Akihito tertawa terbahak bahak.
Dan ia makin tak percaya bahwa gadis yang ada disampingnya ini adalah gadis yang sama mengerikannya dengan sang Yakuza.
"apa yang sedang kalian bicarakan?" ucap suara tiba-tiba yang memotong percakapan mereka.
"Ah nii san! Kami tidak membicarakan apapun koookk... iya kan Aki san?" ucap Miyuki sambil mengedipkan matanya ke Akihito.
"iya kok. Kami hanya membicarakan tentang seorang anak laki-laki yang tak pernah berhenti mengompol sampai sampai selalu membawa pakaian ganti di tasnya. Ahaha..." ucap Akihito disela tertawanya.
Asami merasa agak terganggu dan berkata, "Akihito, kusarankan kau jangan terlalu akrab dengannya. Dia punya hobi aneh dengan kebiasaannya mencari mayat."
"EH?!`"
"maa~ maa~ nii san, kau jangan bicara yang aneh-aneh. Lihat kau menakuti Aki san kan? dasar Ya-ku-za me-sum." Ejek Miyuki mengulang panggilan sayang Akihito ke Asami.
Dan sepertinya ejekan gadis tersebut berhasil mengusik sang Crime Lord. Terlihat dari ujung alisnya yang sedikit berkedut kesal.
Tok tok!
"Ah sepertinya mereka sudah datang. Ayo kita segera makan." Ajak Miyuki sambil berjalan ke ruang makan. "Aki san, bukakan pintu untuk mereka."
Tersadar dari lamunannya, Akihito pun membuka pintu diikuti oleh Asami dibelakangnya.
"Selamat malam, Asami sama, Takaba Sama." Sapa Kirishima, Suoh, Toru dan Ando bersamaan sambil menunduk.
"ah tak usah terlalu formal kalian. Ayo masuk. Kita makan malam bersama." Balas Akihito, sementara Asami hanya menganggukan kepalanya dan menuju ke ruang makan dimana adiknya sudah menunggu.
Dan mereka pun makan malam dengan tidak damai karena ulah Miyuki yang seolah ingin memonopoli Akihito berhasil membuat Asami mengeluarkan hawa dinginnya dan membuat atmosfir disekitar mereka terasa mencekam. Ntah tak merasakannya atau mengabaikannya, Miyuki masih saja mencari perhatian Akihito, ntah itu meminta tambah Nasi, minta diambilkan Lauk, memuji masakan Akihito, hingga minta tidur bersama Akihito. Dan requestnya terakhir ini yang akhirnya membuat Asami angkat bicara.
"kuberi kau waktu 10 detik untuk menjelaskan alasan kedatanganmu kali ini Miyuki sebelum aku mengusirmu keluar dari sini." Ujar Asami sambil menyesap minuman beralkoholnya.
Bukannya Miyuki yang membalas, tapi Akihito yang langsung bereaksi dengan keputusan Asami itu.
"EEH?! Kau tidak serius kan Asami?" ucapnya
Tidak mempedulikan bantahan Akihito, Asami malah menghitung mundur, "10... 9..."
Tak mau kalah Akihito pun membalas, "Kalau kau berani mengusir Miyuki, maka aku juga akan pergi bersamanya!"
'Kau bercanda kan?' pikir Kirishima, Suoh, Toru dan Ando bersamaan. Walau mereka adalah bawahan Asami yang paling kuat, mereka tetap tahu bahwa ancaman Asami itu tak main-main, dan Akihito adalah orang yang tak pernah bermain main dengan ucapannya. Berada di suasana perang antara sepasang Kekasih yang sama-sama keras kepala ini benar-benar menguji mental mereka. Apalagi Ando yang masih tergolong baru menghadapi situasi ini.
"Aki san, sudahlah. Kau tidak usah terlalu membelaku." Ujar Miyuki
"ta-tapi Yuki chan—"
"YUKI CHAN?!" pekik Ando dan Suoh yang terkejut dengan panggilan itu. Menyadari mereka telah bertingkah tak seharusnya, mereka pun menunduk minta maaf, "ma-maafkan ketidaksopanan kami Asami sama, Miyuki sama." Dan mereka kembali duduk setelah mendapat anggukan dari Asami.
Tak kalah terkejut dari Ando dan Suoh, Asami, Kirishima, dan Toru yang ahli menyembunyikan ekspresi mereka pun tampak tak percaya dengan apa yang mereka dengar. Hingga saat ini baru Akihito saja yang berhasil menghancurkan muka datar mereka. Karena hanya Akhito yang berani memanggil Miyuki dengan panggilan yang AMAT SANGAT TERLALU manis untuk seseorang semacam Miyuki.
"err... apa aku salah bicara?" tanya Akihito yang merasa tak enak. Sementara Miyuki hanya tersenyum tulus dan lagi-lagi membuat semua orang disana –selain Akihito tentu saja— terkejut.
"Aki san. Kau lah orang pertama yang memanggilku dengan sebutan Yuki chan. Aku jadi semakin tertarik denganmu." Ujar Miyuki sambil tetap tersenyum ke Akihito. "Bagaimana jika kau menjadi kakakku dan menjadi bagian dari keluarga Asami?"
"EEEHH?!" pekik Akihito terkejut. Sementara Asami hanya menyeringai, tahu kemana pembicaraan ini akan berlanjut. Miyuki memang tidak bisa dipandang sebelah mata. Bagaimanapun darah Yakuza juga mengalir ke nadinya.
'kau benar-benar jenius, Imouto. Atau bisa kubilang licik' Ujar Asami dalam hati.
"ta-tapi Yuki chan..."
"kau pasti tahu kan Aki san, Nii san seorang yang workaholic tingkat parah. Sejak kecil aku tak pernah merasakan bagaimana rasanya kasih sayang seorang kakak. Hingga akhirnya aku bertemu denganmu. Walau hanya dengan sekali lihat saja aku tahu bahwa kau adalah seorang yang memiliki hati yang tulus Aki san. Karena itu aku ingin kau menjadi kakakku. Kumohon." Pinta Yuki chan dengan mata berkaca-kaca.
Akihito yang memang lemah dengan airmata perempuan—tak peduli walau perempuan itu selicik Miyuki— akhirnya terpancing dan mengabulkan apa yang diinginkan Miyuki.
"ba-baiklah jika kau menginginkan itu, Yuki chan." Jawabnya yang langsung diterjang Miyuki dengan pelukan.
"Aki san." Ucap Miyuki sambil memeluk erat Akihito dan dibalas Akihito dengan usapan lembut di kepala Miyuki. Tanpa Akihito ketahui Miyuki memberi kode ke Asami, 'You Lose Nii san' ucapnya tanpa bersuara ke Asami, merasa puas karena ia berhasil memperdaya Akihito.
'In your dream, Imouto.' Balas Asami. Kedua kakak adik ini pun balas membalas tatapan tajam.
"permisi Asami sama." Potong Kirishima yang merasa cukup dengan olahraga jantung malam ini dan mewakili keempat orang pengawal lainnya. Setelah mendapat perhatian Asami dan Miyuki Kirishima pun melanjutkan, "Kami yakin Miyuki sama pasti ingin beristirahat setelah perjalan jauh, karena itu kami undur diri terlebih dahulu." Ujarnya sambil menunduk hormat
Mereka berempat pun segera menuju pintu keluar setelah mendapat persetujuan dari Asami.
Click! Slam!
Asami pun mulai berdiri dari kursinya dan berkata, "waktunya tidur."
"ne~ ne~ Aki san, ayo kita tidur bersama! Sebelum itu kau bisa membacakan ku cerita sebelum tidur lalu kita bisa saling bercakap cakap hingga kita tertidur bagaimana?" ajak Miyuki sambil menarik Akihito ke kamarnya dan Akihito pun mengikuti permintaan Miyuki tanpa perlawanan.
Sayangnya Asami lebih cepat dan lebih kuat darinya. Dengan gerakan efektif Asami segera menggendong Akihito, "Akihito tidur denganku malam ini dan malam malam selanjutnya."putusnya sebelum menuju ke kamar mereka.
"Itu tidak adil! Aku juga mau tidur dengan Aki san, Nii san! Nii san!"
Brak!
Dan dengan kesal Miyuki menendang pintu kamar di depannya sebelum kembali ke kamarnya.
Sementara itu di dalam kamar, Akihito berusaha memberontak dari Asami yang menguncinya di tempat tidur.
"Lepaskan aku, Asami!"
" Never." Balas Asami dengan nada dingin. "Dengar Akihito, aku tak akan menyerahkanmu pada siapapun itu sekalipun dia adalah adikku sendiri."
"For the God's sake, Asami! Yuki chan adalah adikmu sendiri. Apa kau tak kasihan mendengar ceritanya tadi? Dia kesepian Asami." Kekeuh Akihito membuat Asami menghela nafas lelah.
"kau terlalu polos Akihito, atau bodoh jika bisa kubilang." Ujar Asami lelah. "bagaimana kau bisa langsung benar-benar mempercayai seseorang yang baru kau temui? Apa kau tak pernah diajari untuk jangan percaya pada orang asing?"
'sepertinya aku pernah mendengar kalimat ini?' pikir Akihito. "dia bukan orang asing. Bagaimanapun Yuki chan itu adikmu Asami."
"tapi bagimu dia orang asing kan? sudahlah aku lelah berdebat. Lebih baik kau gunakan tenagamu untuk menghiburku, A-ki-chan." Ujar Asami sebelum menyerang Akihito
"hen-hentikanh! Ah! Asamii...nnnhh"
Dan suara erangan, desahan, decitan kasur, dan suara ambigu lainnya kembali memenuhi kamaw mereka.
/
Sementara itu di dalam kamar Miyuki, gadis itu merasa telah cukup untuk menguping pembicaraan kakaknya tersebut. Ya. Sebelumnya Miyuki memasang penyadap di kamar kakaknya itu guna mengetahui kepribadian Akihito yang sebenarnya dan apa saja yang telah ia lakukan ke kakaknya itu.
Dan dari hasil penyelidikannya hari ini sepertinya dapat ia simpulkan bahwa Akihito bukanlah orang yang buruk untuk menjadi kekasih kakaknya. Ia orang yang unik, jika bisa Miyuki katakan. Belum pernah ada orang yang bisa membuat kakaknya bersikap lembut seperti itu. Dibesarkan di keluarga Yakuza membuat Asami dan Miyuki terbiasa menjadi orang yang berdarah dingin. Mereka dituntut untuk tidak mudah ditaklukan dan tidak menunjukan emosi mereka.
Tapi Akihito berbeda.
Jika selama ini orang-orang merasa segan dengan Asami, Akihito justru sebaliknya. Dia memperlakukan Asami Ryuichi sebagai Asami Ryuichi, bukan sebagai seseorang bos mafia yang siap membunuhmu kapan saja. Terlihat saat ia menceritakan kisah memalukan kakaknya itu dan terdengar oleh Asami, Akihito bukannya ketakutan tapi justru menggunakan cerita itu untuk mengejek Asami secara langsung.
Ia tahu bahwa kakaknya telah menemukan orang yang tepat. Dan ia pun akan mendukung mereka dengan segala cara.
"Yuki chan ya?" gumamnya sambil berbaring di tempat tidur dan bermain dengan pistol kesayangannya. "hmm... tidak buruk juga."
Aku akan membunuh siapa saja yang berani mengganggu hubungan Nii san dan Aki san! Sumpahnya sebelum mengistirahatkan diri sejenak.
/
Ting Tong! Ting Tong! Ting Tong!
Suara bel di pagi hari berhasil membangunkan Asami. Walaupun enggan ia pun membuka matanya dan secara perlahan menyingkirkan tangan Akihito yang memeluknya. Sayangnya gerakan lembut tersebut telah mengusik tidur sang jurnalis. Perlahan ia pun membuka matanya.
"... asami?" tanya nya melihat Asami yang sedang mengenakan celana training dan kaos.
"sepertinya kita kedatangan tamu lagi Akihito." Jawab Asami sambil menyiapkan pistol untuk berjaga-jaga.
Jawaban Asami membuat Akihito membelalakan matanya,"eh?"
"tunggulah disini, aku akan melihat siapa yang datang." Perintah Asami sambil membuka pintu. Tanpa perlu menunggu balasan Akihito, Asami langsung menutup pintu dibelakangnya. Dapat ia dengar Akihito mencoba memanggilnya dari balik pintu, tentu saja tak lupa dengan beberapa panggilan sayangnya.
Namun Asami justru dengan tenang mengunci pintu kamarnya.
"Hidoi ne, niisan." Ucap seorang gadis yang tiba-tiba menyandar di punggung Asami.
"seseorang yang telah membantai sekelompok arkeolog tak berhak mengatai orang lain kejam." Balas Asami dengan suara rendah. Bagaimanapun ia tahu bahwa Akihito masih di balik pintu ini, dan ia tak ingin memunculkan rasa ingin tahu sang Jurnalis, karena sekali rasa itu Akihito muncul maka tak ada seorangpun yang bisa menghentikannya.
"yaah... mau bagaimana lagi, kan? mereka telah berani merencanakan penghianatan dibelakangku sih. Mereka kira karena aku sendirian dan jauh dari jepang maka mereka bisa dengan mudah mengalahkanku. Apa mereka lupa siapa yang mereka lawan?" curhat Miyuki sambil tersenyum sadis dan bermain dengan pisau di tangannya.
Sementara Asami hanya mendengar curhatan adiknya sambil tersenyum bangga. Ya, bagaimanapun Miyuki adalah seorang Asami, dan seorang Asami takkan mudah dikalahkan.
Ting Tong! Ting Tong! Ting Tong!
Suara bel menghentikan percakapan kecil mereka, mereka lupa dengan pelaku yang berhasil membuat mereka harus bangun sepagi ini.
"cih, aku tak tahu kau punya hobi mengundang orang untuk sarapan pagi bersama, nii san." Ucap Miyuki sambil berjalan mengikuti kakaknya ke pintu depan.
Perlahan Asami membuka pintu tersebut.
Cklik! Clik! Kriet
Dan betapa terkejutnya dia dengan orang yang di balik pintu.
Berdiri di hadapannya kini seorang wanita tua berambut hitam dengan pakaian yang menunjukan bahwa ia berasal dari kalangan terpandang. Bahkan tongkat jalan yang dibawanya tak mengurangi aura mengerikan yang menguar darinya.
Pandangan Asami tertuju pada ujung tongkat jalan itu, terlihat sedikit noda darah yang masih basah. Melihat dari aura yang dipacarkan nenek tersebut sepertinya ia harus segera mengurusi bawahanya yang telah menjadi kebrutalan nenek tersebut.
"apa kau hanya akan membiarkan nenekmu ini berdiri menunggu di luar, Ryuichi?" sindir nenek tersebut.
Asami pun membukakan pintu lebih lebar untuk membiarkan neneknya masuk.
"nenek!" panggil Miyuki, "kenapa nenek bisa ada di sini?" tanyanya.
"memang ada alasan apa lagi selain mengunjungi cucuku ini? Dan seharusnya aku yang menanyaka itu padamu, kenapa kamu ada di sini Miyuki? Bukankah kau sedang sibuk dengan proyek aneh pencarian mayatmu itu?" tanya sang Nenek balik ke Miyuki.
"aku baru saja menyelesaikannya kemarin, and for the god sake! Aku gak mencari sembarang mayat, nek, tapi sebuah Mumi! Peninggalan bersejarah yang bisa jadi sebuah missing link." Bantah Miyuki sebal.
"dan kau sama sekali tak berubah, nona. Berapa umurmu sekarang? 15?" tanya sang nenek sambil berjalan menuju ruang makan.
"I'm fucking 20 if you want to know" jawab Miyuki
"watch your manners, young lady!" perintah nenek tersebut. Dan Miyuki pun masih terus membantah perkataan neneknya itu.
Sementara itu Asami hanya terdiam di depan pintu melihat perdebatan mereka. Saat hendak menutup pintu, asami melihat Kirishima dan Toru keluar dari elevator dan menghampirinya.
"Asami sama." Sapa Kirishima sambil menunduk
"kali ini apa yang sudah diperbuat nenek tua itu." Tanya Asami tanpa basa-basi.
"dua orang dari pihak keamanan yang belum lama ini bekerja pada Anda mengalami patah tulang hidung dan cedera kepala ringan, Asami sama. Saya sudah meminta orang untuk membawa mereka ke Rumah Sakit. Apa perintah Anda, Asami sama?" tanya Kirishima
"apa nenek tua itu memberi perintah khusus untuk mereka berdua?"
"saya rasa tidak, Asami sama."
"Kalau begitu, pindahkan kedua orang itu ke cabang kita yang berada paling jauh. Usahakan nenek tua itu tidak bertemu lagi dengan mereka. Jika kali ini hanya cedera kepala ringan, belum tentu kita bisa menjamin keberadaan kepala mereka nanti." Perintah Asami yang langsung dijalankan Kirishima.
Setelah sang sekertaris pergi, Asami pun memberi perintah pada Toru, "Toru, Akihito sedang di kamar dan aku tak ingin ia mengetahui kedatangan nenek tua itu begitupun sebaliknya. Karena itu, untuk sementara ini aku ingin kau menjadi pengawal nenek itu."
Toru agak keberatan dengan perintah tersebut, pasalnya keselamatan Akihito adalah segalanya baginya dan dengan menjadi pengawal sang nenek maka ia akan berpisah dengan sang Tuan dan akan kesulitan mengawasi keselamatan sang Jurnalis. Tapi ia tetap saja menuruti perintah Asami, siapa juga yang berani melawan perintah Bos besarnya ini? Mungkin hanya kekasihnya yang keras kepala saja yang bisa. "ba—"
"kau tidak perlu repot-repot mencarikan ku pengawal, Ryuichi." Potong Nenek secara tiba-tiba. "toh aku hanya sebentar saja berada di sini." Lanjutnya.
Baik Ryuichi, Miyuki dan Toru terkejut mendengar perkataan sang Nenek tersebut. Mereka tahu, biasanya sang Nenek akan menghabiskan dua hingga tiga malam jika berkunjung.
"kalau begitu kenapa nenek tidak pergi saja sekarang?" tanya Miyuki kurang ajar.
Meskipun merasa tersinggung, sang Nenek tetap menjawab, "sebenarnya aku ingin memperkenalkanmu pada seorang gadis, sayangnya pesawatnya mengalami delay karena masalah cuaca di sana."
'gadis? Jangan-jangan...'
"kau ingat, Azumi Ryoukou? Kalian pernah bertemu kan? Dia adalah adik dari Azumi Kyousuke, Perdana Menteri Jepang. Saat ini ia telah menyelasaikan kontrak filmnya di Amerika dan akan kembali ke Jepang."
"tu-tunggu dulu! Jangan bilang nenek mau menjodohkan Nii san dengan wanita murahan itu?" tanya Miyuki
"setidaknya dia bukan seorang gadis yang tak tahu tata krama." Balas neneknya sengit. "dan dari mana kau tahu dia wanita murahan? Dia dari keluarga Azumi, keluarga yang terpandang. Kau jangan asal bicara, nona!"
"hah! Nenek tak tahu aja, bagaimana cara dia bisa meraih ketenarannya sekarang. Kalau aku boleh bilang kemampuan aktingnya lebih buruk dari para pemain JAV. Ntah sudah berapa kali dia melebarkan kakinya untuk para babi-babi penguasa itu."
"terserah apa katamu. Nenek tetap akan menjodohkan Ryuichi dengannya." Ucap sang nenek telak.
Merasa kehabisan kata-kata, Miyuki pun menatap Asami, "Niisan! Katakan sesuatu dong!"
Asami menghela nafas, "aku akan mengenyahkan siapa saja yang menghalangi jalanku. Dan jika orang yang nenek sebutkan tadi sudah tidak berguna lagi bagiku, kau pasti tahu apa yang akan kulakukan, kan?" jawab Asami singkat padat tepat.
Sang nenek tersenyum penuh kemenangan mendengar jawaban Asami. Sementara Miyuki tersenyum puas. Kakaknya, Asami Ryuichi tidak akan main-main dengan ucapannya. Walau pernyataannya tersebut seolah mengatakan bahwa ia setuju untuk dijodohkan, tapi ia memberi jaminan ke Miyuki bahwa ia akan mengenyahkan wanita tersebut bila berani mengganggu Akihitonya.
"bagus. Kalau begitu aku tak perlu lagi khawatir kalau kau akan menolak gadis ini." Ucap sang nenek sambil berlalu ke pintu keluar.
"kau sudah mau pergi nek? Tidak mau menyempatkan waktu untuk sarapan di sini?" tanya miyuki sambil mengantar sang nenek ke Elevator
"daripada menghabiskan waktu untuk sarapan, bagaimana jika kau menyelesaikan masalah yag sempat kau buat di Afrika sana, Miyuki?" ucap sang nenek sebelum hilang di balik pintu elevator.
"damn!"
TBC
p.s: Azumi Ryoukou itu bukan tokoh OC. Dia pernah muncul di Pray in Abyss chap 3 saat Akihito dan Mitarai mengintai club Draceana dan mereka ngelihat Asami keluar dari Limousine bareng Azumi ^^
Toru dan Ando dari fict Bussiness as Usualnya Kadzuki Fuchoin senpai ( ,)
