"Tambahkan sedikit lagi bedaknya!"

"Siapa yang tadi menaruh jaket in di sofa?"

"Eh, itu rambutnya jangan ditarik-tarik! Aku sudah susah-susah merias!"

Inilah kegaduhan yang sering terjadi did dalam gedung rekaman beberapa saat sebelum waktu para artis tampil. Kegafduhan ini terjadi tepatnya di dalam ruang rias tertentu, penuh dengan koordinator, juru make-up, stylish dan tentu saja, idol group yang akan tampil di depan khayalak.

"Oke, semuanya!" Leeteuk, leader dari group Super Junior berkata kerbs-keras, mencoba untuk mengalahkan kegaduhan yang terjadi di sekitarnya kepada para anggotanya, "Kita on-air dalam 15 menit, jadi aku mau semua selesai sebelum itu! Pastikan semua ingat gerakan dan bagian masing-masing! Malam ini hari terakhir untuk promosi album kita!"

Kata-katanya disambut baik oleh semua orang yang ada diruang itu, baik members ataupun stylish. Setelah sang leader keluar dari ruangan untuk membahas masalah-masalah teknisi dengan manager mereka, kegaduhan pun kembali terjadi.

Lee Donghae segera berdiri dari kurisnya ketika stylishnya berkata bahwa ia sudah selesai dan pergi menuju ke pojok ruangan yang agak sepi, dimana teman baiknya sedang duduk bersila sambil memejamkan mata. Ia tersenyum sembari berhenti di depan pria yang sedikit lebih tua itu.

"Gugup, Hyuk?" Katanya dengan nada agak meggoda, lalu duduk di samping lead dancer Super Junior itu.

Hyukjae membuka matanya dan tersenyum sambil menoleh ke arah laki berambut coklat tua itu, "Nggak. Hanya menenangkan diri sebelum pertunjukan. Kamu tau kan kebiasaanku?"

Donghae hanya ketawa dan memijat pundak temannya, "Aku tidak mengerti. Kenapa selalu menenangkan diri sih? Kalau aku bilang, performance-mu itu baik sekali! Nggak ada yang perlu dikhawatirkan!"

"Sudah aku bilang, ini cuma kebiasaan. Aku susah sekali merubah kebiasaan, Hae," laki-laki berambut pirang itu kemudian membuat aba-aba untuk mengusir dongsaeng-nya, "Sana, aku butuh bermeditasi dengan tenang! Ganggu saja," Donghae menjulurkan lidahnya ke arah laki yang lebih tua itu dan kemudian berdiri untuk kembali ke kawan-kawan group membernya.

Sementara lelaki itu berjalan, ia tidak menyadari bahwa temannya menyaksikan setiap gerakannnya.

Itu agaknya menyenangkan untuk dilihat, kan 'Jae?

Hyukjae tidak berbohong soal ingin menenangkan diri sebelum setiap show. Bukannya ia panik, tetapi ia butuh terlihat calm and composed selama ia ada di panggung. Semua member tahu kebiasaan ini dan semua tahu untuk tidak menggangu Hyukjae ketika ia berada dalam mood untuk meditasi (kecuali Donghae, tapi Hyukjae tidak pernah berkomentar. Ia tahu tipenya temannya itu). Semua selalu menduga bahwa 'meditasi' untuk Lee Hyukjae adalah sembunyi di pojok ruangan dan duduk diam sambil memejamkan mata. Dan ia selalu melakukan itu sendirian.

Yah, ada benarnya, dan juga ada salahnya.

Ia tidak pernah benar-benar sendirian. Hyukjae mempunyai seseorang yang selalu besama dia. Personality-nya yang lain. Alter Ego-nya.

'Diam, Eun,' ia tertawa kecil sembari memarahi suara dalam pikirannya, 'Dan berhenti melihat kesana. Nanti ada yang lihat dan kita bisa kena masalah.'

Suara itu tertawa lagi, "Jangan terlalu serius, Hyukjae. Itu kan hanya teman, kan?"

'Justru karena dia itu teman, jadi kita harus berhenti melihat. Aduh, kau ini bisa buat kita dalam masalah.'

'Tapi aku benar, kan? Itu memang bagus?'

'Eunhyuk, diam. Kita bisa benar-benar kena masalah.'

Percakapan antara mereka itu tidak pernah serius atau menyakitkan. Mereka suka sekali bercanda satu sama lain, karena mereka memang sedekat itu. Tentu saja, itu juga karena suara-suara itu adalah sesuatu yang sangat berharga bagi Hyukjae.

'Tapi aku tidak pernah menyusahkanmu, kan?' suara itu tertawa, 'ya kan, kak?'

Benar. Kakak. Saudara kembar yang lebih tua, lebih tepatnya. Bagi Hyukjae, Eunhyuk itu adalah adik kembarnya yang berharga. Mereka tumbuh bersama, hidup bersama, dan menjalani hari-hari mereka bersama.

Bagaimanapun,...

'Jadi bagaimana? Siapa yang mau 'keluar' kali ini?'

'Hmm...,'

Mereka adalah dua orang yang berbeda, dan hidup didalam tubuh yang sama, membentuk satu manusia dengan dua kepribadian.

Eunhyuk adalah bagian yang sangat bear bagi Hyukjae. Bagaimanapun, mereka tinggal di dalam tubuh yang sama, tubuh milik Hyikjae yang juga otomatis menjadi milik Eunhyuk. Tetapi meski begitu, mereka tetap dua orang yang berbeda. hyukjae adalah orang yang santai sementara Eunhyuk itu ambisius. Terkadang, Hyukjae mengira bahwa memilih 'Eunhyuk' sebagai stage name-nya adalah pilihan yang tepat.

Hidup sebagai idol dengan jutaan bahkan milyaran fans di dunia, semua berasal dari ke-ambisiusan seorang Lee Eunhyuk. Hyukjae hanya mengikuti keinginannya saja. Ia tidak pernah keberatan dengan keingingan-keingingan Eunhyuk. Bagi Hyukjae, kebutuhan dan pendapatnya bisa dilakukan jika ia sudah selesai dengan milik Eunhyuk.

Dan ia tidak pernah mengeluh mengenai itu.

'Kau saja yang pergi, Jae. Aku sudah kemarin saat tampil di Mucore.'

'Okay...,'

Sejauh yang ia ingat, beginilah hidupnya. Antara mereka, salah satu akan 'keluar' dan menjalani hidup mereka, dan keputusan itu tergantung pada Eunhyuk. Terkadang karena ini, Hyukjae tidak sempat menyaksikan banyak dari kehidupannya. Ulang tahun, kencan, audisi, wawancara dan terkadang ia akan berada dalam kondisi ketika hal-hal buruk terjadi dan Eunhyuk tidak mau menghadapinya. Tapi itu tidak apa-apa.

Ia tidak akan berontak ataupun komplain. Selama adiknya bahagia, itu saja yang Hyukjae mau. Selama Eunhyuk bahagia, Hyukjae juga ikut bahagia.

Ya...

"Hyuk, kita on-air sebentar lagi,'

"Iya, tunggu sebentar,' ia tersenyum dan berdiri, megikuti semua anggota Super Junior keluar dari ruangan

Itu sudah cukup.


This is my very first fanfiction here! Do you like this chapter?

Terima kasih!