Disclaimer: Naruto adalah serial manga yang diciptakan oleh Masashi Kishimoto, Boruto the Next Generation adalah serial manga yang ditulis oleh Ukyou Kodachi dan diilustrasi oleh Mikio Ikemoto. Tiap jilidnya diterbitkan oleh Weekly Shounen Jump, dan kedua series diataptasi menjadi anime oleh studio anime Pierrot.

Kedua karya yang karakter dan sebagian setting world-build yang penulis pinjam, sama sekali bukan penulis yang menciptakan, dan karya transformatif ini diciptakan tidak untuk mendapatkan keuntungan materi.

Warnings: (akan bertambah seiring dengan cerita berjalan) tema berat, AU High School, Human!Bijuu, konten edukasi, seksual, perselingkuhan, penyiksaan, kekerasan, pemerkosaan, badboy/playboy, perjodohan.

(Tidak akan dideskripsikan dengan grafik, berhubung guidelines FFN sendiri melarang konten yang grafik karena harusnya itu ditempatkan di rating MA/Adult Fanfiction.)

Ide cerita ini murni milik penulis dan DILARANG plagiat/copy-paste fanfiksi ini APALAGI diklaim milik pribadi.

A/N:

(1) Untuk pembaca yang mencari fanfiksi adegan ena-ena jleb atau iris-potong-bantai maknyos, fanfiksi ini bukan yang kamu cari. Saya bukan penulis yang clueless main asal meromantisasi badboy tobat, pemerkosaan apalagi adegan gore, for short: ini bukan fic ngayal babu (seperti fanfiksi saya lainnya), terima kasih.

(2) Tidak menyerap konten dalam fanfiksi ini mentah-mentah, dan untuk pembaca, semoga bisa berfaedah.

(3) Fanfiksi ini adalah skip-time 10 tahun setelah setting waktu di fanfiksi berjudul ENOUEMENT, jika tidak ingin mendapatkan potongan spoiler, maka tidak perlu membaca fanfiksi Enouement lebih dahulu.


Tokyo, 15 Maret 2019

.

.

Nomor: G.004/Hidden Schoool/Konoha/2019

Lampiran: 7 halaman

Perihal: Penerimaan Calon Guru

.

.

.

Yth. Calon Guru Hidden Schools

Di

Tempat

.

.

.

Salam hormat,

Selamat datang di Hidden High School!

Sehubungan dengan Anda yang mengajukan lamaran kerja ke Hidden Schools sebagai guru, maka kami menyatakan bahwa calon pelamar kerja dengan identitas sebagai berikut:

Nama : Naruto Uzumaki

Usia : 35 tahun

Profesi : Guru

Status : Duda (anak dua)

Riwayat Karir : -terlampir-

Dinyatakan diterima menjadi salah satu guru di Sekolah Eksperimentasi nomor satu se-Jepang karena memenuhi segala persyaratan umum dan khusus, dengan rincian deskripsi kerja sebagai berikut:

Jenjang Siswa yang Diajarkan : Genin (SD), Chuunin (SMP), Jounin (SMA)

Sektor : Konoha

Tipe Siswa : Bodoh, Bebal, Anak Bermasalah, Anak Berkebutuhan Khusus

Jam Kerja : 07.00 – 19.00

Jumlah Total Murid : 30 siswa

Technical Meeting akan dilaksanakan satu minggu sebelum hari Tahun Ajaran Baru dimulai, di lokasi yang terlampir berikut riwayat karir Anda yang telah kami periksa dan cek gaji pertama di muka.

Sistem sekolah Hidden Schools dan lain-lain, akan Anda ketahui begitu Anda telah bergabung bersama kami.

Apabila dalam waktu satu kurun Tahun Ajaran, Anda tidak berhasil mengubah prestasi anak-anak menjadi lebih baik, maka kami akan mencabut izin mengajar Anda dari Hidden High Schools.

Ada pun peralatan atau setting kelas yang sekiranya Anda butuhkan, sampaikan pada Property and Setting Staff setelah Technical Meeting usai. Kami memercayakan metode pengajaran pada guru-guru yang kreatif bereksperimen untuk memajukan Generasi Penerus Bangsa Jepang.

Mari kita majukan Edukasi di Jepang untuk masa depan yang jauh lebih baik!

.

.

.

Mengetahui/Menyetujui,

.

.

.

Rektor Hidden Schools

.

.

(tanda tangan tanpa nama)

NIP: XXXX-XXXX-XXXX

.

.

Kepala Sekolah Konoha High School

.

.

(tanda tangan tanpa nama)

NIP: XXX-XXX-XXX-XXX

.

.

Ketua OSIS (Akatsuki) Hidden Schools

.

.

(tanda tangan)

.

(Code Name: Pain)

NIS: XXX-XXX-XXX

.

Lampiran:

1. Curriculum Vitae Calon Guru

2. Tata Tertib Hidden Schools

3. Peraturan Konoha Schools

4. Cek Gaji di Muka Calon Guru

5. Lokasi Technical Meeting

6. Map Hidden Schools

7. Peta Area Konoha Schools

.

.

Tembusan:

1. Rektor Hidden Schools

2. Kepala Sekolah Konoha Schools

3. Ketua OSIS (Akatsuki) Hidden Schools


"Bersulang untuk bos kita, Naruto Uzumaki, yang akhirnya berhasil diterima kerja di Hidden Schools!"

Bunyi gelas saling didenting dan pekikan riang menyebabkan suasana berbahagia begitu bising. Tawa berderai-derai teramat ramai. Satu per satu pegawai restoran Ichiraku Ramen, mulai menyantap bermangkuk-mangkuk ramen yang telah dihidangkan dan masih mengepul asap hangat, usai menyalami dan mengucapkan selamat pada bos mereka.

Hari ini restoran hanya buka sampai jam makan siang. Tatkala petang menjelang, restoran sengaja ditutup untuk publik. Seluruh jajaran karyawan merayakan pemimpin mereka, akhirnya berhasil diterima bekerja jadi guru di salah satu sekolah terelit se-Jepang.

"Astaga, lihat ini cek gajinya!"

"Oi, Ayame Nee-san, turunkan!" pinta Naruto, berusaha meraih laman lampiran cek gaji di muka yang diberikan oleh Hidden Schools.

Orang-orang terbahak-bahak menyaksikan semua itu. Ayame memekik saat Terauchi datang, mengomeli putrinya, lalu mengembalikan selip cek gaji pada Naruto sambil meminta maaf.

"Itu cek uangnya bisa cair, tidak?" tanya Gyuuki (Hachibi), mengintip tujuh digit angka yang tertera di selembar kertas. Geleng-geleng kepala tak percaya dengan gaji sebanyak itu.

"Bisa, ini ada nama bank-nya ke mana aku harus ambil uang gaji awal." Naruto buru-buru mengantungi cek gaji itu ke dalam jersey oranye-hitamnya.

"Traktiran, My Brother, yooow! Let's immerge in the hiphop tunes~!" Killer Bee meraih tangan Naruto untuk berdansa bersamanya, diiringi sorak-sorai minta mentraktir dari segenap karyawan.

Di hari biasa, Naruto mungkin akan tertawa kering jika diajak berjoget dan dengan keji diminta suruh mentraktir—sementara ia terkenal dengan kepelitan luar biasa untuk traktiran, tapi hari ini ia bahagia luar biasa, karena itulah ikut tenggelam dalam irama aneh perpaduan EDM dan Enka. Menjanjikan akan mentraktir pegawainya makan bistik daging kapan-kapan.

Tidak kuat menggila dan dansa hilang jiwa lebih lama, Naruto membiarkan Gyuuki yang bernyanyi dan menari dengan Killer Bee. Ia menyingkir dari riuh-rendah para karyawan yang bekerja untuknya. Menjejalkan lagi segala dokumen dan surat pernyataan dirinya di terima bekerja, lantas menyimpan lagi dokumen itu di kamar.

Masih ada waktu dua minggu lagi sebelum yamazakura pudar seutuhnya, dan bila itu terjadi, telah tiba waktunya untuk datang ke Technical Meeting di Hidden School.

Naruto menahan cengiran melebar, jemarinya bergetar oleh bludakan antusiasme yang berkobar dalam dada. Siapa yang bisa bersabar untuk mengajar di tempat yang telah lama dimimpikannya?

Dia butuh menyimbah darah, keringat, airmata, bahkan harga diri hancur-lebur, persetan hati remuk-redam, mengetuk satu demi satu pintu prestasi hanya untuk mewujudkan mimpi ini, dalam realisasi diselubungi ambisi untuk menaklukkan secarik mimpi tertinggi.

"Kurama, kenapa kau malah di sini, huh?" Naruto yang baru turun dari kamarnya usai menyimpan dokumen, menemukan Kurama, salah seorang sahabat tersedeng dan terbaiknya itu tengah duduk di rerumputan tepi sungai persis di depan restoran ramen mereka.

"Di dalam terlalu heboh dan bodoh." Kurama melempar batu, meloncat beberapa kali di atas permukaan air yang seketika beriak, sebelum tenggelam ke dasar sungai bercampur endapan lumpur.

Begitu Naruto mendudukkan diri di sampingnya, Kurama menyeringai dan berekspresi keki karena sepasang mata biru itu piawai menyelidik isi hatinya.

"Kau iri aku diterima kerja di Hidden Schools, ha?" tanya Naruto dengan nada meledek, ikutan melempar kerikil ke sungai, bedanya adalah batu itu langsung tercempung ke dalam sungai makanya ia berdecak.

Kurama mendengus keras. Tidak berkata apa-apa. Sekali lagi, memandang cahaya matahari sore, dan jingga yang merona angkasa. Semburat oranye terpecah di antara julangan bangunan pencakar langit.

Kurama merilekskan airmukanya, menyorongkan kepalan tinju ke sisi sahabatnya. "Selamat, kau selangkah lebih dekat dengan mimpimu untuk bersama keluargamu."

Naruto tersenyum lebar dan memandang hangat, meninjukkan kepalan tangannya pada milik Kurama. "Aku tidak akan bisa sampai ke titik ini, kalau bukan karena kau dan yang lainnya. Bagaimana caranya aku berterima kasih?"

"Dengan mencari kebahagiaanmu sendiri." Kurama lalu menggeleng lamat-lamat. Tampak termangu. "Menyelamatkan kebahagiaanmu."

Naruto menegapkan badannya karena bahasa tubuh Kurama tidak seperti biasa, pasang posisi duduk sila, siap mendengarkan. Pemungutnya dari tong sampah dan kebiadaban itu, terus-menerus memandangi prosesi matahari terbenam di kelambu cakrawala jingga.

Sejenak ia hanya menatapi Kurama, menyadari tidak ada gelagat akan menjelaskan maksud perkataannya, terlebih ia memahami mengapa Kurama tidak bisa berbahagia mendengar salah satu sahabat—yang telah dianggap saudaranya sendiri—karibnya diterima di sekolah yang pernah memberikan reputasi terburuk untuknya, maka Naruto turut mengkhidmati siang hari yang menjelang ajalnya.

Mengapa manusia suka sekali melihat sesuatu yang mati dan beranggapan semua itu indah?

Seperti cahaya terang matahari, yang meleleh jadi sapuan oranye, di tepi peralihan sebelum lahir kembali menjadi malam pekat.

Layaknya bunga sakura yang bermekaran perlahan, dan di hari lain, manusia akan ramai berbondong-bondong menontoni badai guguran sakura. Padahal jelas-jelas bunga-bunga yang jatuh itu pertanda mereka telah mati.

Mungkin juga dengan kunang-kunang di musim panas. Usia mereka singkat saja, menyala berkedap-kedip seperti sebatang pelita di kepala lilin yang tertiup angin, dan manusia akan terpukau dengan nyala cahaya (sisa nyawa) mereka yang terang dalam pekat malam.

Naruto menghela napas panjang. "Kau suka sekali duduk di sini sore hari. Senja itu indah untukmu, ya?"

Kurama mendengkus kasar.

Naruto bukan lagi manusia sebodoh itu untuk gagal paham bahwa terkaannya keliru.

"Dan kau suka matahari terbit karena itu seperti terbitnya harapan baru. Ha! Romantis sekali," ejek Kurama, menyambar batu, lalu melontar dengan sekuat tenaga dan jauh-jauh. Air di permukaan sungai bergejolak sejenak, sebelum menenggelamkan batu ke endapan lumpur dalam aliran sungai.

Naruto merendahkan suaranya. "Boleh aku tanya, kenapa kau tidak suka Matahari Terbenam? Banyak orang bilang, itu romantis."

"Waktu-waktu seperti sekarang ini, mengingatkanku pada jam pulang Konoha High School. Aku melihat jam berulang kali, memaki kenapa jarum detik jalannya lama sekali. Nuansa senja mengingatkanku pada keinginan untuk bisa enyah dari sekolah saat itu juga."

Kurama memungut kerikil mungil, menyentilnya ke udara, berputar dan mencapai titik lenting tertinggi, sebelum turun lagi dan ia sentil sehingga meloncat kancil di atas sungai.

Naruto menyunggingkan senyum meledek. "Membayangkan KHS di sore hari, gerbang besar terbuka, nantinya anak-anak akan menyongsong matahari terbenam untuk pulang ke rumah masing-masing, romantis juga."

Kurama terdiam agak lama. Merengut, kemudian raut cemberut menghilang bersama embusan berat napasnya.

"Oi, Naruto, tahukah kau sebuah kebenaran, kenapa senja begitu indah?"

Naruto menautkan tatapan mereka. Terkekeh karena keklisean angin menjambak kasar seluruh tubuh mereka dan sepenjuru area setempat, sedikit terlilip debu yang hilang begitu ia mengusap mata beberapa kali.

"Karena prosesi matahari terbenam dan indahnya semburat oranye atau apalah itu, yang diromantisasi oleh media maupun karya fiksi?" Naruto asal mengedikkan bahu.

Detik merangkum ke-Mahamegahan selamanya, terbungkus rakus dalam seutas seringai. Sorot mata merah-darah yang menggelap. Kurama mengempiskan semua itu jadi senyuman ringan.

"Itu karena, saat senja meraja, terbukalah pintu neraka. Petang adalah waktu kala setan terbangun."


ORANGE

.

Chapter 1: Prologue

.

(Transition times for the beginning of an ending)


Trivia:

Enka: lagu Jepang zaman dahulu yang tidak begitu digandrungi generasi mudanya zaman sekarang, semacam keroncong atau dangdut di Indonesia.

EDM: Electronic Dance Music, adalah genre musik elektronik perkusif yang dibuat sebagian besar untuk klub malam, rave, dan festival-festival. Biasa dimainkan oleh Disk Jokey (DJ)

Tidak bermaksud menyinggung sebuah agama, tapi dalam Islam, senja adalah waktu setan terbangun/keluar dari neraka dan berkeliaran, makanya dilarang tidur saat maghrib maupun subuh (masa peralihan waktu).

Penulisan surat dalam bahasa Jepang (yang hurufnya lurus dari atas ke bawah), tidak bisa diterapkan dalam fanfiksi ini, maka saya tuliskan dalam format surat bahasa Indonesia.