Story by Levanto Zenya
Indonesia, kini telah berusia 72 tahun, jika dihitung dari tahun 1945, tepatnya tanggal 17 Agustus 1945, sebuah hari yang bersejarah untuk Bangsa Indonesia, dimana para pahlawan telah gugur meraih kemerdekaan sekaligus mempertahankan kemerdekaan.
Maharani memandang langit biru yang sedang cerah-cerahnya, dengan kicau burung disekeliling. Udara sejuk menyapa paru-parunya. Pandangannya menyapu sekeliling. Bendera merah-putih sudah terpasang dimana-mana, anak-anak kecil asyik memegang tiruan bendera sambil berlarian dan tertawa, barisan anak-anak SD/SMP/SMA/SMK yang sedang melakukan latihan, dan lain sebagainya. Maharani tersenyum.
'Kakek Majapahit, Nenek Sriwijaya... karena kalianlah Nusantara bisa berkembang dan menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia sekarang1! Terima kasih...'
Maharani melihat jam tangannya, "Ah, aku harus pergi sekarang."
Adelya Pramata Mahisa, adik dari Aditya Pramata Maraban, menatap tiang yang menahan Sang Pusaka Merah Putih diatasnya, dengan latar belakang langit biru cerah yang menyejukkan mata. Ia telah membaca sejarah berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan itu sangat hebat, menurutnya. Dia yang tumbuh dikeluarga cinta tanah air dan semangat nasionalisme sangat menyukai warna yang dipilih sebagai warna negara itu. Merah, itu mengingatkannya pada semangat juang rakyat yang menginginkan kebebasan dari tangan Belanda. Putih, ia berpendapat bahwa warna itu warna suci, Bangsa Indonesia terlahir kembali dan meraih kemerdekaan, cita-cita yang sudah lama diidamkan.
Hari ini adalah 17 Agustus 2017, hari kemerdekaan Bangsa Indonesia ke-72. Semua siswa/siswi wajib datang ke sekolah. Yah, sudah menjadi tradisi setiap sekolah, hari kemerdekaan Bangsa Indonesia adalah hari yang istimewa.
"Kepada, Bendera Merah-Putih, hormaaaaat... gerak!"
Ini yang ditunggu-tunggu Adel. Sang pemimpin upacara telah mengucapkannya, dan semua memandang Sang Saka Merah Putih, memberi hormat kepadanya.
Adel merasa kini Bangsa Indonesia telah banyak berubah. Bahkan dalam pemerintahan Bapak Presiden Joko Widodo-Bapak Wapres Jusuf Kalla, Indonesia banyak membuat dunia internasional tercengang dan memberi applause. Adel bangga, ya, Adel sangat bangga tinggal Negara Kesatuan Republik Indonesia, negara yang cinta damai dan murah senyum.
Maharani berkaca-kaca matanya. Jelas, ia terharu. Ia telah berusia 72 tahun sekarang.
Ia mengingat bagaimana perjuangannya bersama rakyat melawan penjajahan Netherlands dan Japan, dan ia masih ingat, ia diakui pertama kali oleh Mesir, yang tiba-tiba datang ke hadapannya, mengakui ia telah merdeka.
Mendadak hati Maharani terasa hangat, seorang warganya kini merasa bangga tinggal di NKRI. Ia tambah terharu. Tambah terharu melihat Sang Saka Merah Putih dikibarkan di Istana Negara.
'Terima kasih, Tuhan. Engkau sudah membuat NKRI merdeka, dan Engkau mau memberkati negara ini agar terus maju. Bahkan warga negaraku sudah bangga dengan negara ini... Terima kasih, Tuhan...'
A/N: The End, yup.
Ya, tolong kritikan atas ff ini. Maaf jika ada salah-salah kata.
Saya mengucapkan "DIGRAHAYU NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA KE-72! SEKALI MERDEKA, TETAP MERDEKA!"
