Yohohoho Aina datang lagi nih...

Entah mengapa tiba-tiba muncul ide ini di kepalaku, jadi aku tulis aja deh daripada otak ni sumpek (?)

Untuk fic sebelumnya masih dalam proses, mohon kesabarannya..

Oke. Enjoy reading...

Don't Like Don't Read

.

.

.

.

.

.

Introduction:

Kurosaki Ichigo. Pemuda tampan dengan sejuta pesona. Dia kini berumur 16 tahun, seorang siswa kelas XI-A, jurusan IPA di SMA Karakura. Memiliki wajah yang rupawan, rambut yang mencolok berwarna orange terang, membuatnya populer dikalangan gadis. Apalagi kakeknya Genryusai Yamamoto adalah kepala sekolah tersebut. Begitu banyak gadis yang mengantri ingin menjadi pacarnya, tapi sepertinya dia belum menyukai seorangpun dari gadis-gadis itu.

Lain lagi dengan tokoh utama perempuan dalam cerita kali ini.

Kuchiki Rukia. Gadis manis berperawakan mungil. Umurnya sama dengan tokoh utama pria hanya berbeda bulan kelahirannya saja. Siswa kelas XI-F, jurusan IPS di SMA Karakura. Gadis yang sangat cuek, dingin dan anti sosial. Gadis manis dari bangsawan terhormat di Karakura ini, memiliki iris mata yang indah –violet-. Gadis yang diyakini seratus persen belum pernah bermake-up diusianya yang sekarang.

.

.

.

.

.

.

Disclaimer: Tite Kubo

Genre: Romance, Friendship etc.

Pair: IchiRuki.

Warning: OOC, Typo(s), Romance ga kerasa, gaje etc, etc...

.

.

.

Chapter 1: Meeting

.

.

.

Pada saat istirahat berlangsung, Ichigo tidur menyandarkan kepalanya di meja pojok ruangan perpustakaan. Disana hanya ada dua pasang kursi-meja yang dipisah dengan bilik yang tidak tinggi. Biasanya dia selalu sendirian disana, karena tempatnya yang jauh dari rak buku, dan juga tidak strategis membuat meja itu jarang ditempati. Ichigo selalu tertidur disana akhir-akhir ini, karena jam tidurnya kurang cukup gara-gara mengerjakan tugas yang menumpuk. Tempat itu adalah tempat favoritnya. Tempat yang digunakan jika ingin menyendiri, atau untuk tidur sepuasnya tanpa diganggu oleh orang lain.

Tapi tiba-tiba ada seorang gadis yang duduk disampingnya, tanpa menimbulkan suara. Bahkan gadis mungil tersebut tidak peduli, ada seorang pemuda yang tengah tertidur disampingnya. Dia hanya duduk, bergeming, membaca buku yang dipinjamnya.

Tak beberapa lama Ichigo terbangun. Dia meregangkan tangannya yang pegal, karena digunakan untuk menumpu kepalanya di meja. Dia menengok sekelilingnya, dan spontan kaget mendapati ada seorang gadis disampingnya. Ichigo menatap gadis itu tanpa berkedip, terheran karena biasanya meja disebelahnya tidak pernah ditempati.

'A-apa dia hantu?' batin Ichigo sedikit takut. Apalagi udara disana sangat dingin membuat bulu kuduknya merinding.

Merasa terus ditatap oleh pemuda disampingnya, gadis itu menoleh. Mendapati ekspresi ketakutan di wajah Ichigo, gadis itu mengeryitkan alis.

"Aku manusia, bukan hantu." ucap gadis itu datar. Ichigo tersentak, dan menggaruk belakang kepalanya, bingung harus berbicara apa.

Karena terus ditatap seperti itu, Rukia merasa risih.

"Kalau tidak ada keperluan lagi sebaiknya kau pergi! Hanya mengganggu!" ucap gadis itu dengan nada dingin.

Nyuuut..

Ichigo merasa tersinggung dengan perkataan gadis itu. Ketika hendak membalas perkataan gadis itu, dia malah sudah berdiri dan melangkah pergi.

Sebuah kertas jatuh di lantai ketika gadis itu berjalan. Ichigo yang melihatnya, hendak memanggilnya. Tapi, gadis itu telah menghilang dari pandangan Ichigo.

Ichigo melongo.

'Di-dia hilang?' Ichigo merinding. Tapi dia tetap memungut sebuah kertas yang jatuh tadi. Ternyata itu adalah kartu perpustakaan milik gadis tadi. Ichigo menertawakan kebodohannya, karena terlalu paranoid menganggap gadis tadi adalah hantu.

Ichigo membaca kartu tersebut, disana tertulis:

Nama: Rukia Kuchiki

Kelas: XI-F, IPS

NIS: 14011504

'Oh, jadi namanya Rukia' batin Ichigo. Entah kenapa bibirnya membentuk lengkungan keatas, dengan sendirinya.

.

.

.

.

.

.

Awalnya Ichigo tidak peduli dengan gadis itu, tapi lama kelamaan dia jadi penasaran. Jadi dia mengorek informasi tentang gadis itu. Gadis yang dua minggu ini selalu dia temui di perpustakaan. Gadis bernama Kuchiki Rukia. Meski selalu duduk bersebelahan, tapi mereka tidak pernah sekalipun berkenalan, apalagi mengobrol satu sama lain. Mereka hanya sibuk dengan urusan masing-masing. Ichigo yang tertidur tanpa peduli gadis disampingnya. Sedangkan Rukia yang membaca dalam diam, tanpa memperdulikan pemuda yang selalu tidur pada jam istirahat di meja itu. Bahkan tidak ada sekalipun niatan untuk memulai pembicaraan. Biasanya Rukia pergi begitu saja, ketika Ichigo sudah terbangun.

Tapi siang ini Ichigo bertekat untuk berkenalan dengan gadis yang telah membuatnya penasaran. Jadi dia tidak tidur. Dia duduk disana membaca buku, sambil menunggu gadis itu. Beberapa menit kemudian Rukia datang dengan membawa buku. Dan duduk disana seperti biasa. Tapi dia sedikit heran melihat Ichigo yang sedang membaca buku, tidak tidur seperti biasa. Tapi dia hanya acuh, dan mulai membuka buku yang dia pinjam hanya untuk dibaca di perpus, karena kartu perpustakan miliknya telah hilang sekitar dua minggu yang lalu.

Ichigo menutup buku dan mulai duduk menyamping, menatap Rukia.

"Ehem!" Ichigo berdehem untuk mengalihkan perhatian dari Rukia. Tapi Rukia tetap bergeming.

"Apa ini milikmu?" tanya Ichigo sambil menunjukan kartu berwarna biru, diangkatnya sejajar dengan muka Rukia supaya gadis itu bisa melihatnya.

Rukia menoleh dan kaget, karena kartu miliknya berada pada tangan pemuda yang kini sedang tersenyum kearahnya.

"Waktu itu jatuh ketika kau sedang berdiri, jadi aku memungutnya." Sebelum Rukia melontarkan pertanyaan Ichigo sudah menjawabnya terlebih dahulu, seakan tahu apa yang akan ditanyakan oleh Rukia.

Rukia mengangguk dan mengambil kartu itu dari tangan Ichigo. Dan kembali membaca buku, tanpa mengucapkan sepatah katapun.

"Hei, kita sudah sering bersama disini tapi kita tidak pernah berkenalan. Kalau begitu, perkenalkan, aku Kurosaki Ichigo. Kelas XI-A jurusan IPA." Ichigo tersenyum sambil mengulurkan tangannya, meminta jabat tangan dengan Rukia. Rukia menoleh dan wajahnya tetap datar. Melihat itu Ichigo terheran.

"Kau tidak mau berkenalan denganku?" tanya Ichigo.

"Bukankah kartu perpus milikku sudah kau baca, jadi kau sudah tahu namaku kan?" tanya Rukia kembali berkutat dengan bukunya. Mendengar itu, Ichigo menurunkan tangannya.

"Iya sih, tapi kan tidak afdol rasanya kalau tidak berkenalan secara langsung." Ichigo menggaruk belakang kepalanya padahal dia tidak berketombe.

"Kuchiki Rukia." ucap Rukia tanpa mengalihkan pandangannya dari buku yang dipegangnya.

"Ckckck ternyata benar gosip yang beredar, kalau kau gadis yang sangat dingin!" ucap Ichigo dengan nada santai, sedikit mengejek.

"Kalau sudah tahu kenapa ingin berkenalan denganku?" ucapan Rukia benar-benar sedingin es.

"Hanya memastikan kalau kau benar-benar putri bangsawan Kuchiki." ucap Ichigo.

Rukia kaget, secepatnya dia menoleh kearah Ichigo. Tapi pemuda itu malah berdiri, dan melangkah pergi begitu saja tanpa menjelaskan maksud dari ucapannya tadi.

'Huuh' Rukia mendengus kesal.

"Dia benar-benar menyebalkan!" gumam Rukia.

To Be Continued...

Ini baru permulaan jadi belum ada permasalahan yang terjadi,

Oke, pantaskah fic ini dilanjut?

Oh ya, untuk fic Aina yang sebelumnya mohon sabar menunggu ya readers

Readers: emang ada yang nunggu?

Hahaha Author kepedean...