Title: Setinggi Langit dan Bintang( Ten Yori Mo Hoshi Yori)

Rating : M / Yaoi

Genre: Ancient, Drama Fantasy/ Yaoi

Cast : Yunjae, 2U

Author: blueberrymilkshake aka fujoshinta aka dee

A/N: FF ini berasal dari komik Setinggi Langit dan Bintang karya Michiyo Akaishi. Ada yang mengenal komik beliau? Yang suka baca Hanalala mungkin pernah membaca Komik dengan judul Silent Eyes. Yup.. dia adalah Michiyo Akaishi. Akan tetapi ff yang saya buat ini adalah komik lama buatan beliau. Komik ini di rilis di Jepang pada tahun 1987 dan di rilis di Indonesia tahun 1993, kira-kira ada zaman saya masih duduk di kelas 4 SD. Agak susah memang komiknya di temukan mengingat sudah lama sekali, saya saja membacanya sewaktu duduk di kelas 1 SMU. Sudah sangat lama, tiba-tiba kepikiran untuk membuat ini meski harus memutar ingatan untuk mengingat adegan demi adegan komiknya, akan saya coba. Tetapi, mungkin akan ada yang tidak sama dengan komiknya. Oh iya, ini present of birthday for Kiki Pajama. Saengil Chukae dongsaengie

Prolog

Air

Suasana bahagia penuh dengan kehangatan keluarga masih terasa segar menari-nari di ruang memorinya yang menggunung itu. Coba saja sekarang ia katupkan kedua bola mata hitamnya secara perlahan adegan kemarin malam begitu ia ingat dengan baik, bagaikan gerakan slow motion sebuah film tergambar jelas menghiasi ruang dalam labirin otak nya yang tak pernah kusut ini. Ingin rasanya sehari saja otak nya tak bekerja dengan ingatan super kuat, ingin sehari saja ia tak ingat kejadian memilukan yang membuatnya ingin mengeluarkan butiran hangat di kelopak mata tajam miliknya. Kemarin malam tepatnya, sebelum kejadiaan memilukan itu terjadi masih teringat jelas ia masih berkejar-kejaran berebut kue beras bersama dongsaengie kecilnya yang masih berumur lima tahun di ruang makan. Langkah kaki adiknya yang pendek tentu saja tak mampu mengejar mensejajarkan diri dengan kaki panjangnya. Dengan sekali jangkauan tangannya yang lebih panjang dari milik adik kecil itu, dengan cepat kue beras berada dalam genggaman tangannya dan seketika dengan sekali lahapan kue beras tersebut masuk ke mulutnya.

Mulut penuh kue tersebut membuat pipinya menggembung di dua sisi kanan kirinya, menyeringai ke arah adiknya tanda kemenangan. Terlihat ekspresi marah akan kekalahan dongsaengie nya akan perebutan kue itu dengan bibir mengerucut sehingga bibir mungil adiknya itu lebih maju dari semula, lucu sekali! Setelah isi mulut nya yang berisi kue beras sudah di telan sempurna, dia menggoda lagi dengan menjulurkan lidah kearah adik lelaki kecil itu, membuat gurat kekesalan di wajah mungil adik yang berusia itu makin terlihat jelas. Dia sangat suka melihat kelucuan di wajah adiknya itu! Mempunyai adik di usia dia 15 tahun dulu, dengan wajah cukup manly dan terlihat dewasa untuk usianya saat itu, well setidaknya orang banyak mengira bahwa adik nya tersebut adalah anaknya sendiri bila ia membawa jalan-jalan adik kecil itu di usianya sekarang dimana wajahnya yang sekarang terlihat lebih tua dari umur yang masih 20 tahun ini. Lucu? Tidak juga. Dia menjadi lebih senang, sebab bisa mempermainkan adiknya seperti yang baru saja dilakukannya.

Selang beberapa menit kemudian terlihat seorang wanita setengah baya keluar lagi dari dapur membawa sayur mayur yang telah matang dan masih hangat. Wanita itu lalu menghidangkannya di meja makan, semua makanan tersebut merupakan kesukaan keluarganya. Wanita itu tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepala melihat putra sulungnya tak mau mengalah pada adiknya. Melihat semua makanan sudah terhidangkan di meja makan dengan bau yang mengundang siapa saja yang mengendus, mau tak mau dia menyudahi keisengan terhadap adiknya dan beranjak menuju meja makan. Setelah menyantap makanan yang super lezat itu, dan perut terisi kenyang appa nya dan dia sendiri masih beradu kepintaran dalam meja papan Igo berbentuk segi empat yang memiliki bidak berbentuk bulat dan yang memiliki dua warna yakni hitam dan putih. Sedangkan umma nya, setelah selesai dengan pekerjaan dapurnya segera menina bobokan sang adik di kamar atas. Adiknya itu masih tidur dalam satu kamar dengan umma dan appanya.

Apa itu catur igo? Catur igo adalah permainan catur kuno dari Jepang sejak zaman Heike sudah dipermainkan. Appa dan Haraboji nya sangat menyukai permainan catur ini sehingga sedari kecil ia sudah bercengkrama dengan permainan ini. Warna bidaknya adalah putih dan hitam berbentuk bulat seperti kancing pakaian sekolah SMU Jepang pada umumnya. Appa nya selalu bersikeras menggunakan bidak putih, sedangkan hitam selalu appanya menyuruh ia menggunakan bidak itu. Walau memiliki keuntungan setengah mata bagi yang memegang bidak hitam Appanya selalu saja kalah banyak yakni hampir dua setengah biji mata bidak darinya, membuat sang appa berjanji bahwa esok ia takkan kalah melawannya lagi. Saat itu ia hanya bisa tertawa lepas. Sudah sering ia mengalami kekalahan dahulu, membuatnya berpikir bagaimana mengalahkan appa nya itu.

Memang, permainan igo tidak terlalu di minati anak muda sekarang, tapi tidak untuk nya. Entah kenapa ia sangat menyukai permainan yang menguras otak itu. Apakah karena darah Jepang yang dimiliki umma nya sehingga ia tertarik dengan permainan orang tua tersebut? Atau ada sesuatu dalam diri nya yang sangat menyukai zaman lampau dimana igo merupakan permainan yang di lakukan oleh orang-orang hebat pada era zaman Minamoto no Genji. Minamoto no Genji atau yang terkenal dengan nama Shanao Yoshitsune, seorang pria hebat yang telah mengobrak abrik Heike.

"Aku tunggu kekalahan appa lagi besok," Masih tersenyum ia pun membereskan catur igo itu di bantu oleh appanya. Yah! Sang appa memang sekarang susah mengalahkan anak lelakinya ini yang memang sudah mendalami permainan catur dari Jepang itu secara serius sejak duduk di bangku SMP. Pertama kali ia mengalahkan appa nya di SMU kelas satu, sejak itu appanya tak pernah menang melawan dia yang sudah mahir itu.

Dahulu sebelum ia mengerti permainan bidak catur Jepang ini, ia selalu saja kalah melawan haraboji ketika beliau masih hidup tentunya dan bermain dengan appa nya juga dia tak pernah menang. Tapi, sekarang appa nya seperti kelihatan tak bisa mengalahkannya. Ini tentu saja disebabkan ia banyak belajar tentang permainan-permainan igo zaman Suzaku dulu. Berbagai teknik igo Suzaku telah ia pelajari dan ia terapkan dalam mengalahkan appanya. Sayang, ia tak pernah mau mengikuti turnamen-turnamen igo Jepang. Apakah di sebabkan ia separuh orang Korea? Bagaimanapun ia memiliki dua kewarganegaraan. Meskipun ia mengikuti marga appanya, dan walaupun sekarang ia ada di Jepang bukanlah Negara Korea yang merupakan tempat dimana ia telah lahir disana, rasa nasionalisme nya terhadap negaranya yang lain itu masih tinggi. Pekerjaan appa yang banyak di lakukan di Jepang membuat mereka jarang pulang ke Negara Appa nya tersebut. Untuk permainan catur igo ini sebenarnya kemampuan yang di miliki setara dengan Dan 7 seorang pemain igo tingkat national tapi ia lebih memilih untuk bermain dengan appa nya saja. Bagi dia sendiri, bermain igo lebih mengasyikkan dilakukan bersama keluarga.

Terlihat gurat lelah di mata appanya ketika ia tengah memasukkan biji bidak ketempat kantung yang ada di sebelah meja, tak ada hitungan detik lelaki setengah baya itu pun menguap. Ketika Appa menolehkan kepala kearah jam dinding yang bertengger manis disana, pria itu pun mengerti kenapa appanya tengah menguap. Waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam. Sudah waktunya beranjak menuju tempat tidur. Untuk pria setengah baya seperti appanya, memang di jam seperti ini akan cepat menjadi lelah. Tak jarang karenanya, mereka akan terbangun lebih awal pada dini hari dan tak bisa tidur lagi hingga matahari terbit.

"Sudah waktunya tidur. Besok kau juga harus masuk kuliah pagi bukan?" Ujar appanya setelah selesai membereskan meja catur igo mereka. Appanya berdiri dari duduk sambil mengusap-usap kepala putranya itu. Pria setengah baya itu melihat kearah akuarium. Hari ini ia teringat bahwa ikan-ikan tersebut belum di beri makan.

"Akh…Iya sebelum tidur beri makan ikan-ikan di akuarium itu ya! Dan besok aku akan mengalahkanmu." Ujar appanya tersenyum sambil berlalu dari ruang tamu tempat bertanding igo dengannya tersebut..

"Ne.. appa!"

Dia tersenyum sambil memandangi punggung appa nya yang tengah berjalan menuju tangga hingga siluetnya menghilang. Dengan segera pria itu mengangkat catur igo di meja dan menaruh di tempat penyimpanan igo. Tak lupa setelahnya ia memberikan makanan untuk ikan di akuarium persis seperti permintaan appanya tadi.

Benar- benar suasana yang menyenangkan dan kehidupan keluarga yang harmonis bukan? Bahkan ia tak pernah tahu bahwa malam itu adalah malam kebersamaan mereka terakhir. Semua itu karena kejadian malam tadi disaat mereka semua tidur terlelap. Saat itu ia terbangun tengah malam di sebabkan mimpi yang sangat aneh. Dia bermimpi tentang seorang pria yang sangat menarik. Rambutnya panjang halus, dengan pakaian zaman kerajaan-kerajaan yang sering ia tonton di televisi terpakai sempurna di tubuh kekar pria itu. Pria? Tentu saja itu aneh bukan? Seharusnya ia memimpikan seorang gadis. Bukan pria! Sungguh, akan tetapi sepertinya ia sangat mengenal orang itu dan sangat merindukan siluet orang yang ia lihat dalam mimpi tersebut. Akan tetapi disaat ia tengah memanggil dan menanyakan "siapa disana?" saat itu juga sosok pria itu menghilang. Ketika ia terbangun di sebabkan mimpi tersebut itulah, ia menemukan kejanggalan di apartemen yang tak besar ini. Bau asap dan api yang tengah menyala memenuhi apartemen mereka.

"Appa…Umma…Yonghwa ya..dimana kalian!" Teriaknya sambil keluar dari kamarnya yang berada di ruang bawah. Dia menjadi khawatir akan keadaan ketiga orang yang ia sayangi. Lalu ia berlari menuju tangga untuk membangunkan mereka, namun akses tempat ia menuju keatas yakni tangga, telah terkepung api. Dia berpikir mungkin appa dan umma nya sudah terbangun dan keluar. Yeah..ia hanya bisa berpikir positive saja.

Akhirnya ia berlari menuju ruang tamu namun disanapun terkepung api. Semua akses untuk keluar dari apartemen ini telah tidak ada. Semua area terkepung kobaran api yang membara, lidah api yang menjilat memenuhi tembok apartemen yang terdiri dari material beton dan kayu itu. Tempat ia berpijak terasa panas, seakan membakar tubuhnya. Padahal api belum menjilat tubuhnya.

"Tak adakah orang? Tolong akuuu!" Teriaknya setengah putus asa. Lidah api yang mengepung membuat asap berkabut menghalangi pandangannya. Nafas nya menjadi sesak di sebabkan asap yang masuk ke paru-paru, membuat ia terbatuk-batuk. Rasa perih akibat asap yang mengepul sepanjang tempat ia berpijak membuat mata tajam elangnya mengeluarkan butiran air mata. Dia tetap berusaha mencari jalan keluar dengan bermaksud menerjang api. Akan tetapi, sebuah balok besar jatuh persis di sebelah kakinya. Dia sudah tak bertenaga, sebab paru-parunya terasa sesak dengan asap api yang membara ini.

"Tidak..Aku tak boleh mati disini. Aku tak boleh mati. Air…Air…" Emosi nya membuat sesuatu dalam tubuhnya menyeruak. Di paksanya matanya yang perih menerawang sehingga ia menemukan akuarium yang berisi air. Setidaknya itu air bukan? Dia tak tahu, entah bagaimanapun juga..Air itu seperti hidup, bergulung keluar dari akuarium. Ikan-ikan yang berada disana jatuh ke lantai menggelepar. Air membentuk sebuah lingkaran menyelimuti tubuh itu. Setelah itu ia pun tergeletak tak sadarkan diri.

Menatap langit-langit putih rumah sakit, dia tak habis memikirkan kejadian ajaib yang dia alami dua malam ini. Ketika ia membuka mata, yang ia lihat hanya warna putih kembali. Tak ada perubahan apapun! Ini adalah hari kedua sejak kebakaran itu terjadi. Setiap ia menutup mata, bayangan ini terus saja menghantui kepalanya. Lewat suster jaganya di beritahukan bahwa dia adalah satu-satunya orang yang selamat dalam kebakaran yang terjadi di apartemen di Izu itu. Tempat terbakarnya apartemen itu, hanya tempat dimana ia ditemukanlah yang tak terbakar. Aneh? Tidak. Dalam ketidaksadarannya waktu itu, ia merasakan dingin terbungkus air. Yeah..Air telah menyelamatknnya dari kematian. Namun sekarang ia sendirian…

Suara ketukan pintu rumah sakit membuatnya menoleh kearah kiri di mana pintu kamar inapnya berada. Lewat pintu yang membuka itu ia melihat seorang lelaki tampan memasuki ruangannya. Cassanova kalau ia melihat pria itu. Meskipun ia seorang pria juga, tapi orang itu terlihat berbeda. Dia terlihat kuat, dan dengan kacamata hitam yang bertengger di dua mata indahnya menatap tajam ke arahnya. Pria itu melepas kacamata hitamnya, kesan ketampanan menjadi lebih terlihat jelas.

"Jung Yunho..," Orang itu memanggil namanya,

"Iya…,"

"Aku Park Yoochun…aku sepupumu dari Korea. Appa mu adalah kakak dari ibuku. Ketika melihat berita dua hari lalu chanel berita televisi Jepang dirumah, ibuku menyuruhku untuk menjemputmu. Kau akan tinggal diKorea bersamaku dan tentu saja orang tuaku yang akan membiayaimu mulai saat ini."

TBC

well just prolog. rencana mau saya discontinued ini ff. ini saya coba taruh yah disini. kalau banyak minat saya lanjutin. kalau tidak ada yang minat, yah seperti rencana awal, bakalan aku discontinued ^^

mari review is delicious