Guardian Cheonsa

By : Karina Citra Ayu

Ini novel ketjeh beut. Jadi pengen nge remake :3 kemungkinan sih gak ada yang berubah dengan alur cerita nya, Cuma ganti cast nya aja dan judul nya jadi Guardian Angel. Hope you like it! Buat yang udah baca pasti tau alur nya.

[REMAKE] Guardian Cheonsa by Karina Citra Ayu

Guardian Angel

Cast : Park Chanyeol | Byun Baekhyun| Kris Wu a.k.a Wu Yifan as Byun Yifan

Length : Chaptered

Genre: Yaoi! Shounen-ai! AU! Romance! Little bit angst!

Rated : T

Disclaimer : Cerita Punya Karina Citra Ayu, aku Cuma nge remake doang. Cast milik tuhan, orang tua dan agensi masing-masing.

Summary :

Memilih salah satu dari dua pria yang paling penting dalam hidupnya merupakan hal yang mustahil bagi Byun Baekhyun. Byun Yifan bagaikan malaikat pelindungnya dan Park Chanyeol adalah cinta pertama nya. Namun, ketika tak bisa memilih, atau lebih tepatnya tidak ingin memilih, ia harus kehilangan mereka sekaligus memori nya. Sebuah misteri pun terus membayangi kehidupan Baekhyun hingga berbagai kejadian aneh perlahan mengingatkan dia akan lelaki yang sesungguhnya memiliki cinta sejati ….

Warning! Typo(s) DLDR! Read and Review please! | ChanBaek Fanfic

Chapter I

Bagian satu : Present Guardian

Part : Prolog, satu, dua tiga

" Love sometimes can be magic. But magic sometimes can just be an illusion. "

Byun Yifan―

" Byun Baekhyun! Kau harus memilih salah satu dari mereka. Namja mana yang paling ingin kau selamatkan? " kata makhluk bertudung hitam itu dengan nada menggeram. Suaranya terlampau parau dan membuat namja berambut brunette cukup panjang itu bergidik ngeri karena makhluk buruk rupa itu mengacungkan ke arahnya sebuah senjata tongkat sabit yang berkilauan, sangat tajam.

" Shireo! Kedua nya begitu penting untuk ku. Chanyeol dan Yifan Ahjussi kedua nya begitu berharga. Aku menginginkan kedua nya! Kenapa aku harus memilih? "

Namja itu, Byun Baekhyun, kini sudah beruraian air mata melihat kedua pria di hadapan nya yang seolah di bungkam dan di ikat oleh kekuatan magis makhluk itu sehingga tak dapat bergerak dan mengeluarkan suara sedikit pun. Bibir mereka terkatup rapat. Kaki mereka seperti di paku ke tanah di area bibir tebing, yang jika selangkah saja mundur,mereka akan langsung terjun ke dalam laut di bawah nya yang di padati karang-karang meruncing tajam. Walau begitu, kedua pria muda itu terlihat sekuat tenaga meronta, melepaskan diri.

" Karena salah satu dari mereka akan menjadi masa depan mu dan kau tak boleh salah pilih. Salah satu atau kedua nya tidak sama sekali! "

" Jangan paksa aku untuk memilih! Aku menyayangi kedua nya. Chanyeol, cinta pertama ku. Dan Yifan Ahjussi …. "

Suara Baekhyun tercekat. Ia kesulitan bernafas, berbicara, atau pun melihat dengan jelas di saat yang bersamaan.

" Aku tak pernah berpisah dengan nya seumur hidup ku! Aku mau kedu―"

" Arrgghh! Kau tak akan pernah bisa membuat kesepakatan dengan 'satan' seperti ku. Kau akan menanggung akibat nya karena terlalu lama membuang waktu ku! "

Klik.

Makhluk itu menjentik kan jari nya. Seketika, tanah tempat Chanyeol dan Yifan berdiri tiba-tiba retak dan longsor, membuat kedua pria itu jatuh ke bawah laut. Baekhyun memekik tak berdaya.

" ANDWAAAEE!! "

" Kau sudah membuat pilihan mu sendiri. Salah satu atau kedua nya tidak sama sekali! "

Makhluk itu tertawa senang sebelum akhir nya benar-benar lenyap. Baekhyun, yang sangat lemas, menyeret tubuh nya untuk melongok ke arah laut yang sudah menelan tubuh Yifan dan Chanyeol, dua pria yang di kasihi nya. Laut yang tadi nya berwarna biru cerah telah berganti memerah sewarna darah. Namja mungil itu jatuh lemas dalam posisi bersimpuh di bibir tebing, menangisi penyesalan nya. Ia sudah kehilangan semua nya.

" Tonajima! Yifan Ahjussi! Chanyeol! ".

.

" Tonajima! Yifan Ahjussi! Chanyeol! "

" Hei,ireona! "

Ku rasakan ada yang mengguncang-guncangkan tubuhku. Aku pun segera membuka mata. Syukurlah, ternyata itu tadi seperti nya itu tadi seperti nya hanya mimpi. Semua yang terlukis buram dan menyakitkan tadi Cuma bunga tidur ku. Di hadapan ku, sosok yang sudah berhenti mengguncang bahu ku tengah menatapku khawatir.

" Yifan Ahjussi? Gomawo. "

Pria yang tujuh tahun lebih tua dari ku itu lalu menduduk kan ku dan menghapus keringat yang memenuhi wajah ku dengan belaian tangan nya yang terasa dingin.

" Sebenar nya kau mimpi buruk atau sedang mandi, sih? "

Kemudian, ia mengeluar kan senyum nya, tanda ia sudah kehilangan cemas nya.

" Yifan Ahjussi, "

Aku mulai membuka cerita,

" Mimpi ini benar-benar buruk. Aku bermimipi kalau aku, kau dan Chanyeol itu se …. "

" Stop! "

Larang Yifan sambil menempelkan telunjuk nya ke bibir ku.

" Jangan pernah mencoba mengingat hal yang membuat mu tersiksa. Itu hanya akan memperkuat memori buruk mu yang telah berlalu. "

Baiklah, ia mulai lagi. Mengganggu telinga ku dengan ceramahan nya.

" Kita di mana? Lalu mana Chanyeol? " potongku, mengacuhkan nya, berharap ia berhenti mengeluarkan petuah nya. Aku mulai memandangi sekeliling ku. Ruangan ini di dominasi oleh warna putih― tirai, bed cover, karpet, bantal, cat tembok, semuanya putih. Pemandangan kamar yang terasa sedikit asing untuk ku. Tapi, firasat ku mengatakan aku pernah ke tempat ini sebelum nya.

" Kau lupa kita sedang liburan di Jepang? Dan, siapa pula itu Chanyeol? Kita ke Jepang hanya berrdua. Ini rumah kita yang di Jepang. "

" Mwo? Chanyeol! Dia …., " aku berusaha mengingat, " namja pohon ku. Namja yang mempunyai pandangan mata yang sangat teduh. Dan dia sangat tinggi. Dia itu mempunyai sebuah dimple di pipi kiri nya dan super tampan. Aku ingat betul! " seru ku yakin. Samar-samar, aku mengingat detail rupa lelaki itu.

" Byun Baekhyun, dalam mimpi buruk mu kau masih sempat-sempat nya ya memikirkan namja tampan? "

Kulihat Yifan hanya tersenyum dengan tatapan meledek. Namun entah kenapa dan bagaimana bisa, aku melihat wajah nya kini bersinar lima kali lipat lebih terang dari biasa nya. Padahal, ia hanya memakai kemeja putih polos yang lengan nya di naik kan hingga ke siku dan mengenakan bawahan celanja jeans wara biru pudar.

' Kenapa Yifan Ahjussi tiba-tiba berubah jadi sangat tampan di mataku sekarang? Astaga, apa yang aku pikirkan?! Dia paman ku sendiri kan? Aigo Jinjja utginda! ( astaga! Ini sangat menggelikan! ) '

" kenapa kau menatap ku dengan tatapan penuh cinta seperti itu? " Tanya nya mengusik suara batin ku, menarik ku kembali ke alam nyata. Aku lebih memilih untuk tidak menjawab pernyataan nya dan membuang arah pandang ke jendela, menghindari ke gugupan ku. Tapi, sikap itu seperti nya justru membuat nya khawatir.

" kau tak sedang sakit, kan? "

Ku rasakan dua tangan dingin nya kembali menangkup pipi ku, membawa pandangan ku kembali pada sepasang mata nya yang sedang membulat penuh menatap ku.

" padahal kau tak demam. Tapi kenapa wajah mu memerah ya? "

" M.. molla. "

Jelas aku pura-pura tidak tahu. Aku segera melepas kan tangan dingin nya dan langsung duduk di tepi tempat tidur, di sisi Yifan Ahjussi. Aku yakin ia pasti bisa membaca gerak tubuh ku yang kini sedang kelihatan sangat gugup.

' Aku harus menyembunyikan nya! '

" A…aku yakin. Aku mengenal Chanyeol. Dangguniji! (aku berani bertaruh/sangat yakin) "

Ku alihkan arah pembicaraan nya yang selalu berusaha memojokkan ku itu. Tak berapa lama, ia memencet keras ujung hidung ku sambil tersenyum indah lagi. Tanpa kata-kata.

" Yifan Ahjussi. "

Aku lalu mengurungkan niat ku untuk mencubit dan menusuk pipi nya yang tirus dengan telunjuk ku seperti kebiasaan ku sebelum nya. Aku masih belum lupa jika wajah nya yang terlihat lima kali lipat lebih tampan tadi saja sudah mengganggu sistem kontrol wajah ku hingga memerah.

" Pokok nya sudah ku putuskan aku akan mencari tahu tentang Chanyeol sekarang. Aku akan berjalan-jalan sambil mengingat-ingat kembali! "

" Ya Byun Baekhyun! "

Yifan Ahjussi langsung mencekal tangan ku padahal aku sudah hendak berdiri meninggalkan nya.

" Aku akan menemani mu. Aku tak pernah meninggalkan mu kecuali saat kau ke toilet, tidur, ganti baju, dan saat belajar di sekolah. "

" Terserah kau sajalah, Uncle bodyguard. "

" Hah…. "

Ku dengar desahan dalam dan panjang dari napas Yifan Ahjussi yang berada di belakang ku. Beberapa detik kemudian, seperti nya ia bangkit dari tempat tidur ku tadi dan langsung membawa lari tangan ku duluan.

" Ya! Yifan Ahjussi, pelan-pelan! ".

.

.

" Baekhyun! Baekhyun! Kau sudah bangun, Nak? Kau mau ke mana? Hei! "

Seorang wanita paruh baya terlihat berlari dengan tergopoh-gopoh dan setengah berteriak memanggil Baekhyun dari dapur ketika melihat nya keluar dari kamar. Namja itu tak mendengar nya. Si wanita itu pun mengejar sampai ke depan teras rumah. Namun, ia sudah tak melihat Baekhyun di sekitar jalan yang ada di depan rumah.

" Baiklah. Mungkin sudah saat nya ia mencari udara segar. Lagi pula, sekarang tanggal 13 Agustus. Aku harus segera menyiapkan mukaebi (1) untuk perayaan Obon Matsuri (2). ".

.

.

" Lalalala…. "

Baekhyun berjingkat-jingkat kecil sambil bersenandung dengan riang di antara trotoar jalanan Jepang. Baekhyun yang berjalan di depan Ahjussi-nya kini berhenti sejenak untuk mengelus sebuah patung anjing keperakan yang cukup besar yang baru saja di lihat nya.

" kyeopta! "

Mereka berdua kini sedang berjalan melewati pintu keluar Hachiko (3) yang terletak di depan Shibuya Eki (4). Di lihat dari banyak nya orang yang berlalu lalang dan berkumpul membentuk grup pertemuan, Baekhyun jadi memahami arti Shibuya Eki yang di nobatkan sebagai salah satu penyeberangan umum tersibuk di dunia. Shibuya adalah salah satu distrik khusus di Prefektur Tokyo.

Baekhyun lalu melanjut kan langkah nya, memperhatikan banyak remaja seusia diri nya yang bebas mengekspresikan identitas berbusana di sepanjang jalanan Shibuya yang juga pusat budaya anak muda di Jepang. Tak lama, ia terlihat mengambil napas dalam-dalam dan menghembuskan nya perlahan sambil tersenyum.

" Jepang sungguh panas sore ini. Benar kan, Yifan Ahjuss ….. hei, apa itu awan? " tunjuk Baekhyun yang kaget sesaat setelah pandangan nya berbalik ke arah Yifan yang berjalan di belakang nya.

" yang ada di atas kepala mu itu! "

Mata Baekhyun langsung terbelalak saat menyadari diri nya melihat segumpal awan kecil berwarna putih cemerlang yang ada tepat di atas kepala Yifan.

" Mana? Kau salah lihat, " Yifan menampik dan membuyar kan sekumpulan awan putih yang ada di atasnya.

" tak ada apa-apa di atas sini. "

" Jinjja? "

Baekhyun memejamkan kedua mata nya, lalu mengucek kelopak mata nya dengan keras.

" Mungkin mulai sekarang aku harus pakai kacamata "

" Mungkin "

Baekhyun lalu membuka kedua matanya perlahan. Belum lama ia terpukau dengan benda serupa awan, kini ia menemukan hal lain yang sama menarik nya.

" hei! Sekarang dari mana kau dapat payung itu? "

Baekhyun lalu memicingkan mata nya ketika mendapati Yifan Ahjussi nya sekarang sudah memakai payung putih yang cukup besar.

" Magic, " jawab Yifan sambil menjentik kan jari nya dan tersenyum, membuat kedua tulang pipi nya terangkat naik.

" Mau bergabung? "

Baekhyun menggeleng sambil tersenyum

" Ani. Aku suka natsu ( musim panas )di Jepang. Kurasa sedikit mandi sinar matahari tak akan membunuh mu, Ahjussi. Kau sedikit berlebihan. Meski musim panas di jepang kali ini terasa lebih membakar dari musim panas di Korea "

Tak akan membunuh memang. Tapi cukup untuk memanggang kulit seseorang menjadi hitam.

Namun, Baekhyun tak terlalu memperdulikan fakta itu. Ia menyukai musim panas, terutama musim panas di Jepang yang seingat nya mempunyai banyak festival yang menyenangkan. Beberapa saat kemudian, Baekhyun menyadari sesuatu. Segera ia menghentikan langkah nya.

" Tapi kenapa tangan mu tadi sangat dingin, ya? Apa kau sakit, Yifan Ahjussi? "

Yifan berdehem beberapa kali hingga menemukan pita suara nya kembali.

" Sudah lama aku sakit. "

Ekspresi wajah Yifan terlihat mengeras. Ia lalu memijat pelipis nya sambil memejamkan mata.

" Penyakit tampan ku tak mau sembuh, Baekhyun-ah "

" Eh? "

Baekhyun lalu memalingkan wajah nya ke depan dan mulai berjalan riang lagi.

" Ada yang salah dengan pikiran mu, Yifan Ahjussi. "

Baekhyun lalu menelan ludah nya sambil menggigit bibir bawah nya.

" Apa nya yang salah? " desak Yifan sembari mengejar Baekhyun hingga mereka kini sejajar.

" Tak baik menggoda anak di bawah umur. Aku masih tujuh belas tahun. "

Baekhyun tertawa kecil sambil terus berjalan, menatap lurus ke depan.

" Lagi pula, aku merasa kalau Chanyeol itu benar-benar ada "

" Kau sudah cukup dewasa dan tak ada yang nama nya Chanyeol, Byun Baekhyun …. "

" Aku yakin dia ada. Coba aku cek ponsel ku "

Baekhyun lalu merogoh-rogoh saku celana skinny jeans nya yang berwarna biru dongker. Namun, ia hanya menemukan beberapa lembar won di saku nya.

" Mana ponsel ku ya? "

Yifan mendengus pelan, kemudian memutar-mutar payung yang tungkai nya di sandarkan nya di bahu lebar nya.

" Kau terhanyut terlali dalam melamunkan namja khayalan mu hingga uang won mu saja belum di kurs kan jadi yen "

Alih-alih merasa terganggu, Baekhyun selalu tak pernah menanggapi serius celotehan Yifan. Ia terbiasa menanggapi nya santai.

" Ah, itu ada money changer di seberang jalan sana. Aku tukar kan dulu. Kau mau ikut, Yifan Ahjussi? "

" Ku tunggu di sini saja "

Baekhyun mengangguk sekali, lalu meninggalkan Yifan yang lebih memilih bersandar di dekat sebuah pohon di tepi jalan dengan payung nya. Tak terasa mereka sudah berjalan cukup lama hingga mencapai kawasan Shibuya Cross. Baekhyun lalu langsung berlari ke bibir jalan dan berhenti sejenak di depan zebra cross sebelum memutuskan untuk menyeberang. Kendaraan merek dalam negeri mendominasi jalanan padat perempatan terkenal di Shibuya. Baekhyun menunggu bersama penyeberang lain yang jumlah nya mencapai ratusan, atau mungkin malah ribuan orang. Setelah memastikan lampu lalu lintas sudah menyala merah, Baekhyun menunggu di barisan terakhir. Ratusan bahkan mungkin ribuan pejalan kaki menghambur dari tiga sisi jalan dan bertemu dalam satu garis persimpangan. Baekhyun membiarkan para orang Jepang yang terlihat sibujk mendahului nya. Setelah agak sepi, Baekhyun mulai melangkahkan kaki nya. Namun baru dua langkah ia maju, tiba-tiba ada sebuah mobil yang melaju sangat cepat dan hampir menabrak nya. Lampu sudah menyala hijau tanpa sempat di sadari nya.

" Stoooopp….! "

Baekhyun berteiak sangat keras dan hanya mampu menutup mata nya seraya merentangkan kedua tangan nya kea rah depan. Ia memilih pasrah, menyerahkan diri nya pada waktu. Namun aneh nya, ia merasa tiba-tiba seperti ada sebuah guncangan yang menarik nya hingga terlempar mundur ke pinggir jalanan.

Dengan napas yang masih tersengal dan jantung berdegup terlampau kencang hingga membuat seluruh rongga dada nya sakit, Baekhyun lalu membuka mata nya perlahan. Ia terkejut menyadari fakta bahwa dia berada dalam dekapan kuat Yifan.

" Yifan Ahjussi.., kau tadi jadi perisai ku? Ahjussi gwaenchana? "

" Baboya! Kalau saja aku tak datang, kau sudah… Aish! "

Yifan lalu bangun dan melepaskan dekapan nya dari tubuh Baekhyun. Begitu kesal nya, ia pun langsung melangkah meninggalkan Baekhyun, mengambil payung putih besar nya yang terbalik di trotoar jalan raya dan memakai nya lagi sembari melanjutkan langkah nya, pergi semakin jauh meninggalkan Baekhyun sendiri.

" Yifan Ahjussi! Mianhae, hwa purejwo ( maafkan aku, jangan marah ) " pekik Baekhyun.

Belum sempat Baekhyun mengejar paman nya, beberapa orang datang mendekati Baekhyun. Salah seorang ibu paruh baya dari kerumunan itu tiba-tiba memeluk Baekhyun yang masih terduduk.

" Daijoubu desu ka? ( kau tak apa-apa? ) " Tanya seorang lelaki berumur yang memakai topi pet dan membantu Baekhyun untuk berdiri. Baekhyun pun menurut dan langsung berdiri perlahan.

" Nani ga itainda? ( Apa yang sakit? ) "

Ibu paruh baya yang tadi memeluk Baekhyun itu sudah tampak hampir menangis. Seperti nya sangat mengkhawatirkan keadaan Baekhyun sekarang.

" Gwaenchana… Ah, atashi…, daijoubu. Sumimassen deshita. Doumo arigatou. ( saya…, baik-baik saja. Maafkan saya…. Terima kasih banyak ) "

Baekkhyun lalu membungkuk kan badan nya beberapa kali, kemudian berlari, berusaha memperpendek jarak nya dengan Yifan.

" Yokattanda ne. ( syukurlah ) "

Seorang pria lain yang turut berkeumun tersenyum penuh kelegaan.

" Mata kondo motto ki o tsukete kudasai ii na ( lain kali lebih berhati-hati ) ".

.

.

To be continued .. ..

Mukaebi : api kecil di lluar rumah untuk menerangi jalan pulang bagi arwah leluhur

Obon Matsuri : festival pemanggilan arwah leluhur di Jepang. Festival biasa nya diadakan setiap tanggal 13-15 Agustus. Pada tanggal tersebut, orang Jepang percaya bahwa arwah leluhur akan pulang ke rumah. Untuk menyambut nya, mereka memasang lentera, menyalakan mukaebi, dan menyediakan sesajen.

Hachiko : patung monumental berbentu seekor anjing yang terletak di depan pintu keluar Shibuya Eki, Jepang.

Shibuya Eki : Stasiun kereta api di Shibuya.

A/N : hai! Cheonsa kim datang kembali dengan sebuah setori yang baru * padahal Why I'm Not sama Is It Real Love belum kelar* ini remake novel Guardian Cheonsa by Karina Citra Ayu. Entah kenapa aku jadi ke pengen nge remake :3. Aku harap kalian semua suka sama cerita ini dan jangan lupa Review *sengaja di Bold+italic+underline biar kalian semua yang nge view story ini, ga lupa buat nge review*

Oh iya, kalo ada arti nya udah fin buat part di bagian I nya *ngerti ga? Kalo ga ya gapapa*

LAST! REVIEW PLEASEEE

Sign

CheonsaKim13