Karena suatu hal Sasuke harus mendapatkan les tambahan dirumahnya. Sementara Naruto yang menjadi tutor Sasuke dirumah, dia suka menghukum Sasuke dengan melakukan hal-hal aneh pada tubuhnya. Dan itu membuat jantung Sasuke berdetak cepat.

.

.

.

"Sial!" Sasuke membuka pintu rumahnya dengan paksa dan menimbulkan suara yang nyaring. Tidak mempedulikan ibunya yang menyambutnya. Dia berlari ke kamarnya yang ada di atas.

"Tunggu Sasuke, Naruto-sensei baru saja sampai-" bahkan ibunya belum sampai menyelesaikan kata-katanya.

"Aku tahu!" Sasuke berlari menaiki tangga.

'Apa yang akan dia katakan jika melihat aku terlambat,' pikir Sasuke.

'Aku tidak percaya orang kuning bodoh, bisa menjadi tutorku. Apa ayah tidak salah pilih orang?'

"Tadaima, Naruto-sensei," Sasuke membuka pintu kamarnya dengan tergesa-gesa.

"Okaeri, Sasuke. Kau datang tepat waktu," Naruto duduk di depan meja belajar Sasuke. Dia tersenyum kearah Sasuke.

****** Lillow ******

*My Tutor*

*Naruto by Masashi Kishimoto*

Warning:

Jadi apa masalahnya sampai Sasuke yang jenius harus mendapat les tambahan dirumahnya?

Itu karena nilainya turun. Iya setelah pembagian raportnya, salah satu nilainya turun. Ayahnya memaksa Sasuke jika dia harus mendapat les. Ayahnya juga yang mencarikan tutor untuk Sasuke. Naruto namanya, anak teman ayah Sasuke. Masih muda orangnya, hanya beberapa tahun lebih tua daripada Sasuke.

Sasuke sendiri sebenarnya merasa tidak perlu mengikuti les, dia bisa belajar sendiri. Tidak perlu membuang uang lagi katanya. Tapi sekali lagi dia harus mengalah pada ayahnya. Ayahnya sudah berkata, jika dia tidak perlu mengeluarkan uang untuk les Sasuke. Anak temannya ayahnya sukarela mengajar Sasuke, tidak perlu dibayar. Sasuke malah berpikir jika dia sekarang sedang dikasihani. Uchiha tidak meminta belas kasihan orang lain. Tapi bagaimana lagi, dia kalah dengan ayahnya. Sasuke harus menurut. Lagipula hidup juga masih numpang dengan orang tuanya, jadi ya harus ikut cara main orang tuanya.

Apa yang Sasuke pikirnya tentang Tutornya diawal-awal sebelum bertemu benar-benar berbanding terbalik dengan keadaan yang ada. Sasuke kira jika tutornya adalah orang yang bijak, dewasa, dan bisa diandalkan. Ibunya berkata jika Senseinya adalah mahasiswa.

Senseinya memang terlihat dewasa, tapi dia juga orang yang brengsek. Begitulah menurut Sasuke.

"Sasuke, kau salah," seperti saat dia menunjukkan kesalahan Sasuke, wajahnya terlalu dekat. Sasuke sampai kaget.

"Kenapa?" Naruto heran, melihat Sasuke yang menjauhkan tubuhnya.

"T-Tidak ada apa-apa," dan Sasuke merasa aneh, karena wajahnya terasa panas. Mungkin pipinya sedikit memerah. Tapi Sasuke yakin jika dia masih normal, meskipun belum pernah menyukai perempuan. Kecuali ibunya, dia sayang ibunya tentu.

'Aku tidak tahan lagi,' jeritnya dalam hati.

Ini beda cerita lagi, meskipun dia sedikit kurang senang dengan senseinya tapi apa yang Naruto ajarkan selalu keluar saat ujian.

'Dia pasti punya hubungan dengan orang dalam,' bahkan Sasuke tidak pernah berpikir positif pada senseinya. Tapi mungkin lain kali dia harus berterima kasih.

Sasuke yang memang dari awal tidak mau mendapat les tambahan tentu saja tidak kurang akal.

Dia sengaja menyalahkan beberapa jawabannya, mungkin dengan begitu ayahnya akan berpikir jika akan sama saja dia les ataupun tidak. Dia tersenyum penuh kemenangan. Lihat saja.

Dan seminggu kemudian hasil ujiannya dibagikan, dia mendapat nilai yang biasa-biasa saja. Ayahnya kebetulan tidak ada dirumah. Dia jadi tidak bisa menunjukkannya. Mau menunjukkan ke ibunya, yah percuma. Ibunya nanti malah memohon ke senseinya agar Sasuke di disiplinkan lagi.

Jadilah sekarang berada di kamarnya bersama dengan Naruto yang memegang kertas hasil ujiannya.

Dia hanya diam, senseinya juga belum bicara. Dia marah?

"Sasuke.."

"Hmm?"

"Sepetinya kau sengaja menyalahkan jawaban mu," wajah Sasuke masih biasa. Agak sedikit kaget, senseinya bisa tahu dengan mudah.

"Kukira normal jika kau salah satu atau dua. Tapi kau banyak mengganti jawabanmu"

"Dan masih ada tanda tempat dimana jawabanmu yang benar," perfect strike. Sialan!

"Katakan padaku apa alasannya?" Sasuke sibuk mencari alasan.

"Aku tidak tahu, aku hanya ingin menghilangkan kebosanan. Belakangan aku jarang pergi bersenang-senang. Dan aku juga ingin pergi berkencan"

"Kencan? Apa? Jadi kau punya pacar?"

"T-tidak, bukan begitu. Tapi diumurku yang sekarang..."

"Hee... jadi kau merasa horny?" Naruto bahkan mengatakannya dengan vulgar.

"A-apa? Tidak, bukan seperti itu!" dan itu sukses membuat wajah Sasuke memerah malu.

"Kau bisa mengatakannya padaku. Aku akan membantumu," Naruto menarik tangan Sasuke. Dia membawanya ke arah sofa yanga ada dikamar Sasuke.

Naruto sudah lebih dulu menciumnya sebelum Sasuke protes. Naruto melepas ciumannya, lalu menyingkap kaos Sasuke.

"T-tunggu dulu, Naruto. Haa.." Sasuke menahan bahu Naruto.

Naruto lebih dulu menemukan nipple Sasuke. Dia memilinnya pelan. Sasuke diam seketika, dia tidak berani bersuara takut mulutnya mengeluarkan suara yang aneh-aneh.

"Hei, apa ini? Kau menegang hanya dengan itu," Naruto menyeringai.

"T-tidak, aku baik-baik saja. Aku tidak-Anggh.." Naruto mencubit puting Sasuke.

Naruto menundukkan wajahnya, dia menjilat puting Sasuke.

"Lepas-Ahh.." Naruto menghisap puting Sasuke. Wajah Sasuke semakin memerah. Dia ingin menangis. Naruto terlihat menyeramkan dimatanya.

Jantungnya berdetak cepat saat Naruto menyentuh tubuhnya.

Naruto mengelus pinggul Sasuke, melonggarkan celana Sasuke. Dia menggigit puting Sasuke.

Sasuke tidak tahan. Mulutnya terbuka melepaskan suara desahan, Naruto tersenyum penuh kemenangan.

Bagian tubuhnya yang disentuh Naruto terasa panas.

Naruto terus mengarah kebawah menuju pusar Sasuke. Dia membuka celana Sasuke. Menemukan milik Sasuke yang mulai menegang.

Naruto menjilatnya.

"Sangat manis," Naruto meremasnya pelan.

"Sudahkah kau belajar dari kesalahanmu?" Naruto melepaskan Sasuke.

"A-apa?"

"Hanya bercanda. Dan sedikit pelajaran"

"B-bercanda, benarkah?"

"Yah, jika kau mengulangi lagi aku tidak tahu apa yang akan kulakukan nanti.."

"Aku minta maaf.." Sasuke sedikit kecewa.

"Jadi, katakan padaku apa mengapa kau mengganti jawabanmu?"

"Itu rahasia"

"Hee.. jadi kau tidak mau mengatakannya. Baiklah, sebagai gantinya aku memberikanmu ini," Naruto meletakkan beberapa buku berisi kumpulan soal kepada Sasuke.

"Apa ini?"

"Kau harus sudah menyelesaikannya minggu depan," Naruto tersenyum.

"Iblis!"

TBC

Gomen kudasai~~~ aku bikin publish cerita baru. Yang lama masih lanjut kok, hampir selesai..

Tanganku kan gatel, jadi maaf yaa..

Tinggalkan review oke!